• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN POLA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA DENGAN PERILAKU DISIPLIN SISWA DI SEKOLAH (STUDI KASUS DI SDN MANGGIHAN KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010) - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN POLA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA DENGAN PERILAKU DISIPLIN SISWA DI SEKOLAH (STUDI KASUS DI SDN MANGGIHAN KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010) - Test Repository"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN POLA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

KELUARGA DENGAN PERILAKU DISIPLIN SISW A DI SEKOLAH

(Studi Kasus di SDN M anggihan Kecamatan G etasan K abupaten Sem arang Tahun 2010)

S K

R

I P S I

D iaju k an u n tu k M em p e ro leh G elar S a rja n a P e n d id ik a n Islam

Oleh:

SUW ARDI

NIM: 11408129

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(2)
(3)

KEMENTERIAN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

Jin. Tentara Pelajar No. 2 Telp. 23433. 23706 Kode Pos 50721 Salatiga

Website: www.stainsalatiga.ac.id E-mail:administrasifajstamsalatiga.ac.id

PENGESAHAN

Skripsi Saudara Suwardi dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408129 yang berjudul Hubungan Pola Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Dengan Perilaku Diiplin Siswa di Sekolah (Studi Kasus pada Sekolah Dasar Negeri Manggihan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang) telah dimunaqosah dalam Sidang Panitia Jurusan Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada hari Sabtu, 28 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I).

Salatiga, 18 Romadhon 1431 28 Agustus 2010

Dewan Penguji

Drs. A. Bahrudin, M. Ag. NIP 19531223 198203 1 005

(4)

KEM ENTERIAN AGAMA

SEKOLAH TIN G G I AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

Jin. Tentara Pelajar No. 2 Telp. 23433. 23706 Kode Pos 50721 Salatiga

Website: www.stainsalatiga.ac.id E-mail:administrasi@stainsalatiga.ac.id

DEKLARASI

Bismillahirrohmanirrohim

Dengan penuh kejujuran dan tanggungjawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah iterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yng dijadikan bahan rujukan.

Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atu pikiran-pikiran orang lain diiur referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan siding munaqosah skripsi.

Salatiga, 09 Agustus 2010 Peneliti

(5)

#

KEM ENTERIAN

AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

Jin. Tentara Pelajar No. 2 Telp. 23433. 23706 Kode Pos 50721 Salatiga

Website: www.stainsalatiga.ac.id E-mail:administrasi@stainsalatiga.ac.id

Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

Bersama ini kirimkan Skripsi mahasiswa: Nama : SUWARDI NIM : 11408129

Program Studi: Pendidikan Agama Islam

Judul : Hubungan Pola Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Dengan Perilaku Disiplin Siswa di Sekolah Dasar Negeri Manggihan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Untuk diujikan dalam Sidang Munaqosah Skripsi.

Demikian untuk menjadikan periksa.

Salatiga, 09 Agustus 2010

(6)

M OTTO

(Dengan iCmu hidup menjadi maju, dengan seni hidup

menjadi indah, dan dengan agama hidup menjadi

6ermahm.

(7)

PERSEMBAHAN

Untuk Orang tuaku tercinta, kakak dan adikku tersayang, para dosen-dosenku,

saudara-saudaraku, sahabat-sahabat seperjuanganku, dan teman-teman spesialku yang

(8)

ABSTRAK Suwardi

11408129

Hubungan Pola Pendiodikan Agama Islam Dalam Keluarga Dengan Perilaku Disiplin Siswa di Sekolah.

Pola pendidikan agama Islam dalam keluarga sangat besar pengaruhnya dalam perkembangan jiw a anak, apabila orang tua salah mendidik maka anak pun akan mudah terbawa arus kepada hal-hal yang tidak baik, maka dengan adanya Pola masing-masing hendaknya orang tua saling melengkapi sehingga dapat membentuk keluarga yang utuh dan harmonis dan dapat menjalankan perintah agama dengan sebaik-baiknya.

Pendidikan agama Islam membentuk aspek jasmani dan rohani seseorang berdasarkan kepada nilai-nilai agama Islam yang terdapat dalam kitab suci Al- Qurian dan sunnah Rasululah. Kedua aspek tersebut diharapkan tumbuh seimbang, sehingga tidak menimbulkan kesenjangan antara kebutuhan rohaniah dengan kebutuhan jasmaniah, dengan hidup yang seimbang inilah seseorang akan terhindar dari sikap mementingkan diri sendiri.

(9)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt. Tuhan semesta alam, berkat rahmat, taufik dan inayah-Nyalah, skripsi ini dapat di selesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah kepada Rasulullah saw., beserta keluarganya, sahabatnya dan kepada seluruh umat Islam di seluruh alam.

Karya tulis yang sederhana ini merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, walaupun waktu, tenaga, dan pikiran telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan penulis miliki, demi terselesainya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca umumnya.

(10)

1. Ketua ST AIN Salatiga Sc

2. Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Agama Islam beserta

staf-stafnya.

3. Bapak H. M. Irfan Helmy, Lc. MA. selaku dosen pembimbing skripsi, terima kasih segala waktu, tenaga dan ilmu serta kesabaran dalam membimbing dan mengarahkan penulis, dalam menyusun skripsi.

4. Bapak dan ibu dosen dan karyawan yang telah memberikan ilmunya selama penulis mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang diberikan bermanfaat dan dapat menjadi penerang serta petunjuk bagi penulis dalam mengarungi dunia ini.

5. Kepala Perpustakaan Utama STAIN Salatiga beserta staf-stafnya yang telah membantu penulis dalam mencari referensi.

6. Bapak Agustinus Wardi selaku kepala Sekolah Dasar Negeri Manggihan yang telah memberikan informasi yang bermanfaat bagi penulis.

7. Para Guru Sekolah Dasar Negeri Manggihan ( Pak Totok Yuni P. beserta Keluarga(Bu Nani), Pak Sriyatno, Bu Sita, Bu Tri W., Pak Rohani, Pak Suryono, Pak Lamo, Mas Minjyang telah banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian ini.

8. Kawan-kawan Program Studi Pendidikan Pendidikan Agama Islam (B. • Alfasanah, S. Mukhlis, Heriyanto, Agus, Saefudin, Rofiuddin, Arum Z.,

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JU D U L ... ii

DEKLARASI... iii

NOTA PEM BIM BING... iv

PENGESAHAN... v

M O T T O ... vi

PERSEM BAHAN... vi

ABSTRAK... vii

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Pembatasan dan Perumusan M asalah... 5

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Hipotesis Penelitian... 6

E. Kegunaan Penelitian... 7

F. Definisi operacional... 7

G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan P enelitian... 8

(12)

3. Populasi dan Sam pel... 9

4. Metode Penggunaan D a ta ... 9

5. Instrumen P enelitian... 10

6. Penyajian D a ta ... 10

H. Sistematika Penulisan 11 BAB II KAJIAN PU ST A K A ... 12

A. Penididikan agama Islam Dalam Keluarga... 12

1. Pengertian Pendidikan agama Islam... 12

2. Dasar Pendidikan Agama Islam... 14

3. Tujun Pendidikan Agama Islam... 16

B. Peranan Keluarga dalam Pendidikan Agama Islam... 17

C. Pola Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga... 20

D. Perilaku Disiplin Siswa di Sekolah... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran umum Lokasi dan Waktu Penelitian... 24

B. Penyajian Data... 30

L Metodologi Penelitian... 30

C. Populasi dan Sampel Penelitian... 31

D. Teknik Pengumpulan Data... 32

(13)

A. Interpretasi Data dan Analisis Data Deskriptif... 40

1. Interpretasi D a ta ... 40

2. Analisis Data... 42

a. Pola Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga... 42

b. Realitas Perilaku Disiplin Siswa di Sekolah... 51

c. Hubungan Pola Pendidikan Agama dalam Keluarga dengan Perilaku Disiplin Anak di Sekolah... 60

B. Uji Signifikasi/Uji Hipotesis... 65

C. Pembahasan Hasil Penelitian... 66

1. Hasil Analisis Variabel X ... 66

2. Hasil Analisis Variabel Y ... 67

3. Korelasi antara variabel X dengan Variabel Y... 68

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 68

B. S aran ... 70 DAFTAR PUSTAKA

(14)

DAFTAR TABEL

1. Data Guru dan K aryaw an... 26

2. Jumlah Siswa... 35

3. Sarana dan Prasarana... 36

4. Struktur Organisasi... 29

5. Data Responden (X )... 37

6. Data Responden (Y)... 39

7. Pola Pendidikan Agama Dalam Keluarga... 40

8. T abulasi... 46

9. Distribusi Frekuensi Kumulatif Responden (X)... 46

10. Standar Deviasi Variabel ( X ) ... 49

11. Variabel (Y)... 51

12. Distribusi Frekuensi Kumulatif Responden( Y )... 55

13. Distribusi Frekuensi Kumulatif untuk Variabel ( Y )... 56

14. Standar Deviasi Variabel (Y)... 58

15. Skor dan Peringkat Variabel Penilaian... 60

(15)

1

B A B I

PENDAHULUAN

A. L a ta r Belakang

Pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama.1 Keluarga dikatakan sebagai lingkungan pendidikan pertama karena setiap anak dilahirkan ditengah-tengah keluarga dan mendapat pendidikan yang pertama di dalam keluarga. Dikatakan utama karena pendidikan yang terjadi dan berlangsung dalam keluarga ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan pendidikan anak selanjutnya.

