• Tidak ada hasil yang ditemukan

8. Melapisi wadah styrofoam

5.3 Pengetahuan Responden

5.3.1 Pengetahuan Responden Tentang Dampak Penggunaan Plastik Bagi Kesehatan

Berdasarkan penelitian yang diperoleh bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan kategori sedang tentang dampak penggunaan plastik bagi kesehatan. Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa sebanyak 67 orang (70,5%) menjawab benar bahwa dampak penggunaan plastik bagi kesehatan adalah dapat menimbulkan tumor dan kanker pada manusia terutama kanker hati, dan responden lain menjawab salah yaitu sebanyak 28 orang (29,5%). Hasil ini menunjukkan bahwa responden mengetahui bdampak penggunaan pastik bagi kesehatan. Mimi (2002) menyebutkan bahwa risiko gangguan kesehatan yang dibawa plastik sangat berdampak bagi kesehatan, terutama anak-anak, karena organ tubuh mereka masih sangat lemah yang dapat berdampak selama periode emas pertumbuhan anak, meskipun akibatnya tidak langsung tampak. Apalagi, sistem kekebalan tubuhnya juga masih belum sempurna dan bisa mengakibatkan kanker.

Sedangkan penelitian di Jepang mengindikasikan, polystyrene dapat menjadi penyebab kanker dan berpengaruh pada sistem saraf pusat. Sedangkan

Poly Vinyl Chlorida dan Vinylidene Chloride Resin merupakan dioksin, yaitu senyawa kimia yang digolongkan sebagai penyebab utama kanker karena sifatnya

yang sangat beracun. Selain itu jenis zat yang dapat bermigrasi dari plastik ke bahan makanan yang dikemas yaitu disebut plasticizer (pemlastis) (Utiya, 2009).

Pengetahuan responden dalam hal ini cenderung bagus, dan hal ini didukung oleh tindakan responden yang sudah jarang membeli makanan dengan kemasan plastik dan styrofoam.

5.3.2 Pengetahuan Responden tentang Dampak Plastik Bagi Lingkungan

Berdasarkan penelitian yang diperoleh bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan kategori baik tentang dampak plastik bagi lingkungan. Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa sebanyak 90 orang responden (94,7%) menjawab benar bahwa dampak plastik bagi lingkungan adalah mengurangi kesuburan tanah, sedangkan responden lain menjawab salah yaitu sebanyak 5 orang (5,3%).

Pengetahuan responden dalam hal ini sejalan dengan tindakan responden yaitu sebagian besar responden kadang-kadang membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi sampah plastik.

5.3.3 Pengetahuan Responden Tentang Cara Mengurangi Dampak Penggunaan Plastik

Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan kategori baik tentang cara mengurangi dampak penggunaan plastik. Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa cara mengurangi dampak penggunaan plastik adalah mendaur ulang sampah plastik, dimana responden menjawab benar sebanyak 76 orang (80%), dan responden lain menjawab salah yaitu sebanyak 19 orang (20%). Pengetahuan responden dalam hal ini sejalan

dengan sebagian besar tindakan responden yaitu tidak pernah membuang sampah plastik secara sembarangan.

5.3.4 Pengetahuan Responden Tentang Jenis Kantong Plastik Yang Lebih Berbahaya Bagi Lingkungan

Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan kategori sedang tentang jenis kantong plastik yang lebih berbahaya bagi lingkungan. Jumlah responden yang menjawab benar pada pertanyaan jenis kantong plastik yang lebih berbahaya bagi lingkungan adalah kantong plastik hitam sebanyak 71 orang (74,7%), dan responden lain menjawab salah yaitu sebanyak 24 orang (25,3%).

Untuk menentukan jenis plastik yang baik untuk wadah atau kemasan makanan di pasaran diperkirakan banyak dijumpai bahan yang sebetulnya tidak cocok dengan jenis makanan dan minuman yang dikemas. Setiap jenis makanan memiliki sifat yang perlu dilindungi, yang harus dapat ditanggulangi oleh jenis plastik tertentu. Kesalahan material dapat mengakibatkan kerusakan bahan makanan dan minuman yang dikemas dan berbahaya bagi kesehatan dalam jangka panjang.

