4.4 Gambaran Umum Responden
4.4.5 Pengetahuan Responden Mengenai Program Community Development
PT. Inalum
Masyarakat di Desa Kuala Indah dan Kuala Tanjung mengetahui bahwa PT.
Inalum sering memberikan bantuan kepada masyarakat sekitar. Hal ini dapat dilihat
dari 100 orang responden, mayoritas 65 orang (65,00 %) menjawab bahwa PT.Inalum
sering memberikan bantuan; 30 orang (30,00 %) menjawab jarang; 1 orang (1,00 %)
menjawab tidak pernah; dan 4 orang (4,00 %) tidak tahu, seperti terlihat pada Gambar
4.1 berikut:
30.00%
1.00% 4.00%
65.00%
Sering Jarang Tidak Pernah Tidak Tahu
Gambar 4.1 Diagram Pengetahuan Responden tentang CD PT. Inalum
Menurut masyarakat di Desa Kuala Indah dan Kuala Tanjung, PT. Inalum
memberikan bantuan berupa pembangunan jalan/jembatan, bantuan alat pertanian,
pengobatan gratis, pembangunan tempat pelelangan ikan, pelatihan keterampilan
menjahit, pelatihan tata rias pengantin, pelatihan manajemen usaha kecil, pelatihan
bibit ternak kambing dan sapi bergulir, bantuan pendidikan, rehab sekolah/madrasah,
bantuan modal usaha bergulir, pembangunan sumur bor, pembangunan posyandu,
pembuatan drainase, dan penanaman mangrove.
Sebelum memberikan program Community Development, PT. Inalum terlebih dahulu mendiskusikan/bermusyawarah dengan tokoh masyarakat dan Badan
Permusyawaratan Desa sehingga masyarakat sekitar ikut terlibat di dalamnya. Hal ini
dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut:
25.00%
14.00% 52.00%
9.00%
Masyarakat diundang rapat Hanya dengan aparat desa
Dengan tokoh masyarakat dan BPD
Tidak pernah bermusyawarah dengan masyarakat
Gambar 4.2 Diagram Keterlibatan Masyarakat dalam Pelaksanaan CD PT. Inalum
Dari Gambar 4.2 di atas menunjukkan bahwa dari 100 orang responden
berpendapat sebelum memberikan bantuan PT. Inalum mendiskusikan
BPD, 25,00 % masyarakat diundang rapat, 14,00 % masyarakat diundang rapat, dan
9,00 % menyatakan bahwa tidak pernah bermusyawarah dengan masyarakat.
Hasil kuisioner ini didukung hasil wawancara dengan Kepala Desa Kuala
Tanjung (Sofiah) dan Kepala Desa Kuala Indah (Dra. Tiurlan Napitupulu)
menyatakan bahwa “ PT. Inalum sering memberikan bantuan kepada masyarakat dan
sebelum memberikan bantuannya selalu bermusyawarah dengan tokoh masyarakat,
BPD dan aparat desa. Kalau inisiatif berasal manajemen, PT. Inalum melempar ke
tokoh masyarakat dan BPD apakah bantuan yang akan dijalankan dibutuhkan. Dan
sebahagian besar bantuan PT. Inalum adalah usul dari masyarakat sekitar yang
disetujui pihak manajemen”.
4.5 Hasil Penelitian terhadap Program Community Development PT. Inalum 4.5.1 Pemberdayaan Masyarakat
Untuk memberdayakan masyarakat sekitar, setiap tahunnya PT. Inalum telah
mengadakan pelatihan keterampilan. Untuk ibu rumah tangga dan remaja putri
diberikan pelatihan menjahit dan tata rias pengantin. Kemudian PT. Inalum juga
memberikan pelatihan pembuatan pupuk kompos, pelatihan peternakan kambing dan
sapi, dan yang baru dilaksanakan adalah Pelatihan Manajemen Usaha Kecil
Berkelanjutan.
Dari 100 orang responden, terdapat 23 orang responden yang memperoleh
pelatihan keterampilan. Kemudian dari 23 orang tersebut, 3 orang yang memperoleh
menjahit dan salon, 3 orang pelatihan pembuatan pupuk kompos dan pertanian, 1
orang memperoleh pelatihan manajemen usaha kecil, dan 1 orang memperoleh
pelatihan pembuatan sapu.