Pendidikan identitas anak menurut Islam, dimulai jauh sebelum anak itu diciptakan. Islam memberikan berbagai syarat dan ketentuan pembentukan keluarga, sebagai wadah yang akan mendidik anak sampai umur tertentu yang disebut baliqh- berakal.2

Sejak kecil anak-anak seharusnya telah menerima pendidikan agama. Sejak anak dalam kandungan, setelah lahir hingga dewasa, masih perlu kita bimbing karena yang dominan membentuk jiw a manusia adalah lingkungan dan lingkungan pertama yang dialami oleh sang anak adalah asuhan Ibu dan Bapaknya. Disinilah pula pentingnya mengapa mendidik anak dimulai sejak dini, sesuai dengan fitrahnya.

1 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bamdung: Remaja Rosdakarya:2008), Cet. 10, h. 135

(16)

Dengan demikian maka fitrah manusia itu kita salurkan, kita bimbing dan kita juruskan kepada jalan yang seharusnya. Menurut Arifin (1994:84),“Perkembangan manusia dalam hidupnya secara mutlak ditentukan oleh potensi dasarnya”3. Dalam hal ini Muhammad Arifin memaparkan sebuah hadist Rosulullah SAW., yang diriwayatkan oleh Bukhari yang berbunyi:

& 4 L 4

ifSutj

Aalc-

iill

JL

a

A\

1

} y

* j

JlS

:

Jli

S

j j j

A

'

C

f

i

-o l j j ) <ULu3u4j j1 A JiJj♦1 * 1

Artinya: “Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah SAW., bersabda: “Tiada seorang anak pun dilahirkan, melainkan dilahirkan dalam atas dasar fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”(HR. B ukhari)4

Dari hadist di atas tergambarkan bahwa bagaimana pentingnya pendidikan agama dalam lingkungan keluarga. Dimana dalam hal ini keluarga berperan untuk membentuk pribadi anaknya kearah yang lebih baik. Tujuan pendidikan agama dalam keluarga adalah agar anak mampu berkembang secara maksimal yang meliputi seluruh aspek perkembangan yaitu jasmani, akal dan ruhani. Yang bertindak sebagai pendidik adalah rumah tangga atau keluarga adalah Ayah dan Ibu si anak.

(17)

Keluarga adalah wadah pertama dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Jika suasana dalam keluarga itu baik dan menyenangkan maka anak akan tumbuh dengan baik pula, jika tidak tentu akan terhambatlah pertumbuhan anak tersebut.5

Pendidikan anak pada dasarnya adalah tanggung jawab orang tua terlebih dalam pendidikan agama. Sebagaimana firman Allah dalam surat At Tahrim ayat 6 sebagai berikut:

asC£ tjic sjuJ-T}

LiajSj

IjJ ljtiu tfjjT t

%

* ' 9 X S * * S9 * * * ~ ** * X 9 * ^ P s P S idbl OtV^jhJ ^ O j I ^ ^ *i i i l - L i

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan(At Tahrim:6)6

Pendidikan dalam keluarga memberikan keyakinan agama, nilai budaya yang mencakup nilai budaya dan aturan-aturan pergaulan serta pandangan, keterampilan dan sikap hidup yang mendukung kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kepada anggota keluarga yang bersangkutan.

5 Zakiyah Daradjat, Pendidikan Agama Islam dalam Dalam Keluarga dan Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset: 1995), Cet. 2, h. 47

(18)

Anak yang berdisiplin memiliki keteraturan diri berdasarkan nilai agama, nilai budaya, aturan-aturan pergaulan, pandangan hidup, dan sikap hidup yang bermakna bagi dirinya sendiri, masyarakat bangsa dan negara.

Artinya, tanggung jawab orang tua adalah mengupayakan agar anak disiplin diri untuk melaksanakan hubungan dengan Tuhan yang menciptakannya, dirinya sendiri, sesama manusia, dan lingkungan alam dan makhluk hidup lainnya berdasarkan nilai moral.

Anak adalah generasi penerus bangsa. Anak dan masa depan adalah salah satu kesatuan yang dapat diwujudkan untuk membentuk suatu generasi yang dibutuhkan oleh bangsa terutama oleh yang sedang membangun. Peningkatan keterampilan, pembinaan mental dan moral harus lebih ditingkatkan begitu juga dengan aspek-aspeknya.

Menghadapi era globalisasi yang ditandai dengan banyaknya perubahan tata nilai, maka anak harus mendapat pembinaan intensif dan terpadu. Terutama dalam keluarga sebagai pendidikan yang pertama dan utama bagi anak, keluarga terutama orang tua bertanggungjawab dengan pendidikan anak-anaknya. Untuk itu, orang tua harus memperhatikan perkembangan jasmani, rohani dan akal anak-anaknya.

(19)

disaksikan oleh anak-anak, temasuk anak yang masih dibawah umur lima tahun, bahkan kadang-kadang bayi ada juga yang ikut menyaksikan.

Sungguh besar pengaruh televisi dalam pembentukan pribadi anak. Si anak akan menyerap apa yang disaksikannya lewat layar kaca yang ada di rumahnya, matanya melihat dan menangkap apa yang ditayangkan, dan telinganya mendengar dan menyerap apa yang diucapkan oleh penyiar, penyanyi, atau film yang ditayangkan. Semua itu akan terserap oleh anak dan menjadi unsur-unsur di dalam pribadinya yang sedang dalam proses pertumbuhan.

Apabila yang ditayangkan oleh Televisi itu baik dan menunjang pembentukan pribadi dan identitas agama pada anak akan besar. Sebaliknya, jika yang ditayangkan itu tidak mendukung atau merusak nilai-nilai agama, maka anak juga akan menyerap nilai-nilai yang merusak itu, selanjutnya pribadinya akan diliputi pula oleh hal-hal yang merusak iman dan penampilan diri si anak akan jauh dari agama.

(20)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pola pendidikan Agama Islam dalam keluarga (siswa Sekolah Dasar Negeri Manggihan, Desa Manggihan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang)?

2. Bagaimana perilaku disiplin anak disekolah (siswa SekolahDasar Negeri Manggihan, Desa Manggihan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang)? 3. Bagaimana hubungn antara Pola Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga

Dengan Perilaku Disiplin Anak di Sekolah? C. Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui pola pendidikan Agama Islam dalam keluarga (siswa Sekolah Dasar Negeri Manggihan, Desa Manggihan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang)

2. Untuk Mengetahui perilaku disiplin anak disekolah (siswa Sekolah Dasar Negeri Manggihan, Desa Manggihan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang)

3. Untuk Mengetahui hubungn antara Pola Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Dengan Perilaku Disiplin Anak di Sekolah

D. Hipotesis Penelitian

(21)

£ . Kegunaan Penelitian

1. Memberikan kontribusi positif terhadap pola Pendidikan Agama Islam dalam keluarga dan perilaku disiplin anak di sekolah

2. Memberikan saran yang positif terhadap pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dalam keluarga.

3. Sebagai eksploratif terhadap pelaksanaan pendidikan agama dalam keluarga dengan perilaku disiplin anak di SDN Manggihan.

F. Defenisi O perasional

Pendidikan agama islam yaitu “usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagaman subjek didik agar lebih mampu memenuhi, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran islam”7

Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak. Pengalaman yang dibawa oleh anak-anak dari rumah itu, akan menentukan sikapnya, terhadap sekolah dan guru, termasuk guru agama. Zakiah Daradjat.8

Pola diartikan sebagia bentuk/struktur yang tetap.9 Pola merupakan suatu cara yang dilakukan oleh pendidik dalam menyampaikan nilai-nilai atau materi pendidikan itu sendiri sebagai salah satu komponen penting dalam proses pendidikan.

