• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

E. Tinjauan Kepustakaan

E.3. Pengertian Anak

e. Mengusahakan ketaatan warga negara dan masyarakat terhadap pengaturan-pengaturan negara.

2. Dalam bidang peradilan mengadakan penyelidikan atas kesejahteraan dan pelanggaran menurut ketentuan-ketentuan dalam hukum acara pidana dan lain-lain pengaturan negara.

3. Mengawasi aliran-aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan negara.

4. Melaksanakan tugas-tugas khusus yang diberikan kepada oleh suatu pengaturan negara

Dari pengertian–pengertian polisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa istilah polisi mengandung 4 (empat) pengertian, yaitu :

1. Sebagai tugas 2. Sebagai organ 3. Sebagai petugas

4. Sebagai ilmu pengetahuan kepolisian

Polisi sebagai tugas diartikan sebagai pemelihraan keamanan dan ketertinban masyarakat. Sebagai organ berbadan atau wadah bertugas dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban. Sebagai petugas dalam arti orang yang dibebani tugas pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat itu, sedangkan sebagai limu pengetahuan kepolisian dalam arti ilmu yang mempelajari segala hal ikhwal kepolisian.

Eka Novia Sari : Diskresi Kepolisian Republik Indonesia Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Poldasu), 2008.

USU Repository © 2009

Anak merupakan generasi muda penerus cita-cita bangsa dan merupakan sumber daya manusia bagi pembangunan nasional. Anak dalam pemaknaan yang umum mendapat perhatian baik dalam bidang ilmu pengetahuan, agama, hukum, dan sosiologi yang menjadikan pengertian anak semakin aktual dalam lingkungan sosial.

Kedudukan anak dalam lingkungan hukum sebagai subjek hukum, ditentukan dari bentuk sistem hukum terhadap anak sebagai kelompok masyarakat yang berada di dalam status hukum dan tergolong tidak mampu atau di bawah umur. Maksud tidak mampu karena kedudukan akal dan pertumbuhan fisik yang sedang berkembang dalam diri anak yang bersangkutan. Meletakkan anak sebagai subjek hukum yang lahir dari proses sosialisasi berbagai nilai ke dalam peristiwa hukum secara substansial meliputi peristiwa hukum pidana maupun hubungan kotrak yang berada dalam lingkup hukum perdata menjadi mata rantai yang tidak dapat dipisahkan.10

1) Unsur internal pada diri anak

Untuk meletakkan seorang anak ke dalam pengertian subjek hukum yang normal atau layaknya seorang yang disebut sebagai subjek hukum, maka faktor-faktor yang perlu dan dipandang mendasar adalah unsur-unsur yang berada secara internal maupun eksternal di dalam ruang lingkup untuk menggolongkan status anak tersebut. Unsur-unsur internal dan eksternal sebagai berikut :

10

Maulana Hasan Wadong, Advokasi dan Hukum Perlindungan Anak, Jakarta: Gramedia Wina Sarana, 2000, hal. 3.

Eka Novia Sari : Diskresi Kepolisian Republik Indonesia Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Poldasu), 2008.

USU Repository © 2009

a. Subjek hukum, sebagai seorang anak juga digolongkan sebagai human

right yang terkait dalam ketentuan-ketentuan peraturan

perundang-undangan. Ketentuan dimaksud diletakkan pada anak dengan golongan orang belum dewasa, seorang yang berada dalam perwalian, orang yang tidak mampu melakukan perbuatan hukum.

b. Persamaan hak dan kewajiban anak, seorang anak akan juga mempunyai hak dak kewajiban yang sama dengan orang dewasa yang diberikan oleh ketentuan perundang-undangan dalam melakukan perbuatan hukun. Hukum meletakkan anak dalam reposisi sebagai perantara hukum untuk dapat memperoleh hak dan atau melakukan kewajiban-kewajiban dan atau dapat disejajarkan dengan kedudukan orang dewasa atau untuk disebut sebagai subjek hukum yang normal. 2) Unsur eksternal pada diri anak

a. Ketentuan hukum atau persamaan kedudukan dalam hukum (equality

before the law), dapat memberikan legalitas formal terhadap anak

sebagai seorang yang tidak mampu untuk berbuat peristiwa hukum, yang ditentukan oleh ketentuan peraturan-peraturan hukum itu sendiri. Atau ketentuan hukum yang memuat perincian tentang klasifikasi kemampuan dan kewenangan berbuat peristiwa hukum dari anak yang bersangkutan.

