• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Ropert C. Lodge (1974) mengatakan bahwa pendidikan menyangkut seluruh pengalaman.1 Ada beberapa pandangan tentang pendidikan agama Islam, Pendidikan agama Islam sebagai proses belajar mengajar tentang kepercayaan dan cara hidup orang/masyarakat.2 Pendidikan agama Islam adalah usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagaman subjek didik agar lebih mampu memenuhi, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam.3 Dalam kurikulum pendidikan agama Islam (2002) juga dijelaskan tentang pendidikan agama Islam yaitu upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.4

Sikap keagamaan adalah suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkahlaku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap

1 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bamdung: Remaja Rosdakarya:2008), Cet. 10, h. 163

4 Jasa Ungguh Muliawan, Pendidikan Islam Integratif ('Vogyalcarta: Pustalca Pelajar, 2005), Cet.l, h.228

3 Achmadi, Ideology Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), Cet.2, h.29 4 Majid, Dian, Pendidikan agama Islam Berbasisi Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. 2. h. 130

agama. Pendidikan keluarga adalah pendidikan yang berlangsung dalam keluarga yang dilaksanakan oleh orang tua sebagai tugas dan tanggungjawab dalam mendidik anak dalam keluarga.5

Dari berbagai uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk menyiapkan peserta didik untuk menyakini, memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt. dan berakhalak mulia dalam kehidupannya.

Perkembangan agama pada masa anak, terjadi melalui pengalaman hidupnya sejak kecil, dalam keluarga, disekolah dan dalam masyarakat. Semakin banyak pengalaman yang bersifat agama(sesuai dengan ajarannya), akan semakin banyak unsur agama, maka sikap, tindakan, kelakuan dan caranya menghadapi hidup akan sesuai dengan ajaran agam a6 Dengan demikian fungsi pendidikan agama Islam adalah sebagai jalur pengintegrasian wawasan agama dengan bidang-bidang studi (pendidikan) yang lain.7

Selain itu fungsi agama dalam kehidupan individu menurut Jalaluddin adalah sebagai suatu sistem nilai yang memuat norma-norma tetentu.8

Pendidikan agama Islam memelihara anak-anak, supaya tidak menuruti nafsu yang murka dan menjaga mereka supaya jangan jatuh kelembah kehinaan dan kesesatan. Dengan demikian pendidikan agama Islam dalam keluarga sangat berperan

5 Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak, (Jakarta, Rineka Cipta, 2004), Cet. 1, h. 2

6 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (JCet. h. 55

manusia (bayi) ialah kalimat tentang keesaan Allah Swt. dan kesaksian bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah Swt..

2. Memberi Nama Yang Baik

Ahmad Tafsir memberikan penjelasan pada kita bahwa “nama bersangkutan dengan harga diri”.22 Orang yang memiliki nama yang jelek dapat merasa rendah diri dalam pergaulan atau dapat dikatakan anak tersebut kurang percaya diri. Jadi orang tua hendaknya memberi nama yang baik pada anak-anaknya serta panggillah ia dengan sebutan yang baik.

3. Mengkhitan Anak

Dalam pendidikan, khitan membedakan jenis kelamin yaitu antara laki-laki dengan perempuan dan juga membedakan antara muslim dengan non muslim.

Ahmad Tafsir menjelaskan pengaruh khitan pada pendidikan anak dapat dilihat pada pengaruh khitan, yaitu:

a. Anak dilatih mengikuti ajaran nabi

b. Khitan membedakan pemeluk Islam dengan pemeluk agama lain c. Khitan merupakan pengakuan penghambaan manusia terhadap Tuhan

d. Khitan membersihkan badan, berguna bagi kesehatan serta dapat memperkuat syahwat.23

