• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Bahasa Pada Ranah Adat berdasarkan Gender.

NO KECAMATAN NAMA BAHASA TUTUR

5.7 Grafik Penggunaan Bahasa Pada Ranah Transaksi berdasarkan Lokas

5.3.3 Penggunaan Bahasa berdasarkan Gender.

5.3.3.7 Penggunaan Bahasa Pada Ranah Adat berdasarkan Gender.

Penggunaan bahasa pada ranah Adat berdasarkan gender ini nampak didominasi pilihan bahasa pada Lebih banyak BI, BI = BDev, > BDev, dan selalu BDev.Pola cenderung sama dengan penggunaan pemilihan bahasa pada ranah-ranah yang lain, yaitu responden perempuan lebih tinggi sedikit dibanding responden laki- laki pada penggunaan yang lebih dominan apa sama antara bahasa Indonesia dan bahasa Devayan, dan kecenderungan pada bahasa Devayan lebih dominan dipakai oleh responden laki-laki.

Grafik 5.22

Prosentase Penggunaan Bahasa Pada Ranah Adat Berdasarkan Gender

0 5 10 15 20 25 30 35 Selalu BI > BI BI = BDev >BDev Selalu Bdev Bahasa Lain Laki-laki 4.59 27.83 23.85 27.83 18.02 0 Perempuan 5.71 32.84 27.93 20.34 12.04 0 Laki-laki Perempuan

5.4Simpulan

Berdasarkan paparan pada bab ini, dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Etnis Simeulue terdiri dari beberapa suku asli, menurut pengakuan narasumber ada 9 suku asli yaitu: (1) Suku Dagang , menurut nara sumber suku ini bearasal dari Minang; (2) Suku Abon/Habu; (3) Suku Lanteng; dan berdasarkan sumber, nenek moyang mereka berasal dari Bugis keturunan Daeng; (4) Bangawan; (5) Rainang, (6) Bihau; (7) Ra Awa; (8) Manjungkang; dan (9) Pamuncak. Namun keberadaan suku-suku ini sudah mulai memasuki tahap sejarah, artinya sebagian masyarakat hanya mengetahui berdasarkan informasi dan bahkan sudah tidak mengenal suku asli sendiri. Hal ini disebabkan bahwa suku-suku ini sudah banya memancar ke berbagai tempat dipulau yang dulunya mereka berkoloni menurut kelompok moyang mereka, ketika mendarat di pulau Simeulue. Sehingga yang tersisa sekarang hanya mengelompokkan diri berdasarkan wilayah tutur bahasa, yaitu terbagi menjadi wilayah tutur bahasa Devayan/Simalur, wilayah Sibigo yang berbahasa Sigulai, dan wilayah Langi dan Alafan yang berbahasa Leukon. Keadaan masyarakat tutur saat ini berdampingan dengan suku-suku pendatang baru seperti Aceh, Batak, Melayu Minang, Nias, Jawa dan China. Prosentase

pendatang baru berada di kota Sinabang, Simeulue Timur. Namun Jumlah secara tepatnya tidak terdata dengan baik oleh BPS Simeulue.

2. Bahasa Devayan sebagai Bahasa ibu atau bahasa pertama bagi etnis asli Simeulue menunjukkan prosentase 100% dari 220 responden hanya pada generasi G1 , sedangkan prosentase G2 adalah 94,64 %, G3 sebesar 77,8% , dan G4 sebesar 55, 24 % . Pada setiap generasi terdapat penurunan kuantitas responden yang menjadikan bahasa Devayan sebagai bahasa pertama. Prosentase secara lengkapnya bisa dilihat pada tabel berikut:

G4 G3 G2 G1 STim 18.75 23 87.5 100 Tsel 87.5 100 100 100 TBar 33.33 86 100 100 TTen 50 85.7 100 100 STen 20 83.3 100 100 SCut 66.6 66.6 100 100 TDal 90.9 100 75 100 Rata-Rata 52.44 77.8 94.642857 100

