• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN KATA

Dalam dokumen SINTAKSIS BAHASA INDONESIA tahun II (1) (Halaman 46-53)

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS AIRLANGGA

PENGGUNAAN KATA

3.1. Adverbia

Adverbia adalah kategori yang mendampingi nomina, verba, dan ajektifa dalam pembentukan frase; atau dalam pembentukkan sebuah klausa. Tetapi ada juga yang berupa bentuk turunan berafiks atau berkonfiks.

Kategori mana yang didampingi tergantung dari makna inheren yang dimiliki oleh adverbial itu, sejauh ini ada adverbial yang menyatakan makna meliputi; a. Adverbia Sangkalan adalah adverbial yang menyatakan ‘ingkar’ atau

‘menyangkal’ akan katgori yang didampinginya. Yang termasuk adverbial ini adalah kata-kata bukan, tidak, tak tanpa, dan tiada. Contoh : saranmu bukan tidak diterima, tetapi perlu dipertimbangkan dulu.

b. Adverbia Penjumlahan adalah adverbial yang menyatakan ‘banyak’ atau ‘kuantitas’ terhadap kategori yang didampingi. Yang termasuk adverbia ini adalah kata – kata banyak, sedikit, beberapa, semua, seluruh, sejumlah, separuh, setengah, kira-kira, sekitar, dan kurang lebih. Contoh : Semua pengendara sepeda motor harus memakai helm

c. Adverbia Pembatasan adalah adverbial yang menyatakan ‘batas dari satu hal’. Yang termasuk adverbia ini adalah kata-kata hanya, Cuma, saja, dan belaka. Contoh : Yang harus dibawa hanya ini saja

d. Adverbia Derajat (Kualitas) adalah adverbial yang menyatakan tingkatan mutu keadaan atau kegiatan. Yang termasuk adverbial ini adalah sangat, amat, sekali, paling, lebih, cukup, kurang, agak, hampir, rada, maha, nian, dan terlalu. Contoh : gedung itu besar amat.

e. Adverbia Kala adalah adverbial yang menyatakan waktu tindakan yang dilakukan.

Yang termasuk adverbial ini adalah kata-kata sudah, telah, sedang, lagi, tengah, akan, bakal, hendak, dan mau. Contoh : sebentar lagi dia akan sembuh.

f. Adverbia Keselesaian (Aspek) adalah adverbial yang menyatakan tindakan atau perbuatan (dalam fungsi predikat) apakah sudah selesai, belum selesai atau sedang dilakukan. Yang termasuk adverbial ini adalah adverbial belum, baru, mulai, sedang, lagi, tengah, masih, sudah, telah, sempat, dan pernah. Contoh : Beliau sudah menandatangani surat itu.

g. Adverbia Kepastian adalah adverbial yang menyatakan tindakan atau keadaan yang pasti terjadi maupun yang diragukan kejadiannya. Adverbial kelompok ini adalah pasti, tentu, memang, agaknya, dan rupanya. Contoh : hasilnya pasti bagus

h.Adverbial Menyungguhkan adalah adverbial yang menyatakan ‘kesungguhan’ atau ‘menguatkan’. Yang termasuk adverbial ini adalah adverbial sesungguhnya, sebenarnya, sebetulnya, dan memang. Contoh : Umat Islam wajib membayar zakat

i. Adverbia Keinginan adalah adverbial yang menyatakan ‘keinginan’. Yang termasuk adverbia ini adalah ingin, mau, hendak, suka, dan segan. Contoh : Kakek tidak suka merokok

j. Adverbial Frekuensi adalah adverbial yang menyatakan ‘berapa kali satu tindakan atau perbuatan dilakukan atau terjadi’. Yang termasuk adverbia frekuensi adalah sekali, sesekali, sekali-kali, sekali-sekali, jarang, kadang-

kadang, sering (seringkali), acap (acapkali), biasa, selalu, dan senantiasa. Contoh : Listrik di sini jarang mati.

k.Adverbia Penambahan adalah adverbia yang menyatakan penambahan terhadap kategori yang didampingi. Yang termasuk adverbia ini adalah kata-kata pula, juga, dan jua. Contoh : gadis itu bukan hanya ramah tetapi cantik pula.

l. Adverbia Kesanggupan adalah adverbial yang digunakan untuk menyatakan ‘kesanggupan’. Yang termasuk adverbia ini adalah kata-kata sanggup, dapat, dan bisa. Contoh : Dia dapat berpikir dengan baik.