Kemudian masyarakat ikut dilibatkan dalam proyek-proyek pembangunan
infrastuktur seperti pembangunan jalan, pembuatan drainase, dan pembangunan
Tempat Pelelangan Ikan. Pada pembangunan jalan/jembatan, bahwa dari 100 orang
responden, 84 orang mengetahui bahwa PT. Inalum pernah membangun jalan dan
jembatan, sisanya 16 orang tidak mengetahui. Dari 84 orang responden; 61,90 % (52
orang) yang menyatakan bahwa pembangunan jalan/jembatan tersebut dikerjakan
kontraktor; 32,14 % (27 orang) masyarakat ikut bekerja dan diberi upah; 3,57 % (3
orang) masyarakat luar yang mengerjakan, dan 2,38 % (2 orang) masyarakat ikut
secara sukarela. Dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut:
32.14%
3.57% 2.38%
61.90%
Ikut secara suka rela Ikut dan diberi upah Dari masyarakat luar Dikerjakan kontraktor
Gambar 4.3 Diagram Keterlibatan Masyarakat (Tenaga Kerja) dalam Pembangunan Jalan/Jembatan
Pada pembangunan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di dusun IV Pantai Desa
Kuala Indah, dari 100 orang responden hanya 10 yang mengetahui bahwa PT. Inalum
yang membangunnya, sebab memang disana lokasinya. Dari 10 orang responden, 6
orang yang menyatakan bahwa pembangunan jalan/jembatan tersebut dikerjakan
kontraktor dan 4 orang lagi menyatakan masyarakat ikut bekerja dan diberi upah.
Pada pembangunan drainase, bahwa dari 100 orang responden, 62 orang
mengetahui bahwa PT. Inalum pernah membuat drainase, sisanya 38 orang tidak
mengetahui. Dari 62 orang responden; 41,94 % (26 orang) yang menyatakan bahwa
pembangunan jalan/jembatan tersebut dikerjakan kontraktor; 41,94 % (26 orang)
masyarakat ikut bekerja dan diberi upah; 16,13 % (10 orang) masyarakat ikut secara
sukarela, dan tidak ada responden yang menyatakan masyarakat luar yang
mengerjakan, dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut:
41.94% 0.00%
16.13%
41.94%
Ikut secara suka rela Ikut dan diberi upah Dari masyarakat luar Dikerjakan kontraktor
Gambar 4.4 Diagram Keterlibatan Masyarakat (Tenaga Kerja) dalam dalam Pembuatan Drainase
Pada masa pembangunan jalan/jembatan, pembangunan tempat pelelangan
ikan dan pembuatan drainase dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat sekitar ikut
dilibatkan dengan diberi upah dan kontraktor berasal dari pengusaha setempat. Hal ini
senada dengan apa yang dikemukakan oleh Bapak Edison Sanggele bahwa
“Pembuatan drainase dilakukan secara manual oleh tenaga manusia, bertepatan pada
saat itu Pemerintah sedang menjalankan Program Jaring Pengaman Sosial.
Masyarakat Kuala Tanjung dan Kuala Indah bergilir mengerjakan pembuatan
drainase dan diberi upah Rp.15.000,- perhari”.
4.5.2 Pengembangan Kelembagaan
PT. Inalum selalu melibatkan BPD (Badan Permusyawaratan Desa), Aparat
Desa, Kelompok Tani/Peternak, Kelompok Nelayan, dan Tokoh Masyarakat dalam
setiap kegiatan Community Development.
Pada saat pembangunan jalan/jembatan, bahwa dari 100 orang responden, 84
orang mengetahui bahwa PT. Inalum pernah membangun jalan dan jembatan, sisanya
16 orang tidak mengetahui. Dari 84 orang responden menyatakan bahwa
pembangunan jalan/jembatan tersebut 35,71 % (30 orang) merupakan usul sebagian
masyarakat; 33,33 % (28 orang) usul dari tokoh masyarakat dan BPD; 23,81 % (20
orang) usul dari semua masyarakat; dan 7,14 % (6 orang) merupakan inisiatif PT.
23.81%
35.71% 33.33%
7.14%
Usul dari semua masyarakat Usul sebagian masyarakat Usul Tokoh masyarakat, BPD Sepenuhnya PT. Inalum
Gambar 4.5 Diagram Usul/Inisiatif Pembangunan Jalan/Jembatan
Pada pembangunan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di dusun IV Pantai Desa
Kuala Indah, dari 100 orang responden hanya 10 yang mengetahui bahwa PT. Inalum
yang membangunnya. Dari 10 orang responden, 8 orang yang menyatakan bahwa
pembangunan jalan/jembatan tersebut merupakan usul tokoh masyarakat dan BPD,
dan 2 orang lagi menyatakan usul dari sebagian masyarakat.
