• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERLINDUNGAN

F. Tanggung Jawab Pelaku Usaha

Satu konsep yang berhubungan dengan konsep kewajiban hukum adalah konsep tanggung jawab hukum.setiap orang harus bertanggung jawab secara hukum atas segala perbuatannya. berarti setia orang harus memikul tanggung jawab atas sanksi yang di berikan oleh hukum akibat perbuatan yang bertentangan dengan hukum.

Di dalam teori tradisional tanggung jawab dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

1. Tanggung jawab yang di dasarkan kepada kesalahan, yang di maksud dengan kesalahan adalah unsur yang bertentangan dengan hukum. Pengertian hukum tidak hanya bertentangan dengan undang-undang, tetapi juga kepatutan, kesusilaan, agama, dalam masyarakat (liability

based on fault).

2. tanggung jawab absolut adalah tanggung jawab yang menetapkan kesalahan tidak sebagai faktor yang menentukan (strict liability) ftnote: 11. shidarta, hukum perlindungan konsumen indonesia.

Secara umum prinsip – prinsip tanggung jawab dalam hukum dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Kesalahan (liability based on fault).

Prinsip ini mengatakan seorang baru dapat dimintakan pertanggungjawabannya secara hukum jika ada unsur kesalahan yang dilakukan.11

11

Wiwin Azmi Harahap : Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Pemakai Jasa Biro Perjalanan Pada PT. Winaya Travel Setelah Berlakunya UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 2008.

USU Repository © 2009

2. Praduga selalu bertanggung jawab (persumption of liability).

Prinsip selalu mengatakan tergugat selalu dianggap bertanggung jawab sampai ia dapat membuktikan ia tidak bersalah. Beban pembuktian ada pada si tergugat.

3. Praduga selalu tidak bertanggung jawab ( persumption of nonliability). Prinsip ini adalah kebalikan dari prinsip kedua. Prinsip praduga untuk tidak selalu bertanggung jawab hanya dikenal dalam lingkungan transaksi konsumen yang sangat terbatas.

4. Tanggung jawab mutlak sering diidentikkan dengan prinsip tanggung jawab absolut (absolut liability). Walupun demikian ada pula ahli yang membedakan kedua terminologi di atas. Ada pendapat yang mengatakan strict liability adalah prinsip tanggung jawab yang menetapkan kesalahan tidak sebagai faktor yang menentukan. Pendapat yang lain mengatakan absolute liability adalah prinsip tanggung jawab tanpa kesalahan.

5. Pembatasan tanggung jawab (limitation liability)

Prinsip tanggung jawab yang menetapkan batasan tanggung jawab terlebih dahulu yang berupa klausa eksoneresi dalam perjanjian standart yang dibuatnya.

Berkenaan dengan permasalahan yang dibahas penulis perlu kemukakan terlebih dahulu pengertian istilah yang berkaitan dengan tanggung jawab produsen atau product liability.

Wiwin Azmi Harahap : Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Pemakai Jasa Biro Perjalanan Pada PT. Winaya Travel Setelah Berlakunya UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 2008.

USU Repository © 2009

43

Produk secara umum diartikan sebagai barang yang secara nyata dapat dilihat dan dipegang (tangible goods), baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak.

Namun dalam kaitan dengan tanggung jawab masalah produsen (product

liabiity) produk bukan hanya berupa tangible goods tetapi juga termasuk yang

bersifat intangible seperti listrik, produk alami,(misalnya produk makanan binatang piaraan). Selanjutnya termasuk dalam pengertian produk tersebut tidak semata – mata suatu produk yang sudah jadi secara keseluruhan, tetapi termasuk komponen atau suku cadang.

Berkenaan dengan masalah cacat/rusak (defect). Dalam prngertian produk yang cacat/rusak yang menyebabkan produsen harus bertanggung jawab, dikenal tiga macam defect :

1. production / manufacturing defects. 2. design defects.

3. warning or instruction defects.

Production manufacturing defects, yaitu apabila suatu produk dimuat tidak

sesuai dengan persyaratan sehingga akibatnya produk tersebut tidak aman bagi konsumen. Design defects yaitu apabila bahaya dari produk tersebut lebih besar dari manfaat yang duharapkan oleh konsumen biasa atau bila keuntungan dari desain produk tersebut lebih kecil dari resikonya. Warning or instruction defects, yaitu apabila buku pedoman, buku panduan (instruction booklet), pengemasan (packaging), etiket (labels) atau plakat tidak cukup memberikan peringatan

Wiwin Azmi Harahap : Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Pemakai Jasa Biro Perjalanan Pada PT. Winaya Travel Setelah Berlakunya UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 2008.

