• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERLINDUNGAN

B. Pengertian Perlindungan Konsumen

Setiap manusia mempunyai kepentingan, yaitu tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk dapat dipenuhi. Kepentingan manusia yang dilindungi oleh hukum disebut hak. Setiap hak mempunyai empat unsur yaitu : subjek hukum, objek hukum, hubungan hukum yang mengikat pihak lain dengan kewajiban dan perlindungan hukum, pada hakekatnya kepentingan mengandung kekuasaan yang dijamin dan dilindungi oleh hukum dalam melaksanakannya.

Dalam memenuhi kepentingannya manusia membutuhkan manusia yang lain. Oleh karena itu, manusia hidup bermasyarakat. Sudikno Mertokusumo berpendapat bahwa dalam memenuhi kepentingannya, manusia menghadapi bahaya, dengan hidup bermasyarakat diharapkan akan lebih kuat kedudukannya dalam menghadapi bahaya terhadap kepentingannyadan akan lebih terjamin perlindungannya.

Kehidupan bermasyarakat menyebabkan terjadinya interaksi atau hubungan satu sama lain. Namun mengingat banyaknya kepentingan dimungkinkan terjadi konflik kemungkinan. Konflik akan terjadi apabila pelaksanaan kepentingan seseorang telah merugikan kepentingan orang lain, manusia membutuhkan rasa aman dalam melaksanakan kepentingannya agar dapat melaksanakannya dengan tenang. Oleh karena itu, manusia mengharapkan kepentingan – kepentingannya dilindungi dari konflik, gangguan, bahaya yang mengancam, serta kepentingan dirinya dalam kehidupan bersama.

Wiwin Azmi Harahap : Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Pemakai Jasa Biro Perjalanan Pada PT. Winaya Travel Setelah Berlakunya UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 2008.

USU Repository © 2009

Sudikno Mertokusumo berpendapat bahwa dimana ada hubungan antar manusia maka diperlukan perlindungan kepentingan. Perlindungan itu dapat dicapai dengan tercipnya pedoman atau peraturan hidup yang menentukan bagaimana manusia harus bertingkah laku baik dalam masyarakat agar tidak merugikan kepentingan orang lain dan kepentingan dirinya sendiri. Pedoman itu disebutkan sebagai kaedah sosial. Kaedah sosial yang ada adalah kaedah kepercayaan, kaedah kesusilaan, kaedah sopan santun atau adat dan kaedah hukum. Ketiga kaedah yang disebut pertama dirasa belum cukup memuaskan sehingga diperlukan kaedah hukum. Kaedah hukum adalah kaedah yang menuntut legalitas, yang berarti bahwa yang dituntut adalah pelaksanaan atau penataan kaedah.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perlindungan hukum adalah perlindungan terhadap kepentingan manusia yang dilindungi hukum atau hak agar dalam pelaksanaan untuk memenuhinya tidak merugikan orang lain melalui kaedah hukum.

Perlindungan hukum memang sering dibicarakan, namun pengertian dari perlindungan hukum itu sendiri tidak banyak diuraikan. UUPK memberikan pengertian perlindungan konsumen dalam Pasal 1 angka (1), yaitu: “segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan konsumen. Perlindungan konsumen menurut Az. Nasution dapat ditinjau dari sudut hukum maupun sosial ekonomi.

Berdasarkan pengertian hukum di atas, maka yang dimaksud dengan perlindungan hukum bagi konsumen adalah perlindungan terhadap kepentingan

Wiwin Azmi Harahap : Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Pemakai Jasa Biro Perjalanan Pada PT. Winaya Travel Setelah Berlakunya UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 2008.

USU Repository © 2009

33

konsumen melalui kaedah hukum untuk menjamin kepastian pelaksanaan kepentingannya baik secara preventifmaupun secara represif. Kepentingan yang dimaksud adalah kepentingan yang dilindungi oleh hukum atau hak.

Perlindungan konsumen cenderung untuk memberikan keadilan bagi konsumen yang selama ini masih dalam posisi yang lemah dari berbagai aspek. Aspek – aspek tersebut antara lain : aspek tentang pengetahuan produk, bagaimana pemakaian yang tepat, isi dan susunan produk dan aspek pengetahuan hukum mengenai upaya yang ditempuh untuk mempertahankan hak.

Berikut ini Undang-undang Perlindungan Hukum konsumen merupakan bagian dari hukum konsumen dan menemukan kaidah hukum konsumen dalam berbagai peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia tidaklah mudah, hal ini dikarenakan tidak dipakainya istilah konsumen dalam peraturan perundan-undangangan tersebut walaupun ditemukan sebagian dari subyek-subyek hukum yang memenuhi kriteria konsumen.6

1. Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen

Perlindungan Konsumen dalam ketentuan umum. Pasal 1 Undang–Undang Perlindungan Konsumen No. 8 Tahun 1999 yakni :

2. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun mahkluk hidup lain yang tidak untuk diperdagangkan.

6

Nasution, Az., “Aspek Hukum Perlindungan Konsumen: Tinjauan Singkat UU No. 8 Tahun 1999-L.N. 1999 No. 42”, Artikel pada Teropong, Media Hukum dan Keadilan (Vol II, No. 8, Mei 2003), MaPPI-FH UI dan Kemitraan, 2003, hal 52

Wiwin Azmi Harahap : Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Pemakai Jasa Biro Perjalanan Pada PT. Winaya Travel Setelah Berlakunya UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 2008.

USU Repository © 2009

3. Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.

4. Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud baik bergerak maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, yang dapat untuk diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan oleh konsumen.

5. Jasa adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi yang disediakan oleh masyarakat untuk dimanfaatkan oleh konsumen.

6. Promosi adalah kegiatan pengenalan atau penyebarluasan informasi suatu barang dan/ atau jasa untuk menarik minat beli konsumen terhadap barang dan/atau jasa yang akan dan sedang diperdagangkan.

7. Impor barang adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean.

8. Impor jasa adalah kegiatan penyediaan jasa asing untuk digunakan di dalam wilayah Republik Indonesia.

9. Lembaga perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat adalah lembaga non-pemerintah yang terdaftar dan diakui oleh pemerintah yang mempunyai kegiatan menangani perlindungan konsumen.

10. Klausula baku adalah setiap aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang telah dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh

Wiwin Azmi Harahap : Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Pemakai Jasa Biro Perjalanan Pada PT. Winaya Travel Setelah Berlakunya UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 2008.

USU Repository © 2009

35

pelaku usaha yang dituangkan dalam suatu dokumen dan/atau perjanjian yang mengikat dan wajib dipenuhi oleh konsumen.

11. Badan penyelesaian sengketa Konsumen adalah badan yang bertugas menangani dan menyelesaikan sengketa antara pelaku usaha dan konsumen.

12. Badan perlindungan Konsumen nasional adalah badan yang dibentuk untuk membantu upaya pengembangan perlindungan konsumen.

13. Menteri adalah menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi bidang perdagangan.7

Dokumen terkait