• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

A. Supervisi Akademik Pengawas Madrasah 1. Pengertian Supervisi Akademik

1. Pengertian Guru

Istilah guru mengandung berbagai macam arti. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar (Poerwadarminta, 2006 :393). Secara umum pengertian guru diartikan sebagai orang yang bertugas menjadi fasilitator untuk para peserta didik dalam belajar dan juga dalam pengembangan kemampuan serta potensi dasar yang dimilikinya secara maksimal (Rohmat, 2012:192). Pendapat serupa dikemukakan oleh Abudin Nata (2005:114), guru adalah orang yang kerjanya mengajar memberikan pelajaran di sekolah/kelas. Secara lebih khusus lagi bahwa guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak mencapai kedewasaan masing-masing.

Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga formal, tetapi bisa juga di mesjid mushola, di rumah dan sebagainya (Djamarah, 2000:31). Definisi guru yang lebih luas terdapat dalam Undang- Undang RI No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Pada pasal 1 UU tersebut dinyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidik anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Sedangkan secara bahasa, kata guru diambil dari bahasa Arab ‘alima ya’lamu yang artinya mengetahui (Dzulfikar, 2010: 433). Dengan arti tersebut maka guru dapat dikatakan sebagai orang yang mengetahui atau berpengetahuan

sebagaimana yang diterangkan dalam Alqur’an surat Az- Zumar ayat 9 yang potongan ayatnya berbunyi :

٩. ِبﺎَﺒْﻟَْﻷا اﻮُﻟْوُأ ُﺮﱠﻛَﺬَﺘَـﻳ ﺎَﱠﳕِإ َنﻮُﻤَﻠْﻌَـﻳ َﻻ َﻦﻳِﺬﱠﻟاَو َنﻮُﻤَﻠْﻌَـﻳ َﻦﻳِﺬﱠﻟا يِﻮَﺘْﺴَﻳ ْﻞَﻫ ْﻞُﻗ

... Artinya : Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan

orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran,” (Depag RI, 1990 : 747).

Dalam konteks pendidikan Islam, guru mendapat sebutan murabbi, muallim dan muaddib. Lebih dari itu, dari segi etimologi banyak kita jumpai istilah yang berdekatan dengan esensi dari pengertian guru atau pendidik tersebut. Seperti kata mudarris, ustadz, mursyid dan tutor. Dari beberapa istilah tersebut mempunyai makna yang berbeda sesuai konteks kalimat serta paradigma yang dibangun, meskipun di saat tertentu mempunyai kesamaan dalam hal makna.

Salah satu hal yang amat menarik pada ajaran Islam ialah penghargaan Islam yang sangat tinggi terhadap guru. Begitu tingginya penghargaan itu sehingga menempatkan kedudukan guru setingkat di bawah kedudukan nabi dan rasul. Karena guru selalu terkait dengan ilmu (pengetahuan) sedangkan Islam amat menghargai pengetahuan. Tidak hanya itu, seorang guru harus mempunyai sifat-sifat yang menitik beratkan pada implementasi kebaikan. Sehingga, seorang guru sangat dipandang mempunyai strata di bawah kedudukan nabi dan rasul.

Hal ini sejalan dengan yang dikatakan Imam al-Ghazali bahwa barangsiapa berilmu dan beramal, maka orang itu disebut orang besar di segala petala langit (Yakub,1992:65). Lebih jauh al- Ghazali mengatakan bahwa seseorang yang berilmu dan kemudian bekerja dengan ilmunya, maka dialah orang besar di kolong langit ini, ia ibarat matahari yang menyinari orang lain, dan menyinari dirinya sendiri. Ibarat

minyak kasturi yang wanginya dapat dinikmati orang lain, dan ia sendiripun harum. Siapa yang bekerja di bidang pendidikan, sesungguhnya ia telah memilih pekerjaan yang terhormat dan sangat penting. Maka hendaknya ia memelihara adab dan sopan santun dalam tugasnya itu ( Al Abrasy , 1970 : 135-136).

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa guru adalah seseorang yang pekerjaannya mengajar di suatu lembaga pendidikan dengan pekerjaan tersebut ia memperoleh upah atau honorarium. Selain itu, guru adalah seseorang yang memiliki seperangkat ilmu pengetahuan atau keahlian dalam bidang ilmu keguruan yang bertugas untuk mendidik dan mengajar kepada seorang pelajar atau anak didik sehingga dapat memperoleh kedewasaan baik jasmani maupun rohani yang pada akhirnya anak didik tersebut mampu menjalankan tugasnya sebagai khalifah Allah SWT, serta mampu berinteraksi sosial di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dalam hal ini seorang guru menempati posisi yang terhormat dan mulia. Sebab ia diibaratkan bagaikan matahari yang tidak hanya menerangi orang lain, akan tetapi juga menerangi dirinya sendiri. Dalam keseluruhan proses pendidikan, guru memegang peranan penting. Oleh karena itu kompetensi guru harus ditingkatkan.