22 Ibid

23 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya:2001), Cet. 4, h. 171

C. Pola Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga

Pola diartikan sebagia bentuk/struktur yang tetap.24 Ada berbagai macam cara/metode yang dapat digunakan orang tua dalam memberikan pendidikan agama Islam terhadap anak-anaknya. Pola pendidikan agama dalam Islam pada dasarnya mencontoh pada perilaku nabi Muhammad S.A.W., dalam membina keluarga dan sahabatnya. Karena segala apa yang dilakukan nabi merupakan manifestasi dari kandungan al qur’an. Adapun dalam pelaksanaannya, nabi memberikan kesempatan pada para pengikutnya untuk mengembangkan sendiri selama orang tesebut tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip pelaksanaan pendidikan yang dilakukan oleh nabi.

Muhammad Qutb memberikan gambaran tentang teknik dalam pola pendidikan anak yaitu “dengan melakukan pendidikan melalui keteladanan, teguran, hukumn, cerita-cerita, pembiasaan dan pendidikan melalui pengalaman-pengalaman kongrit”.25

1. Pendidikan melalui teladan

Yaitu suatu pola pendidikan dengan cara memberikan contoh yang baik kepada anak, baik dalam ucapan maupun perbuatan

24 Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak, (Jakarta, Rineka Cipta, 2004), Cet. 1, h. 2

2. Pendidikan melalui Teguran/nasehat

Ayah dan ibu tidak pemah mencuri, atau tidak pernah berbohong apalagi bersikap kasar tetapi anak kadang-kadang bias bergerak untuk mencuri, berbohong dan bersikap kasar karena berbagai factor dalam diri anak. Oleh karena itu anak memerlukan nasehat yang halus, lembut tetapi berbekas yang bias membuat anak kembali baik dan tetap berakhlak mulia.

3. Pendidikan melalui Teguran

Apabila pola keteladanan dan nasehat dalam pendidikan anak belum berhasil, maka harus ada tindakan yang tegas yang dapat meletakkan persoalan ditempat yang benar. Hukuman disini bias berupa ancaman yang bertingkat dari ancaman yang ringan pada yang berat atau menakut-nakuti dengann adanya kehidupan yang lain yaitu pembalasan di akhirat.

4. Teknik pendidikan dengan Cerita

Cerita mempunyai daya tarik yang dapat menyentuh perasaan. Orang tua dapat mendidik anak mereka dengan bercerita tentang kisah-kisah yang ada dalam al qur’an maupun cerita tentang sejarah-sejarah Islam yang dapat mendidik anak, naik mental maupun hati. 26

D. Perilaku Disiplin Siswa di Sekolah

Kata disiplin dalam kamus bahasa Indonesia berarti latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib (sekolah).27 Berdisiplin berarti mentaati tata tertib, atau ketaatan pada aturan dan tata tertib. Disiplin di sekolah berarti mentaati tata tertib yang ada di sekolah baik di lingkungan sekolah maupun saat di dalam kelas. Menurut Marilyn E. Gootman, Ed. D., disiplin akan membentuk anak untuk mengembangkan kontrol dirinya, dan membantu anak mengenali perilaku yang salah lalu mengoreksinya.28 Disiplin dimulai sejak anak mulai bisa merangkak atau usia balita.29

Disiplin belajar adalah melakukan kegiatan atau aktivitas rutin seperti belajar dengan sungguh-sungguh penuh dengan ketekunan dan cara belajarnya yang baik membawa hasil yang memuaskan.

Dari beberapa uraian di atas penulis akan menuliskan beberapa dari kriteria disiplin siswa di sekolah yang telah ditetapka oleh Kepala Sekolah Dasar Negeri Manggihan tertanggal 16 Agustus 2002, baik yang secara tertulis maupun tidak yang menyangkut disiplin dalam belajar dan disiplin selama di lingkungan sekolah sebagai berikut:

27 W.j.s. poerwadarminta(kamus umum bahasa indonisia)cet-VII 1984 balai pustaka 28 Imam Ahmad Ibnu Nizar, Membentuk dan meningkatkan Disiplin Anak Sejak Dini, (Jogyakarta:Diva Press:2009), Cet. 1, h. 22

29 Sylvia Rimm, Mendidik dan Menerapkan Disiplin Pada Anak Prasekolah, ^Jakarta:Gramedia Pustaka: 2003), Cet. 1, h. 48

1.Siswa wajib mengenakan pakaian seragam sekolah yang sopan dan rapi sesuai yang telah ditentukan pihak sekolah.