Pada pembangunan drainase, bahwa dari 100 orang responden, 62 orang
mengetahui bahwa PT. Inalum pernah membuat drainase, sisanya 38 orang tidak
mengetahui. Dari 62 orang responden; 43,55 % (27 orang) menyatakan bahwa
pembuatan drainase itu merupakan usul dari sebagian masyarakat; 32,26 % (20
orang) usul dari semua masyarakat; 17,74 % (11 orang) usul dari tokoh masyarakat
dan BPD; dan 6,45 % (4 orang) merupakan inisiatif PT. Inalum, dapat dilihat pada
32.26%
43.55% 17.74%
6.45%
Usul dari semua masyarakat Usul sebagian masyarakat Usul Tokoh masyarakat, BPD Sepenuhnya PT. Inalum
Gambar 4.6 Diagram Usul/Inisiatif Pembuatan Drainase
4.5.3 Peningkatan Pendapatan
Dari 100 responden, ada sekitar 15 orang yang pernah memperoleh pelatihan
menjahit dan salon, namun setelah itu mereka tidak membuka usaha menjahit
sehingga pendapatan mereka tidak berubah. Begitu juga dengan 3 orang pelatihan
pembuatan pupuk kompos dan pertanian, dan 1 orang memperoleh pelatihan
pembuatan sapu, mereka tidak dapat berbuat banyak karena bukan berasal dari
kebutuhan masyarakat setempat dan tidak ada tindak lanjut dari pelatihan tersebut dan
ini didukung oleh hasil wawancara dengan Bapak Edison Sanggele bahwa “PT.
Inalum memang sering mengadakan pelatihan-pelatihan baik itu menjahit, salon,
pembuatan pupuk kompos dan pembuatan sapu, namun tidak bermanfaat untuk
meningkatkan pendapatan. Pelatihan tersebut tidak ada tindak lanjutnya”.
Kemudian dari kelompok peternak yang memperoleh bantuan sapi bergulir
dua ekor sapi betina, begitu juga di Desa Kuala Indah. Pada saat penelitian
di lapangan sapi-sapi tersebut belum berkembang biak.
Lain halnya dengan bantuan kambing pada tahun 2004 di Desa Kuala Tanjung
hanya satu kelompok memperoleh dua ekor sapi betina, begitu juga di Desa Kuala
Indah dimana setiap kelompok peternak memperoleh sebanyak lima ekor, satu ekor
jantan dan empat ekor betina. Pada saat penelitian, kelompok peternak sudah mampu
menggulirkan sebanyak 5 ekor kepada kelompok peternak lainnya. Namun mereka
belum memperoleh manfaat secara ekonomis. Namun secara psikologis masyarakat
sekitar kelompok tersebut mulai tertarik untuk beternak kambing.
4.5.4 Pembangunan Infrastruktur
Dari 100 orang responden, hanya 84 orang responden yang mengetahui bahwa
PT. Inalum telah membangun jalan/jembatan di kedua desa tersebut, maka untuk
membuktikan bahwa pembangunan jalan/jembatan berdampak pada pembangunan
perumahan/pemukiman penduduk. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan
menggunakan Uji Wilcoxon Signed-Rank maka diperoleh hasil seperti Tabel 4.7
Tabel 4.7 Hasil Uji Wilcoxon Signed-Rank terhadap Pertumbuhan Perumahan/ Permukiman Penduduk SETELAH -SEBELUM -8,073a ,000 a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Test Statisticsb
Dari Tabel 4.7 di atas menunjukka n bahwa Zhitung
1. Berdasarkan Nilai Z
adalah sebesar -8,073 dan
angka signifikansinya (probabilitas) adalah 0,000. Berdasarkan kedua indikator ini
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Hasil Zhitung adalah sebesar – 8,073, sedangkan Ztabel dengan probabilitas (α/2) = 2,5 % adalah sebesar 1,96 (tanda ” – “ tidak berpengaruh). Selanjutnya karena
nilai Zhitung (8,073) > Ztabel (1,96), maka dapat diambil kesimpulan bahwa
Hipotesis H0
2. Berdasarkan Probabilitas (Signifikansi)
yang menyatakan tidak ada dampak pembangunan jalan/jembatan
terhadap pertumbuhan daerah permukiman ditolak. Kemudian Hipotesis Ha yang
menyatakan ada dampak pembangunan jalan/jembatan terhadap pertumbuhan
daerah permukiman diterima.