7 Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam.(Yogyakarta, Pustaka Pelajar: 2008), Cet. 2, h. 29

8 Zakiyah Daradjat, Pendidikan Agama Islam dalam Dalam Keluarga dan Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset: 1995), Cet. 2, h. 56

(22)

Pola atau metode dituntut untuk selalu dinamis sesuai dengan dinamika dan perkembangan peradaban manusia.

Kata disiplin dalam kamus bahasa Indonesia berarti latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib (sekolah).10 Berdisiplin bearti mentaati tata tertib, atau ketaatan pada aturan dan tata tertib. Disiplin di sekolah berarti mentaati tata tertib yang ada di sekolah baik di lingkungan sekolah maupun saat di dalam kelas.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan metode penelitian kuantitatif, data tentang fenomena yang hanya bisa dijelaskan dan ditransformasikan keangka. Rancangan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, serta angket untuk memperoleh data-data tentang Pola Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Dengan Perilaku Disiplin Anak di Sekolah.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan masyarakat, khususnya di Sekolah Dasar Negeri Manggihan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Adapun waktu penelitiannya dilaksanakan pada tanggal 31 Mei 2010.

(23)

3. PopuIasi dan Sampel

Populasi wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.11

Obyek penelitian sebagai sasaran untuk mendapatkan dan mengumpulkan data atau disebut dengan populasi. Namun dalam kegiatan penelitian untuk menjangkau keseluruhan dari obyek tersebut tidak mungkin dilakukan. Untuk mengatasinya diperlukan teknik sampling yaitu bagian dari jumlah dan karakteristik yang dinilai oleh populasi tersebut.12

Dalam penelitian ini penulis nanti akan membatasi populasinya hanya pada siswa Sekolah Dasar Negeri Manggihan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Adapun yang menjadi sampel pada penelitian ini, penulis mengambil sampel sebanyak 30 siswa.

4. Metode Penggunaan Data

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian13. Adapun metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang berupa angket, wawancara dan observasi.

11 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2006) Cet. 2, h. 104

12 Ibid, h. 118

(24)

5. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data yang obyektif berdasarkan kebenaran yang terjadi di lapangan, penulis nanti akan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, diantaranya:

a. Lembar observasi yaitu teknik yang dilakukan dengan mengamati secara langsung perilaku disiplin anak di sekolah.

b. Lembar wawancara, merupakan teknik yang digunakan untuk memperoleh data yang lebih objektif. Teknik wawancara dilakukan dengan kepala sekolah untuk mengetahui data-data sekolah dan kepegawaian.

c. Lembar angket yaitu metode yang digunakan terhadap obyek yang banyak berupa sumber daftar pertanyaan yang diambil kembali jika sudahdijawab. Angket ini dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai Hubungan Pola Pendidikan Agama Dalam Keluarga Dengan Perilaku Disiplin Anak di Sekolah.

6. Analisis Data

(25)

sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretas i14

H. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis membagi lima bab dengan beberapa sub babnya, dengan keterangan singkat seperti di bawah i n i :

Bab I merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, permasalahan yang didalamnya terdapat identifikasi masalah dan pembatasan serta perumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II kajian pustaka tentang: Pendidikan Agama Islam, pengertian, dasar dan tujuan Pendidikan Agama Islam, pola Pendidikan Agama Islam dalam keluarga, kriteria Tata Tertib Siswa di Sekolah.

Bab III Menjelaskan Metodologi Penelitian, meliputi: lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, instrumen penelitian/teknik penelitian dan analisis data.

Bab IV Menyajikan hasil penelitian yang didalamnya terdapat gambaran umum mengenai: Sekolah Dasar Manggihan, Pola Pendidikan agama Dalam Keluarga, Perilaku Disiplin Siswa di Sekolah, Hubungan Pola Pendidikan agama Dalam Keluarga dengan Perilaku Disiplin Siswa di Sekolah

Bab V Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran.

(26)

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Ropert C. Lodge (1974) mengatakan bahwa pendidikan menyangkut seluruh pengalaman.1 Ada beberapa pandangan tentang pendidikan agama Islam, Pendidikan agama Islam sebagai proses belajar mengajar tentang kepercayaan dan cara hidup orang/masyarakat.2 Pendidikan agama Islam adalah usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagaman subjek didik agar lebih mampu memenuhi, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam.3 Dalam kurikulum pendidikan agama Islam (2002) juga dijelaskan tentang pendidikan agama Islam yaitu upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.4

Sikap keagamaan adalah suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkahlaku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap

1 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bamdung: Remaja Rosdakarya:2008), Cet. 10, h. 163

4 Jasa Ungguh Muliawan, Pendidikan Islam Integratif ('Vogyalcarta: Pustalca Pelajar, 2005), Cet.l, h.228

(27)

agama. Pendidikan keluarga adalah pendidikan yang berlangsung dalam keluarga yang dilaksanakan oleh orang tua sebagai tugas dan tanggungjawab dalam mendidik anak dalam keluarga.5

Dari berbagai uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk menyiapkan peserta didik untuk menyakini, memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt. dan berakhalak mulia dalam kehidupannya.

Perkembangan agama pada masa anak, terjadi melalui pengalaman hidupnya sejak kecil, dalam keluarga, disekolah dan dalam masyarakat. Semakin banyak pengalaman yang bersifat agama(sesuai dengan ajarannya), akan semakin banyak unsur agama, maka sikap, tindakan, kelakuan dan caranya menghadapi hidup akan sesuai dengan ajaran agam a6 Dengan demikian fungsi pendidikan agama Islam adalah sebagai jalur pengintegrasian wawasan agama dengan bidang-bidang studi (pendidikan) yang lain.7

Selain itu fungsi agama dalam kehidupan individu menurut Jalaluddin adalah sebagai suatu sistem nilai yang memuat norma-norma tetentu.8

Pendidikan agama Islam memelihara anak-anak, supaya tidak menuruti nafsu yang murka dan menjaga mereka supaya jangan jatuh kelembah kehinaan dan kesesatan. Dengan demikian pendidikan agama Islam dalam keluarga sangat berperan

5 Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak, (Jakarta, Rineka Cipta, 2004), Cet. 1, h. 2

6 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (JCet. h. 55

(28)

manusia (bayi) ialah kalimat tentang keesaan Allah Swt. dan kesaksian bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah Swt..

2. Memberi Nama Yang Baik

Ahmad Tafsir memberikan penjelasan pada kita bahwa “nama bersangkutan dengan harga diri”.22 Orang yang memiliki nama yang jelek dapat merasa rendah diri dalam pergaulan atau dapat dikatakan anak tersebut kurang percaya diri. Jadi orang tua hendaknya memberi nama yang baik pada anak-anaknya serta panggillah ia dengan sebutan yang baik.

3. Mengkhitan Anak

Dalam pendidikan, khitan membedakan jenis kelamin yaitu antara laki-laki dengan perempuan dan juga membedakan antara muslim dengan non muslim.

Ahmad Tafsir menjelaskan pengaruh khitan pada pendidikan anak dapat dilihat pada pengaruh khitan, yaitu:

a. Anak dilatih mengikuti ajaran nabi

b. Khitan membedakan pemeluk Islam dengan pemeluk agama lain c. Khitan merupakan pengakuan penghambaan manusia terhadap Tuhan

d. Khitan membersihkan badan, berguna bagi kesehatan serta dapat memperkuat syahwat.23

22 Ibid

(29)

C. Pola Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga

Pola diartikan sebagia bentuk/struktur yang tetap.24 Ada berbagai macam cara/metode yang dapat digunakan orang tua dalam memberikan pendidikan agama Islam terhadap anak-anaknya. Pola pendidikan agama dalam Islam pada dasarnya mencontoh pada perilaku nabi Muhammad S.A.W., dalam membina keluarga dan sahabatnya. Karena segala apa yang dilakukan nabi merupakan manifestasi dari kandungan al qur’an. Adapun dalam pelaksanaannya, nabi memberikan kesempatan pada para pengikutnya untuk mengembangkan sendiri selama orang tesebut tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip pelaksanaan pendidikan yang dilakukan oleh nabi.

Muhammad Qutb memberikan gambaran tentang teknik dalam pola pendidikan anak yaitu “dengan melakukan pendidikan melalui keteladanan, teguran, hukumn, cerita-cerita, pembiasaan dan pendidikan melalui pengalaman-pengalaman kongrit”.25

1. Pendidikan melalui teladan

Yaitu suatu pola pendidikan dengan cara memberikan contoh yang baik kepada anak, baik dalam ucapan maupun perbuatan

24 Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak, (Jakarta, Rineka Cipta, 2004), Cet. 1, h. 2

(30)

2. Pendidikan melalui Teguran/nasehat

Ayah dan ibu tidak pemah mencuri, atau tidak pernah berbohong apalagi bersikap kasar tetapi anak kadang-kadang bias bergerak untuk mencuri, berbohong dan bersikap kasar karena berbagai factor dalam diri anak. Oleh karena itu anak memerlukan nasehat yang halus, lembut tetapi berbekas yang bias membuat anak kembali baik dan tetap berakhlak mulia.