2. Kemampuan Guru Dalam Penerapan Model Pembelajaran Inovatif

Kemampuan guru merupakan faktor pertama yang dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Guru yang memiliki kemampuan tinggi akan bersikap kreatif dan inovatif yang selamanya akan mencoba dan mencoba menerapkan berbagai penemuan baru yang dianggap lebih baik untuk pembelajaran siswa. Suatu asumsi bahwa peningkatan mutu pembelajaran di sekolah dapat dicapai melalui peningkatan

mutu sumber daya manusia (guru dan tenaga kependidikan lainnya), walaupun diakui bahwa komponen-komponen lain turut memberikan kontribusi dalam peningkatan mutu pembelajaran.

Peningkatan sumber daya menusia telah banyak dilakukan pemerintah, terutama peningkatan kompetensi guru. Guru adalah unsur manusiawi dalam dunia pendidikan. Guru merupakan figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu guru yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam dunia pendidikan harus memiliki kompetensi (kemampuan) dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai pengajar.

Dalam dunia pendidikan yang semakin maju, guru harus peka dan tanggap terhadap perubahan-perubahan, pembaharuan serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang sejalan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dan perkembangan jaman. Disinilah guru harus senantiasa meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan, meningkatkan kualitas pendidikannya sehingga apa yang diberikan kepada siswa tidak ketinggalan dengan perkembangan dan kemajuan jaman. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas guru adalah melalui proses pembelajaran dan guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan secara terus menerus agar dapat melaksanakan fungsinya secara profesional (Sahertian, 2008 : 1).

Guru merupakan penentu keberhasilan siswa. Gurulah yang lebih banyak melakukan inovasi pembelajaran ketika guru datang tentunya menjadi pusat perhatian bagi siswanya. Dalam inovasi pembelajaran guru memiliki peran yang amat vital dalam pembelajaran di kelas. Gurulah yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk

menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengevaluasi menganalisis hasil evaluasi dan melakukan tindak lanjut (Lusita,2012 :14).

Satu kunci pokok dan tugas kedudukan guru sebagai tenaga profesional menurut ketentuan pasal 4 UU Guru dan Dosen adalah sebagai agen pembelajaran (learning agent) yang berfungsi meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Sebagai agen pembelajaran guru memiliki peran sentral yang cukup strategis antara lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa, dan pemberi inpirasi belajar bagi peserta didik. Guru yang profesional pada intinya adalah guru yang memiliki kompetensi dalam melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi berasal dari kata competency, yang berarti kemampuan atau kecakapan.

Menurut Chung dan Menginson yang dikutif Usman (2011:604), kompetensi ialah kewenangan, yaitu sifat, pengetahuan dan kemampuan pribadi seseorang yang relevan dengan menjalankan tugasnya secara efektif. Sedangkan menurut Spencer and Spencer yang dikutif Hamzah B. Uno (2010: 129) mendefinisikan kemampuan atau kompentesi sebagai karakteristik yang menonjol bagi seseorang dan mengindikasikan cara-cara berprilaku atau berpikir dalam segala situasi dan berlangsung terus menerus. Guru profesional harus menguasai sejumlah kompetensi. Kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak. Kompetensi ini lebih mengarah pada kelayakan dan kewenangan guru untuk melakukan pekerjananya. Mengingat profesi guru mensyaratkan adanya kehlian secara khusus ( Rusman 2012 :37).

Jadi kompetensi guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya. Guru yang kompeten dan profesional adalah guru yang piawai dalam melaksanakan profesinya. Berdasarkan uraian di atas

kompetensi guru dapat didefinisikan sebagai penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru. Dalam menjalankan fungsi sebagai guru hendaknya memiliki sejumlah pengetahuan/keterampilan dan kreatifitas serta tanggung jawab agar dapat melakukan tugasnya sebagai guru profesional dan berdedikasi tinggi.

Seorang guru harus memiliki kemampuan dalam bidang ilmu yang diajarkan, memiliki kemampuan mengajar yang baik dari mulai perencanaan pengajaran, menyusun program pengajaran, melaksanakan prosedur pengajaran, mengelola pembelajaran, mengembangkan teknik dan media pengajaran serta melakukan evaluasi pembelajaran dan memiliki loyalitas keguruan. Sebagaimana diterangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yaitu: ”kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi, keempat kompetensi ini saling berkaitan”. Namun dalam pembahasan ini dibatasi pada kompetensi paedagogik dan kompetensi profesional. Kemampuan guru dalam penerapan model pembelajaran inovatif berkaitan erat dengan kompetensi paedagogik dan professional guru.

a. Kompetensi paedagogik

Guru memiliki pengaruh luas dalam dunia pendidikan. Di sekolah, guru adalah pelaksana administrasi pendidikan yaitu bertanggung jawab agar pendidikan dapat berlangsung dengan baik. Oleh karena itu, guru harus memiliki kompetensi dalam mengajar. Kompetensi paedagogik yang harus dimiliki guru menurut PP no 18 tahun 2007 seperti yang dikutif Mahanani (2011:49) adalah menciptakan situasi

pembelajaran yang kreatif, aktif dan menyenangkan. Memberikan ruang yang luas bagi anak untuk dapat mengeksplor potensi dan kemampuannya sehingga dapat dilatih dan dikembangkan.

Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan mental sedangkan kemampuan fisik adalah kemampuan yang di perlukan untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan, dan keterampilan. Kompetensi pedagogik merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang pendidikan apapun. Kompetensi-kompetensi yang lainnya adalah kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.

Adapun kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh guru meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki peserta didik ( Rusman, 2011:54 ).

Berdasarkan penjelasan di atas, kompetensi paedagogik guru merupakan kemampuan yang harus dimiliki guru dalam pengelolaan pembelajaran. Salah satunya guru dituntut untuk memiliki kompetensi atau kemampuan yang memadai dalam menciptakan situasi pembelajaran yang kreatif, aktif, inovatif dan menyenangkan. Dalam pelaksanaannya, kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru di kelas harus mampu memberikan ruang yang luas bagi anak untuk dapat mengeksplor potensi dan kemampuannya sehingga dapat dilatih dan dikembangkan.

Kemampuan dan kecakapan dalam mengelola proses pembelajaran di kelas menjadi modal dasar bagi seorang guru dalam menjalankan tugasnya. Guru yang mempunyai kompetensi mengajar akan mampu menciptakan lingkungan belajar yang

efektif dan menyenangkan serta akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal. Dengan kata lain, semakin baik pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru, maka akan menghasilkan lulusan belajar yang baik pula. Disinilah peran strategis seorang guru.

Disamping itu, kompetensi pedagogik harus dimiliki oleh setiap guru pada jenjang pendidikan apapun. Kompetensi-kompetensi yang lainnya adalah kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran inovatif berhubungan langsung dengan kompetensi paedagogik.

b. Kompetensi profesional

Kompetensi profesional adalah kemampuan yang berhubungan dengan tugas-tugas keguruan. Kompetensi ini merupakan kompetensi yang sangat penting, karena langsung berhubungan dengan kinerja yang ditunjukkan. Beberapa kemampuan yang berhubungan dengan kompetensi ini adalah kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan misalnya akan tujuan pendidikan yang harus dicapai baik tujuan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler dan tujuan pembelajaran.

Dalam bidang psikologi pendidikan misalnya, seorang guru dituntut untuk memahami tentang tahapan perkembangan siswa, paham tentang teori-teori belajar, memiliki kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkan. Kompetensi profesional lainnya yang harus dikuasai guru adalah kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi pembelajaran, kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai media dan sumber belajar serta kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran(Sanjaya, 2005 : 146).

Sebagai pendidik profesional, seorang guru dituntut untuk senantiasa meningkatkan kompetensinya agar dapat menjalankan tugasnya secara efektif, efesien dan berkualitas. Menjadi guru kreatif, profesional, dan menyenangkan dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan pendekatan dan memilih metode pembelajaran yang efektif. Hal ini penting terutama untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondunsif dan menyenangkan ( Mulyasa , 2010 : 95).

Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan aspek dalam menyampaikan pembelajaran. Guru mempunyai peranan dan tugas sebagai sumber materi yang tidak pernah kering dalam mengelola proses pembelajaran. Dalam melaksanakan proses pembelajaran, keaktifan siswa harus selalu diciptakan dengan menggunakan metode dan strategi mengajar yang tepat. Selain itu, proses pembelajaran guru harus memperhatikan prinsip-prinsip didaktik metodik sebagai ilmu keguruan. Dalam hal evaluasi secara teori dan praktik, guru harus melaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin diukurnya (Rusman, 2011: 57-58).

Secara teoritis, suatu profesi tidak bisa di pegang oleh sembarang orang yang tidak dididik atau dilatih untuk di persiapkan memangku jabatan atau pekerjaan tersebut. Dengan kata lain, profesional menunjukkan kepada tuntutan sikap dan komitmen anggota, suatu profesi untuk bekerja berdasarkan standar yang tinggi dan kode etik profesinya. Pekerjaan guru memang tidak dapat lepas dari nilai-nilai yang berlaku. Kegiatan layanan pendidikan yang diberikan berlangsung dalam arah yang jelas dan atas keputusan yang berlandaskan nilai-nilai. Para guru seyogiyanya berpikir dan bertindak atas dasar nilai-nilai, pribadi, profesional dan prosedur yang legal (Mudlofir,2012:204).

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa profesionalitas guru adalah suatu keahlian yang harus di miliki oleh seseorang guru tentang fungsi, tugas atau pekerjaan dalam lingkungan pendidikan berdasarkan keahlian khusus yang di peroleh dari pendidikan atau latihan di lembaga keguruan dalam jangka waktu tertentu. Kompetensi atau keahlian khusus di bidang keguruan tersebut harus dimiliki seorang guru sehingga dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Dalam menjalankan tugasnya, seorang guru harus memiliki kompetensi paedagogik dan profesional yang memadai. Kemampuan guru dalam menerapkan berbagai model pembelajaran inovatif di kelas merupakan bagian dari kompetensi profesional yang harus dimiliki seorang guru.

Dokumen terkait