• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan

Dalam dokumen FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT (Halaman 48-59)

BAB II TINJAUAN

A. Tinjauan

2. Pengetahuan

a. Definisi

Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan yang dimiliki oleh semua suku bangsa di dunia.45 Pengetahuan adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek yang dihadapinya, hasil usaha manusia untuk memahami suatu objek tertentu.46

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penghidu, perasa, dan peraba. Tetapi, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).47 b. Proses Adopsi Perilaku

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih bertahan lama daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Sebelum seseorang mengadopsi perilaku yang baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu:47

1) Timbul kesadaran (awareness), yakni orang tersebut menyadari (mengetahui) stimulus terlebih dahulu.

2) Ketertarikan (interest), yakni orang tersebut mulai tertarik kepada stimulus.

3) Mempertimbangkan baik tidaknya stimulus (evaluation), yakni sikap orang tersebut sudah lebih baik lagi.

4) Mulai mencoba (trial), yakni orang tersebut memutuskan untuk mulai mencoba perilaku baru.

5) Mengadaptasi (adoption), yakni orang tersebut telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Apabila penerimaan baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bertahan lama (long lasting).

Sebaliknya, apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran, maka tidak akan berlangsung lama.

c. Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan sebagai berikut:47,48

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai pengingat akan suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkat

pengetahuan paling rendah. Ukuran bahwa seseorang tahu tentang apa yang dipelajari, adalah ia dapat: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan menyatakan. Contohnya, seorang perawat dapat menyebutkan cara pencegahan CAUTI.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi tersebut harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, dan menyimpulkan objek yang dipelajari. Contohnya, seorang perawat dapat menjelaskan kepada pasien mengapa harus makan makanan yang bergizi pada masa postpartum.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, dan prinsip dalam konteks atau situasi yang lain. Contohnya, seorang peneliti dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di

dalam satu struktur objek tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari ukuran kemampuan, seperti dapat menggambarkan, membuat bagan, membedakan, memisahkan, dan mengelompokkan.

5) Sintesis (synthetic)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. Pada tingkatan ini, seseorang dapat menyusun, merencanakan, meringkaskan, dan menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. Contohnya, seorang mahasiswa dapat meringkas materi kuliah menjadi intisarinya.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian tersebut didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Contohnya, seorang mahasiswa keperawatan dapat membedakan asuhan keperawatan yang baik dan benar pada penderita pascaoperasi apendiktomi.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan, antara lain:24,49–51 1) Pendidikan

Pendidikan merupakan usaha untuk mempengaruhi orang lain melalui kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan yang berlangsung seumur hidup sehingga mereka dapat melakukan apa yang diharapkan. Dari batasan ini, terdapat unsur-unsur pendidikan yakni: input yang meliputi obyek pendidikan (individu, kelompok, masyarakat) dan pendidik (subyek pendidikan); proses (upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain); dan output (meningkatknya pengetahuan). Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi pula tingkat kemampuan orang tersebut menangkap informasi.

2) Pengalaman

Pengetahuan dapat terbentuk dari pengalaman dan ingatan yang didapat sebelumnya. Seorang anak akan memperoleh pengetahuan bahwa apa itu panas adalah setelah memperoleh pengalaman tangan atau kakinya terkena panas. Seorang perawat akan melakukan upaya pencegahan terhadap suatu penyakit setelah salah satu rekannya tertular penyakit tertentu.

3) Sumber informasi

Sumber informasi selalu berkaitan dengan pengetahuan, baik dari orang yang menerima maupun media yang digunakan dalam menyampaikan. Sumber informasi dari seseorang akan mempengaruhi pengetahuan seseorang, yang dipengaruhi antara lain: masyarakat, baik teman bergaul maupun tenaga kesehatan.

Kemajuan teknologi yang ada saat ini juga sangat memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi yang ada. Masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan informasi melalui media massa, seperti televisi, koran, radio, maupun internet. Sumber informasi ini akan mampu meningkatkan tingkat pengetahuan seseorang dalam upaya peningkatan pengetahuan.

4) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

5) Usia

Usia berpengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang

pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

e. Sumber Pengetahuan Keperawatan

Menurut Moule dan Goodman, pengetahuan dalam ilmu keperawatan bersumber pada berbagai sumber yang melakukan pengembangan bidang keperawatan, seperti pengetahuan ilmiah dari penelitian para ahli, pengalaman perawat, serta pemahaman individu dari seorang profesi perawat.