3. Pendidikan melalui Teguran

Apabila pola keteladanan dan nasehat dalam pendidikan anak belum berhasil, maka harus ada tindakan yang tegas yang dapat meletakkan persoalan ditempat yang benar. Hukuman disini bias berupa ancaman yang bertingkat dari ancaman yang ringan pada yang berat atau menakut-nakuti dengann adanya kehidupan yang lain yaitu pembalasan di akhirat.

4. Teknik pendidikan dengan Cerita

Cerita mempunyai daya tarik yang dapat menyentuh perasaan. Orang tua dapat mendidik anak mereka dengan bercerita tentang kisah-kisah yang ada dalam al qur’an maupun cerita tentang sejarah-sejarah Islam yang dapat mendidik anak, naik mental maupun hati. 26

(31)

D. Perilaku Disiplin Siswa di Sekolah

Kata disiplin dalam kamus bahasa Indonesia berarti latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib (sekolah).27 Berdisiplin berarti mentaati tata tertib, atau ketaatan pada aturan dan tata tertib. Disiplin di sekolah berarti mentaati tata tertib yang ada di sekolah baik di lingkungan sekolah maupun saat di dalam kelas. Menurut Marilyn E. Gootman, Ed. D., disiplin akan membentuk anak untuk mengembangkan kontrol dirinya, dan membantu anak mengenali perilaku yang salah lalu mengoreksinya.28 Disiplin dimulai sejak anak mulai bisa merangkak atau usia balita.29

Disiplin belajar adalah melakukan kegiatan atau aktivitas rutin seperti belajar dengan sungguh-sungguh penuh dengan ketekunan dan cara belajarnya yang baik membawa hasil yang memuaskan.

Dari beberapa uraian di atas penulis akan menuliskan beberapa dari kriteria disiplin siswa di sekolah yang telah ditetapka oleh Kepala Sekolah Dasar Negeri Manggihan tertanggal 16 Agustus 2002, baik yang secara tertulis maupun tidak yang menyangkut disiplin dalam belajar dan disiplin selama di lingkungan sekolah sebagai berikut:

27 W.j.s. poerwadarminta(kamus umum bahasa indonisia)cet-VII 1984 balai pustaka 28 Imam Ahmad Ibnu Nizar, Membentuk dan meningkatkan Disiplin Anak Sejak Dini, (Jogyakarta:Diva Press:2009), Cet. 1, h. 22

(32)

1.Siswa wajib mengenakan pakaian seragam sekolah yang sopan dan rapi sesuai yang telah ditentukan pihak sekolah.

2.Siswa dilarang berkuku panjang, mengecat rambut dan kuku serta dilarang bertato dan bermake up.

3.Siswa wajib hadir di sekolah sebelum bel masuk, serta pada waktu pulang sekolah siswa diwajibkan langsung pulang ke rumah kecuali yang mengikuti kegiatan ekstra kurikuler.30

4.Siswa wajib mengikuti pelajaran di kelas

5.Siswa wajib melaksanakan tugas yang berhubungan dengan pelajaran maupun tugas diluar jam pelajaran yang sudah menjadi kesepakatan.

6.Setiap siswa wajib mengikuti upacara bendera

7. setiap siswa harus berbicara dan bertingkah laku yang sopan baik terhadap guru maupun sesama siswa.

Berangkat dari uraian di atas, kedisiplinan tidak datang begitu saja namun diperlukan adanya latihan-latihan dan pembiasaan, sehingga perilaku disiplin itu tidak dipandang sebagai beban, namun dianggap sebagai kebutuhan.

Orang tua sebagai pendidik yang pertama dan yang paling utama harus menanamkan sikap dan perilaku disiplin pada anak sedini mungkin. Sehingga apabila anak sudah terjun di lingkungan sekolah, ia tidak merasa kesulitan untuk mematuhi segala tata tertib yang ada disekolah.

(33)

24

BAB m

HASIL PENELITIAN A. G am baran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian

1. Sejarah berdirinya Sekolah Dasar Negeri Manggihan

Sekolah Dasar Negeri Manggihan berdiri pada tahun 1962 di atas tanah seluas 436 m2 milik pemerintah dengan perbatasan desa sebagai berikut:

a. Sebalah Utara : Desa Polobogo b. Sebalah Selatan : Desa Getasan c. Sebalah Timur : Desa Sumogawe

d. Sebalah Barat : Desa Getasan dan Desa Gedong

Awalnya, Sekolah Dasar Negeri Manggihan bernama Sekolah Rakyat, namun pada tahun 1984 berubah nama menjadi Sekolah Dasar N e g eri, yang terletak di dusun Manggihan Rt 01/01 desa Manggihan kecamatan Getasan kabupaten semarang. Sekolah Dasar Negeri Manggihan memiliki siswa sebanyak 124 orang dengan jum lah guru agama sebanyak 1 orang. Sekolah ini beralamat di Dusun Manggihan, Desa Manggihan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

(34)

2. Keadaan Tenaga Pendidik dan Karyawan

Sekolah Dasar Negeri Manggihan memiliki tenaga kependidikan sebagai berikut1: Kepala sekolah : 1 orang

Tenaga Guru : 9 orang Penjaga : 1 orang

Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat dalam tabel berikut:

Data Guru dan Karyawan Sekolah Dasar Negeri Manggihan kecamatan Getasan Kabupaten Semarang2

Tabel 1

DATA GURU / PENJAGA

Agama Ijazah Jabatan

No. Nama L/P

1. Agustinus Wardi, SPd L Kristen SI 2002 KS 2. Lestri Bowoningsih P Kristen SPG 1979 GK

3. Sulamo L Kristen DII2001 GK

4. Rokhani L Islam D I I 1999 GK

5. Totok Yuni Prihantoro L Islam D I I 1998 GK

6. Suryono L Islam SI 1996 GOR

7. Sriyatno L Kristen DII 2007 GK

8.. Tri Wahyuni, A. Ma P Katolik D I I 2008 GK

1 Agustinus Wardi, Kepala Sekolah, Wawancara Pribadi, Sekolah Dasar Negeri Manggihan kecamatan Getasan Kabupaten Semarang, tgl 29 Mei 2010

(35)

9. Suwardi L Islam D I I 2005 Mapel

10.

Sita Eni

Suwartiningrum

P Islam D II 2007 Mapel

11. Ngatimin L Islam SLTA

Penjaga Sekolah

3. Keadaaan siswa

(36)

4. Sarana Pendidikan

Sarana dan prasarana pendidikan yang ada di Sekolah Dasar Negeri Manggihan, dapat dilihat melalui tabel di bawah ini:

Tabel 3

No. Nama Jumlah Keterangan

1. Ruang Kelas 6 ruang Layak pakai

2. Ruang kantor 1 ruang Layak pakai 3. Perpustakaan 1 ruang Layak pakai

4. UKS 1 ruang Layak pakai

5. Tempat Olahraga 1 ruang Volly Bali & Tenis 6. kamar Mandi&WC 1 ruang Layak pakai 7. Tempat Parkir

-8. Lapang Upacara 1 ruang Layak pakai

(37)
(38)

B. Penyajian Data 1. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara melakukan sesuatu kegiatan untuk mencari, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporan.3 Adapun metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif, yaitu data tentang fenomena yang hanya bisa dijelaskan dan ditransformasikan keangka, suatu metode penelitian yang berusaha untuk menyajikan data dan fakta-fakta yang sesungguhnya tentang Hubungan Pola Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Dengan Perilaku Disiplin Siswa di Sekolah, dengan menyebarkan angket pada responden di tempat diadakannya penelitian.4

Dalam menyusun skripsi, penulis menggunakan metode diskriptif analisis yang didasarkan pada data atau informasi yang diperoleh melalui penelitian sebagai berikut:

a. Mengumpulkan data-data dengan jalan meneliti langsung ke obyek yang bersangkutan(turun lapangan)

b. Mengumpulkan data-data dan fakta-fakta dengan meneliti dari beberapa buku yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas.

3 Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian,, (Jakarta: Bumi Aksara:2009), Cet. 10, h. 1

(39)

Adapun teknik penulisan skripsi ini, penulis menggunakan pedoman yang menjadi standar dan sudah dibukukan oleh Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga,

2010

.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.5 Sedangkan menurut Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.6 Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.7 8 Atau sampel adalah

o sebagian atau wakil populasi yang dimiliki.

