• Tidak ada hasil yang ditemukan

Minat beli merupakan sesuatu tahapan dalam proses konsumen melakukan pembelian. Minat beli juga dapat digambarkan sebagai situasi seseorang sebelum melakukan tindakan pembelian, tetapi menunjukkan keinginan orang tersebut untuk melakukan pembelian.

Menurut Durianto, dkk (2003:104) minat beli adalah sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit yang dibutuhkan pada periode tertentu. Minat beli terbentuk dari bagaimana sikap konsumen terhadap produk dan bagaimana keyakinan konsumen terhadap kualitas produk. Semakin tinggi keyakinan konsumen terhadap produk yang ditawarkan maka semakin meningkat pula minat beli konsumen terhadap produk tersebut. Sebaliknya, semakin rendah keyakinan konsumen terhadap produk yang ditawarkan, maka semakin menurun pula minat beli konsumen terhadap produk tersebut.

33 Menurut Evans (2008: 39) secara klasik pembelian konsumen terbentuk dari beberapa unsur yaitu:

1. Kesadaran, konsumen sadar akan kebutuhan akan suatu produk sehingga berniat untuk mencari informasi.

2. Pertimbangan, konsumen mempertimbangkan dari sekian banyak alternatif untuk dijadikan pilihan.

3. Pembelian, proses yang mengarah dari kesadaran melalui pertimbangan untuk membeli produk berdasarkan alternatif pilihan.

Minat beli juga dipengaruhi oleh komunikasi pemasaran terpadu (integrated marketing communication) yaitu strategi bisnis yang digunakan untuk merencanakan, mengembangkan, melaksanakan, dan mengevaluasi program-program komunikasi merek yang terkoordinasi, terukur, dan persuasif untuk jangka waktu tertentu, dengan konsumen, pelanggan, calon konsumen, dan sasaran lainnya (Wenats, dkk, 2012 : 9). Integrated Marketing Communication memberikan dampak kepada konsumen yaitu pembelian melalui model 6 sisi permukaan berlian. Dalam model ini, efek integrated marketing communication dipandang sebagai suatu yang terjadi secara holistik pada diri khalayak. Hal itu membuat model ini digambarkan sebagai enam sisi permukaan berlian, dimana sisi itu bersama-sama memberi dampak kepada khalayak (Wenats, dkk, 2012 : 67). Keenam aspek itu adalah sebagai berikut :

1. Perception: aspek perseptual dari khalayak, dimana mereka menerima terpaan (melihat mendengar) pesan yang disampaikan dan memberikan pemaknaan terhadap pesan tersebut.

34 2. Emotion: aspek emosional dari khalayak, saat khalayak merasakan emosi tertentu, seperti perasaan suka, semangat sebagai akibat pesan yang disampaikan.

3. Cognition: aspek rasional dari khalayak, saat mempelajari, memahami, dan mengevaluasi informasi yang diterimanya dari pesan yang disampaikan. 4. Association: aspek citra yang dimiliki khalayak terhadap merek, yaitu

pengaitan yang dibuat khalayak atas merek dengan karakteristik, atau kualitas – kualitas tertentu dari suatu produk.

5. Persuation: aspek sikap dan keyakinan dari khalayak, yaitu pembentukan atau perubahan sikap/keyakinan tertentu dari khalayak sebagai efek dari pesan yang disampaikan.

6. Behaviour: aspek tindakan atau perilaku, yang meliputi segala bentuk tindakan yang dilakukan atas suatu produk sebagai efek dari pesan yang disampaikan. Tindakan yang dimaksud meliputi pembelian atau penyimpanan ingatan akan merek dalam memori untuk digunakan saat momen pembelian berlangsung.

Menurut Ferdinand (2002: 129), minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut:

a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.

b. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.

35 yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.

d. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

Sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian terhadap suatu produk, konsumen akan berusaha mencari informasi terlebih dahulu dan mengevaluasi alternatif-alternatif yang ada. Dalam proses tersebut, konsumen dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu aspek psikologis konsumen seperti motivasi, persepsi, kepribadian, dan sikapnya. Dari aspek tersebut, CSR dapat menjadi motivasi bagi konsumen untuk menimbulkan minat beli. Selain faktor internal, juga terdapat faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi konsumen, yaitu bauran pemasaran, lingkungan keluarga dan masyarakat sekitarnya.

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa pengertian minat beli adalah suatu keinginan untuk memiliki sesuatu produk yang timbul dalam diri konsumen, yang dipengaruhi oleh faktor internal (seperti motivasi, persepsi, kepribadian dan sikap) serta faktor eksternal (seperti bauran pemasaran, lingkungan keluarga dan masyarakat sekitarnya).

36 2.4 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Penulis Judul Penelitian Variabel

Penelitian

Hasil Penelitian

Xamuel Luckita (2015)

Pengaruh Citra Merek dan Bauran Promosi Terhadap Minat Beli

Mobil Merek Mitsubishi pada Masyarakat Kota Medan

Citra merek, bauran promosi dan

minat beli.

Variabel citra merek dan variabel bauran promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel minat beli. Rambu Leki dan Y. Jogi Christiawan (2013) Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Penjualan dan Biaya Operasional Perusahaan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011 Corporate social responsibility, penjualan dan biaya operasional. CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap penjualan dan penurunan biaya operasional perusahaan. Lily Sura Ningrum dan I Ketut Nurcahaya (2013) Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Corporate Image dan Perilaku Word Of Mouth

Corporate social responsibility, corporate image dan perilaku word of mouth.

CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap corporate image.

37 Lanjutan Tabel 2.1

Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Noviasari Dewi Eka P, Naili Farida, dan Sari Listyorini (2013) Pengaruh Corporate Social Responsibility, Perceived Quality dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian

Ulang Dengan Corporate Image

Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Pengguna Produk Tolak Angin PT Sidomuncul Di Kelurahan Tembalang Semarang) Corporate social responsibility, perceived quality, brand image, keputusan pembelian dan corporate image. Variabel corporate social responsibility, variabel perceived quality dan variabel brand image masing-masing mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel keputusan pembelian ulang. Wulansari Budiastuti (2012) Pengaruh Program Corporate Social Responsibility Terhadap Perilaku Konsumen (Studi Mengenai Kegiatan “Lifebuoy Berbagi Sehat” P.T. Unilever Indonesia di Kalangan Ibu-ibu Rumah Tangga di Kelurahan Kelapa Gading Barat Jakarta Utara Corporate social responsibility dan perilaku konsumen. Program Corporate social responsibility ikut menentukan perilaku konsumen dalam studi mengenai kegiatan “Lifebuoy berbagi sehat” P.T. Unilever Indonesia pada studi di kalangan ibu-ibu rumah tangga di Kelurahan Kelapa Gading Barat.