• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN UMUM TERHADAP PEMBIAYAAN BERMASALAH

A. Gambaran Umum Tentang Perbankan Syariah

1. Pengertian Perbankan Syariah

8

Zainul Arifin Memahami Bank Syariah Lingkup Peluang Tantangan dan prospek Penerbit : Alvabet Anggota IKAPI Jakarta, November 2008 Hal. 115

Pengertian Perbankan Syariah menurut Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Pasal 1 memberikan penjelasan tentang Perbankan Syariah adalah Segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Sedangkan Dalam Kerangka Dasar Akuntansi Syariah, yang disusun oleh Dewan Standart Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia) , Dewan Syariah Nasional (MUI), Bank Indonesia, Departemen Keuangan dan Praktisi menjelaskan tentang Perbankan Syariah merupakan ketentuan hukum islam yang mengatur aktivitas umat manusia yang berisi perintah dan larangan, baik yang menyangkut hubungan interaksi vertikal dengan tuhan maupun interaksi horisontal dengan sesama makhluk9

Di sisi lain Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang mendorong dan mengajak masyarakat untuk ikut-aktif berinvestasi melalui berbagai produknya, sedangkan di sisi lain Bank Syariah aktif untuk melakukan investasi di masyarakat.

Prinsip Syariah yang berlaku dalam kegiatan umum (Transaksi Syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku dan Stakeholder entitas yang melakukan Transaksi Syariah.

9

Kegiatan usaha Perbankan Syariah pada dasarnya merupakan perluasan jasa perbankan bagi masyarakat yang membutuhkan dan menghendaki pembayaran imbalan yang tidak didasarkan pada sistem bunga, melainkan atas dasar Prinsip Syariah sebagaimana digariskan Syariah / hukum atau aturan-aturan ajaran agama Islam.

Bank Syariah dalam menjalankan operasinya tidak menggunakan sistem bunga sebagai dasar penentuan imbalan yang akan diterima atas pembiayaan yang diberikan dan atau pemberian imbalan atas dana masyarakat. Ini sangat bebanding tebalik sekali dengan Bank konvensional dimana setiap imbalan selalu dihitung dalam bentuk bunga. Tingkat bunga merupakan suatu aspek yang penting yang selalu terkait dengan jalannya sistem kegitan bank konvensional.

Sejak dulu,sistem bunga dalam melakukan suatu Transaksi sudah menjadi polemik dikalangan zaman filsafat yunani dan romawi. Banyak juga kalangan agama non muslim sepeti agama yahudi dan kristen yang melarang inplementasi sistem bunga.

Terlepas dari haram atau tidaknya sistem bunga, pada dasarnya banyak kelemahan yang terdapat pada perbankan konvensional dalam menerapkan sistem bunga. Tapi harus kita sadari juga, banyak kalangan masyarakat luas lebih tertarik memilih bunga bank daripada beriventasi. Salah satu pemicu masyarakat memilih sistem bunga penyebabnya adalah implikasi negatif sistem bunga bank tidak dirasakan langsung secara individual dalam waktu dekat. Implikasi negatif ini baru

akan dirasakan secara makro dalam jangka waktu yang lebih panjang dan kerusakan yang tiba-tiba.

Dengan adanya sistem bunga yang diterapkan di bank sebenarnya lama-lama akan menjebloskan diri kita sendiri ke jurang kehancuran di masa yang akan datang. Dengan demikian muncullah suatu sistem Perbankan Syariah yang menjadi sarana untuk mengedukasi masyarakat tentang dampak negatif bunga bank.

Terlepas dari haram atau tidaknya bunga bank, bunga bank mengakibatkan dampak negatif seperti antara lain adalah penyebab krisis ekonomi, menciptakan budaya malas dan memperlebar jurang sosial dan masih banyak penyebab lainnya.

Perkembangan akan manfaat Bank Syariah ternyata dirasakan juga oleh beberapa Negara Eropa , Amerika Serikat, Australia , Afrika dan Asia. Bahkan Singapura sebagai negara sekuler pun juga mengakomodasi sistem keuangan Syariah.

Menurut beberapa artikel yang penulis baca bank-bank raksasa seperti ABN,Amro, City bank, dan HSBC ternyata sudah lama menerapkan sistem Keuangan Syariah.dan ANZ Australia yang juga membuka Unit Syariah.

Menurut laporan the banker yang menyebutkan bahwa Bank Islam bukan hanya didirikan dan dimiliki oleh negara atau kelompok muslim saja, tetapi juga di Negara-Negara Non Muslim seperti Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Luxemburg, Swiss, Denmark, Afrika Selatan, Australia, India, Srilangka, Filipina, Siprus, Virgin Island, Cayman Islam, dan Bahama.

