• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggilingan Biji Gandum dan Pengayakan

Dalam dokumen ARDHI WIBOWO.H 3107010 (Halaman 54-71)

HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Manajemen Perusahaan

3. Penggilingan Biji Gandum dan Pengayakan

Setelah melalui proses clea ning dan da mpening biji gandum ditimbang. Proses penimbangan berfungsi untuk mengetahui berapa besar jumlah biji gandum yang dilakukan proses milling dan mengetahui tingkat ekstraksi mesin milling. Proses milling pada prinsipnya adalah suatu

Pengangkutan Bucket eleva tor

Scouring + Aspiration

Weighing + Ferrous meta l tra pping III Pengangkutan Chain conveyor

commit to user

proses pemisahan endosperm dari biji gandum dengan bra n maupun germ. Proses milling mereduksi endosperm pada biji gandum dengan kadar abu tepung yang disesuaikan dengan qua lity guide.

Proses milling di PT. Pundi Kencana Flour Mills Cilegon dilakukan dengan mesin milling yang modern. PT. Pundi Kencana Flour Mills Cilegon mempunyai 2 jalur proses milling yaitu mill A dan mill B. Jalur mill A menghasilkan tepung terigu yang mempunyai kadar protein tinggi maupun rendah yang belum ditambah dengan zat vitamin / mineral. Penambahan zat vitamin dan mineral agar tepung terigu memenuhi standar SNI 01-3751-2006 dilakukan pada saat blending. Untuk jalur mill B menghasilkan tepung terigu yang langsung menjadi produk PT. Pundi Kencana Flour Mills Cilegon. Tepung terigu hasil penggilingan mill B merupakan tepung terigu dengan kadar protein medium dan rendah.

Pemecahan biji gandum dilakukan pada proses milling dilakukan secara bertahap. Transportasi produk hasil penggilingan dilakukan dengan pneumatic system yang dilengkapi dengan cyclone dan air lock system. Sistem kerja a ir lock yaitu dengan memindahkan produk dengan pipa pneumatic atau dari bagian yang bertekanan tinggi ke bagian / mesin yang bertekanan lebih rendah atau sebaliknya. Pada proses transfer ini dibantu dengan cyclone yang berfungsi untuk memisahkan udara dengan produk yang diangkut. Sedangkan proses penggilingannya dibagi menjadi beberapa bagian yaitu brea k grinding, purifying, dan reduction grinding. Beberapa bagian tersebut merupakan tahapan proses untuk menghasilkan kualitas tepung yang baik. Flow chart penggilingan biji gandum dapat dilihat pada Gambar 8.

a. Break Grinding

Biji gandum yang telah dibersihkan dan dilunakkan pada proses clea ning dan da mpening selanjutnya digiling menggunakan mesin brea k roller mill. Proses penggilingan brea k roller mill berguna untuk melepaskan endosperm dengan bran dan memecahkan endosperm menjadi semolina dan middling. Semolina adalah butiran-butiran hasil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

pemecahan endosperm yang mempunyai ukuran 300 - 600 µ, sedangkan middling adalah produk hasil pemecahan endosperm yang mempunyai ukuran butiran 200µ - 300µ.

Di PT. Pundi Kencana Flour Mills Cilegon brea k roller yang digunakan pada proses ini berupa silinder penggiling jenis flutted roller. Flutted roller adalah silinder yang memiliki gerigi yang dapat memecah biji gandum dan menggores endosperm agar terlepas dari kulitnya. Perputaran flutted roller dan brea k roller dalam proses brea k grinding dilakukan dengan kecepatan yang berbeda. Perbedaan kecepatan ini berguna untuk memudahkan pemecahan biji gandum. Flutted roller mempunyai dua sisi yang berbeda yaitu sisi dull (tumpul) dan sisi sha rp (tajam). Posisi kerja dari flutted dan brea k roller dapat diatur menjadi empat posisi kerja, yaitu :

a. Posisi Dull to dull

Posisi Dull to dull adalah pertemuan antara flutted roller sisi dull dari fa st roll akan dengan sisi dull dari slow roll. Karena dull merupakan sisi tumpul , maka pada posisi ini terjadi produk ditekan sebesar mungkin dan memerlukan power yang besar. Brea k roller menghasilkan bran yang besar, semolina sedikit, middling dan tepung banyak.