2.Siswa dilarang berkuku panjang, mengecat rambut dan kuku serta dilarang bertato dan bermake up.

3.Siswa wajib hadir di sekolah sebelum bel masuk, serta pada waktu pulang sekolah siswa diwajibkan langsung pulang ke rumah kecuali yang mengikuti kegiatan ekstra kurikuler.30

4.Siswa wajib mengikuti pelajaran di kelas

5.Siswa wajib melaksanakan tugas yang berhubungan dengan pelajaran maupun tugas diluar jam pelajaran yang sudah menjadi kesepakatan.

6.Setiap siswa wajib mengikuti upacara bendera

7. setiap siswa harus berbicara dan bertingkah laku yang sopan baik terhadap guru maupun sesama siswa.

Berangkat dari uraian di atas, kedisiplinan tidak datang begitu saja namun diperlukan adanya latihan-latihan dan pembiasaan, sehingga perilaku disiplin itu tidak dipandang sebagai beban, namun dianggap sebagai kebutuhan.

Orang tua sebagai pendidik yang pertama dan yang paling utama harus menanamkan sikap dan perilaku disiplin pada anak sedini mungkin. Sehingga apabila anak sudah terjun di lingkungan sekolah, ia tidak merasa kesulitan untuk mematuhi segala tata tertib yang ada disekolah.

24

BAB m

HASIL PENELITIAN A. G am baran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian

1. Sejarah berdirinya Sekolah Dasar Negeri Manggihan

Sekolah Dasar Negeri Manggihan berdiri pada tahun 1962 di atas tanah seluas 436 m2 milik pemerintah dengan perbatasan desa sebagai berikut:

a. Sebalah Utara : Desa Polobogo b. Sebalah Selatan : Desa Getasan c. Sebalah Timur : Desa Sumogawe

d. Sebalah Barat : Desa Getasan dan Desa Gedong

Awalnya, Sekolah Dasar Negeri Manggihan bernama Sekolah Rakyat, namun pada tahun 1984 berubah nama menjadi Sekolah Dasar N e g eri, yang terletak di dusun Manggihan Rt 01/01 desa Manggihan kecamatan Getasan kabupaten semarang. Sekolah Dasar Negeri Manggihan memiliki siswa sebanyak 124 orang dengan jum lah guru agama sebanyak 1 orang. Sekolah ini beralamat di Dusun Manggihan, Desa Manggihan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

Subyek penelitian ini adalah siswa Sekolah Dasar Negeri Manggihan kecamatan Getasan kabupaten Semarang.

2. Keadaan Tenaga Pendidik dan Karyawan

Sekolah Dasar Negeri Manggihan memiliki tenaga kependidikan sebagai berikut1: Kepala sekolah : 1 orang

Tenaga Guru : 9 orang Penjaga : 1 orang

Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat dalam tabel berikut:

Data Guru dan Karyawan Sekolah Dasar Negeri Manggihan kecamatan Getasan Kabupaten Semarang2

Tabel 1

DATA GURU / PENJAGA

Agama Ijazah Jabatan

No. Nama L/P

1. Agustinus Wardi, SPd L Kristen SI 2002 KS 2. Lestri Bowoningsih P Kristen SPG 1979 GK

3. Sulamo L Kristen DII2001 GK

4. Rokhani L Islam D I I 1999 GK

5. Totok Yuni Prihantoro L Islam D I I 1998 GK

6. Suryono L Islam SI 1996 GOR

7. Sriyatno L Kristen DII 2007 GK

8.. Tri Wahyuni, A. Ma P Katolik D I I 2008 GK

1 Agustinus Wardi, Kepala Sekolah, Wawancara Pribadi, Sekolah Dasar Negeri Manggihan kecamatan Getasan Kabupaten Semarang, tgl 29 Mei 2010

9. Suwardi L Islam D I I 2005 Mapel

10.

