• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENGETAHUAN PSK MENGENAI HIV/AIDS DAN

3.1 Pengetahuan Psk Mengenai HIV/AIDS

Pengetahuan adalah pikiran terhadap objek yang didapat dari proses sosialisasi. Pengetahuan dapat berupa ide, pemikiran, gagasan atas apa yang didapat dari proses sosialisasi. Pengetahuan yang dimaksud adalah, pengetahuan mengenai HIV/AIDS. Pengetahuan HIV/AIDS diperoleh oleh mereka dari pihak pemerintah (KPA dan Dinas Sosial) dan non pemerintah (SP2S dan YPA). Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh pihak SP2S di Warung Bebek, yaitu penjangkaun. Penjangkauan dilakukans ke Warung Bebek setiap hari selasa, rabu dan kamis saat pukul 2.00 wib. Penjangkauan disini termasuk; memberi informasi, membagi cerita atau sharing mengenai keluhan IMS HIV/AIDS, membawa ke Rumah Sakit apabila ada PSK yang sakit. Rumah Sakit yang dituju yaitu Rumah Sakit Lubuk Pakam, Rumah Sakit Deli Serdang. Kegiatan penjangkauan oleh PSK Warung Bebek disebut dengan kegiatan sekolah..Kegiatan sekolah dilakukan di Warung Bebek. Tempat kegiatan sekolah oleh SP2S disebut masyarakat sekitar dengan sebutan posko SP2S.

Kegiatan lainnya dari SP2S yaitu, pendidikan gender. Pendidikan gender, mengajarkan kepada PSK Warung Bebek, bagaimana seharusnya perempuan mengetahui posisi perempuan dalam menawarkan kondom kepada pelanggan. Pendidikan gender yang diberikan oleh SP2S merupakan pendidikan yang bertujuan bagi PSK Warung Bebek untuk bisa mengetahui posisi perempuan apabila dalam berhubungan intim tidak memakai kondom. Dampak yang diterima yaitu, terkena penyakti menular dan HIV/AIDS. Oleh karena itu, pendidikan gender menekankan agar PSK Warung Bebek dapat mempertahankan posisinya dalam menawarkan

kondom pada pelanggan dalam mencegah HIV/AIDS. Pendidikan gender dilakukan pada hari senin jam 2 siang di posko Warung Bebek. Kegiatan Pereducator Education (PE) atau pendidikan untuk sebaya. PE dilakukan oleh SP2S, kepada PSK Warung Bebek. PSK Warung Bebek diberi penjelasan mengenai HIV/AIDS, setelah itu PSK Warung Bebek dipilih selama PE dilakukan siapakah yang bisa menjadi PE di Warung Bebek. Fungsi PE bagi PSK Warung Bebek, adalah pengganti SP2S apabila ada rekan-rekan PSK Warung Bebek ingin berduskusi mengenai HIV/AIDS dan selain itu, PE oleh PSK Warung Bebek dapat menggantikang staff SP2S apabila tidak dapat melakukan kegiatan di Warung Bebek. Kegiatan pendampingan dan penyuluhan yang dilakukan oleh SP2S, pendampingan hampir sama dengan penyuluhan, yakni merupakan kegiatan pemberian informasi kepada PSK Warung Bebek.

Sedangkan dari YPA adalah kegiatan terapi pendidikan seks. Kegiatan ini adalah kegiatan yang mana, PSK Warung Bebek dapat berdiskusi seputar masalah seks yang sehat, seks yang aman dan hal-hal yang mengenai seks lainny yang berpengaruh terhadap penyakti menular dan HIV/AIDS. Dari kegiatan diatas tersebut, maka PSK Warung Bebek mendapat pengetahuan yang tersimpan di otak dan dapat menjadi ilmu bagi PSK Warung Bebek dalam menghadapi pelanggan.

Umumnya pengetahuan yang dimiliki PSK Warung Bebek berbagai macam. Pengetahuan mereka juga dilatar belakangi dari pendidikan, dikarenakan mereka berasal dari darerah pedesaan. Maka pendidikan mereka tidak tinggi dibandingkan dengan pendidikan di kota.Mereka diWarung Bebek pernah mengikuti kegitatan dari pihak pemerintah ataupun non pemerintah. Tetapi tidak semua PSK Warung Bebek rutin mengikuti kegiatan tersebut. Ada beberapa hal yang menyebabkan mereka tidak mengikuti kegiatan tersebut, Dikarenakan waktu yang dimiliki oleh PSK tidak sesuai

dengan kegiatan tersebut. Waktu yang dimaksud, apabila hari sabtu, minggu, hari libur maka PSK banyak didatang pelanggan. Untuk itu, apabila PSK telah kedatangan banyak tamu, sulit bagi PSK untuk beristirahat. Waktu adalah jawaban dari sulitnya PSK untuk mengikuti kegiatan yang ada. Sementara kegiatan sekolah dilakukan pada siang hari. Sehingga apabila mereka mengikuti kegiatan sekolah, mereka tidak dapat beristirahat dengan cukup. Kadang kala pelanggan datang ke Warung Bebek pada siang hari, walaupun mereka mulai beraktivitas pada sore hari. Mereka yang memiliki banyak pelanggan merasa lelah apabila, ada kegiatan di pagi hari ataupun di siang hari yang dilakukan oleh pihak pemerintah maupun pihak non poemerintah. Alasan ini seperti yang dituturkan oleh Rosida:

“Saya kadang kalo ada pelanggan yang datang dan

pelanggan saya banyak, saya merasa lelah. Jadinya kegiatan seperti kegiatan sekolah tidak saya ikuti, tapi apabila saya punya waktu saya akan mengikuti kegiatan sekolah. Kalo boleh jujur, saya ingin mengikuti semua kegiatan yang ada di Warung Bebek.”