3. Pola penggunaan Bahasa Devayan pada 7 ranah pemakaian yang dihubungkan dengan 3 karakteristik sosial masyarakat tuturnya, yaitu gender, usia, dan lokasi, menunjukkan variasi pola penggunaan bahasa yang beragam. Dari semua pemaparan grafik pola pneggunaan bahsa Devayan berdasarkan hubungan ranah dan ketiga karakteristik sosil tersebut dapat diambil kesimpulan bahawa:

(1) Penggunaan bahasa menurut lokasi pada ranah keluarga, ketetanggan, dan Adat menunjukkan pola yang bisa dikatakan mendekati sama yaitu prosentase penggunaan pola > Bdev dan Selalu BDevlebih dari 60 % terdapat pada kecamatan Teupah Selatan, Teupah Barat, Simeulue Cut, dan Teluk Dalam. Berarti pada lokasi keempat ini masih sangat banyak dijumpai masyarakat tutur yang kuat menggunakan bahasanya. Sementara untuk ranah ranah pendidikan dan pemerintahan, pola penggunaan bahasa

lebih banyak BI, dan selalu BI mendominasi pada ke-7 kecamatan. Untuk ranah transaksi dan ranah keagamaan , selain kecamatan Simeulue Timur yang berpola BI= BDev yang mendominasi, ke 6 kecamatan yang lain masih didominasi pola penggunaan BI= BDev, > Bdev dan Selalu BDev.

Kemudian untuk pemakaian bahasa lain hanya terjadi pada ranah kekeluargaan, ketetanggaan, dan transaksi pada 2 lokasi yaitu Simeulue Timur dengan bahasa Jamu, dan Teluk dalam dengan bahasa Sigulai. Sejalan dengan tes Chi-Square yang menunjukkan hubungan antara lokasi dan penggunaan bahasa, pada ranahkeluarga dengan p-value 0.011, tetangga p- value 0.009, transaksi nilai p value 0,0001, dan adat dengan nilai p-value 0,0002 yang kesemuanya itu menunjukkan nilaip-value

antara lokasi dan penggunaan bahasa pada kedua ranah tersebut. (lihat tabel halaman 224).

(2) Penggunaan bahasa yang dihubungkan dengan gender menunjukkan bahwa responden laki-laki menunjukkan prosentase pemakaian bahasa Devayan lebih tinggi daripada responden perempuan pada ketujuh ranah pemakaian bahasa sehingga pola penggunaan bahasa > Bdev dan Selalu BDev didominasi oleh responden laki-laki. Dansebaliknya untuk pola penggunaan bahasa lebih banyak BI, dan selalu BI didominasi oleh responden perempuan. Dan jika diukur dengan alat uji statistik SPSS 23 untuk mengetahui hubungan antara gender dan penggunaan bahasa, hanya hubungan dengan ranah keluarga yang menunjukkan signifikansi dengan nilai 0,049 ( apha < 0,05) , walaupun nilai signifikansinya relatif kecil mendekati 0,05. Sementara pada ranah-ranah lainnya menunjukkan nilai alpha > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan anatara gender dan ranah- ranah tersebut. (lihat tabel halaman 223)

1 2 3 4 5 p-value ss M F M F M F M F M F 0.05 Y/N Keluarga 23 26 25 21 29 26 18 9 6 37 0.049 Y Tetangga 6 8 19 25 40 47 25 22 15 13 0.739 N Sekolah 38 50 40 41 18 20 5 6 0 0 0.527 N Kantor 96 103 4 1 9 7 0 0 0 0 0.320 N

Agama 4 7 10 8 92 92 3 4 0 0 0.761 N Transaksi 4 9 61 59 39 39 5 4 0 0 0.562 N Adat 5 13 2 0 26 31 52 47 24 20 0.159 N