Sita Eni

Suwartiningrum

P Islam D II 2007 Mapel

11. Ngatimin L Islam SLTA

Penjaga Sekolah

3. Keadaaan siswa

Siswa Sekolah Dasar Negeri Manggihan berjumlah 124 siswa, seperti yang ada dalam tabel berikut:

Tabel 2

No. Tingkat

Jumlah Jenis kelamin Tingkat L P Jml 1. I 1 14 10 24 2. II 1 8 7 15 3. III 1 7 11 18 4. IV 1 9 9 18 5. V 1 13 12 25 6. VI 1 9 15 24

4. Sarana Pendidikan

Sarana dan prasarana pendidikan yang ada di Sekolah Dasar Negeri Manggihan, dapat dilihat melalui tabel di bawah ini:

Tabel 3

No. Nama Jumlah Keterangan

1. Ruang Kelas 6 ruang Layak pakai

2. Ruang kantor 1 ruang Layak pakai 3. Perpustakaan 1 ruang Layak pakai

4. UKS 1 ruang Layak pakai

5. Tempat Olahraga 1 ruang Volly Bali & Tenis 6. kamar Mandi&WC 1 ruang Layak pakai 7. Tempat Parkir

-8. Lapang Upacara 1 ruang Layak pakai

5. Struktur Organisasi Sekolah Tabel 4

B. Penyajian Data 1. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara melakukan sesuatu kegiatan untuk mencari, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporan.3 Adapun metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif, yaitu data tentang fenomena yang hanya bisa dijelaskan dan ditransformasikan keangka, suatu metode penelitian yang berusaha untuk menyajikan data dan fakta-fakta yang sesungguhnya tentang Hubungan Pola Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Dengan Perilaku Disiplin Siswa di Sekolah, dengan menyebarkan angket pada responden di tempat diadakannya penelitian.4

Dalam menyusun skripsi, penulis menggunakan metode diskriptif analisis yang didasarkan pada data atau informasi yang diperoleh melalui penelitian sebagai berikut:

a. Mengumpulkan data-data dengan jalan meneliti langsung ke obyek yang bersangkutan(turun lapangan)

b. Mengumpulkan data-data dan fakta-fakta dengan meneliti dari beberapa buku yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas.

3 Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian,, (Jakarta: Bumi Aksara:2009), Cet. 10, h. 1

Adapun teknik penulisan skripsi ini, penulis menggunakan pedoman yang menjadi standar dan sudah dibukukan oleh Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga,

2010

.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.5 Sedangkan menurut Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.6 Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.7 8 Atau sampel adalah

o sebagian atau wakil populasi yang dimiliki.

Dalam penelitian ini untuk menjangkau keseluruhan dari obyek tersebut tidak mungkin dilakukan. Untuk mengatasinya diperlukan teknik sampling yaitu teknik pengambilan sampel,9 atau prosedur untuk mendapatkan dan mengumpulkan karakteristik yang berada didalam populasi meskipun data itu tidak diambil secara keseluruhan melainkan hanya sebagian saja dan bagian dari populasi tersebut disebut sampel yang dianggap dapat mewakili populasinya.10

Dalam hal ini populasi yang penulis ambil adalah siswa Sekolah Dasar Negeri Manggihan kecamatan Getasan kabupaten Semarang yang berjumlah 124 siswa.