Eka Novia Sari : Diskresi Kepolisian Republik Indonesia Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Poldasu), 2008.

USU Repository © 2009

b. Hak-hak privalage yang diberikan negara atau pemerintah yang timbul dari UUD 1945 dan perundang-undangan.11

Pengelompokan pengertian anak, memiliki aspek yang sangat luas. Berbagai makna terhadap anak dapat diterjemahkan untuk mendekati anak secara benar menurut sistem kepentingan agama, hukum, sosial dari masing-masing bidang. Pengertian anak dari berbagai cabang ilmu akan berbeda secara substansial, fungsi, makna, dan tujuan.

Di lingkungan masyarakat, kedudukan anak pada hakekatnya memiliki makna dari sub-sub sistem hukum yang ada dalam lingkungan perundang-undangan dan subsistem sosial kemasyarakatan yang universal, pengertian sosial kemasyarakatan terdapat kemungkinan untuk dapat dibentuk pengertian anak dari beberapa aspek kehidupan.

Untuk meletakkan kedudukan anak dalam arti khusus dibentuk dari ketentuan-ketentuan nilai-nilai yang tumbuh dalam lingkungan agama, sosial, dan ekonomi, dari suatu bangsa secara universal. Pengertian kedudukan anak tersebut terdapat pada hal-hal berikut :

a. Pengertian anak dari aspek religius atau agama

Pandangan anak dalam pengertian religius akan dibangun sesuai dengan pandangan Islam yang mempermudah untuk melakukan kajian sesuai dengan konsep-konsep Al-Qur’an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Islam memandang pengertian anak sebagai suatu yang mulia kedudukannya. Seorang anak dalam pengertian Islam harus diperlakukan secara manusiawi dan diberi pendidikan,

11

Eka Novia Sari : Diskresi Kepolisian Republik Indonesia Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Poldasu), 2008.

USU Repository © 2009

pengajaran, ketrampilan dan akhlakul karimah agar anak tersebut kelak akan bertanggungjawab dalam monsosialisasikan diri untuk memenuhi kebutuhan hidup masa depan kondusif.

Kedudukan anak dalam pengertian Islam, yaitu anak adalah titipan Allah SWT kepada orang tua, masyarakat, bangsa dan negara sebagai pewaris dari ajaran Islam kelak yang memakmurkan dunia sebagai rahmatan lila’lamian. Pengertian ini memberikan hak atau melahirkan hak anak yang harus diakui, diyakini, dan diamankan sebagai implementasi amalan yang diterima oleh anak dari orang tua, masyarakat, bangsa dan negara.

b. Pengertian anak dari aspek sosiologi

Kedudukan anak dalam pengertian ini memposisikan anak sebagai kelompok sosial yang berstatus lebih rendah dari masyarakat di lingkungan tempat berinteraksi, status sosial yang dimaksud ditujukan kepada kemampuan untuk menerjemahkan ilmu dan teknologi sebagai ukuran interaksi yang dibentuk dari esensi kemampuan sosial yang berada dalam skala yang paling rendah.

Pengelompokan pengertian anak dalam makna sosial ini lebih mengarahkan pada perlindungan kodrati karena keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh anak sebagai wujud untuk berekspresi sebagaimana orang dewasa. Faktor keterbatasan kemampuan dikarenakan anak berada pada proses pertumbuhan, proses belajar, dan proses sosialisasi dari akibat usia yang belum dewasa, disebabkan kemampuan daya nalar (akal) dan kondisi fisik dalam pertumbuhan atau mental spiritual yang berada di bawah kelompok usia dewasa.

Eka Novia Sari : Diskresi Kepolisian Republik Indonesia Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Poldasu), 2008.

