BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.4 Narkoba
2.4.2 Penggolongan Narkoba
Penggolongan narkoba dan zat adiktif lainnya diatur dalam Undang-Undang
Nomor No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1997 tentang Psikotropika.
A. Narkotika
Pasal 1 angka 1 UU 22./Th. 1997 mengemukakan bahwa defenisi narkotika
adalah zat-zat (obat) baik dari alam atau sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. narkoba
(1).Narkotika Alam
Narkotika alam adalah narkotika yang berasal dari hasil olahan tanaman.
Obat-obatan yang termasuk golongan narkotika alam adalah candu, morfin, ganja,
kokain.
a. Candu atau Opium
Candu atau opium merupakan sumber utama dari narkotika alam. Dari candu
ini dapat dihasilkan morfin, heroin. Candu berasal dari getah tanaman Papaver Somniferum (Gambar 2.1) yang dibiarkan mengering, sehingga berwarna coklat kehitaman dan sesudah diolah akan menjadi suatu adonan yang menyerupai aspal
lunak (Gambar 2.2). Bentuk ini dinamakan candu mentah atau candu kasar. Cara
menggunakan candu adalah dengan menghisapnya sama seperti cara orang merokok
(Sasangka, 2003).
Gambar 2.1 Candu (Opium Papaver Somniverum) Sebagai Bahan Dasar Opium
b. Morfin
Morfin (C17 H19 NO3) adalah zat utama yang berkhasiat narkotika yang
terdapat pada candu mentah (Gambar 2.3). Khasiat morfin adalah untuk analgetik,
menurunkan rasa kesadaran (sedasi, hipnotis), menghambat pernafasan,
menghilangkan refleks batuk dan menimbulkan rasa nyaman (euphoria) yang kesemuanya berdasarkan penekanan susunan saraf pusat (SSP). Cara menggunakan
morfin adalah dicampur dengan tembakau kemudian dihisap, diminum, disuntikkan
pada lengan bagian bawah sebelah dalam, digosokkan pada goresan silet bagian
bawah lengan bagian dalam (Sasangka, 2003).
Gambar 2.3 Morfin dalam Bentuk Pulvis c. Ganja (Kanabis)
Ganja atau kanabis adalah nama singkat untuk tanaman Cannabis Sativa
(Gambar 2.4). Ganja mengandung sejenis bahan kimia yang disebut delta-9-
tetrahydrocannabinol (THC) yang dapat mempengaruhi suasana hati manusia dan cara orang tersebut melihat serta mendengar hal-hal disekitarnya. Ganja dianggap
narkoba yang aman dibandingkan dengan putaw atau shabu. Kenyataannya sebagian
maka pikiran akan menjadi lambat, terlihat bodoh dan membosankan. Ganja dapat
mempengaruhi konsentrasi dan ingatan, meningkatkan denyut nadi, keseimbangan
dan koordinasi tubuh yang buruk, ketakutan dan rasa panik, depresi, kebingungan dan
halusinasi. Cara menggunakan ganja yaitu dengan membuat lintingan rokok,
dicampur dengan tembakau dan menghisapnya (Sasangka, 2003).
Gambar 2.4 Tanaman Ganja d. Kokain
Kokain merupakan alkaloida tanaman belukar Erythroxylon Coca dari Amerika Selatan (Gambar 2.5). Kokain digunakan dengan tujuan untuk lebih fit,
segar, kuat, bersemangat, hilang rasa kantuk dan tidak terasa lapar. Bila terlanjur
kronis akan menimbulkan tidak bergairah bekerja, tidak dapat tidur, halusinasi, tidak
nafsu makan, berbuat dan berpikir tanpa tujuan, tidak punya ambisi, kemauan dan
perhatian. Pada tingkat overdosis dapat menyebabkan kematian karena serangan dan gangguan pada pernafasan dan terhadap jantung. Disamping itu dapat juga
menimbulkan keracunan pada SSP sehingga korban dapat mengalami kejang-kejang,
kokain adalah menyuntikkannya secara intravena atau subkutan, dihirup dengan
hidung (sniff), dikunyah, dilarutkan kemudian diminum, dihisap seperti orang merokok (Sasangka, 2003).