5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta: 2002) h. 130

6 Sugiyono, Metodologi Penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta:2010), Cet. 10, h. 80

7 Ibid h. 81

8 Suharsimi Arikunto op. Cit, h. 131 9 Ibid h. 81

Sedangkan sampel sebanyak 26,5% dari populasi, yaitu 20 siswa, dengan menggunakan random sampling yaitu teknik pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.10 11

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan berbagai macam metode dan teknik pengumpulan data yang tepat. Tujuannya agar diperoleh data yang obyektif. Adapun teknik pengumpulan data tersebut antara lain:

a. Penelitian kepustakaan

Setiap penelitian ilmiah akan banyak bersandarkan dan ketergantungan kepada kepustakaan.12

Dan seperti yang dimaklumi bahwa hasil penelitian yang sudah ada belumlah bersifat final, artinya masih terbuka kesempatan bagi orang lain untuk mengoreksi dan bila perlu menguji kembali hasilnya agar ada kesempurnaan.13 Untuk dapat mempersoalkannya harus betul-betul mendalami mengenai tulisan- tulisan dari kepustakaan.

Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, dan meneliti berbagai buku yang berhubungan dengan

10 Suharsimi Arikunto, loc. Cit

11 Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian,, (Jakarta: Bumi Aksara:2009), Cet. 10, h. 111

masalah yang akan penulis bahas. Penelitian kepustakaan yakni untuk memperoleh bahan-bahan dan konsep yang berkaitan dengan kajian teori,

b. Penelitian Lapangan

Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan penelitian lapangan terhadap obyek yang akan dituju untuk memperoleh dan mengumpulkan data-data yang diperlukan. Penelitian lapangan ini bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan sesuatu unit sosial, individu, kelompok, lembaga dan masyarakat. Penelitian lapangan yakni mengadakan riset lapangan tempat penulis mengadakan penelitian tersebut dengan tujuan memperoleh data secara kongkrit.

Untuk memperoleh data yang obyektif berdasarkan kebenaran yang terjadi di lapangan, penulis nanti akan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, diantaranya:

1) Observasi

Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.14 Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejhala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan. Observasi sebagai alat pengumpulan data dapat dilakukan secara spontan dapat pula dengan daftar isian yang telah disiapkan sebelumnya. Pada

14 Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian,, (Jakarta: Bumi Aksara:2009), Cet. 10, h. 70

dasarnya teknik observasi digunakan untuk melihat atau mengamati perubahan fenomena sosial yang tumbuh dan berkembang yang kemudian dapat dilakukan penilaian atas perubahan tersebut.

Observasi sebagai alat pengumpulan data harus sistematis artinya observasi serta pencatatannya dilakukan menurut prosedur dan aturan-aturan tertentu sehingga dapat diulangi kembali oleh peneliti lain. Selain itu hasil observasi harus memberi kemungkinan untuk menafsirkannya secara ilmiah.

Metode observasi hendaknya dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat diuji validitas dan reabilitasnya. Karena itu observasi harus sistematis agar dapat dijadikan dasar yang cukup ilmiah untuk generalisasi.

Tujuan observasi variabel- variabel yang akan diselidiki harus dinyatakan secara eksplisit, konsep-konsep yang diselidiki harus dirumuskan setajam mungkin. Tujuan yang jelas dapat memusatkan perhatian kepada hal-hal yang relevan. Tujuan yang jelas mengarahkan dan memusatkan penelitian kepada apa yang harus diamatinya, siapa yang akan diamatinya keterangan apa yang perlu dikumpulkannya.

Dengan observasi kita ingin mengetahui kebenaran pandangan teoritis tentang masalah yang kita selidiki dalam hubungannya dengan dunia kenyataan. 2) Wawancara

Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan. Tujuan wawancara

ialah untuk mengumpulkan informasi dan bukannya untuk merubah ataupun mempengaruhi pendapat responden.15 Wawancara yaitu suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi dari responden. Dalam wawancara pertanyaan dan jawaban diberikan secara verbal, biasanya komunikasi ini dilakukan dalam keadaan saling berhadapan, namun komunikasi dapat juga dilaksanakan melalui telepon, sering juga interviu dilakukan antara dua orang tetapi dapat juga sekaligus diinterviu dua orang atau lebih.