Pengalaman kerja perawat dapat berasal dari intuisi atau trik yang dilakukan oleh perawat dalam melaksanakan praktik sehari-hari. Pengetahuan yang berasal dari pengalaman intuisi dan trik dapat dibangun melalui pengetahuan personal (personal knowledge). Pengetahuan personal merupakan pengetahuan yang berasal dari intuisi dan pengalaman pribadi terkait dengan berbagai situasi dan kejadian-kejadian tertentu dalam praktik keperawatan.

3. Penelitian Terkait

a. Preventing Catheter-Associated Urinary Tract Infection in the Zero-Tolerance Era52

Penelitian yang dilakukan oleh Alexandre R. Marra, MD, Thiago Zinsly Sampaio Camargo MD, et.al ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari serangkaian intervensi yang diimplementasikan dalam ICU dan SDU untuk mengurangi kejadian CAUTI dan untuk menganalisis perbedaan tingkat CAUTI dan mikroorganisme

penyebab CAUTI dalam 2 tahap studi. Penelitian ini dilakukan ke dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan antara Juni 2005 dan Desember 2007 dengan menerapkan beberapa Centers for Disease Control dan praktek berbasis bukti pencegahan yang disarankan. Sedangkan, tahap kedua dilakukan antara Januari 2008 dan Juli 2010 dengan melakukan intervensi untuk meningkatkan kepatuhan dengan praktek intervensi dan peneliti menerapkan bundle kandung kemih untuk semua ICU dan pasien SDU yang membutuhkan kateter urin.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya penurunan yang signifikan secara statistik pada tingkat CAUTI di ICU, dari 7,6 per 1.000 hari sebelum intervensi menjadi 5,0 per 1.000 kateter-hari setelah intervensi dan juga terdapat penurunan yang signifikan secara statistik pada tingkat CAUTI di SDU, dari 15,3 per 1.000 kateter-hari sebelum intervensi menjadi 12,9 per 1.000 kateter-hari setelah intervensi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa mengurangi tingkat CAUTI dalam ICU dan SDU merupakan proses yang kompleks yang melibatkan beberapa ukuran kinerja dan intervensi yang dapat diterapkan.

b. Indwelling urinary catheter management and catheter-associated urinary tract infection prevention practices in Nurses Improving Care for Healthsystem Elders hospitals53

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kepatuhan perawat terhadap praktek-praktek pencegahan CAUTI yang berkaitan dengan

intervensi keperawatan, termasuk manajemen kandung kemih, perawatan dan pengawasan kateter menetap (IUC). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan survei elektronik untuk memeriksa praktek-praktek perawatan IUC untuk pencegahan CAUTI di 3 bidang: (1) peralatan, alternative, penyisipan, dan pemeliharaan teknik; (2) personil, kebijakan, pelatihan, dan pendidikan; dan (3) dokumentasi, pengawasan, dan pengingat penghapusan pada 75 rumah sakit perawatan akut dalam sistem Nurses Improving Care for Healthsystem Elders (NICHE).

Praktek-praktek pencegahan CAUTI yang dilakukan adalah mengenakan sarung tangan, mencuci tangan, mempertahankan penghalang steril, dan menggunakan teknik steril (no-touch) dalam penyisipan kateter. Perawatan meatus uretra diberikan setiap hari oleh 43% dari rumah sakit dan lebih sering diberikan oleh 41% dari rumah sakit.

Berdasarkan penelitian ini didapatkan hasil bahwa terdapat praktik-praktik dalam upaya pencegahan CAUTI yang ditekankan di rumah sakit yang didasarkan pada bukti-bukti klinis. Namun, masih adanya hambatan-hambatan dalam menerapkan praktik-praktik pencegahan tersebut. Sehingga, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menyelidiki hambatan-hambatan tersebut.

c. Hubungan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan dengan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Perubahan Fisik dan Psikososial Pada Masa Pubertas Di SMU Negeri 2 Medan24

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dengan tingkat pengetahuan remaja tentang perubahan fisik dan psikososial pada masa pubertas di SMU Negeri 2 Medan dengan menggunakan desain deskripsi korelasi. Sampel penelitian diambil dari siswa siswi SMU Negeri 2 Medan sebanyak 102 orang dimana sampel dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu kelas 1, 2 dan 3 dengan masing-masing 34 orang. Untuk menganalisa hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dengan tingkat pengetahuan remaja tentang perubahan fisik dan psikososial pada masa pubertas digunakan metode analisis korelasi regresi linear ganda.

Hasil analisis regresi linier ganda dengan metode backward

dalam penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan (pendidikan, pengalaman, dan sumber informasi) berhubungan secara keseluruhan dengan tingkat pengetahuan remaja.

Dalam dokumen FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT (Halaman 48-59)

Dokumen terkait