b. Posisi dull to sharp

Posisi dull to sha rp adalah pertemuan antara flutted roller sisi dull dengan sisi sha rp dari slow roll. Karena dull tumpul dan sha rp tajam, maka yang terjadi pada posisi ini adalah penekanan pada produk berkurang tetapi terjadi efek pemotongan dan membutuhkan power yang kecil. Bran yang dihasilkan lebih kecil, middling lebih sedikit dan tepung lebih sedikit dari dull to dull. c. Posisi sha rp to dull

Posisi sha rp to dull adalah pertemuan antara flutted roller sisi sharp dari fa st roll dengan sisi dull dari sisi slow roll . Pada posisi ini power yang dibutuhkan lebih kecil daripada dull to sha rp dan

commit to user

bran yang dihasilkan lebih kecil, semolina lebih banyak, middling dan tepung yang dihasilkan lebih sedikit.

d. Posisi Sha rp to sha rp

Posisi sha rp to sha rp adalah pertemuan antara flutted roller sisi sha rp dari fa st roll dengan sisi sha rp pada slow roll. Pada posisi ini power yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan dari semua posisi. Bra n yang dihasilkan lebih sedikit, semolina yang banyak, tetapi middling dan tepung lebih sedikit dibandingkan dengan posisi sha rp to dull.

Dari berbagai posisi flutted roll dan brea k roll tersebut di PT. Pundi Kencana Flour Mills Cilegon menggunakan posisi dull to dull dan sha rp to sharp. Dengan posisi itu menghasilkan kualitas tepung yang bagus dan dalam jumlah yang sesuai.

Setelah dilakukan brea k grinding maka dilakukan proses brea k sifting. Brea k sifting adalah proses pengayakan hasil penggilingan dari brea k grinding. Proses brea k sifting digunakan alat pla n sifter sebagai pengayak produk. Setelah biji gandum dilakukan proses brea k grinding, biji gandum yang sudah pecah diangkut dengan air lock dan cyclone menuju pla nsifter. Didalam pla nsifter produk diayak secara bertahap. Pada proses pengayakan produk akan mengalami pa sstrough (lolos) dan tailing (tidak lolos). Produk yang pa sstrough (lolos) akan langsung masuk kedalam flour collecting strea m sedangkan produk yang tailing (tidak lolos) dapat masuk ke purifier maupun bran finisher. Produk yang masuk ke dalam bra n finisher dipisahkan antara bran dan semolina yang masih menempel pada bran. Dari hasil pemisahan semolina akan digiling kembali pada proses reduction grinding sedangkan bran akan dijadikan produk sampingan berupa polla rd yang dimanfaatkan sebagai makanan ternak.

b. Purifiying

Purifiying merupakan salah satu proses penunjang dalam brea king process. Setelah breaking process dilakukan maka produk akan masuk kedalam pla nsifter. Dari pla nsifter tersebut produk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

tidak lolos dipisahkan kembali antara semolina ( butiran endosperm yang diolah menjadi tepung terigu) dengan bra n pada proses purifying ini. Pada proses ini digunakan alat yang disebut purifier. Fungsi dari purifier ini adalah memisahkan partikel bran dan semolina sehingga proses midling yang digiling adalah pure semolina. Dengan demikian, didapatkan tepung terigu yang tidak tercampur dengan bran dan mempunyai kadar abu yang rendah.

Proses pemisahan oleh purifier pada dasarnya adalah mengayak, menyedot dengan udara (a spiration process) dan sha king process atau pemberian getaran pada produk supaya mengalir kedalam ayakan. Komposisi yang dihasilkan dari proses ini adalah partikel semolina murni, partikel semolina yang tercampur dengan bran dan partikel bra n murni. Partikel ini akan masuk kedalam proses reduction grinding sesuai jenis partikel untuk dikecilkan ukurannya.