USU Repository © 2009

Sosialisasi hubungan hukum anak dalam pengertian lingkungan sosial dimaksud untuk menjaga ketentuan dalam hal manakah dapat dicabut hak-hak tertentu dari penguasaan orang tua, masyarakat, pemerintah, bangsa dan negara terhadap anak.

c. Pengertian anak dari aspek ekonomi

Dalam pengertian ekonomi status anak sering dikelompokkan pada golongan yang non produktif. Jika terdapat kemampuan ekonomi yang persuasif dalam kelompok anak, kemampuan tersebut dikarenakan anak mengalami transformasi finansial yang disebabkan dari terjadinya interaksi dalam lingkungan/keluarga yang berdasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan. Kenyataan-kenyataan dalam masyarakat anak-anak melakukan kegiatan ekonomi atau kegiatan produktivitas yang dapat menghasilkan nilai-nilai ekonomi.

Kedudukan pengertian anak dalam bidang ekonomi adalah elemen yang mendasar untuk menciptakan kesejahteraan anak ke dalam suatu konsep normatif agar status anak tidak menjadi korban dan ketidakmampuan ekonomi keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara.

Kelompok pengertian anak dalam bidang ekonomi mengarah pada konsepsi kesejahteraan anak yang ditetapkan oleh Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak. Mengembangkan pengertian kesejahteraan termasuk di dalam klasifikasi menafkahkan anak, mendidik untuk

Eka Novia Sari : Diskresi Kepolisian Republik Indonesia Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Poldasu), 2008.

USU Repository © 2009

melakukan kegiatan berproduktivitas yang wajar, sehat dan tidak bertentanngan dengan hak asasi anak.12

1. Pengertian anak dalam Undang-Undang Dasar 1945;

Sistem hukum yang berlaku di Indonesia menetapkan pengertian anak ke dalam pengertian status atau eksistensi anak yang menjadi permasalahan hukum. Hal ini disebabkan negara Indonesia yang memiliki sistem hukum yang berasal dari sendi-sendi hukum adat berbagai suku dam ras, kedudukan anak menjadi bagian utama dalam sendi-sendi pertumbuhan mental spiritual yang berstatus dan berkedudukan sebagai anak dan sekaligus sebagai subjek hukum.

Status anak atau pengertian anak dalam karakteristik umum akan mengelompokkan status yang berbeda dari keadaan hukum dari orang yang dewasa, artinya anak diletakkan ke dalam subjek hukum yang digolongkan sebagai bentuk kejahatan dan atau pelanggaran secara umum dan dapat dikenakan ketentuan pidanan atau hukum acara pidana itu sendiri.

Pengertian anak dalam kedudukan hukum meliputi pengertian kedudukan anak dari pandangan sistem hukum atau disebut kedudukan dalam arti khusus sebagai subjek hukum. Kedudukan anak dalam yang dimaksud meliputi pengelompokkan ke dalam subsistem dari pengertian sebagai berikut :

2. Pengertian anak dalam hukum perdata

3. Pengertian anak dalam hukum pidana, meliputi : a. Kitab Undang-Undang Huku m Pidana;

12

Eka Novia Sari : Diskresi Kepolisian Republik Indonesia Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Poldasu), 2008.

USU Repository © 2009

b. Undang-Undang No.3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak; c. Undang-Undang No.12 Tahun 1995 tentang Kemasyarakatan d. Undang Undang Perlindungan Anak No. 23 tahun 2002 4. Pengertian anak dalam hukum perburuhan;

5. Pengertian anak dalam Undang-Undang No. 39 tentang Hak Asasi Manusia

6. Pengertian anak menurut Konvensi Hak Anak (Convention on The Right of

The Child).

1. Pengertian anak menurut Undang-Undang Dasar 1945

Pengertian anak yang ditetapkan menurut Undang-Undang Dasar 1945 terdapat dalam kebijaksanaan Pasal 34 UUD 1945 yang menyatakan :“Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara”. Mengandung kekhususan bagi anak-anak yang terlantar dan kemudian dijadikan objek pembangunan, pembinaan, pemeliharaan dengan tujuan anak-anak tersebut akan dapat menjalani kehidupan yang lebih layak dari suatu kehidupan yang penuh dengan kesejahteraan. Pada pasal ini terdapat makna khusus terhadap pengertian anak dalam bidang politik, karena yang menjadi esensi dasar kedudukan anak dalam pengertian ini yaitu anak adalah subjek hukum dari sistem hukum nasional, yang harus dilindungi, dipelihara, dan dibina untuk mencapai kesjahteraan anak. Pengertian menurut Undang-Undang Dasar 1945 dan pengertian politik melahirkan ataupun menonjolkan hal-hal yang harus diperoleh anak dari masyarakat, bangsa dan negara. Masyarakat dan pemerintah ini yang lebih

Eka Novia Sari : Diskresi Kepolisian Republik Indonesia Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Poldasu), 2008.