Dalam penelitian ini untuk menjangkau keseluruhan dari obyek tersebut tidak mungkin dilakukan. Untuk mengatasinya diperlukan teknik sampling yaitu teknik pengambilan sampel,9 atau prosedur untuk mendapatkan dan mengumpulkan karakteristik yang berada didalam populasi meskipun data itu tidak diambil secara keseluruhan melainkan hanya sebagian saja dan bagian dari populasi tersebut disebut sampel yang dianggap dapat mewakili populasinya.10

Dalam hal ini populasi yang penulis ambil adalah siswa Sekolah Dasar Negeri Manggihan kecamatan Getasan kabupaten Semarang yang berjumlah 124 siswa.

5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta: 2002) h. 130

6 Sugiyono, Metodologi Penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta:2010), Cet. 10, h. 80

7 Ibid h. 81

(40)

Sedangkan sampel sebanyak 26,5% dari populasi, yaitu 20 siswa, dengan menggunakan random sampling yaitu teknik pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.10 11

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan berbagai macam metode dan teknik pengumpulan data yang tepat. Tujuannya agar diperoleh data yang obyektif. Adapun teknik pengumpulan data tersebut antara lain:

a. Penelitian kepustakaan

Setiap penelitian ilmiah akan banyak bersandarkan dan ketergantungan kepada kepustakaan.12

Dan seperti yang dimaklumi bahwa hasil penelitian yang sudah ada belumlah bersifat final, artinya masih terbuka kesempatan bagi orang lain untuk mengoreksi dan bila perlu menguji kembali hasilnya agar ada kesempurnaan.13 Untuk dapat mempersoalkannya harus betul-betul mendalami mengenai tulisan- tulisan dari kepustakaan.

Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, dan meneliti berbagai buku yang berhubungan dengan

10 Suharsimi Arikunto, loc. Cit

11 Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian,, (Jakarta: Bumi Aksara:2009), Cet. 10, h. 111

(41)

masalah yang akan penulis bahas. Penelitian kepustakaan yakni untuk memperoleh bahan-bahan dan konsep yang berkaitan dengan kajian teori,

b. Penelitian Lapangan

Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan penelitian lapangan terhadap obyek yang akan dituju untuk memperoleh dan mengumpulkan data-data yang diperlukan. Penelitian lapangan ini bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan sesuatu unit sosial, individu, kelompok, lembaga dan masyarakat. Penelitian lapangan yakni mengadakan riset lapangan tempat penulis mengadakan penelitian tersebut dengan tujuan memperoleh data secara kongkrit.

Untuk memperoleh data yang obyektif berdasarkan kebenaran yang terjadi di lapangan, penulis nanti akan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, diantaranya:

1) Observasi

Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.14 Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejhala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan. Observasi sebagai alat pengumpulan data dapat dilakukan secara spontan dapat pula dengan daftar isian yang telah disiapkan sebelumnya. Pada

(42)

dasarnya teknik observasi digunakan untuk melihat atau mengamati perubahan fenomena sosial yang tumbuh dan berkembang yang kemudian dapat dilakukan penilaian atas perubahan tersebut.

Observasi sebagai alat pengumpulan data harus sistematis artinya observasi serta pencatatannya dilakukan menurut prosedur dan aturan-aturan tertentu sehingga dapat diulangi kembali oleh peneliti lain. Selain itu hasil observasi harus memberi kemungkinan untuk menafsirkannya secara ilmiah.

Metode observasi hendaknya dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat diuji validitas dan reabilitasnya. Karena itu observasi harus sistematis agar dapat dijadikan dasar yang cukup ilmiah untuk generalisasi.

Tujuan observasi variabel- variabel yang akan diselidiki harus dinyatakan secara eksplisit, konsep-konsep yang diselidiki harus dirumuskan setajam mungkin. Tujuan yang jelas dapat memusatkan perhatian kepada hal-hal yang relevan. Tujuan yang jelas mengarahkan dan memusatkan penelitian kepada apa yang harus diamatinya, siapa yang akan diamatinya keterangan apa yang perlu dikumpulkannya.

Dengan observasi kita ingin mengetahui kebenaran pandangan teoritis tentang masalah yang kita selidiki dalam hubungannya dengan dunia kenyataan. 2) Wawancara

(43)

ialah untuk mengumpulkan informasi dan bukannya untuk merubah ataupun mempengaruhi pendapat responden.15 Wawancara yaitu suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi dari responden. Dalam wawancara pertanyaan dan jawaban diberikan secara verbal, biasanya komunikasi ini dilakukan dalam keadaan saling berhadapan, namun komunikasi dapat juga dilaksanakan melalui telepon, sering juga interviu dilakukan antara dua orang tetapi dapat juga sekaligus diinterviu dua orang atau lebih.

4.) Angket

Angket adalah suatu daftar yang bersisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti.16 Untuk memperoleh informasi yang relavan dengan tujuan penelitian dan memperoleh informasi mengenai suatu masalah secara mutlak.17

4. Tehnik Analisa Data

Agar data yang terkumpul dapat terbaca dan penelitian ini dapat dipercaya, maka data tersebut harus dianalisis sehingga diperoleh kesimpulan. Adapun teknik analisa data yang digunakan adalah deskriptif analisis karena data yang diperoleh dalam penelitian ini lebih banyak bersifat kualitatif maka dengan sendirinya dalam penganalisaan data-data penulis lebih banyak menganalisa.

15 Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian,, (Jakarta: Bumi Aksara:2009), Cet. 10, h. 83

(44)

Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi.18 Ia juga bersifat komperatif dalam korelatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk pemecahan masalah secara sistematis dan faktual mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi.19

Metode analisa data yang digunakan adalah: a. Analisa Kualitatif

Analisa kualitatif dilakukan terhadap data baik berupa data kualitatif maupun data kuantitatif. Data kualitatif di kemukakan dalam bentuk kalimat sehingga nantinya dapat diambil kesimpulan. Yang dianalisa adalah data tentang Hubungan Pola Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Dengan Perilaku Disiplin Siswa yang bersumber dari observasi, wawancara dan angket.

b. Analisa Kuantitatif

Metode kuantitatif dapat berperan penting didalam suatu analisis, metode kuantitatif disebut juga dengan metode statistik.20 Kuantitatif adalah data tentang fenomena yang hanya bisa dijelaskan dan ditransformasikan keangka.

(45)

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode statistik analisis korelasi, yaitu suatu teknik untuk menentukan sampai sejauh mana terdapat Hubungan antara dua variabel,21 yaitu variabel Hubungan Pola Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Dengan Perilaku Disiplin Siswa

Untuk data kuantitatif penulis menggunakan perhitungan prosentase dari hasil angket. Hasil penelitian disajikan dengan menggunakan frekuensi distribusi dan prosentase.

Tabel 5

Daftar nama siswa tentang Pola Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga

(46)

No. Nama Jenis Kelamin

Daftar nama siswa tentang Perilaku disiplin Siswa di Sekolah

(47)

40

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Interpretasi Data dan Analisis Data Deskriptif

1. Interpretasi Data

Untuk interpretasi data tentang Pola Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga dengan Disiplin Siswa di Sekolah Dasar Negeri Manggihan, kecamatan Getasan, kabupaten Semarang, penulis mengumpulkann data dengan kriteria perhitungan:

a. Apabila yang memilih jawaban A diberi skor 4 b. Apabila yang memilih jawaban B diberi skor 3 c. Apabila yang memilih jawaban C diberi skor 2 d. Apabila yang memilih jawaban D diberi skor 1 Adapun indikator dari susunan pertanyaan jawaban adalah:

a. Untuk j awaban A adalah mereka yang menj awab dengan j awaban “ya”

b. Untuk jawaban B adalah mereka yang menjawab dengan jawaban “kadang- kadang/tidak selalu”

c. Untuk jawaban C adalah mereka yang menjawab dengan jawaban “pernah” d. Untuk jawaban D adalah mereka yang menjawab dengan jawaban “tidak pernah

(48)

2. A n a I i s i Data

(49)

Untuk mengolah data, maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menghitung Rentang(R)

Rentang adalah jarak/beda nilai tertinggi dengan nilai terendah dalam suatu distribusi.1 Rentang dari data diatas adalah:

R=Xt-Xr

R : rentang yang dicari

Xt : nilai tertinggi dalam distribusi Xr : nilai terendah dalam distribusi

Dengan data terbesar dalam variabel X adalah 55 dan data terkecilnya adalah 43, maka: R = 55 - 43 = 12