USU Repository © 2009

(warning) tentang bahaya yang mungkin timbul dari produk tersebut atau petunjuk tentang penggunaannya yang aman.

Berdasarkan pengertian dan penjelasan di atas maka penulis memberikan pengertian dari product liability (tanggung jawab produsen) adalah sebagai berikut: “suatu tanggung jawab secara hukum dari orang atau badan hukum yang menghasilkan suatu produk (producer, manufacture) atau dari orang atau badan yang bergerak dalam suatu proses untuk menghasilkan suatu produk (procesor,

assembler) atau dari orang atau badan hukum yang menjual dan mendistribusikan

(seller, distributor) produk tersebut.

Di Indonesia doktrin product liability jika diteliti lebih lanjut dapat ditemukan di dalam UUPK dalam Pasal 7 sampai dengan Pasal 11. pelanggaran terhadap pasal – pasal tersebut mulai Pasal 8 yang dikategorikan sebagai tindak pidana menurut ketentuan pasal 62 UUPK selanjutnya Pasal 19 ayat (1) UUPK secara lebih tegas merumuskan tanggung jawab produk dengan mengatakan “pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan , pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan”.

Prinsip tanggung jawab mutlak dalam hukum perlindungan konsumen secara umum digunakan untuk menjerat pelaku usaha khususnya barang yang memasarkan produknya yang merugikan konsumen. Asas tanggung jawab itu dikenal dengan nama product liability. Menurut asas tersebut produsen wajib bertanggung jawab atas kerugian yang di derita konsumen atas penggunaan

Wiwin Azmi Harahap : Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Pemakai Jasa Biro Perjalanan Pada PT. Winaya Travel Setelah Berlakunya UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 2008.

USU Repository © 2009

45

produk yang dipasarkan. Gugatan product liabily dapat dilakukan berdasarkan tiga hal :

1. Melanggar jaminan (breach of warranty) 2. Ada unsur kelalaian (negligence)

3. Menerapkan tanggung jawab mutlak(strict liability).

Berdasarkan pasal – pasal dan asas di atas prinsip tanggung jawab mutlak (strict liability) dibagi menjadi 2 (dua) prinsip tanggung jawab, yakni tanggung jawab produk (product liability) dan tanggung jawab profesional. (proffesinal

liability).

Tanggung jawab produk adalah tanggung jawab produsen terhadap produk – produk yang dihasilkannya yang dibawa kedalam peredaran yang menyebabkan atau menimbulkan kerugian terhadap konsumen karena adanya cacat yang melekat pada produk yang di hasilkan tersebut. Dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab produk berhubungan dengan produk yang dihasilkan.

Tanggung jawab profesional adalah tanggung jawab hukum (legal

liability) dalam hubungannya dengan jasa profesional yang diberikan pada klien.

Sumber persoalan dalam tanggung jawab profesional ini dapat ditimbulkan karena penyedia jasa profesional tak memenuhi perjanjian yang mereka sepakati dengan klien mereka atau akibat kelalaian penyedia jasa tersebut yang mengakibatkan terjadinya perbuatan melawan hukum.

Pelanggaran terhadap tanggung jawab profesional dapat berimplikasi sangat membahayakan jiwa konsumen , sehingga setiap profesi ada standartnya

Wiwin Azmi Harahap : Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Pemakai Jasa Biro Perjalanan Pada PT. Winaya Travel Setelah Berlakunya UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 2008.

USU Repository © 2009

atau aturan – aturan moral/kode etik profesi yang menerapkan sanksi – sanksi organisatoris kepada anggota yang melanggar.

Berdasarkan Pasal 19 ayat (1) UUPK dan pendapat yang diuraikan di atas sistem tanggung jawab yang terkandung dalam UUPK menggunakan sistem

proffesional liability secara otomatis biro jasa perjalanan dalam hal terjadi

pelanggaran terhadap hak – hak konsumen dalam praktek menggunakan strict

liability terhadap profesional. Karena Biro jasa perjalanan tunduk kepada Undang

- Undang Perlindungan Konsumen.

G. Peran dan Tanggung Jawab Para Penyelenggara Perlindungan

Dokumen terkait