USU Repository © 2009

bertanggungjawab terhadap masalah sosial yuridis dan politik yang ada pada seorang anak.

Pengertian anak menurut UUD 1945, oleh Irma Soemitro, S.H. dijabarkan sebagai berikut :

“Ketentuan Undang-Undang dasar 1945, ditegaskan pengaturan dengan dikeluarkan Undang-Undang Nomor 4 1979 tentang kesejahteraan Anak, yang berarti makna (pengertian tentang anak) yaitu seorang harus memperoleh hak-hak yang kemudian hak-hak tersebut dapat dijamin pertumbuhan dan perkembangan wajar baik secara rohaniah, jasmaniah, maupun sosial. Atau anak juga berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan kehidupan sosial”.13

2. Pengertian anak menurut hukum perdata

Anak juga berhak atas pemeliharaan dan perlindungan baik sewaktu dalam kandungan maupun setelah melahirkan. Anak juga berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dengan wajar.

Anak menurut hukum perdata, dibangun dari beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai subjek hukum yang tidak mampu. Aspek-aspek tersebut sebagai berikut :

a. status belum dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum b. hak-hak anak di dalam hukum perdata

Pengertian anak di sini disebutkan dengan istilah belum dewasa dan makna yang berada dalam pengasuhan orang tua dan perwalian. Pengertian yang dimaksud sama halnya dengan pengaturan yang terdapat dalam Undang-Undang

13

Irma Setyowati Soemitro, Aspek Hukum Perlindungan Anak, Jakarta: Bumi Aksara, tt, hal. 16.

Eka Novia Sari : Diskresi Kepolisian Republik Indonesia Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Poldasu), 2008.

USU Repository © 2009

No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, yurisprudensi, hukum adat, dan hukum Islam. Pengertian tentang anak diletakkan sama maknanya dengan mereka yang belum dewasa, dan seorang yang belum mencapai usia legitimasi hukum sebagai subjek hukum atau layaknya subjek hukum normal yang ditentukan oleh perundang-undangan perdata.

Kedudukan seorang anak akibat dari belum dewasa, menimbulkan hak-hak anak anak yang perlu direalisasikan dengan ketentuan hukum khusus yang menyangkut urusan hak-hak keperdataan anak tersebut. Hak-hak anak dijelaskan dalam Pasal 2 KUHPerdata yang menyebutkan sebagai berikut : “Anak yang ada dalam kandungan seorang perempuan, dianggap telah dilahirkan, bilamana kepentingan si anak menghendaki”.

Kedudukan anak dalam hukum perdata, kedudukannya sangat luas dan majemuk karena tergantung pada peristiwa hukum yang meletakkan hak-hak anak dalam hubungan lingkungan hukum, sosial, agama, dan adapt istiadat. Kedudukan anak dalam pengertian hukum perdata menunjukkan pada hak-hak anak dan kewajiban-kewajiban anak yang memiliki kekuatan hukum baik secara formal maupun secara material.

Jadi di dalam ketentuan hukum perdata anak juga mempunyai kedudukan yang sangat penting, dan ketentuan hukum perdata ini juga memberikan perlindungan terhadap hak-hak keperdataan anak, dalam hal ini berkaitan dengan masalah pembagian harta warisan. Dengan demikian perlindungan anak dalam hukum perdata tidak hanya dilihat dari lahirnya saja tetapi sejak berada dalam kandungan pun hak-hak anak tetap dilindungi.

Eka Novia Sari : Diskresi Kepolisian Republik Indonesia Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Poldasu), 2008.

USU Repository © 2009

3. Pengertian anak menurut hukum pidana

Pengertian anak dalam hukum pidana diletakkan dalam pengertian anak yang bermakna penafsiran hukum secara negatif. Dalam arti seorang anak yang berstatus sebagai subjek hukum yang seharusnya bertangggungjawab terhadap tindak pidana yang dilakukan oleh anak itu sendiri, ternyata karena kedudukan seorang sebagai anak yang berada pada usia yang belum dewasa diletakkan sebagai seorang yang mempunyai hak-hak khusus dan perlu mendapat perlindungan khusus menurut ketentuan hukum yang berlaku.