2) Menentukan banyak kelas

Untuk menentukan banyaknya kelas penulis menggunakan rumus Strurgess:2 AT=l+3,3 log n

K : banyaknya kelas n : banyaknya data

Dengan n menentukan banyaknya sampel dan sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 20 orang, maka banyak kelasnya adalah

k = 1 + (3 ,3 ) log n = 1 + (3,3) log 20 = 1+ (3,3). (1,301)

(50)

=

1

+ 4,29

= 5,29 = 5

Jadi banyaknya kelas dari data diatas adalah 5 3) Menentukan panjang kelas

Dalam menentukan panjang kelas penulis menggunakan rumus3:

i = jangkauan (R) Banyaknya kelas ('K)

Jadi i = 12 5

= 2,4 dibulatkan menjadi 2

4) Membuat distribusi frekuensi kumulatif Tabel 2

Daftar Penolong untuk Tabulasi Data

Skor Tabulasi Frekuensi

43-45 IIIII I 6

46-48 IIIII III 8

49-51 IIIII 5

51-54 0

55-57 I 1

Jumlah 20

(51)

Tabel 3

Distribusi frekuensi kumulatif untuk variabel ( x )

Berdasarkan tabulasi di atas, maka dibuat distribusi frekuensi kumulatif yaitu sebagai berikut:

Nilai f

Frekuensi kumulatif

Nilai F kumulatif kurang Dari

<43 0

43-45 6 <45 6

46-48 8 <48 14

49-51 5 <51 19

52-54 0 <54 19

55-57 1 <57 20

< = kurang dari

5) Menghitung median (Me) untuk variable X

Dari distribusi frekuensi kumulatif di atas, kemudian dihitung Median (Me) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Me = B+ 'An-CLfDo . C

fM e

M e : Median

B : tepi bawah kelas median n : jumlah frekuensi

(52)

C : panjang interval kelas /"Me : frekuensi kelas median

Dari distribusi frekuensi diatas, maka mediannya adalah: n : 20, Vin = 1 0

Kelas Median adalah (E/2)o > lAn

fl+ f2+ J3= V* n 6+8+5 = 19 (I/2)o > lAn

19> 10

Jadi, kelas median adalah kelas ke-3 (E/2)o = 19-5

= 14 Me : 48,5

Vm : 10 C : 2

fin e : 5

Me = B+ V*n-(£/2)o . C

fM e

(53)

6) Menghitung standar deviasi dengan terlebih dulu membuat distribusi frekuensi sebagai berikut:

Tabel 4

Skor iX (if ) x / (x-x) (x-x)2 f.(x-x)2

43-45 44 6 264 -3.3 10.89 65.34

46-48 A l 8 376 -0.3 0.09 0.72

49-51 50 5 250 2.7 7.29 36.45

51-54 53 0 0 5.7 32.49 0

55-57 56 1 56 8.7 75.69 75.69

946 13.5 126.45 178.2

Untuk menghitung Standar Deviasi digunakan rumus sebagai berikut4

dengan, n =20

7) Membuat klasifikasi /skala penafsiran berdasarkan Stansar Deviasi dan Median a) Sangat Efektif

Skor Min + 4 SDMe = 43 + ( 4 x 2,9)

= 54,6

(54)

b) Cukup Efektif Skor Min + 3 SDMe = 43 + ( 3 x 2,9)

= 51,7

c) Kurang Efektif Skor Min + 2 SDMe = 43+ ( 2 x 2,9) = 48,8

d) Tidak Efektif

Skor Min + 1 SDMe = 43 + (1 x 2,9) = 45,9

(55)

b. Realitas Perilaku Disiplin Siswa di Sekolah

Setelah penulis mengadakan wawancara dan mengumpulkan data melalui angket, maka penulis dapat mengemukakan perilaku disiplin anak di sekolah ternyata cukup baik karena dipengaruhi oleh pola pendidikan agama dalam keluarga. Adapun hasil data yang diperoleh adalah sebagai berikut:

(56)

Selanjutnya skoring data untuk Variable Y (perilaku disiplin anak)) sebanyak 15 item, masing-masing item terdiri dari 4 options dengan n = 20, maka untuk mengolah data dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menghitung Rentang(R)

Rentang adalah jarak/beda nilai tertinggi dengan nilai terendah dalam suatu distribusi.5

Rentang dari data diatas adalah: R=Xt-Xr

R : rentang yang dicari

Xt : nilai tertinggi dalam distribusi Xr : nilai terendah dalam distribusi

Dengan data terbesar dalam variabel X adalah 55 dan data terkecilnya adalah 35, maka:

R = 55-35 = 20

2) Menentukan banyak kelas

Untuk menentukan banyaknya kelas penulis menggunakan rumus Strurgess:6 £==1+3,3 log n

K : banyaknya kelas n : banyaknya data

(57)

Dengan n menentukan banyaknya sampel dan sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 20 orang, maka banyak kelasnya adalah

k — 1 + (3 ,3 ) log n = 1 + (3,3) log 20 = 1 +(3,3). (1,301) = 1 + 4,29

= 5,29 = 5

Jadi banyaknya kelas dari data diatas adalah 5 3) Menentukan panjang kelas

Dalam menentukan panjang kelas penulis menggunakan rumus7:

i=iamkauan (R)

Banyaknya kelas (K)

Jadi i = 20

5 = 4

(58)

4) Membuat distribusi frekuensi kumulatif Daftar Penolong untuk Tabulasi Data Tabel 6

Berdasarkan tabulasi di atas, maka dibuat distribusi frekuensi kumulatif yaitu sebagai berikut:

(59)

5) Menghitung median (Me) untuk variable Y

Dari distribusi frekuensi kumulatif di atas, kemudian dihitung Median (Me) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Me = B+ 'A n-V fZ)o .C

JMe

Me : Median

B : tepi bawah kelas median n : jumlah frekuensi

1/2 : jumlah frekuensi kelas-kelas sebelum kelas median C : panjang interval kelas

fM e : frekuensi kelas median

Dari distribusi frekuensi diatas, maka mediannya adalah: B : 44,9

n : 20, Vzn = 10

Kelas Median adalah (I/2)o > lAn fl+ f2 + f3 = ttn

2+8+5 = 15 (E/2)o > lAn

15 > 15

Jadi, kelas median adalah kelas ke-4 (E/2)o = 15-5

(60)

C = 4

/me

= 5

Me = B+ !/2n-(I/2)o . C

fM e

= 44,9 + 1 0 .4 5 = 44,9 + 8 = 52,9

6) Menghitung standar deviasi dengan terlebih dulu membuat distribusi frekuensi sebagai berikut:

Tabel 8

Skor iX (i/) x/ (X-X) (x-x)2 f.(x-x)2

35-39 37 2 74 -9 81 162

40-44 42 8 336 -4 16 128

45-49 47 5 235 1 1 5

50-54 52 2 104 6 36 72

55-59 57 3 171 11 121 363

20 920 525

Untuk data distribusi frekuensi, simpangan bakunya dapat di tentukan dengan metode Angka Kasar8, yaitu:

(61)

dengan,

= 5,1

7) Membuat klasifikasi /skala penafsiran berdasarkan Stansar Deviasi dan Median a) Sangat Efektif

Skor Min + 4 SDMe = 3 5 + ( 4 x 5 , 1 ) = 55,4

b) Cukup Efektif

Skor Min + 3 SDMe = 3 5 + ( 3 x 5 ,1 ) = 50,3

c) Kurang Efektif

Skor Min + 2 SDMe = 3 5 + ( 2 x 5 ,1 ) = 45,2

d) Tidak Efektif

(62)

Median untuk Perilaku disiplin anak di sekolah (Variabel Y) adalah 52,9 berada pada klasifikasi cukup efektif. Hal ini berarti bahwa perilaku disiplin anak di Sekolah Dasar Negeri Manggihan cukup efektif.

C. Hubungan Pola Pendidikan Agama dalam Keluarga dengan Perilaku

Disiplin Anak di Sekolah.