Tetapi, terdapat juga PSK Warung Bebek yang selalu mengusahakan untuk ikut kegiatan dari pihak pemerintah ataupun non pemerintah. Mereka salah satunya yaitu Dwi, ia selalu mengusahakan untuk ikut, walaupun kadang ia tidak bisa. Sebagaimana yang ia katakan:

“Saya selalu usahin untuk ikut kegiatan pendidikan gender, terapi pendidikan seks, sekolah dan penyuluhan. Memang kalo hari libur, sabtu dan minggu banyak pelanggan yang datang, walaupun saya capek, saya maunya tetap usahain untuk ikut”.

Dari pernyataan informan diatas, dapat diketahui bahwa PSK Warung Bebek menginginkan untuk ikut kegiatan dari SP2S dan YPA. Waktu yang merupakan factor penghambat, yang menyebabkan PSK tidak bisa mengikuti kegiatan tersebut.

PSK Warung Bebek memiliki berbagai ragam pengetahuan. Pengetahuan mereka yakni berupa, pengertian, gejala, cara mencegah, dan hal-hal lainnya yang

berhubungan dengan bahaya HIV/AIDS. Umumnya mereka mengetahui bagaimana bahayanya HIV/AIDS. Ada dua tipe pengetahuan yang diketahui mereka yaitu:

1. Mereka memiliki pengetahuan hanya sedikit saja mengenai bahaya HIV/AIDS.

2. Mereka memiliki banyak tahu atau mengerti mengenai bahaya HIV/AIDS. Informan yang mengetahui hanya sedikti saja mengenai bahaya HIV/AIDS adalah Kasminah. Seperti yang dituturkannya:

“Yang saya tahu, kalo HIV/AIDS itu bahaya dan bisa buat orang mati. HIV/AIDS bisa kena siapa aja, mulai dari anak bayi sampe kakek-kakek ataupun nenek-nenek. Kalo udah kena HIV/AIDS ngak nampak gejalanya, malah kita terlihat sehat sama dengan mereka yang sehat. Sampai sekarang HIV/AIDS ngak ada obatnya, maka bahaya kalo udah kena tinggal nunggu kapan dipanggil aja ama Tuhan”.

Dari wawancara dengan Kasminah, dapat diketahui ia adalah sebagian kecil yang ia tahu bagaimana bahayanya HIV/AIDS.

Untuk tipe yang kedua yaitu, tipe dimana banyak hal yang diketahui mengenai bahaya HIV/AIDS. Pengetahuan banyak diketahui, karena PSK Warung Bebek rutin melakukan kegiatan sekolah. Mereka rutin melakukannya, walaupun memiliki waktu istirahat yang cukup. Salah satunya ,yang dikatakan oleh Dwi:

“Saya tahu bahaya kali kalo udah kena HIV, karena obat

untuk menyembuhkan belum ada tapi cuma untuk memperlambat aja yang ada, yaitu ARV. Karena AIDS dapat membuat orang mati. Virus HIV terjadi kalo kita ngak pake kondom, terus ganti-ganti pasangan dan pake jarum suntik yang tidak steri. Kalo penyebarannya hanya melalui darah, ibu hamil pada anak yang dikandungnya, dan cairan sperma ataupun cairan vagina. Kalo kena HIV/AIDS kita nampak sehat trus siapa aja bisa kena HIV/AIDS, ngak pandang umur, golongan dan suku. Saya usahin ikut kegiatan sekolah, penapisan”.

Dwi adalah sebagian dari informan yang mengetahui akan bahaya HIV/AIDS. Ia selalu mengusahakan untuk mengikuti kegiatan sekolah, pendidikan gender, terapi seks gender, penyuluhan dan PE. Ia mengikuti kegiatan ini, agar semakin banyak yang ia tahu tentang bahaya HIV/AIDS. Ia juga saling mengingatkan kepada teman seprofesinya untuk mengikuti kegiatan sekolah dan untuk menghindari bahaya HIV/AIDS. Seperti yang ia katakan diatas, khusus kegiatan penapisan yang dilakukan oleh YPA dan SP2S, dan yang dipantau oleh KPA.

Pernyataan dari informan di atas, mewakili PSK Warung Bebek. Dapat diketahui ,bahwa mereka semua mengetahui bagaimana pengaruh, pengertian, gejala dan hal lainnnya mengenai HIV/AIDS. Hanya saja pengetahaun antara mereka yang berbeda , yaitu dari tingkat banyak atau sedikit mereka ketahui mengenai HIV/AIDS.

Dokumen terkait