Dalam kedudukan status anak sebagai seorang yang kehilangan hak-hak kemerdekaan akibat dari hukum pidana, berhak untuk mendapatkan perlakuan istimewa yang ditetapkan oleh ketentuan hukum pidana itu sendiri sebagai kelompok subjek hukum yang dipandang belum dewasa.

Anak dalam pengertian pidana, lebih mengutamakan pemahaman terhadap hak-hak anak yang harus dilindungi, karena secara kodrat memiliki substansi yang lemah dan dalam sistem hukum di pandang sebagai subjek hukum yang dicangkokkan dari bentuk pertanggungjawaban, sebagaimana layaknya seorang subjek hukum normal.

Pengertian anak dalam lapangan hukum pidana menimbulkan aspek hukum positif terhadap proses normalisasi anak dari perilaku menyimpang (kejahatan dan pelanggaran) untuk membentuk kepribadian dan tanggungjawab yang akhirnya anak tersebut berhak atas kesejahteraan yang layak dan masa depan yang lebih baik. Pada kakekatnya kedudukan status anak dalam hukum pidana meliputi dimensi-dimensi pengertian, yaitu :

Eka Novia Sari : Diskresi Kepolisian Republik Indonesia Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Poldasu), 2008.

USU Repository © 2009

a. Ketidakmampuan untuk bertanggung jawab terhadap tindak pidana;

b. Pengembalian hak-hak anak dengan jalan mensubstitusikan hak-hak anak yang timbul dari lapangan hukum keperdataan, tata begara dengan maksud untuk mensejahterahkan anak;

c. Rehabilitasi, yaitu anak berhak untuk mendapat proses perbaikan mental spiritual akibat dari tindakan hukum pidana yang dilakukan anak itu sendiri;

d. Hak-hak untuk menerima pelayanan dan asuhan; e. Hak-hak anak dalam proses hukum acara pidana.

Dengan demikian di dalam ketentuan hukum pidana telah memberikan perlindungan terhadap hak-hak anak yang kehilangan kemerdekaan, karena anak dipandang sebagai subjek hukum ang berada pada usia yang belum dewasa sehinga harus tetap dilindungi segala kepentingan dan perlu mendapatkan hak-hak yang khusus yang dberikan oleh negara dan pemerintah.

4. Pengertian anak menurut hukum perburuhan.

Hukum perburuhan memberikan perhatian terhadap kedudukan anak. Anak di dalam hukum perburuhan dilarang untuk bekerja di setiap perusahaan, karena anak tidak boleh dieksploitasikan dalam bidang perekonomian. Di mana hak-hak anak dalam hukum perburuhan ini harus diakui dan dilindungi tidakboleh terjadi pelanggaran terhadap hak anak tersebut.

Di dalam ketentuan hukum perburuhan ditegaskan bahwa pengusaha dilarang mempekerjakan anak. Namun buruh muda pada dasarnya tidak dilarang melainkan dikecualikan hal-hal sebagai berikut :

Eka Novia Sari : Diskresi Kepolisian Republik Indonesia Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Poldasu), 2008.

USU Repository © 2009

1. Di dalam tambang, lubang di bawah permukaan tanah atau tempat mengambil logam dan bahan-bahan lain dari dalam tanah

2. Pada tempat-tempat kerja tertentu yang dapat membahayakan kesusilaan 3. Pada waktu tertentu malam hari.14

Dengan demikian hukum perburuhan jelas mengatur mengenai hak-hak anak yang perlu dilindungi, akan tetapi pada kenyataannya masih juga dijumpai anak-anak yang bekerja di perusahaan-perusahaan yang hak-hak anak tersebut kurang dilindungi dan bahkan tidak ada perlindungan sama sekali terhadap anak.

5. Pengertian anak menurut Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Pengertian anak dalam HAM memiliki makna yang tidak jauh berbeda dengan makna yang ditetapkan dalam UUD 1945, yaitu anak berhak untuk mendapat status atas perlindungan dari kewajiban-kewajiban hukum baik untuk dipelihara atau rehabilitasi dari perbuatan tindak pidana atau perbuatan melanggar hukum lainnya.

