• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

2.2. Pengertian Peneliti

Ada berbagai definisi "peneliti" yang diperoleh dari berbagai sumber dan waktu. Seorang peneliti dalam arti luas adalah seseorang yang melakukan aktivitas sistematis untuk memperoleh pengetahuan. Dalam pengertian yang lebih sempit, seorang peneliti adalah orang yang menggunakan metode ilmiah (Newton dalam Cohen & Whitman’s, 1999). Seorang peneliti mungkin memiliki keahlian dalam satu bidang ilmu atau lebih. Dalam penelitian terbaru Comission of the

European Communities mendefinisikan peneliti sebagai semua orang profesional

yang terlibat dalam karir penelitian, di semua tahapan baik dalam penelitian dasar, riset strategis, penelitian terapan, pengembangan eksperimental maupun transfer pengetahuan termasuk inovasi dan konsultasi, supervisi dan kapasitas mengajar, pengelolaan hak kekayaan intelektual dan pengetahuan, eksploitasi hasil penelitian maupun jurnalisme ilmiah.

Menurut keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara tahun 2004, peneliti adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan penelitian dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada satuan organisasi

17

penelitian dan pengembangan instansi pemerintah. Kegiatan penelitian dapat dilakukan di tempat yang berbeda-beda, diataranya:

a) Universitas, yang umumnya lebih berorientasi pada proyek penelitian dasar dan strategis jangka panjang, biasanya diakui penting sebagai penggerak ekonomi berbasis pengetahuan.

b) Institusi penelitian publik atau swasta atau akademi ilmu pengetahuan, yang berbeda untuk masing-masing negara dan dari jenis kegiatan penelitian yang dilakukan dengan kombinasi penelitian strategis dan terapan (berorientasi pasar).

c) Pengusaha industri skala besar tertentu yang biasanya lebih fokus pada penelitian strategis dan sebagian besar pelaku industri terlibat dalam penelitian yang berorientasi pasar dan transfer teknologi (Comission of the

European Communities, 2003).

Persyaratan untuk menjadi peneliti antara lain mencakup jenjang pendidikan, keahlian, kecerdasan, dan sikap terhadap pekerjaan penelitian. Profesionalisme merupakan sikap seseorang dalam bekerja, yang dilandasi keahlian dan moral untuk memperoleh kinerja yang optimal (Tilaar, 2006). Dengan demikian, profesionalisme merupakan pengamalan ilmu pengetahuan yang dimiliki seseorang untuk mencapai kemaslahatan kehidupan manusia. Secara umum, persyaratan untuk menjadi peneliti yang profesional adalah:

1. Mampu berpikir cerdas, rasional, analitis, dan sistematis terhadap permasalahan dan objek penelitian.

2. Memiliki rasa ingin mengetahui (sense of curiousity) permasalahan dalam penelitiannya, sehingga mendorong untuk berpikir kreatif dan ingin maju, namun tetap realistis dan pragmatis.

3. Memiliki keterkaitan hati (commitment) dan dedikasi yang tinggi terhadap kegiatan penelitian.

4. Mengembangkan sikap teliti, cermat, tekun, jujur, kritis dan terbuka. 5. Mampu berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tulisan, pandai

mendengar, berkepribadian menarik, tidak sombong dan dapat dipercaya (Departemen Pertanian, 2008).

Ukuran dan kriteria untuk menilai kelima persyaratan tersebut sulit dinyatakan secara kuantitatif, tetapi dapat dilihat dari kinerja peneliti berdasarkan kematangan daya pikir dan jenjang karier. Penelitian didasari oleh olah pikir secara induktif maupun deduktif, sehingga peneliti dituntut mampu berpikir mandiri dan kreatif sesuai kaidah-kaidah ilmiah. Sifat pekerjaan yang demikian menuntut peneliti dapat berpikir dan bertindak secara dewasa, bertanggung jawab serta bersikap proaktif, kreatif dan inisiatif. Peneliti perlu menyadari bahwa keberhasilan dan mutu hasil penelitian ditentukan oleh kualitas kerja peneliti sendiri dan tim. Keberhasilan penelitian ditentukan oleh prakarsa (self-initiating) dan dorongan motivasi (self-motivating). Namun hal ini tidak berarti mengecilkan arti perlunya penentuan prioritas dan arahan dari pimpinan, kerja sama, serta keterbukaan terhadap saran, koreksi dan masukan yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.