m. Adverbial Harapan adalah adverbial yang menyatakan ‘harapan’ akan terjadinya sesuatu tindakan, hal, atau keadaan. Yang termasuk adverbia ini adalah moga-moga, semoga, mudah-mudahan, hendaknya, sepatutnya, sebaiknya, seyogianya, seharusnya, dan sepantasnya. Contoh : kita sebaiknya berangkat sekarang

3.2. Konjungsi

Konjungsi adalah kategori yang menghubungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat; bisa juga antara paragraf dengan paragraf

Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua buah konstituen yang kedudukannya sederajat. Konjungsi ini dibedakan pula menjadi:

Konjungsi Penjumlahan adalah konjungsi yang menghubungkan menjumlahkan. Yang termasuk konjungsi ini adalah konjungsi dan, serta, dan dengan. Contoh : Ibu dan ayah pergi ke pasar

Konjungsi pemilihan adalah konjungsi yang menghubungkan memilih salah satu konstituen yang dihubungkan. Contoh : mahal atau murah akan kubeli rumah itu

Konjungsi Pertentangan adalah konjungsi yang menghubungkan mempertentangkan.konjungsi ini adalah kata tetapi, namun, sedangkan, dan sebaliknya. Contoh : Sebuah bus Trans Jakarta meluncur dengan cepat di jalurnya, sedangkan kendaraan lain terjebak dalam kemacetan luar

biasa.

Konjungsi pembetulan atau peralatan adalah konjungsi yang menghubungkan dan membetulkan atau meralat kedua konstituen yang dihubungkan. Konjungsi ini adalah kata-kata melainkan, dan hanya. Contoh : Kami bukan mengejek, melainkan mengatakan apa adanya.

Konjungsi penegasan atau penguatan adalah konjungsi yang menghubungkan menegaskan atau menguatkan. Yang termasuk konjungsi ini adalah kata-kata bahkan, apalagi, lagipula, hanya, itupun, begitu juga, dan demikian pula. Contoh : Hawa di daerah itu sangat sejuk. Apalagi pada pagi hari

Konjungsi pembatasan adalah konjungsi yang menghubungkan membatasi. Konjungsi ini adalah kata kecuali, dan hanya. Contoh : Semua bangunan hancur dilanda gempa, kecuali rumah beliau

Konjungsi pengurutan adalah konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan klausa dengan klausa dalam urutan beberapa kejadian atau peristiwa secara kronologis. Contoh : Setelah makan, kami mencuci piring dan gelas-gelas kotor. Sesaat kemudian kami mendengar suara ketukan di pintu depan.

Konjungsi Penyamaan adalah konjungsi yang menghubungkan menyamakan antara dua klausa atau anatara klausa dengan bagian klausa. Konjungsi penyamaan ini adalah kata-kata adalah, ialah, yaitu, dan,

yakni. Contoh: Presiden pertama Republik Indonesia, yaitu Soekarno, dimakamkan di Blitar.

Konjungsi Penjelasan adalah konjungsi yang menghubungkan menjelaskan, di mana klausa kedua berlaku sebagai penjelas dari keadaan, peristiwa, atau hal pada klausa pertama. Contoh : Bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa disebutkan dalam mukaddim UUD ‘45

Konjungsi penyimpulan adalah konjungsi yang menghubungkan menyimpulkan. Termasuk konjungsi ini , antara lain, maka itu, jadi, karena itu, oleh karena itu, sebab itu, oleh sebab itu, dengan demikian, dan dengan begitu. Contoh Ibunya meninggal ketika dia berumur dua tahun. Ayahnya meninggal ketika dia berusia empat tahun. Maka, sejak kecil dia sudah yatim piatu.

Konjungsi Penyebab adalah konjungsi yang menghubungkan menyatakan sebab terjadinya keadaan atau peristiwa pada klausa utama. Termasuk konjungsi penyebab ini adalah karena, sebab, dan lantaran. Contoh : Saya berhenti sekolah karena ketiadaan biaya.

Konjungsi Persyaratan adalah konjungsi yang menghubungkan menyatakan syarat untuk keadaan atau peristiwa yang terjadi pada klausa utama dalam sebuah kalimat majemuk subordinatif. Persyaratan ini adalah kata-kata kalau, jika, jikalau, bila, bilamana, apabila, dan asal.

Contoh : Kami akan hadir kalau diberi undangan

Konjungsi Tujuan adalah konjungsi yang menghubungkan menyatakan tujuan dilakukannya tindakan pada klauasa pertama. Konjungsi ini adalah kata-kata agar, supaya, guna, dan untuk.