6. Pengertian anak menurut Konvensi Hak Anak (Convention on The Right of

The Child)

Konvensi Hak Anak (KHA/CRC) merupakan perjanjian yang mengikat yuridis dan politis antara berbagai negara yang mengatur hal-hal yang berhubungan dengan anak. Konvensi Hak Anak sebagai instrumen internasional di bidang hak asasi manusia mencakup hak yang paling komprenensif, baik hak-hak sipil, politik maupun hak-hak-hak-hak ekonomi, sosial dan budaya sekaligus.

14

Aminah Aziz, Aspek Hukum Perlindungan Anak, Medan: USU Press, 1998, hal. 60-63.

Eka Novia Sari : Diskresi Kepolisian Republik Indonesia Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Poldasu), 2008.

USU Repository © 2009

Di dalam Konvensi Hak Anak yang telah diratifikasi dengan Keppres No. 36 Tahun 1990 telah memberikan perlindungan dan perhatian yang sangat besar terhadap hak-hak anak di segala bidang, di mana hak-hak anak itu dapat diperinci sebagai berikut15

1. Hak memperoleh perlindungan dari segala bentuk diskriminasi dan hukuman;

:

2. Hak memperoleh perlindungan dan perawatan atas kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan;

3. Hak atas jaminan negara atas penghormatan tanggung jawab, hak dan kewajiban orang tua dan keluarga;

4. Negara mengakui hak hidup anak, serta kewajiban negara menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup anak;

5. Hak memperoleh kebangsaan (nationality), nama dan hubungan keluarga; 6. Hak untuk memelihara identitas diri termasuk kebangsaan, nama dan

hubungan keluarga;

7. Hak untuk tinggal bersama-sama orang tua;

8. Hak untuk kebebasan menyatakan pendapat dan pandangan; 9. Hak untuk kebebasan berfikir, berkeyakinan dan agama; 10. Hak untuk kebebasan berhimpun, berjumpul dan berserikat;

11. Hak memperoleh informasi dan segala sumber informasi yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial, jiwa, moral, kesehatan fisik dan mental;

12. Hak memperoleh perlindungan khusus dan bantuan akibat kekerasan fisik, mental, penelantaran, dan perlakuan salah serta penyalahgunaan seksual; 13. Hak memperoleh perlindungan hukum terhadap gangguan kehidupan

pribadi, keluarga, surat menyurat atas serangan yang tidak sah; 14. Hak atas perlindungan bagi anak yang tidak mempunyai orang tua; 15. Hak atas perlindungan anak yang berstatus pengungsi (pengungsi anak); 16. Hak memperoleh perawatan khusus bagi anak cacat;

17. Hak memperoleh pelayanan kesehatan; 18. Hak memperoleh manfaat atas jaminan sosial;

19. Hak memperoleh taraf hidup layak bagi perkembangan fisik, mental dan sosial;

20. Hak memperoleh pendidikan;

21. Hak untuk beristirahat dan bersenang-senang untuk terlibat dalam kegiatan bermain, berkreasi dan seni budaya;

22. Hak atas perlindungan dari eksploitasi ekonomi; 23. Hak atas perlindunan dari penggunaan obat terlarang;

15

Muhammad Joni, Zulchaina Z. Tanamas, Aspek HUkum Perlindungan Anak dalam Persfektif Konvensi Hak Anak, , Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999, hal. 70-72

Eka Novia Sari : Diskresi Kepolisian Republik Indonesia Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Poldasu), 2008.

USU Repository © 2009

24. Hak atas perlindungan dari segala bentuk eksploitasi seksual;

25. Hak atas perlindungan atas penculikan, penjualan dan perdagangan anak; 26. Hak atas perlindungan terhadap segala bentuk eksploitasi kesejahteraan

anak;

27. Hak atas jaminan pelarangan penyiksaan anak dan hukuman yang tidak manusiawi;

28. Hak atas hukum acara peradilan anak;

29. Hak memperoleh bantuan hukum baik di dalam pengadilan maupun dil luar pengadilan, dan

30. Hak dan jaminan tanggung jawab orang tua membesarkan dan membina anak dan negara berkewajiban mengambil langkah untuk membantu orang tua yang bekerja agar dapat mendapat perawatan fasilitas.

Konvensi Internasional ini merupakan dasar bagi suatu negara untuk

Dokumen terkait