Mencari hubungan antara variabel X (pola pendidikan Agama Islam dalam keluarga) dengan variabel Y (Perilaku disiplin Siswa di sekolah). Oleh karena data yang dikumpulkan dilakukan dengan skala pengukuran ordinal, maka statistik uji yang dianggap paling cocok adalah dengan menggunakan koefisien korelasi Reank Spearman (Rs)9. Sehubungan dengan hal itu, maka langkah kerja yang digunakan adalah:

(63)

No X Y RX RY di a di2

Menghitung korelasi antara Variabel X dengan Variabel Y berdasarkan harga- harga yang ditunjukan dalam tabel diatas, maka harga Rs dihitung dengan rumus sebagai berikut10:

r. = l-6£d2 n(n2-l)

rs : koefisien korelasi rank Spearman d2 : selisih dalam ranking

n : banyaknya pasangan rank

Jadi korelasi antara Variabel X dengan Variabel Y berdasarkan harga-harga yang ditunjukan dalam tabel diatas adalah:

(64)

rs = l-6£d2 n(n2-l) = 1 - 6(767)

20(202-l)

= 1- 0,576 = 0,423

Jadi, jenis korelasinya adalah korelasi positif dan kuat, artinya jika pendidikan agama islam dalam keluarga sangat baik/tinggi maka perilaku siswa juga cenderung tinggi/baik.

Berdasarkan rs sebesar 0,423 maka berada pada klasifikasi sedang. Hal ini berarti bahwa pola pendidikan agama dalam keluarga peranannya cukup/sedang terhadap peningkatan perilaku disiplin anak di sekolah yaitu di Sekolah Dasar Negeri Manggihan pada Tahun Pelajaran 2009/2010. Hal ini berdasarkan skala penafsiran/klasifikasi tentang batas-batas rs sebagai berikut:

Tabel 10

Pedoman untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah 0,20-0,399 Rendah

(65)

Berdasarkan tabel 10 tersebut, maka koefisien korelasi yang ditemukan sebesar 0,423 termasuk pada kategori sedang. Jadi terdapat hubungan yang sedang atau relatif antara pola pendidikan agama islam dalam keluarga dengan perilaku disiplin siswa di sekolah,

2) Menentukan derajat determinasi

Untuk menentukan derajat determinasi digunakan rumus sebagai berikut: (rs) 2X 100%

Jadi derajat determinasi hubungan antara Variabel X dan variabel Y adalah:

(0,423) 2 X 100% = 17,89% hal ini bahwa perilaku disiplin anak di Sekolah Dasar Negeri Manggihan Tahun Pelajaran 2009/2010 sebesar 17,89% dipengaruhi oleh pendidikan agama dalam keluarga, sedangkan faktor lain yang mempengaruhi perilaku disiplin anak di Sekolah Dasar Negeri Manggihan sebesar 82,1%, yaitu faktor internal anak (faktor yang berasal dari anak seperti sikap dan pembawaan atau bakat) dan faktor eksternal anak( faktor yang berasal dari luar diri anak seperti

(66)

/ *

B. Uji Signifikasi/Uji Hipotesis

Uji hipotesis ini akan membawa pada sebuah kesimpulan untuk menerima atau menolak hipotesis yang diajukan.

Tabel 11

Pola Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga Dengan Perilaku Disipilin

Siswa di Sekolah

No X y (x-x)

X

(y-y)

y X2 y2 xy

1 47 45 -0.25 -0.55 0.0625 0.3025 0.1375 2 47 55 -0.25 9.45 0.0625 89.303 -2.363 3 55 50 7.75 4.45 60.063 19.803 34.488 4 48 55 0.75 9.45 0.5625 89.303 7.0875 5 50 50 2.75 4.45 7.5625 19.803 12.238 6 44 40 -3.25 -5.55 10.563 30.803 18.038 7 50 47 2.75 1.45 7.5625 2.1025 3.9875 8 44 44 -3.25 -1.55 10.563 2.4025 5.0375 9 43 43 -4.25 -2.55 18.063 6.5025 10.838 10 43 47 -4.25 1.45 18.063 2.1025 -6.163 11 50 44 2.75 -1.55 7.5625 2.4025 -4.262 12 47 42 -0.25 -3.55 0.0625 12.603 0.8875 13 47 43 -0.25 -2.55 0.0625 6.5025 0.6375 14 46 45 -1.25 -0.55 1.5625 0.3025 0.6875 15 48 44 0.75 -1.55 0.5625 2.4025 -1.163 16 50 48 2.75 2.45 7.5625 6.0025 6.7375 17 47 35 -0.25 -10.55 0.0625 111.3 2.6375 18 45 55 -2.25 9.45 5.0625 89.303 -21.26 19 45 42 -2.25 -3.55 5.0625 12.603 7.9875 20 49 37 1.75 -8.55 3.0625 73.102 -14.96

2=945 x=47,25

2=911

(67)

Rxy =

Perhitungan korelasi dapat menggunakan tabel penolong seperti ditunjukkan pada tabel 11.

Jadi terdapat korelasi yang positif 0,64 antara Pola Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga Dengan Perilaku Disipilin Siswa di Sekolah. Apakah harga tersebut signifikan atau tidak maka perlu diuji signifikasinya dengan runus t berikut atau dengan membandingkan dengan tabel korelasi.

Dimana:

t = Distribusi/statistik rs = Harga rs yang diperoleh n = Ukuran sampel

1 = bilangan konstan.

= 4,59

Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan hargat tabel. Untuk kesalahan 5% uji dua pihak dan dk=n-2=l 8, maka diperoleh t tabel = 2,101.

y v ^ m 2)

= 61.25

(68)

Maka dinyatakan bahwa t hitung jatuh pada daerah penolakan Ha, maka dapat dinyatakan bahwa korelasi antara Pola Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga Dengan Perilaku Disipilin Siswa di Sekolah sebesar 0,64 adalah signifikasi dan sehingga digeneralisasikan untuk populasi dimana sampel diambil ( Ho:tidak ada hubungan ditolak).

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Hasil Analisis Variabel X

Pola pendidikan agama Islam dalam keluarga di Dusun Manggihan desa Manggihan hasilnya adalah cukup efektif, dengan hasil perhitungan mediannya 52,5, hal ini terbukti dari hasil analisis data yang diperoleh dengan membagikan angket pada 20 responden dengan skor terbesar 55 dan skor terkecil 43 berada pada klasifikasi cukup efektif, karena angka tersebut berada antara 48,13 sampai dengan 56.17 berdasarkan kategori

56.18 - 60,00 Sangat baik 48,13 - 56,17 Cukup baik 40,07 - 48,12 Kurang baik

15,00 -4 0 ,0 6 Tidak baik

(69)

Hal ini berarti bahwa perlu ada peningkatan pendidikan agama di dalam keluarga.

2. Hasil Analisis Variabel Y

Perilaku disiplin anak disekolah hasilnya cukup baik, hal ini terbukti dari hasil analisis data yang diperoleh dengan membagikan angket pada 20 responden dengan skor terbesar 58 dan skor terkecil 35 dengan hasil perhitungan mediannya adalah 52,9 berada pada klasifikasi cukup baik karena angka tersebut berada antara 48,59 sampai dengan 55,38, hal ini berdasarkan kategori sebagai berikut:

55,39 - 60,00 Sangat baik 48,59 - 55,38 Cukup baik 41,80 - 48,58 Kurang baik

1 5,00-41,79 Tidak baik

Adapun perolehan nilai sebagai berikut: Untuk kategori Sangat baik adalah 1 anak Untuk kategori Cukup baik adalah 14 anak Untuk kategori Kurang baik adalah 2 anak Untuk kategori Tidak baik adalah 3 anak

(70)

Hubungan pola pendidikan agama dalam keluarga dengan perilaku disiplin anak d; sekolah adalah tinggi, artinya bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola pendidikan agama dalam keluarga dengan perilaku disiplin anak di sekolah dengan koefisien korelasi 0,64 dengan mengacu pada harga rs atau batas- batas rs maka berada pada klasifikasi sedang, karena terletak pada interval 0,40- 0,599, hal ini berarti bahwa pola pendidikan agama dalam keluarga memiliki pengaruh terhadap perilaku disiplin anak di sekolah yaitu di Sekolah Dasar Negeri Manggihan kecamatan Getasan Kabupaten Semarang pada tahun 2009/2010

Perilaku disiplin anak di sekolah dipengaruhi oleh Pola Pendidikan Agama dalam keluarga sebesar 17,89%. Sedangkan faktor lain yang mempengaruhi perilaku disiplin anak di sekolah sebesar 82,1%, hal ini terdiri atas faktor internal dan eksternal anak. Hasil pengujian hipotesis didapat nilai t hitung (0,64) lebih besar daripada t tabel (2.101). Hal ini menunjukkan hipotesis tersebut dapat diterima. Sehingga Ha diterima dan Ho ditolak.