Terlihat bahwa probabilitasnya adalah 0,000. Artinya diperoleh bahwa
probabilitas < 0,05. Berdasarkan hal tersebut, maka Hipotesis H0 yang
pertumbuhan daerah permukiman ditolak. Kemudian Hipotesis Ha yang
menyatakan ada dampak signifikan pembangunan jalan/jembatan terhadap
pertumbuhan daerah permukiman diterima.
Selanjutnya dari kedua analisis di atas, bisa diambil kesimpulan yang sama,
yaitu Hipotesis H0
Hasil temuan di atas menunjukkan bahwa pembangunan jalan/jembatan
berdampak terhadap pertumbuhan daerah permukiman berdasarkan persepsi
masyarakat. Tumbuhnya daerah permukiman ini berkaitan dengan ketersediaan
jaringan jalan serta potensi konversi (perubahan) guna lahan sepanjang dan sekitar
jalan dari guna lahan gambut dan tanah kosong menjadi guna lahan permukiman. yang menyatakan tidak ada dampak pembangunan jalan/jembatan
terhadap pertumbuhan daerah permukiman ditolak. Kemudian Hipotesis Ha yang
menyatakan ada dampak pembangunan jalan/jembatan terhadap pertumbuhan daerah
permukiman diterima.
Pembuatan drainase di Kuala Indah dan Kuala Tanjung bermanfaat untuk
mencegah banjir, mengeringkan lahan gambut, dan juga dapat mengairi sawah
sehingga berdampak pada peningkatan nilai guna tanah di daerah sekitar pesisir
pantai sekaligus peningkatan jumlah lahan pertanian. Hal ini dikuatkan dari hasil
kuisioner dapat dilihat bahwa dari 62 orang responden yang mengetahui pembuatan
drainese, 62,90 % (39 orang) menyatakan bermanfaat; 32,26 % (20 orang)
menyatakan sangat bermanfaat; 3,23 % (2 orang) kurang bermanfaat; dan hanya 1,61
% (1 orang) yang menyatakan tidak bermanfaat. Dapat dilihat pada Gambar 4.7
32.26%
62.90%
1.61% 3.23%
Sangat Bermanfaat Bermanfaat Kurang Bermanfaat Tidak Bermanfaat
Gambar 4.7 Diagram Persepsi Masyarakat tentang Manfaat Pembuatan Drainase
Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dinilai tidak bermanfaat dinyatakan oleh 5
orang responden, kurang bermanfaat (4 orang) dan 1 orang menyatakan bermanfaat.
Adapun alasan mereka menyatakan tidak bermanfaat karena nelayan kurang
menyadari fungsi TPI, touke tidak mau disitu, fasilitas pendukung tidak ada dan TPI
sudah mulai rusak karena abrasi. Dari hasil pengamatan langsung memang tidak ada
nelayan yang bersandar disana, tidak ada kegiatan, dan terkena abrasi. Kemudian dari
100 orang yang menjadi responden, hanya 10 orang yang mengetahui bahwa TPI
tersebut dibangun PT. Inalum. Sehingga dapat disimpulkan bahwa program
Community Development berupa pembangunan TPI dianggap gagal dan tidak berdampak pada peningkatan perekonomian bagi nelayan di Desa Kuala Indah karena
bukan kebutuhan masyarakat setempat, masyarakat nelayan kurang menyadari fungsi
Dari analisis deskriptif tentang pemberdayaan masyarakat dan pengembangan
kelembagaan di atas, maka Community Development PT. Inalum dapat
dikelompokkan sebagai Development for community, dimana masyarakat pada dasarnya menjadi objek pembangunan karena berbagai inisiatif, perencanaan, dan
pelaksanaan kegiatan pembangunan dilaksanakan oleh PT. Inalum. Walaupun
sebelum melaksanakan Program Community Development, PT. Inalum telah
melakukan penelitian, melakukan konsultasi, dan melibatkan tokoh mayarakat dan
BPD. Namun apabila keputusan terakhir ditetapkan oleh manajemen PT. Inalum,
maka pada dasarnya masyarakat tetap menjadi objek. Untuk jelasnya dapat dilihat
pada Tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8 Pengelompokan CD dilihat dari Aspek Keterlibatan Masyarakat
Development for Community Development with Community Development of Community
Aktor Utama Aktor dari luar Aktor dari luar bersama
dengan masyarakat lokal Masyarakat lokal
Bentuk Hubungan Sosialisasi Konsultasi Kolaborasi Self-Mobilization Empowerment Pengambil
Keputusan Aktor dari luar
Aktor dari luar bersama
dengan masyarakat lokal Masyarakat lokal
Pelaksana Aktor dari luar Aktor dari luar bersama
dengan masyarakat lokal Masyarakat lokal
Bentuk
Kegiatan Proyek Proyek dan Program
Pengembangan sistem dan kelembagaan Sumber: Riza, Info URDI Vol. 16
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan, yaitu:
1. Program Community Development PT. Inalum melibatkan masyarakat dalam
pelaksanaannya, dan memberi pelatihan keterampilan kepada masyarakat sekitar
berupa keterampilan menjahit dan salon, pembuatan pupuk kompos, pembuatan
sapu, pelatihan peternakan kambing dan sapi, dan manajemen usaha kecil
berkelanjutan.