Purifier memiliki 2-3 susun ayakan dan tiap susun terdiri atas empat ayakan yang dipasang seri dari ukuran kecil ke ukuran yang lebih besar. Susunan ayakan akan digetarkan oleh vibrator yang menyebabkan produk akan mengalir. Dengan adanya aliran udara (a spiration) maka produk akan membentuk lapisan-lapisan yaitu produk yang berat berada dilapisan bawah sedangkan produk yang ringan berada dilapisan atas.

c. ReductionGrinding

Reduction grinding merupakan tahapan proses yang mengubah semolina menjadi middling. Proses ini bertujuan untuk memudahkan reduksi semolina dan middling menjadi tepung. Selain itu proses ini berfungsi memisahkan bra n dari sisa-sisa endosperm yang masih tertinggal dalam bra n.

Dalam proses reduction grinding alat yang digunakan adalah reduction roller. Reduction roller berfungsi untuk menghaluskan butir-butir tepung yang masih kasar menjadi halus dengan menggunakan smooth roll. Smooth roll adalah silinder penggiling

commit to user

yang permukaannya halus. Smooth roll merupakan bagian dari mesin reduction roll. Smooth roll yang dipakai pada mesin reduction roll antara lain C1, C2, C3, C4, C5, C6, C7, C8, C9, C10 dan C11. Produk hasil reduksi di C1 akan diayak di pla n sifter C1, hasil reduksi C2 akan diayak di pla n sifter C2 dan seterusnya hingga reduction process yang terakhir C11.

Setelah produk dilakukan reduction grinding, produk dialirkan kembali dengan menggunakan airlock dan cyclone menuju proses reduction sifting. Pada proses reduction sifting produk diayak kembali dengan pla n sifter. Di dalam pla n sifter terdapat ayakan bertingkat dengan ukuran ayakan yang bervariasi. Ayakan disusun secara vertikal dengan ukuran semakin kebawah semakin kecil. Proses pengayakan dengan pla n sifter akan menghasilkan kelas-kelas pecahan biji gandum yang nantinya akan direduksi di reduction roller sesuai dengan jenis dan ukurannya.

Prinsip kerja pla n sifter adalah pengayakan secara bertahap. Produk yang masuk akan diayak oleh ayakan pertama produk yang pa sstrough (lolos) akan diteruskan ke ayakan dibawahnya. Sedangkan produk yang tailing (tidak lolos) akan dikeluarkan menuju mesin mesin penggiling atau jika sudah tidak mengandung tepung ditransfer kedalam bra n finisher. Produk yang keluar dari pla n sifter secara umum berupa tepung, bra n polla rd, germ dan semolina.

Tepung terigu yang dihasilkan oleh unit pla n sifter pada proses brea k sifting akan dialirkan ke flour collecting strea m atau tempat pengumpulan tepung. Didalam tempat pengumpulan tepung ini terdapat screw conveyor yang berguna sebagi alat transportasi tepung hasil produksi. Pada jalur mill A, tempat pengumpulan tepung terigu yang dihasilkan tidak ditambah dengan mineral yang sesuai dengan SNI 01-3751-2006. Tepung yang dihasilkan pada jalur Mill A akan dicampur pada proses blending disesuaikan dengan grist yang ditentukan dari departement QC. Sedangkan pada jalur mill B produk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

tepung terigu dapat dihasilkan langsung sesuai dengan grist yang ditentukan. Pada jalur mill B jenis tepung yang dihasilkan mempunyai kadar protein sedang. Jalur mill B digunakan untuk memproduksi tepung yang hanya memerlukan penambahan zat mineral yang sesuai dengan SNI 01-3751-2006. Proses penambahan zat mineral dilakukan menggunakan alat microdozer. Alat ini bekerja dengan menambahkan zat mineral pada aliran tepung yang berada pada screw conveyor. Besarnya penambahan zat mineral ini adalah 160 ppm atau 2,5 kg/jam.