(71)

64

BAB V

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian dan menganalisis data hasil penelitian tentang hubungan pola Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga Dengan Perilaku Disiplin Anak di Sekolah pada Tahun pelajaran 2009/2010, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut

1. Pola pendidikan agama dalam keluarga di dusun Manggihan desa Manggihan hasilnya adalah kurang efektif, hal ini terbukti dari hasil analisis data yang diperoleh dengan membagikan angket pada 20 responden dengan skor terbesar 55 dan skor terkecil 43 dengan hasil perhitungan mediannya 52,5 berada pada klasifikasi cukup efektif, karena angka tersebut berada antara 48,59 sampai 55,38 (termasuk klasifikasi cukup efektif)

2. Perilaku disiplin anak disekolah hasilnya cukup baik, hal ini terbukti dari hasil analisis data yang diperoleh dengan membagikan angket pada 20 responden dengan skor terbesar 55 dan skor terkecil 35 dengan hasil perhitungan mediannya adalah 52,9 berada pada klasifikai cukup baik karena angka tersebut berada antara 48,59 sampai dengan 55,38 (termasuk klasifikasi cukup efektif).

(72)

karena terletak pada interval 0,40-0,599. hal ini berarti bahwa pola pendidikan agama dalam keluarga memiliki pengaruh yang tinggi terhadap perilaku disiplin anak di sekolah yaitu di Sekolah Dasar Negeri Manggihan desa Manggihan ke. Getasan, kab. Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010.

Adapun derajat determinasi atau hubungan pola pendidikan agama dalam keluarga dengan perilaku disiplin anak di sekolah sebesar 17,89%. Hal ini berarti bahwa perilaku disiplin anak di sekolah (Sekolah Dasar Negeri Manggihan) pada tahun pelajaran 2009/2010 sebesar 17,89% dipengaruhi oleh pola pendidikan agama dalam keluarga. Sedangkan faktor lain yang mempengaruhi perilaku disiplin anak di Sekolah Dasar Negeri Manggihan sebesar 82,1% terdiri atas faktor internal dan eksternal anak. Adapun hasil dari pengujian hipotesis didapat nilai t hitung (0,64) lebih besar daripada t tabel (2,101). Hal ini menunjukkan hipotesis tersebut dapat diterima.

(73)

B. Saran

Dengan penelitian ini ada beberapa hal hal yang ingin penulis ungkapkan untuk dijadikan bahan pemikiran atau bahan pertimbangan agar perilaku disiplin anak di Sekolah Dasar Negeri Manggihan desa Manggihan kecamatan Getasan, kabupaten Semarang tahun pelajaran 20098/2010 semakin meningkat yaitu:

1. Hendaklah orang tua menanamkan pendidikan agama pada anak sejak dini. 2. Hendaklah orang tua/keluarga mengawasi setiap perilaku anak baik di

lingkungan sekolah ataupun diluar sekolah.

3. Hendaklah orang tua tidak hanya menyuruh tetapi menemani dan membimbing anak dalam shalat lima waktu.

4. Hendaklah orang tua memilih pola/metode yang menarik dalam menanamkan pendidikan agama pada anak, sehingga anak tidak merasa jenuh.

5. Pihak sekolah hendaknya bekerjasama dengan orang tua dalam menegakkan

disiplin anak.

(74)

DAFTAR PUSTAKA

Al Qur’an Terjemah, Depag RI., PT Inter Masa, Jakartal986:951 Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan. Aditya Media,

Yogyakarta, 1993:16

Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam. Cet. Ke-2, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2008:29

Ahmad, Imam ibnu Nizar, Membentuk & meningkatkan Diiplin anak Sejak Dini, Cet. Ke-1, Diva Press, Jogjakarta, 2009:22

Alfred, Lilik Sriyanti, Penulisan Karya Ilmiah

Arifin, Muhammad, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. Ke-3, Bumi Aksara, 1994:84 Arifin, Muhammad, Ilmu Pendidikan Islam,Bumi Aksara, Cet. 3,1994, h. 84 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka

Cipta, Jakarta, 2002 :131

Bahri, Syaiful Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak, Cet. 1, Rineka Cipta, Jakarta, 2004:2

Daradjat, Zakiyah, Ilmu Jiwa Agama.Ce.t ke-15, Bulan Bintang, Jakarta, 1970:24 Daradjat, Zakiyah, Pendidikan Agama Dalam Dalam Pembinaan Mental.

Radar Jaya Offset. Cet. Ke-3, Jakarta, 1975:48

Daradjat, Zakiyah, Pendidikan Agama Islam dalam Dalam Keluarga dan Sekolah.

Cet. Ke-2, PT Remaja Rosdakarya Offset, Bandung, 1995:41

(75)

Hasan, Iqbal, Pokok-Pokok Materi Statistik I. Cet. Ke-3, Bumi Aksara, Jakarta, 2005:54

Majid, Dian, Pendidikan agama Islam Berbasisi Kompetensi, Cet-II, Remaja Rosdakarya, Bandung 2005, h. 130

Muliawan, Jasa Ungguh, Pendidikan Islam Integratif, Pustaka Pelajar, Cet-I, Yogyakarta 2005,h.228

Narbuko, Cholid & Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Bumi Aksara, Cet. Ke-10, Jakarta 2009:83

Rahmat, Jalaludin, Spikologi Agama, Raja Grafindo Persada, Cet-I, Jakarta 1996, h. 226

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan. Cet. Ke-2, Alfabeta, Bandung, 2006:104

Sugiyono, Metode Penelitian K uantitatif kualitatif dan R&D. Cet. Ke-10, Alfabeta,

Bandung, 2010:80

T afsir, Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Remaja Rosdakarya, Cet-x, Bandung 2008, h. 163

T afsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam perspektif Islam, Remaja Rosdakarya, Cet-IV, Bandung 2001, h. 171

Tata Tertib Siswa sekolah Dasar Negeri Manggihan

(76)

DAFTAR PUSTAKA

Al Qur’an Terjemah, Depag RI., PT Inter Masa, Jakartal986:951 Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan. Aditya Media,

Yogyakarta, 1993:16

Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam. Cet. Ke-2, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2008:29

Ahmad, Imam ibnu Nizar, Membentuk & meningkatkan Diiplin anak Sejak Dini, Cet. Ke-1, Diva Press, Jogjakarta, 2009:22

Alfred, Lilik Sriyanti, Penulisan Karya Ilmiah

Anfin, Muhammad, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. Ke-3, Bumi Aksara, 1994:84 Arifin, Muhammad, Ilmu Pendidikan Islam,Bumi Aksara, Cet. 3,1994, h. 84 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka

Cipta, Jakarta, 2002 :131

Bahri, Syaiful Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak, Cet. 1, Rineka Cipta, Jakarta, 2004:2

Daradjat, Zakiyah, Ilmu Jiwa Agama.Ce.t ke-I5, Bulan Bintang, Jakarta, 1970:24 Daradjat, Zakiyah, Pendidikan Agama Dalam Dalam Pembinaan Mental.

Radar Jaya Offset. Cet. Ke-3, Jakarta, 1975:48

Daradjat, Zakiyah, Pendidikan Agama Islam dalam Dalam Keluarga dan Sekolah.

Cet. Ke-2, PT Remaja Rosdakarya Offset, Bandung, 1995:41

Gambar

Tabel 1DATA GURU / PENJAGA
Tabel 2Jumlah
Tabel 3No.
Tabel 428
+7

Referensi

Dokumen terkait

Manungsa urip ing alam ndonya mesthi akeh sing kepincut karo gumebyare donya, mula ora mokal yen manungsa kadunungan sipat srakah. Sipat srakah kuwi mujudake

Sistem ini juga nantinya diharapkan dapat menghasilkan kemudahan pengelolaan sirkulasi buku, perawatan bukudan data anggota hingga laporan - laporan yang dibutuhkan oleh pihak

Pendidikan sangat penting untuk kemajuan suatu bangsa, maka dari itu pendidikan dituntut perannya mencetak generasi bangsa yang berfikir kritis. Melalui pembelajaran

Sebagai dasar merumuskan hipotesis, berikut kerangka pemikiran teoritis yang menunjukkan pengaruh variabel-variabel Current Ratio (CR), Working Capital Turnover (WCT)

PENGARUH WAKTU FERMENTASI DAN JENIS RAGI (Saccharomyces cerevisiae Dan Debaryomyces hanseii) TERHADAP PEMBUATAN BIOETANOL DARI SINGKONG.. KARET (Manihot

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah - Nya, sehingga penulisan skripsi dengan judul “ Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)

1) Peran: suatu proses dalam pelaksanaan kegiatan individu maupun kelompok. 2) Posyandu: suatu organisasi/institusi masyarakat didirikan atas dasar hukum

Data yang digunakan berasal dari Undang-Undang No 7 Tahun 2017 Tentang Pemilu sebagai data primer dan data sekunder yang berupa peraturan perundang-undangan, pendapat ahli