4.) Angket

Angket adalah suatu daftar yang bersisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti.16 Untuk memperoleh informasi yang relavan dengan tujuan penelitian dan memperoleh informasi mengenai suatu masalah secara mutlak.17

4. Tehnik Analisa Data

Agar data yang terkumpul dapat terbaca dan penelitian ini dapat dipercaya, maka data tersebut harus dianalisis sehingga diperoleh kesimpulan. Adapun teknik analisa data yang digunakan adalah deskriptif analisis karena data yang diperoleh dalam penelitian ini lebih banyak bersifat kualitatif maka dengan sendirinya dalam penganalisaan data-data penulis lebih banyak menganalisa.

15 Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian,, (Jakarta: Bumi Aksara:2009), Cet. 10, h. 83

16 Ibid, h. 76 17 Ibid, h. 77

Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi.18 Ia juga bersifat komperatif dalam korelatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk pemecahan masalah secara sistematis dan faktual mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi.19

Metode analisa data yang digunakan adalah: a. Analisa Kualitatif

Analisa kualitatif dilakukan terhadap data baik berupa data kualitatif maupun data kuantitatif. Data kualitatif di kemukakan dalam bentuk kalimat sehingga nantinya dapat diambil kesimpulan. Yang dianalisa adalah data tentang Hubungan Pola Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Dengan Perilaku Disiplin Siswa yang bersumber dari observasi, wawancara dan angket.

b. Analisa Kuantitatif

Metode kuantitatif dapat berperan penting didalam suatu analisis, metode kuantitatif disebut juga dengan metode statistik.20 Kuantitatif adalah data tentang fenomena yang hanya bisa dijelaskan dan ditransformasikan keangka.

18 Ibid, h. 44 19 Ibid, h. 44 20 Iblid, h. 156

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode statistik analisis korelasi, yaitu suatu teknik untuk menentukan sampai sejauh mana terdapat Hubungan antara dua variabel,21 yaitu variabel Hubungan Pola Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Dengan Perilaku Disiplin Siswa

Untuk data kuantitatif penulis menggunakan perhitungan prosentase dari hasil angket. Hasil penelitian disajikan dengan menggunakan frekuensi distribusi dan prosentase.

Tabel 5

Daftar nama siswa tentang Pola Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga

N o. Nama Jenis Kelamin

L/P 1 Ngadiyono L 2 Slamet, P. L 3 Heri Wisudawan L 4 Febriana Ika, S. P 5 Liska, I P 6 Sariyadi L 7 Risky, S.. L 8 Nur w andari P 9 Sri Lestari P 10 Septiani P 11 Siwan L 12 L ilis Kamelia P 13 Nurochim L 14 Basuki L 15 Warti P 16 Sangkan L 17 Dina A. C. P 21 Ibild, h. 156

No. Nama Jenis Kelamin L/P 18 Solikin L 19 Sri Yanti P 20 Sulistyningsih P Tabe 16

Daftar nama siswa tentang Perilaku disiplin Siswa di Sekolah

N o. Nama Jenis Kelamin L/P 1 N gadiyono L 2 Slamet, P. L 3 Heri Wisudawan L 4 Febriana Ika, S. P 5 Liska, I P 6 Sariyadi L 7 Risky, S.. L 8 Nur wandari P 9 Sri Lestari P 10 Septiani P 11 Siwan L 12 Lilis Kamelia P 13 Nurochim L 14 Basuki L 15 Warti P 16 Sangkan L 17 Dina A. C. P 18 Solikin L 19 Sri Yanti P 20 Sulistyningsih P

40

BAB IV

Dokumen terkait