5.3.5 Pengetahuan Responden Tentang Efek Kemasan Plastik Dapat Diminimalisir Melalui

Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan kategori sedang tentang efek kemasan plastik. Pada pertanyaan ini, jumlah responden yang menjawab benar bahwa efek kemasan plastik dapat diminimalisir melalui menggunakan tas daur ulang kemasan plastik adalah sebanyak 71 orang (74,7%), sedangkan 24 orang responden (25,3%)

menjawab salah. Peneliti berasumsi bahwa kecenderungan mahasiswa sekarang menggunakan tas daur ulang yang unik dan dalam berbagai varian dapat menimalisir penggunaan kantong plastik dan styrofoam.

5.3.6 Pengetahuan Responden Tentang Tempat Membuang Sampah Plastik Sisa Kegiatan

Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan kategori sedang tentang tempat membuang sampah plastik sisa kegiatan. Jumlah responden yang menjawab benar pada pertanyaan ini yaitu sebanyak 70 orang (73,7%) bahwa tempat membuang sampah plastik sisa kegiatan adalah tempat sampah anorganik, dan responden yang menjawab salah ada sebanyak 25 orang (26,3%). Peneliti berasumsi bahwa semakin banyaknya titik-titik tempat sampah sampah di lingkungan fakultas akan menambah pengetahuan responden dalam tempat sampah yang benar untuk sampah plastik.

5.3.7 Pengetahuan responden Tentang Dampak Kesehatan Dari Pemakaian Kemasan Styrofoam

Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan kategori baik tentang dampak kesehatan dari pemakaian kemasan styrofoam. Jumlah responden yang menjawab benar bahwa dampak kesehatan dari pemakaian kemasan styrofoam adalah dapat menyebabkan gangguan pada sistem syaraf pusat, yaitu sebanyak 77 orang (81,1%), dan responden yang menjawab salah ada sebanyak 18 orang (18,9%). Peneliti berasumsi bahwa responden mengetahui hal ini dari berbagai sumber informasi, seperti bahan perkuliahan dan jurnal ilmiah yang dibacanya.

5.3.8 Pengetahuan Responden Tentang Dampak Lingkungan Dari Pemakaian Kemasan Styrofoam

Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan kategori baik tentang dampak lingkungan dari pemakaian kemasan styrofoam. Untuk pertanyaan ini sebanyak 94 orang responden (98,9%) menjawab benar bahwa dampak lingkungan dari pemakaian kemasan styrofoam

adalah menyebabkan pencemaran tanah, dan responden yang menjawab salah ada sebanyak 1 orang (1,1%). Dari wawancara yang telah dilakukan, Peneliti mendapati bahwa pengetahuan responden dalam hal ini sejalan dengan tindakan responden yang tidak membuang sampah plastik dengan sembarangan serta tidak membakar sampah-sampah plastik tersebut.

5.3.9 Pengetahuan Responden Tentang Cara Mengurangi Dampak Lingkungan Dari Sampah Kemasan Styrofoam

Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan kategori baik tentang cara mengurangi dampak lingkungan dari sampah kemasan styrofoam. Sebanyak 75 orang responden (78,9%) menjawab benar bahwa cara mengurangi dampak lingkungan dari sampah kemasan styrofoam adalah melakukan daur ulang pada kemasan styforoam dan mengurangi penggunaan kemasan styrofoam, dan 20 orang responden (21,1%) menjawab salah pada pertanyaan ini.

Pengetahuan responden dalam hal ini sejalan dengan responden yang kadang-kadang menggunakan plastik sisa kegiatan untuk mengemas barang-barang tertentu, sehingga plastik lebih dimanfaatkan lagi penggunaannya.

5.3.10 Pengetahuan Responden tentang Cara Menggunakan Kantog Plastik Dan Styrofoam Agar Bebas Dari Dampak Lingkungan Dan Kesehatan

Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan kategori baik tentang cara menggunakan kantong plastik dan styrofoam agar bebas dari dampak lingkungan dan kesehatan. Untuk pertanyaan cara menggunakan kantong plastik dan styrofoam agar bebas dari dampak lingkungan dan kesehatan, 92 orang responden (96,9%) menjawab benar, yaitu melakukan diet kantong plastik yaitu bijak dalam menggunakan kantong plastik dan styrofoam, sedangkan 3 orang responden (3,2%) menjawab salah.

Dokumen terkait