Bahkan kajian mengenai Perbankan Syariah ini merambah sampai dengan beberapa universitas di negara-negara barat. Perhatian dunia barat akan ekonomi Syariah ini dikarenakan keunggulan doktrin dan sistem ekonomi Syariah. Banyak ekonom non muslim yang menaruh perhatian pada ekonomi Syariah dan memberikan rasa salut pada ajaran Syariah ini seperti Prof.Volker Ninhaus dari Jerman (Bochum university), William Shakpeare dan Rodney Wilson.10

Keberadaan sistem Perbankan Syariah saat ini dirasakan dapat memenuhi kebutuhan sebagian masyarakat yang tidak bersedia memanfaatkan jasa-jasa bank konvensional karena prinsip keyakinan atau kepercayaan. Pada dasarnya

Perkembangan Bank Syariah di indonesia dimasudkan antara lain menyediakan alternatif pelayanan kepada masyarakat baik dalam bentuk penyimpanan dana atau jenis-jenis lainnya maupun berupa pembiayaan yang dilakukan berdasrkan Prinsip Syariah. Adanya Produk Syariah memberikan tempat bagi masyarakat yang belum bisa menerima sistem bank konvensional disebabkan oleh karena hambatan keyakinan yang dianutnya.

Upaya pengembangan Perbankan Syariah di indonesia merupakan kegiatan yang mendasar dan memiliki dampak luas, bukan saja bagi perekonomian nasional tetapi juga kegiatan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu untuk mengembangkan Perbankan Syariah tersebut perlu diikutsertakan unsur-unsur yang dapat membantu perkembangan sistem Perbankan Syariah antara ahli Bankir Syariah, para ahli ekonomi, hukum dan Perbankan Islam, serta para ulama.

10

Agustianto Ekonomi Syariah Untuk Kepentingan Bangsa Penerbit: Harian Republika , Jakarta, Kamis 15 Januari ,2009 Hal.3.

produk pada Perbankan Syariah ini bersifat universal (umum), maksudnya tidak hanya dikhususkan untuk suatu masyarakat tertentu , meskipun prinsip operasi Bank Syariah ini didasarkan pada Syariah Islam yaitu hukum-hukum yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasul.11

Di indonesia, regulasi mengenai Bank Syariah tertuang dalam Undang-Undang Perbankan Syariah yang baru yaitu Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 yang mana menjelaskan tentang Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya Bank Syariah terdiri atas Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah dan Badan Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).

Baik dalam Undang Nomor 10 tahun 1998 maupun dalm Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 dijelaskan bahwa ‘Syariah’ adalah aturan berdasarkan hukum islam’.

Ketentuan mengenai Perbankan Syariah ini pada dasarnya didasarkan pada hukum islam yang mana dituangkan dalam suatu ketentuan yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia(MUI) yang dikenal dengan ‘Fatwa Dewan Syariah Nasioanal’. Fatwa inilah yang dipergunakan sebagai referensi atau rujukan dalam melaksanakan kegiatan usaha yang dilakukan oleh Entinitas Syariah, termasuk Bank Syariah. Karena bahwa dalam hukum islam banyak mazhab banyak sumbernya, sehingga mana yang dipergunakan itu telah dilakukan pembahasan yang sangat mendalam oleh Majelis Ulama Indonesia (Dewan Syariah Nasional).

11

Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan Perbankan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia , Jakarta, 2005. Hal. 407

Walaupun ketentuan Perbankan Syariah bersumber dari hukum islam bukan berarti yang melaksanakan Bank Syariah termasuk nasabahnya hanya boleh beragama islam. Namun banyak juga Bank Syariah yang dikelola oleh non islam, dan memiliki nasabahnya non islam, dan harus meengikuti ketentuan-ketentuan dalam Perbankan Syariah ini sesuai Syariah dan islami.

Perbankan Syariah bersifat universal, artinya tidak diperuntukkan untuk golongan atau kalangan apa saja, tanpa membedakan suatu agama tertentu, semua masyarakat bisa masuk dan berinvestasi di dalam Bank Syariah ini, yang terpenting adalah setiap yang ingin berinvestasi didalalam perbankan syariah ini harus tunduk akan peraturan bank tersebut yang syarat akan nilai agamanya khusussnya syariat atau ajaran agama islam. ini salah satu juga menunjukkan eksistensi akan dunia Perbankan Syariah mendapat kemajuan yang sangat pesat. bahkan sejak zaman rasullullah pun dulu, rasul pun banyak mencontoh beberapa transaksi jual beli dengan non muslim.

Dokumen terkait