Setelah melewati flour collecting strea m tepung diayak kembali pada proses security sifting. Proses security sifting menggunakan alat rebolt sifter yang berfungsi untuk memisahkan tepung dari kontaminan asing yang mungkin masih terdapat pada tepung. Pada saat melewati rebolt sifter tepung yang ditransfer kedalam flour silo dilakukan pengambilan sampel. Pengambilan sampel ini dilakukan setiap satu jam sekali oleh departemen QC. Tujuan dari pengambilan sampel ini adalah untuk mengetahui kadar air, kadar protein dan kadar abu tepung terigu yang dihasilkan. Dari rebollt sifter tepung kemudian ditimbang dengan weigher untuk mengetahui berapa besar hasil produksinya. Pada saat penimbangan dilakukan pembersihan tepung dari material logam pada proses ferrous meta l trapping IV. Dari proses ferrous meta l tra pping IV tepung terigu masuk kedalam proses entoleting. Proses entoleting berfungsi untuk menghilangkan dan memecahkan telur kutu yang ikut dalam tepung. Proses penghilangan dan pemecahan telur kutu ini dilakukan dengan menghempaskan tepung pada dinding mesin entoleter dengan kecepatan 3000 rpm. Setelah itu tepung ditransfer menggunakan airlock dan cyclone menuju ke flour silo yang berkapasitas 180 ton. Di PT. Pundi Kencana Flour Mills Cilegon memiliki flour silo sebanyak 20 buah sebagai tempat penyimpanan tepung terigu hasil produksi. Flour silo merupakan tempat penyimpanan tepung sementara sebelum dilakukan pa cking.

commit to user

Gambar 8. Diagram alir proses penggilingan biji gandum.

Proses produksi tepung terigu dari bahan baku gandum menjadi tepung terigu melewati beberapa tahapan yang komplek. Proses ini dilakukan mulai dari biji gandum datang dari kapal sampai dilakukan penggilingan. Urutan distribusi biji gandum dari datang sampai digiling menjadi produk tepung terigu dapat dilihat pada Gambar 9.

Weighing + Ferous metta l tra pping III

Brea k grinding Purifiying Reduction grinding Reduction sifting Security sifting Entoleting

Weighing + Ferrous metal trapping IV Flour

Brea k sifting

Semolina

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Gambar 9. Diagram alir proses penggilingan gandum dari awal sampai menjadi tepung terigu 1st Tempering bin Moisture control Bra n by product Brea k grinding Bra n finishing Purifiying Reduction grinding Security sifting Reduction sifting Entoleting

Weighing + Ferrous metal trapping IV Flour

Aspiration Weighing

Ferrous meta l trapping III Scouring

2nd da mpening

2nd Tempering bin

Brea k sifting Screen sepa ration

Aspiration

Ferrrous Meta l tra pping II Combi clea ning Indent sepa ration

Entoleting Scouring Aspiration Weighing 1st Dampening Aspiration Discha rging System

Pengangkutan

Penimbangan

Dumping

Drum sieving Ferrous meta l trapping I

commit to user

d. Proses produksi tepung terigu secara garis besar

Proses penggilingan biji gandum menjadi tepung terigu dimulai dari biji gandum yang masih kotor dibersihkan pada proses pre-clea ning. Pada proses pre-pre-cleaning biji gandum dibersihkan dari material lebih ringan seperti debu, ranting gandum dan kulit gandum dengan menggunakan sedotan angin a spiration. Selain dengan a spiration proses pre-clea ning dilakukan pembersihan biji gandum dengan drum sieve yang menggunakan prinsip perbedaan ukuran material. Biji gandum yang lolos dari alat drum sieve akan dibersihkan pada proses ferrous meta l trapping. Proses ferrous meta l tra pping I menggunakan alat yang disebut ma gnet sepa rator yang berfungsi untuk menghilangkan material logam yang terbawa bersama aliran biji gandum.