Contoh : Agar tidak terjadi pencurian, penjagaan akan diperketat

Konjungsi Penyungguhan adalah konjungsi untuk menghubungkan menyungguhkan hal, peristiwa atau tindakan yang terjadi pada klausa

utama ada sebuah kalimat majemuk subordinatif. Konjungsi ini adalah kata-kata meskipun (meski), biarpun, (biar), walaupun (walau), sekalipun, sungguhpun, kendatipun, dan kalaupun

Konjungsi Kesewaktuan adalah konjungsi untuk menghubungkan menyatakan waktu antara dua buah peristiwa, atau tindakan; antara dua buah klausa pada sebuah kalimat majemuk; atau antara dua kalimat dalam sebuah paragraf. Konjungsi kesewaktuan yang menghubungkan dua buah klausa adalah ketika, waktu, sewaktu, sedangkan konjungsi kesewaktuan yang menghubungkan dua buah kalimat adalah konjungsi ketika itu, waktu itu, saat itu dan sementara itu.

Contoh :Beliau sudah hadir sebelum kami tiba.

Konjungsi Pengakibatan adalah konjungsi untuk menghubungkan menyatakan akibat atas terjadinya kejadian, peristiwa, atau tindakan yang terjadi pada klausa utama terhadap kejadian, peristiwa, atau keadaan yang terjadi pada klausa bawahan. Konjungsi ini adalah sampai, hingga, dan sehingga.

Konjungsi Perbandingan adalah konjungsi untuk menghubungkan menyatakan bahwa kejadian, peristiwa, atau keadaan yang terjadi pada klausa utama sama atau mirip seperti yang terjadi pada klausa bawahan. Konjungsi ini adalah kata-kata seperti, sebagai, laksana, dan seumpama Contoh : dimakannya nasi itu dengan lahap seperti orang tiga hari belum makan

3.3. Preposisi

Preposisi adalah kategori yang terletak di sebelah kiri nomina sehingga terbentuk sebuah frase eksosentrik untuk mengisi fungsi keterangan dalam sebuah klausa atau kalimat.

Preposisi ini dapat dibedakan atas preposisi yang menyatakan:

 Preposisi Tempat Berada menyatakan tempat terjadinya peristiwa, tindakan, atau keadaan terjadi. Preposisi ini adalah kata-kata di, pada, dalam, dan, antara. Contoh : Dia berada di depan pintu

 Preposisi Tempat Asal adalah preposisi yang menyatakan tempat berasalnya nomina yang mengikuti Contoh : Beliau baru datang dari Medan

 Preposisi Tempat Tujuan adalah preposisi yang menyatakan tempat yang dituju dari perbuatan atau tindakan yang dilakukan. Contoh : Kalian menuju ke tengah lapangan

 Preposisi Asal Bahan adalah preposisi yang menyatakan asal bahan pembuat sesuatu. Contoh : Mejanya dari kayu jati pilihan

 Preposisi Asal Waktu adalah preposisi yang menyatakan waktu mulai suatu kejadian, peristiwa, atau, tindakan. Preposisi ini adalah kata dari dan sejak Contoh : Dari kemarin saya belum makan

 Preposisi Waktu Tertentu adalah preposisi yang menyatakan awal dan akhir dari suatu kejadian, peristiwa, atau tindakan. Contoh : Balatentara Dai Nipon menduduki Indonesia dari tahun 1941 sampai 1945

 Preposisi Perbandingan adalah preposisi yang menyatakan perbandingan antara dua tindakan atau dua hal. Contoh : Belajar lebih baik dari pada duduk melamun.

 Preposisi Pelaku adalah preposisi yang menyatakan pelaku perbuatan atau tindakan yang disebutkan dalam predikat klausa.Contoh Oleh pemerintah RUU itu diajukan kepada DPR

 Preposisi Alat adalah preposisi yang menyatakan alat untuk atau dalam melakukan perbuatan atau tindakan yang dinyatakan oleh predikat klausa yang bersangkutan. Contoh : Kami membantu dengan setulus hati

 Preposisi Hal adalah preposisi yang menyatakan hal yang akan disebutkan dalam predikat klausanya. Hal yang ada adalah perihal, tentang, dan mengenai. Contoh : Mereka berbicara tentang rencana pemilihan ketua RT

 Preposisi Pembatasan adalah preposisi yang menyatakan batas akhir dari suatu tindakan, tempat, atau waktu yang disebutkan dalam predikat klausanya. Preposisi Sampai, dan hingga. Contoh : Mereka belajar hingga sore.

 Preposisi Tujuan adalah preposisi yang menyatakan tujuan atau maksud dari perbuatan atau tindakannya yang disebutkan dalam predikat klausanya. Contoh : Polisi berjaga di mana-mana supaya aman.

BAB IV

Dalam dokumen SINTAKSIS BAHASA INDONESIA tahun II (1) (Halaman 46-53)

Dokumen terkait