2. Program Community Development PT. Inalum merangsang pembentukan
kelompok-kelompok Tani/Ternak, dan Nelayan, karena bantuan baik ternak, alat
pertanian diberikan kepada kelompok bukan kepada perorangan.
3. Program Community Development PT. Inalum dapat dikelompokkan sebagai
Development for community, dimana masyarakat pada dasarnya menjadi objek pembangunan walaupun PT. Inalum telah melakukan penelitian, melakukan
konsultasi, dan melibatkan tokoh masyarakat dan BPD. Namun keputusan
ditetapkan oleh manajemen PT. Inalum.
4. Program Community Development PT. Inalum berupa pelatihan keterampilan
berasal dari kebutuhan masyarakat setempat dan tidak ada tindak lanjut dari
pelatihan itu.
5. Program Community Development PT. Inalum berupa pembangunan TPI dinilai
belum tepat sasaran dan tidak berdampak pada peningkatan perekonomian bagi
nelayan Desa Kuala Indah karena bukan kebutuhan masyarakat.
6. Program Community Development PT. Inalum berupa pembangunan
jalan/jembatan berdampak terhadap pertumbuhan daerah permukiman
berdasarkan persepsi masyarakat. Tumbuhnya daerah permukiman ini berkaitan
dengan ketersediaan jaringan jalan serta potensi konversi (perubahan) guna lahan
sepanjang dan sekitar jalan dari guna lahan gambut dan tanah kosong menjadi
guna lahan permukiman.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dikemukakan
beberapa saran, antara lain:
1. Bagi PT. Inalum, Program Community Development PT. Inalum perlu
memfokuskan pada sistem desa binaan terutama di Desa Kuala Indah dan Kuala
Tanjung, setelah berhasil di kedua desa ini baru bergulir ke desa lain yang berada
2. Agar PT. Inalum melakukan penelitian yang mendalam sebelum membuat
program Community Development apa yang menjadi kebutuhan masyarakat pesisir yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3. Bagi Pemerintah Kabupaten Batu Bara, perlu berkoordinasi dengan PT. Inalum
dalam mengembangkan wilayah pesisir Kecamatan Sei Suka, ada kolaborasi
antara Program Community Development PT. Inalum dengan Rencana Program Pembangunan Kabupaten.
4. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut oleh kalangan akademisi dan pihak lain
yang berminat mengenai Program Community Development PT. Inalum
di wilayah pesisir Kecamatan Sei Suka, karena penelitian ini masih bersifat
Aldwin Surya, 2006. Perubahan Sosial Masyarakat Kota Metropolitan. Medan: Kopertis Wilayah I NAD-Sumut.
Aldwin Surya, 2008. Kelas Sosial dan Gaya Hidup Masyarakat Kota Metropolitan. Medan: Kopertis Wilayah I NAD-Sumut.
Bachtiar Hassan Miraza, 2005. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Bandung: Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Bandung.
Blakely E.J, 1991. Planning Local Economic Development (Theory and Practices),
Sage Publication, London: International Educational and Profesional Publisher.
Budi D. Sinulingga, 2005. Pembangunan Kota: Tinjauan Regional dan Lokal. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Chisinau, 2005. Community Participation and Development in the Republic Moldova: Study.
Dahuri, R., Rais, J., Ginting, S.P., dan Sitepu, M.J., 2001. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta: Pradnya Paramitha. Djarwanto, Ps., (2003), Statistik Nonparametrik, Yogyakarta: BPFE.