Dari proses pre-clea ning biji gandum dibersihkan kembali pada proses clea ning. Pada proses clea ning aliran biji gandum dibersihkan dari material logam dalam proses ferrous meta l trapping II. Setelah proses pembersihan material logam, biji gandum dibersihkan dari material yang berupa debu, batu, ranting, kulit gandum maupun gandum kisut pada proses combi clea ning. Dari proses combi clea ning biji gandum masuk ke proses indent sepa ration. Pada proses ini aliran biji gandum dibersihkan dari material berdasarkan bentuk. Proses pemisahan dilakukan antara separation round grain (biji bulat) dan sepa ration long grain (biji panjang). Setelah melewati proses indent sepa ration biji gandum masuk ke dalam proses entoleting. Pada proses entoleting biji gandum dihempaskan ke dinding mesin dengan kecepatan 3000 rpm untuk mrnghilangkan telur kutu yang menempel pada biji gandum. Dari proses entoleting biji gandum dialirkan ke proses scouring yang dilengkapi dengan a spiration untuk menghilangkan kulit ari dan debu-debu yang masih menempel pada biji gandum.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Biji gandum yang telah dibersihkan pada proses pre-clea ning dan first clea ning dilakukan proses first da mpening. First da mpening adalah proses penambahan air pertama pada biji gandum sebelum dikondisikan. Proses ini digunakan untuk menaikkan kadar air biji gandum sebelum dilakukan penggilingan. Setelah dilakukan first da mpening biji gandum dikondisikan agar biji gandum mempunyai karakteristik milling yang optimal. Dari proses pengkondisian yang pertama biji gandum ditambah air kembali pada proses second da mpening sampai tercapai target kadar air yang diinginkan. Setelah melalui proses second dampening biji gandum dikondisikan untuk pada proses second conditioning.

Proses setelah dilakukan second conditioning adalah second clea ning. Proses ini membersihkan biji gandum dari kotoran yang masih menempel pada biji gandum dengan pada proses scouring. Dari proses scouring biji gandum dibersihkan dari material logam pada proses ferrous meta l traping III. Gandum yang lolos dari proses ferrous meta l traping III akan dilakukan brea k grinding atau penggilingan. pada proses penggilingan hasil penggilingan pada brea k grinding akan diayak pada proses brea k sifting. Dari proses brea k sifting dihasilkan beberapa produk yang ditransfer keberbagai proses seperti purifying, flour conveying dan bra n finishing. Proses purifying ini bertujuan untuk memisahkan partikel bran dengan semolina. Untuk produk yang masuk flour conveying akan ditampung sebagai produk hasil penggilingan, sedangkan produk yang masuk ke dalam bra n finishing akan dijadikan produk sampingan berupa polla rd yang dimanfaatkan sebagai makanan ternak. Diagram alir kualitatif dan kuantitatif proses produksi tepung terigu dapat dilihat pada Gambar 10 dan 11.

commit to user

Gambar 10. Diagram Kualitatif proses produksi tepung terigu Tepung terigu

Pollard

Pre - clea ning

1st da mpening & 1st conditioning

2nd Clea ning

2nd da mpening & 2nd conditioning 1st Clea ning Brea k grinding Purifying Reduction grinding Bra n finishing Purifying Gandum Brea k sifting Brea k sifting

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Gambar 11. Diagram Kuntitatif proses produksi tepung terigu

Ditambah air 1, 5 ton (1,5 %) Ditambah air 2,93 ton (3 %)

Purifying Reduction grinding Air yang menguap 2, 04 ton (2 %) 102, 13 ton Pre - clea ning

1st da mpening & 1st conditioning

2nd Clea ning

2nd da mpening & 2nd conditioning 1st Clea ning Brea k grinding Purifying Gandum 100 ton 99,7 ton Kotoran 3 kg ( 0,03 %) 97, 71 ton Kotoran 1, 99 ton ( 2 %) 100, 64 ton 102, 14 ton 102, 13 ton Kotoran 10, 21 kg (0,01 %) tingkat ekstraksi endosperm 75 % (75,07 ton ) dengan kadar air tepung

