• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

A. Supervisi Akademik Pengawas Madrasah 1. Pengertian Supervisi Akademik

6. Teknik Supervisi Akademik

Secara garis besar teknik supervisi akademik ada dua, yaitu teknik supervisi kelompok dan teknik supervisi individual. Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga, sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian kepada mereka diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang mereka hadapi.

Teknik-teknik supervisi yang bersifat kelompok yang dielaborasi dari pendapat para ahli supervisi pendidikan antara lain adalah (1) pertemuan orientasi, (2) rapat guru latih, (3) studi kelompok antar guru latih, (4) diskusi sebagai proses kelompok, (5) tukar menukar pengalaman, (6) lokakarya, (7) diskusi panel, (8) seminar, (9) symposium, (10) demontrasi mengajar, (11) perpustakaam jabatan, (12) bulletin supervisi, (13) membaca langsung, (14) mengikuti kursus, (15) organisasi jabatan, (16) laboratorium kurikulum, (17) perjalanan sekolah (field trips) (Sagala, 2010:175).

Sedangkan teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi perseorangan terhadap guru. Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang guru sehingga dari hasil supervisi ini akan diketahui kualitas pembelajarannya. Teknik individual dalam supervisi akademik adalah berupa kunjungan kelas, observasi kelas intervisitasi, kunjungan antar kelas, pertemuan informal, dengan alat-alat elektronik, melalui supervisi klinis dan menilai diri sendiri. Lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Teknik kunjungan kelas

Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah untuk mengamati proses pembelajaran di kelas. Tujuannya adalah untuk menolong guru dalam mengatasi masalah di dalam kelas. Cara melaksanakan kunjungan kelas adalah dengan atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu tergantung sifat tujuan dan masalahnya. Selain itu dapat dilakukan atas atas permintaan guru bersangkutan,sudah memiliki instrumen atau catatan-catatan dan tujuan kunjungan kelas harus jelas.

Kunjungan kelas sering disebut kunjungan supervisi yang dilakukan kepala sekolah/pengawas adalah merupakan teknik paling efektif untuk mengamati guru bekerja, alat, metode dan teknik mengajar yang dipakai guru. Teknik kunjungan kelas ini dapat mempelajari situasi belajar secara keseluruhan (Sulistyorini, 2009:232).

Adapun kriteria kunjungan kelas memiliki tujuan-tujuan tertentu, mengungkapkan aspek-aspek yang dapat memperbaiki kemampuan guru, menggunakan instrumen observasi untuk mendapatkan data yang objektif, terjadi interaksi antara pembina dan yang dibina sehingga menimbulkan sikap saling pengertian, pelaksanaan kunjungan kelas tidak menganggu proses pembelajaran dan pelaksanaannya diikuti dengan program tindak lanjut.

2) Teknik observasi kelas

Observasi kelas adalah mengamati proses pembelajaran secara teliti di kelas. Tujuannya adalah untuk memperoleh data objektif aspek-aspek situasi pembelajaran, kesulitan-kesulitan guru dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran. Lebih jauh Pidarta (2009:88), menjelaskan tujuan dari penggunaan

teknik obesrvasi kelas adalah untuk mengetahui secara keseluruhan cara-cara guru mendidik dan mengajar, termasuk pribadinya dan gaya menngajar. Selain itu untuk mengetahui respon kelas para siswa.

3) Pertemuan individual

Teknik pertemuan individual disebut juga dengan pertemuan pribadi. Pertemuan pribadi adalah pertemuan, percakapan, dialog,dan tukar pikiran antara supervisor dan guru mengenai usaha peningkatan profesional (Uno,2009:178). Tujuannya adalah untuk memberikan kemungkinan pertumbuhan jabatan guru melalui pemecahan kesulitan yang dihadapi,mengembangkan hal mengajar yang lebih baik, memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada diri guru serta menghilangkan atau menghindari segala prasangka.

Pertemuan pribadi antara supervisor dengan guru dimanfaatkan untuk membicarakan masalah-masalah khusus yang dihadapi guru. Umumnya materi yang dipercakapkan adalah dari hasil kunjungam kelas dan observasi kelas yang telah dilakukan oleh supervisor. Dalam percakapan ini supervisor berusaha menyadarkan guru latih akan kelebihan dan kekurangannya.

Pelaksanaan pertemuan individual supervisor harus berusaha mengembangkan segi-segi positif guru, mendorong guru mengatasi kesulitan-kesulitannya, memberikan pengarahan, dan melakukan kesepakatan terhadap hal-hal yang masih meragukan. Pengawas harus berusaha mengembangkan segi-segi positip guru dan untuk mendorong serta mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru serta melakukan kegiatan tindak lanjut terhadap hal-hal yang masih meragukan (Sagala, 2010 :190).

Menilai diri sendiri merupakan teknik layanan supervisi dari pengawas kepada guru. Guru yang memutuskan untuk menilai dirinya sendiri apakah sudah melakukan hal yang benar atau belum. Jika guru telah melakukan hal yang benar, supervisor mendorong agar yang sudah baik lebih ditingkatkan. Tetapi jika guru tersebut menilai dirinya sendiri belum melakukannya dengan benar dan yang masih kurang atau kliru, maka supervisor membangu guru tersebut agar diupayakan untuk memperbaikinya (Sagala, 2010 :187).

Selain itu, masih ada beberapa macam teknik supervisi akademik dalam upaya pembinaan kemampuan guru yang dapat dikembangkan oleh pengawas. Dalam hal ini meliputi rapat dewan guru/staf, kunjungan antar kelas, kunjungan sekolah, kunjungan antar sekolah, pertemuan dalam kelompok kerja, penerbitan buletin profesional dan penataran (Masaong,2012:71-72).

Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik supervisi akademik dapat dilakukan secara individual dan kelompok. Satu hal yang perlu ditekankan di sini bahwa tidak ada satupun di antara teknik-teknik supervisi kelompok maupun individual di atas yang cocok atau bisa diterapkan untuk semua pembinaan guru di sekolah. Artinya, akan ditemui oleh kepala sekolah dan pengawas, mungkin ada satu teknik tertentu yang cocok diterapkan untuk membina seorang guru, akan tetapi kadangkala tidak cocok jika diterapkan pada guru lain. Oleh sebab itu, seorang pengawas harus mampu menetapkan teknik-teknik mana yang sekiranya mampu membina keterampilan pembelajaran seorang guru.

Menetapkan teknik-teknik supervisi akademik yang tepat tidaklah mudah. Seorang pengawas, selain harus mengetahui aspek atau bidang keterampilan yang

akan dibina, juga harus mengetahui karakteristik setiap teknik di atas dan sifat atau kepribadian guru, sehingga teknik yang digunakan betul-betul sesuai dengan guru yang sedang dibina melalui supervisi akademik.

Dokumen terkait