(3) Penggunaan bahasa yang dihubungkan dengan Usia, yaitu G1, G2, G3, dan G4 menunjukkan pola > Bdev dan Selalu BDev didominasi oleh G1 dan G2 di semua ranah . Untuk generasi G3 prosentase terbesar ada pada pola BI = BDev namun pada G3 masih menunjukkan penggunaan bahasa Devayan dengan cukup baik walaupun rendah secara prosentase. Khusus untuk G4 prosentase terbesar adalah pada pola selalu BI pada semua ranah dan menunjukkan pemakaian 0% pada pola selalu BDev semua ranah kecualu ranah ketetanggaan. Hubungan antara usia dan penggunaan bahasa menunjukan adanya hubungan yang signifikan pada semua ranah. Semua nilai p-value menunjukkan niali alpha < 0,05. (lihat tabel)

Penggunaan Bahasa Berdasarkan Usia/Generasi 1 2 3 4 5 P- Value SS G1 G2 G3 G4 G1 G2 G3 G4 G1 G2 G3 G4 G1 G2 G3 G4 G1 G2 G3 G4 0.05 Y/N Keluarga 3 11 14 20 2 13 19 29 16 28 23 0 16 14 6 18 2 4 0 0 0.011 Y Tetangga 2 13 12 20 13 16 16 29 15 24 26 0 5 4 8 0 6 5 6 0 0.009 Y Sekolah 6 22 34 24 3 34 27 25 24 6 7 0 6 0 0 0 2 0 0 0 0.000 Y Kantor 30 54 45 49 3 12 18 0 9 2 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.039 Y Masjid 0 2 2 34 8 7 6 13 27 59 60 2 6 1 0 0 0 0 0 0 0.042 Y Transaksi 0 24 19 45 3 34 42 4 29 4 7 0 9 4 0 0 0 0 0 0 0.000 Y Adat 0 0 2 29 0 0 26 18 5 18 21 1 9 36 16 0 27 8 3 0 0.000 Y

Penggunaan Bahasa Berdasarkan Lokasi Selalu Bahasa Indonesia Lebih Banyak Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia sama Banyak

denagan Bahasa Devayan

Lebih Banyak Bahasa Devayan Selalu Bahasa Devayan p- value Ss ST TS TB TN SN SC TD ST TS TB TN SN SC TD ST TS TB TN SN SC TD ST TS TB TN SN SC TD ST TS TB TN SN SC T D 0,05 Y/N Keluarga 3 1 4 2 1 2 2 3 3 6 5 1 1 2 5 9 6 5 4 3 3 9 7 3 8 6 3 5 11 6 2 2 6 2 6 0.012 Y Tetangga 1 0 6 5 0 3 3 3 7 14 4 0 3 4 8 17 1 13 6 5 6 17 2 0 0 12 0 3 3 0 0 0 0 0 2 0.009 Y Sekolah 0 0 1 5 0 5 6 4 14 15 7 0 5 5 24 10 3 10 1 4 2 3 2 0 0 17 0 1 0 0 2 0 0 0 1 0.115 N Kantor 7 12 11 22 15 11 4 21 3 4 0 1 0 5 2 11 0 0 2 0 5 1 0 4 0 0 0 4 0 0 2 0 0 0 0 0.061 N Masjid 0 1 5 0 0 5 2 0 8 0 1 1 0 4 31 15 14 20 17 5 11 0 2 2 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0.221 N Transaksi 1 2 5 0 0 5 7 5 4 0 11 15 0 8 7 20 13 11 3 6 3 10 0 3 0 0 0 0 6 0 0 0 0 0 0 0.0001 Y Adat 3 1 5 4 0 5 0 1 0 1 0 0 0 0 24 22 0 1 7 3 3 2 2 0 12 6 1 12 1 1 15 5 5 2 3 0.0002 Y

ST = Simeulue Timur SN = Simeulue Tengah TS = Teupah Selatan TD= Teluk Dalam TB = Teupah Barat SC = Simeulue Cut TN = Teupah Tengah

BAB VI

Dokumen terkait