Josua Pantun Pardede, 2007. Pola Kemitraan dalam Praktek Tanggung Jawab Sosial Perusahaan pada Program Community Development PT. Toba Pulp Lestari, TBK. di Kabupaten Toba Samosir. Yogyakarta: Tesis MAP UGM.
Michael Lipton, 1977. Why Poor People Stay Poor: Urban Bias in World
Development. Cambridge, Massachusetts: Harvard University Press.
Muhammad Sony I., 2007. Implementasi Program Community Development
di Pertamina UPMS IV Semarang. Yogyakarta: Tesis MAP UGM.
M. Singarimbun dan Sofian Effendi, 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES.
RikaVentina, 2007. Dampak Proyek MCRMP (Marine and Coastal Resources Management Project) Terhadap Pengembangan Wilayah Desa Gambus Laut Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Asahan. Medan: Tesis PWD USU.
Riza Primahendra, Community Development: Sebuah Eksplorasi. Info URDI, Vol. 16.
Robert Chambers, 1983. Rural Develompment: Putting the Last First. New York, Longman.
Ronald. E, Walpole, 1982. Pengantar Statistika. Edisi ketiga, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Santoso Singgih, 1999. SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sirojuzilam, 2005. Beberapa Aspek Pembangunan Regional, ISEI Bandung,
Bandung.
Sugeng Budiharsono, 2005. Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan. Jakarta: Pradnya Paramita.
Suharsimi Arikunto, 1996. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiarto, dkk, 2003. Teknik Sampling, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono, 2005. Statistika untuk Penelitian. Cetakan ketujuh, Bandung: CV. Alfabeta.
Supranto J., 2000. Statistik : Teori dan Aplikasi. Jakarta : Erlangga.
Tjokroamidjojo, B., 1995. Pengantar Administrasi Pembangunan, Jakarta: PT. Pustaka LP3ES.
Umar Husein, 2003, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
UNDP, 1998. Capacity Assessment and Development in a System and Strategic Management Context, Technical Advisory Paper No. 3.
Tri Widodo W. Utomo, 2004. Decentralization and Capacity Building in Indonesian Local Administration: A Long Journey for Discovering A Model of
Democratic Developmental Regime (Case Study of Bandung City Government). Unpublished Master Thesis, Graduate School of International Development, Nagoya University.
Tri Widodo W. Utomo, 2006. Beberapa Permasalahan dan Upaya Akselerasi
Program Pemberdayaan Masyarakat.
Bambang Setiarso, Pendekatan “ Knowledge-Base Economy” Untuk Pengembangan
Masyarakat,
diakses tanggal 11 Januari 2008.
Dede Mariana, Modal Sosial (Social Capital) dan Partisipasi Masyarakat dalam
Pembangunan,
diakses tanggal 18 Januari 2008.
Deny Junanto, Model Pendekatan Ekosistem dalam Pembangunan Masyarakat
Daerah, diakses
tanggal 23 Pebruari 2008.
Edi Suharto, Pekerjaan Sosial Industri,
diakses tanggal 23 Pebruari 2008.
Eko Prasojo, People and Society Empowerment : Perspektif Membangun Partisipasi
Publik,
diakses tanggal 11
Januari 2008.
Ginanjar Kartasasmita, Pemberdayaan Masyarakat : Konsep Pembangunan Yang
Berakar Pada Masyarakat,
diakses tanggal 11 Januari 2008.
MG Ana Budi Rahayu, Pembangunan Perekonomian Nasional Melalui
Pemberdayaan Masyarakat Desa,
MG Ana Budi Rahayu, Pemberdayaan Masyarakat Desa,
diakses
tanggal 23 Pebruari 2008.
Sutoro Eko, Ekonomi Politik Pembaharuan Desa
Usman Kaharu, Marsuki, Laly D. Siregar, Pemberdayaan LKMD Bagi Pembangunan
Masyarakat Lokal
diakses tanggal 23 Pebruari 2008.
Yenrizal, 2004. “Community Development” Harus dengan “Community Relation”.
Sriwijaya Post, hari Senin, 27 Desember 2004.
Zaim Saidi, Dari Filantropi menuju CSR : Potret Kedermawanan Sosial Perusahaan
di Indonesia
Sumber : Bappeda Kabupaten Asahan Tahun 2006 (sebelum pemekaran)