Setelah melalui proses penyempurnaan dan konsultasi yang cukup lama, akhirnya ditetapkan satu Surat Keputusan Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara No. 01/MENPAN/1983 tentang Angka Kredit bagi Jabatan Peneliti. Untuk pelaksanaannya diterbitkan Surat Edaran Bersama Kepala BAKN (No.02/SE/1983) dan Ketua LIPI (No. 75/Kep/J.10/1983) tentang Angka Kredit bagi Jabatan Peneliti, sebagai pedoman cara-cara penilaian, penetapan angka kredit, pengangkatan, kenaikan pangkat, dan pembebasan sementara pejabat fungsional peneliti. Pada tabel berikut dapat dibaca perbedaan jabatan peneliti 1983 & 2004 yang terendah sampai yang tertinggi, pedoman kepangkatan dan pendidikan.

Tabel 2.1 Jabatan Fungsional Peneliti Tahun 1983

Tingkat Padanan Kepangkatan Pendidikan

Asisten Peneliti Muda Penata Muda – III/a Diploma (D3) Asisten Peneliti Madya Penata Muda Tk.I – III/b Sarjana

19

Ajun Peneliti Muda Penata – III/c Pascasarjana/S2 Ajun Peneliti Madya Penata Tk.I – III/d Doktor (S3) Peneliti Muda Pembina – IV/a

Peneliti Madya Pembina Tk.I – IV/b

Ahli Peneliti Muda Pembina Utama Muda – IV/c Ahli Peneliti Madya Pembina Utama Madya – IV/d Ahli Peneliti Utama Pembina Utama – IV/e

Tabel 2.2 Jabatan Fungsional Peneliti 2004

Tingkat Padanan Kepangkatan Pendidikan

Peneliti Pertama

Penata Muda – III/a Sarjana (S1)/Diploma IV

Penata Muda Tk.I – III/b Pascasarjana/S2

Peneliti Muda

Penata – III/c Doktor (S3)

Penata Tk.I – III/d

Peneliti Madya

Pembina – IV/a Pembina Tk.I – IV/b Pembina Utama Muda – IV/c

Ahli Peneliti Utama

Pembina Utama Madya – IV/d

Unsur-unsur yang dinilai untuk mendapatkan angka kredit terdiri dari:

Unsur-unsur Utama & Unsur-unsur Penunjang

• Pendidikan; • Karya tulis ilmiah; • Pemacuan teknologi.

• Pemasyarakatan ilmu dan teknologi; • Keikutsertaan dalam kegiatan ilmiah; • Pembinaan kader ilmiah;

• Penghargaan ilmiah.

Adanya jalur jabatan fungsional tersebut diharapkan para peneliti memanfaatkan kesempatan yang disediakan. Oleh karena itu, peneliti dimungkinkan untuk berpacu guna menghasilkan karya tulis ilmiah yang diterbitkan pada jurnal ilmiah, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Karya ilmiah yang diterbitkan akan mendapat angka kredit 25, sehingga pada gilirannya akan dapat mempercepat kenaikan pangkatnya. Apabila pada proses yang normal seorang pegawai baru dapat naik pangkat dalam kurun waktu 4 (empat) tahun, pada jalur jabatan fungsional peneliti dapat ditempuh dalam 1—2 tahun saja, apabila yang bersangkutan mampu menghimpun angka kredit dari berbagai karya ilmiahnya dengan cepat. Hal ini dapat dinilai sebagai sesuatu yang positif, karena memacu karier peneliti.

Dokumen terkait