14-14,5 % 100, 09 ton Bra n finishing 25,02 ton (25 %) Polla rd Tepung terigu Brea k sifting Brea k sifting

commit to user 4. Pengemasan Tepung Terigu

a. Proses transfer dan blending tepung

Setelah tepung terigu hasil produksi unit penggilingan ditransfer ke dalam silo penyimpanan, tepung terigu akan dilakukan proses blending sebelum dilakukan packing. Tepung terigu yang dilakukan blending atau pencampuran adalah tepung terigu hasil penggilingan dari mesin mill A. Proses blending (pencampuran) tepung terigu dimulai dari transfer tepung terigu dari flour silo ke dalam hopper. Proses pengeluaran tepung dari flour silo ke hopper dibantu dengan alat vibro deta cher yang terletak dibawah flour silo. Vibro deta cher membantu tepung keluar dari flour silo dengan getaran pada bagian bawah flour silo. Dengan vibro deta cher tepung yang keluar tesebar merata dan tidak menggumpal. Tepung terigu yang telah dikeluarkan dialirkan dengan screwconveyor menuju loa d cell weighing atau proses penimbangan tepung. Proses penimbangan dilakukan dengan timbangan yang bekerja secara otomatis Proses ini bertujuan untuk mengetahui besarnya tepung sebelum dilakukan blending. Selain penimbangan tepung pada proses ini juga dilakukan penambahan additive pada tepung terigu sesuai dengan jenis tepung yang dilakukan blending.

Setelah dilakukan penimbangan, tepung terigu yang ditransfer dilakukan proses blending. Proses blending dilakukan dengan mixer yang berfungsi untuk mencampur terigu secara merata. Dengan mixer tersebut maka akan diperoleh campuran tepung terigu yang mempunyai kualitas baik. Besarnya tepung yang diblending adalah 2 ton untuk setiap kali blending Dari proses blending tepung masuk kedalam drum sieve untuk dilakukan pengayakan. Didalam drum sieve tepung terigu diayak dengan ayakan < 250 µ. Proses ini berfungsi untuk menghindari material cemaran selain tepung terigu. Dengan proses ini tepung terigu diharapkan tidak terdapat kontaminan yang mempengaruhi kualitas tepung terigu.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Tepung terigu yang lolos dari proses drum sieving (pengayakan) akan dilewatkan dalam proses ferrous meta l tra pping V sebelum masuk ke dalam silo pa cking. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan kontaminan tepung yang berupa material logam. Proses ferrous meta l trapping V dilakukan dengan memberikan ma gnet separator pada aliran tepung terigu. Setelah dilakukan proses ferous meta l trapping V, tepung terigu masuk kedalam proses entoleting untuk dilakukan penghilangan dan pemecahan telur kutu yang terdapat pada tepung. Setelah proses ini maka tepung terigu diangkut dengan airlock dan cyclone menuju silo packing. Silo packing yang ada di PT. Pundi Kencana Flour Mills Cilegon berjumlah 6 dengan kapasitas 90 ton untuk tiap silo. Proses blending dan transfer tepung terigu dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Diagram alir proses blending tepung terigu

Additives feeding

Load cell weighing (penimbangan)

Pencampuran (mixing)

To pa cking 25 kg Ferrous meta l trapping V

Entoleting

Pengayakan (drumsieving)

Dikemas sebagai produk Pengengkutan Air lock a nd cyclone

Penyimpanan (a dditives storing) Tepung

Tepung mix (blended flour)

commit to user b. Proses packing tepung terigu

Setelah tepung terigu yang sudah dilakukan blending dan disimpan dalam silo pa cking, tepung terigu akan di packing kedalam kemasan karung poliprophylene. Dari silo pa cking tepung akan ditimbang sebelum dilakukan pa cking. Setelah dilakukan penimbangan tepung akan masuk kedalam ca rousel yang berfungsi sebagai mesin pengemas. Di PT. Pundi Kencana Flour Mills Cilegon terdapat 3 mesin pa cking (ca rousel) yaitu mesin pa cking A, mesin pa cking B dan mesin pa cking C. Carousel yang terdapat di PT. Pundi

Dalam dokumen ARDHI WIBOWO.H 3107010 (Halaman 54-71)

Dokumen terkait