• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN

2.2. Pembelajaran

2.2.1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Rusman (2012: 323), pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran, sehingga siswa mampu mengaktualisasikan kemampuannya di dalam dan di luar kelas

Gagne (Siregar, 2010: 12), mendefinisikan pembelajaran sebagai pengaturan peristiwa secara seksama dengan maksud agar terjadi belajar dan membuatnya berhasil guna. Sementara Winkel (Siregar, 2010: 12), mendefinisikan pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa. Pada pengertian lainnya, Winkel mendefinisikan pembelajaran sebagai pengaturan dan penciptaan kondisi-kondisi ekstrim sedemikian rupa, sehingga menunjang proses belajar siswa dan tidak menghambatnya.

Berdasarkan beberapa pengertian pembelajaran tersebut, maka dapat diartikan bahwa pembelajaran merupakan upaya sadar dan disengaja, pembelajaran harus membuat siswa belajar. Tujuan pembelajaran harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan. Pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses, maupun hasilnya. Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari

motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang sesuai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.

Menurut Suprijono (2009: 13), pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Perbedaan esensiil istilah ini dengan pengajaran adalah pada tindak ajar. Pada pengajaran guru mengajar, peserta didik belajar, sementara pada pembelajaran guru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru mengajar dalam perspektif pembelajaran adalah guru menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didiknya untuk mempelajarinya. Subjek pembelajaran adalah peserta didik, pembelajaran berpusat pada peserta didik, pembelajaran adalah dialog interaktif. Terkait dengan pendapat dari Suprijono, menurut Hasanah (2012: 85), istilah pembelajaran merupakan perkembangan dari istilah pengajaran. Pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh seorang guru atau yang lain untuk membelajarkan siswa yang belajar.

Berdasarkan pengertian dari para ahli tersebut, dapat dikatakan bahwa pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Pada konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi

perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja.

Husamah dan Setyaningrum (2013: 100), menyatakan proses pembelajaran merupakan interaksi antara peserta didik dan guru dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara bersama-sama. Jadi pembelajaran dalam suasana interaksi edukatif, yaitu interaksi yang sadar akan tujuan, artinya interaksi yang telah dicanangkan untuk suatu tujuan tertentu. Pendapat ini sesuai dengan Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu,

“pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya

meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran”.

Jadi dapat diartikan bahwa dalam proses pembelajaran terjadinya perilaku belajar pada peserta didik dan perilaku mengajar pada pihak guru tidak berlangsung satu arah, melainkan harus terjadi secara timbal balik (interaksi dua arah dan multi arah). Kedua belah pihak tersebut harus berperan secara aktif. Guru dan siswa terlibat aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan di dalam kelas. Pembelajaran merupakan setiap kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks kegiatan belajar mengajar.

Siregar (2010: 14), mengemukakan bahwa istilah “pembelajaran” (instruction)

lebih luas daripada “pengajaran” (teaching). Pembelajaran harus menghasilkan belajar pada peserta didik dan harus dilakukan suatu perencanaan yang sistematis, sedangkan mengajar hanya salah satu penerapan strategi pembelajaran diantara strategi-strategi pembelajaran yang lain dengan tujuan utamanya menyampaikan informasi kepada peserta didik. Paradigma pendidikan telah bergeser dari yang semula (teacher-centered) kepada (student-centered).

Berdasarkan uraian tersebut, bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, secara umum pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Jadi dengan kata lain, dalam proses pembelajaran guru harus dapat menggunakan model-model dan pendekatan mengajar yang dapat menjamin pembelajaran berhasil sesuai yang direncanakan.

Definisi lain pembelajaran dari Sagala (2013: 61), ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Jadi, dapat dikatakan dalam hal ini peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi, melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar agar proses belajar lebih memadai.

Menurut Tasrif (2008: 104), istilah pembelajaran merupakan padanan dari kata dalam bahasa Inggris in-struction, yang berarti proses membuat orang belajar. Tujuannya ialah membantu orang belajar, atau memanipulasi (merekayasa) lingkungan sehingga memberi kemudahan bagi orang yang belajar.

Jadi pembelajaran adalah usaha yang dilakukan oleh pendidik atau orang dewasa lainnya untuk membuat peserta didik atau seseorang dapat belajar dan mencapai hasil belajar yang maksimal melalui pemanfaatan sumber-sumber belajar.

Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu: Pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berfikir. Kedua, dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri (Sagala, 2013: 63).

Pada konteks tersebut, maka pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu, suatu proses yang sistematis. Belajar adalah suatu proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebisaaan, kecakapan, bertambah dan berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain.

Bertitik tolak dari pendapat para ahli tersebut, berkaitan dengan penelitian ini bahwa melalui pembelajaran yang dilaksanakan secara sengaja, terarah dan terencana, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali, maka siswa dapat aktif selama proses pembelajaran dan berlangsung dalam kondisi yang menyenangkan. Salah satu cara agar siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, guru sebaiknya menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Karena sebagai fasilitator, guru menyediakan fasilitas pedagogis, psikologis, dan akademik bagi pengembangan dan pembangunan struktur kognitif siswanya. Selain itu, guru harus mampu membangun lingkungan pembelajaran yang kondusif bagi terselenggaranya pembelajaran yang aktif. Jadi dengan kata lain, guru wajib dan harus menguasai teori pendidikan dan metode pembelajaran serta ahli dalam penguasaan bahan ajar agar pembelajaran berjalan aktif dan lancar. Guru harus dapat menciptakan, mengatur, dan mengkondisikan kelas, sehingga dapat menunjang proses belajar dan pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan yaitu meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan kerjasama siswa dengan menerapkan model cooperative learning time token Arends.