Gambar 2.5 Kokain (2). Narkotika Sintetis
Narkotika sintetis adalah narkotika sebagai hasil produksi laboratorium yang
sepenuhnya dari bahan kimia. Narkotika sintetis yang paling banyak tersebar luas
adalah meperidin dan methodone (Gambar 2.6)
B. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah ataupun sintetis, bukan
narkotika, yang bersifat atau berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku. Psikotropika dibagi dalam tiga golongan yaitu : depresan, stimulan dan
halusinogen (Sasangka, 2003).
(1). Depresan
Depresan adalah obat yang bekerja mempengaruhi otak dan SSP, dapat
menyebabkan timbulnya depresi pada si pemakai, yaitu bekerja mengendorkan atau
mengurangi aktivitas SSP. Obat ini terkenal dengan sebutan sebagai obat penenang
atau obat tidur. Yang termasuk golongan depresan adalah barbiturat dan turunannya,
benzodiazepin, metakualon, alhohol dan zat-zat pelarut (solvent) (Gambar 2.7). Secara medis obat-obatan tersebut dapat berguna untuk membantu mengurangi rasa
cemas dan gelisah, meredakan ketegangan jiwa, pengobatan darah tinggi dan epilepsi,
serta merangsang untuk segera tidur (Sasangka, 2003).
(2). Stimulan
Yang digolongkan stimulan adalah obat-obat yang mengandung zat-zat yang
merangsang terhadap otak dan saraf. Obat-obat tersebut digunakan untuk
meningkatkan daya konsentrasi dan aktivitas mental serta fisik. Obat-obat yang
dimasukkan dalam golongan stimulan adalah amphetamine, ekstasi dan shabu (Gambar 2.8). Stimulan dalam kerjanya meningkatkan kegiatan SSP, sehingga
merangsang dan meningkatkan kemampuan fisik orang yang menggunakan,
mengkonsentrasikan diri untuk membuat prestasi yang lebih baik, sanggup bekerja
lebih kuat dan lebih lama tanpa istirahat.
Akan tetapi, karena dipaksa, walaupun kemampuan fisik masih ada, daya
mentalnya tidak dapat mengikutinya, sehingga akan mengakibatkan efek yang tidak
baik. Stimulan sering digunakan secara sembunyi-sembunyi di kalangan
olahragawan, disebut dengan dopping. Jenis stimulan yang sering digunakan di masyarakat adalah shabu (Gambar 2.8). Cara menggunakan shabu adalah dengan
diuapkan atau dihisap. Pemakaian yang unik, yaitu dengan membakarnya di atas
kertas timah dan dihisap melalui alat yang disebut dengan bong (Sasangka, 2003).
Gambar 2.9 Shabu (3). Halusinogen
Halusinogen adalah obat-obatan yang dapat menimbulkan daya khayal
(halusinasi) yang kuat, yang menyebabkan salah persepsi tentang lingkungan dan
dirinya, baik yang berkaitan dengan pendengaran, penglihatan maupun perasaan
(Gambar 2.9). Dengan kata lain obat-obatan jenis halusinogen memutarbalikkan daya
tangkap kenyataan objektif. Diperkirakan ada sekitar 100 jenis zat halusinogen yang
biasanya digunakan oleh manusia dan tiga jenis halusinogen yang paling sering
disalahgunakan, yaitu LSD (d. Lysergic Acid Diethylamide), Psilosibin dan Meskalin. Efek-efek yang ditimbulkan setelah penggunaan halusinogen adalah rasa khawatir
yang akut, gelisah dan tidak bisa tidur, biji mata yang membesar, suhu badan
meningkat, tekanan darah meningkat, gangguan jiwa berat (Sasangka, 2003).
c. Zat Adiktif
Zat adiktif ialah zat, bahan kimia dan biologi, baik dalam bentuk tunggal
maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup secara
langsung atau tidak langsung yang mempunyai sifat karsinogenik, teratogenik,
mutagenik, korosif dan iritasi. Adapun yang termasuk zat adiktif adalah : minuman
keras, nikotin, volatile solvent atau inhalensia (Sasangka, 2003)