• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Profil Pengobatan

2. Penggunaan Obat Kardiovaskuler

Penggunaan obat kardiovaskuler pada pasien CHF di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli-Desember 2012 dikelompokkan menjadi sembilan golongan yaitu : obat inotropik positif, obat aritmia, obat antihipertensi, obat anti angina, obat diuretika, obat antikoagulan, antiplatelet, dan fibrinolitik, obat hipolipidemik, obat syok dan hipotensi, serta obat gangguan sirkulasi darah. Pengelompokan golongan obat kardiovaskuler berdasarkan Formularium Rumah Sakit 2014, Informatorium Obat Nasional Indonesia 2008, danDrug Information Handbook2008.

Berdasarkan data dapat diketahui bahwa kasus penggunaan obat kardiovaskuler yang paling banyak diresepkan adalah golongan obat diuretika sebanyak 38 kasus dengan jenis obat diuretika tiazid (3 kasus), diuretika kuat (34 kasus), dan diuretika hemat kalium (1 kasus). Pada pasien CHF sering ditemukan adanya oedema sehingga dalam hal ini diuretika diberikan. Diuretika dapat mengatasi oedem melalui mekanisme menghalangi reabsorbsi sodium atau klorida pada tubulus renal, furosemid merupakan diuretika kuat dengan tempat aksi lengkung henle, diuretika tiazid metolazone, dan diuretika hemat kalium mempunyai tempat aksi pada tubulus distal. Diuretika kuat lebih direkomendasikan untuk pengobatan Heart Failure untuk mengurangi retensi cairan dalam tubuh. Pada pasien Heart Failure dengan hipertensi dan pasien dengan retensi cairan yang ringan, pemberian diuretika tiazid lebih karena diuretika tiazid memiliki efek antihipertensi yang lebih lama. Diuretika biasanya

digunakan bersama dengan penghambat ACE, beta bloker, dan aldosteron antagonis. (ACCF/AHA, 2013).

Tabel X. Distribusi Jumlah Kasus Penggunaan Diuretika pada Pasien CHF di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode

Juli-Desember 2012

Golongan Obat Nama Generik Nama Obat Jumlah Kasus - Tiazid

Indapamid - NatrilixSR 2

Hidroklortiazid - HCT 1

- Diuretika Kuat Furosemid - Furosemid - Lasix 7 27 - Diuretika Hemat Kalium Spironolakton - Spironolakton 1 Total kasus 38

Golongan obat hipertensi sebanyak 26 kasus dengan jenis obat vasodilator (2 kasus), beta bloker (2 kasus), penghambat ACE (8 kasus), dan Angiotensin II Reseptor Bloker (12 kasus), dan Calcium Channel Blocker (3 kasus). Pada pasien CHF terjadi peningkatan tekanan darah diastolik maupun sistolik, sehingga golongan obat hipertensi digunakan pada kasus ini. Menurut ACCF/AHA (2013), Penghambat ACE dapat mengurangi risiko kematian dan mengurangi hospitalisasi pada pasien Congestive Heart Failuredengan penurunan EF (Ejection Fraction). Penghambat ACE diberikan pada seluruh pasien dengan penurunan EF. Kecuali ada kontraindikasi, pemberian terapi penghambat ACE dapat dikombinasikan dengan beta bloker. Penghambat ACE diberikan pada pasien dengan tekanan darah sistemik yang sangat rendah (<80 mmHg), adanya peningkatan kadar serum kreatinin (>3 mg/dL), dengan stenosis arteri renal bilateral, atau peningkatan kadar serum potassium (>5,0 mEq/L) (ACCF/AHA, 2013).

Angiotensin II Receptor Blockers (ARBs) digunakan pada pasien Congestive Heart Failure dengan penurunan EF yang intoleran terhadap penghambat ACE. Angiodema terjadi pada <1% pasien yang mendapat terapi penghambat ACE sehingga penghambat ACE tidak dapat diberikan pada pasien yang pernah mengalami angiodema. Pasien tersebut dapat diberikan terapi ARBs sebagai pengganti penghambat ACE (ACCF/AHA, 2013).

Terapi Congestive Heart Failure jangka panjang dengan menggunakan beta bloker dapat mengurangi symptom Congestive Heart Failure, serta memperbaiki status klinik pasien. Seperti penghambat ACE, beta bloker juga dapat mengurangi risiko kematian dan hospitalisasi pasien. Beta bloker direkomendasikan untuk digunakan pada pasien Congestive Heart Failuredengan penurunan EF yang stabil kecuali pasien yang intoleran terhadap beta bloker (ACCF/AHA, 2013).

Tabel XI. Distribusi Jumlah Kasus Penggunaan Antihipertensi pada Pasien CHF di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode

Juli-Desember 2012

Golongan Obat Nama Generik Nama Obat Jumlah Kasus

- Beta Bloker Bisoprolol - Bisoprolol 1

- Penghambat ACE Kaptopril - Kaptopril 5

Ramipril - Triatex

- Cardace

2 1

- ARB Valsartan - Valsartan

- Diovan

6 2 Candesartan - Candesartan 4

- Calcium Chanel Blocker Diltiazem HCl - CordilaSR 1

Amlodipin bensilat - Divask 1

Nifedipin - Adalat 1

Pada penggunaan golongan obat antikoagulan, antiplatelet, dan fibrinolitik didapatkan 31 kasus dengan jenis obat antikoagulan (6 kasus), antiplatelet (24 kasus) serta antifibrinolitik (1 kasus). Pasien CHF mempunyai peningkatan risiko kejadian tromboeboli sehingga dibutuhkan antiplatelet dan antikoagulan. Penggunaan warfarin berhubungan dengan penurunan keparahan kejadian kardiovaskuler dan risiko kematian pada pasien dengan Congestive Heart Failure (ACCF/AHA, 2013). Warfarin merupakan antagonis vitamin K yang dapat meningkatkan risiko pendarahan sehingga penggunaannya harus berhati-hati.

Tabel XII. Distribusi Jumlah Kasus Penggunaan Antikoagulan, Antiplatelet, dan Antifibrinolitik pada Pasien CHF di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli-Desember 2012

Golongan Obat Nama Generik Nama Obat Jumlah Kasus

- Antikoagulan Enoxaparin - Lovenox 1

Warfarin Na - Simarc-2 5 - Antiplatelet Asam asetilsalisilat - Cardioaspirin - Aspilet - Farmasal - Tromboaspilet - Miniaspi 1 5 1 4 1 Clopidogrel - CPG - Plavix 4 6 Beraprost Na - Dorner 2

- Antifibrinolitik Asam tranexamic - Kalnex 1

Total kasus 31

Penggunaan obat golongan anti angina sebanyak 11 kasus. Anti angina digunakan untuk menanggulangi serangan akut angina pektoris dan profilaksisnya. Pada pasien CHF dapat mengalami serangan akut angina pektoris sehingga obat golongan anti angina diperlukan. Nitrat dan antagonis kalsium mempunyai efek vasodilatasi. Pada Congestive Heart Failure, vasodilator bekerja dengan mendilatasi arteri yang akan menurunkan resistensi vaskular perifer dan

tekanan sistolik ventrikel kiri sehingga curah jantung meningkat, dilatasi vena, dan berkurangnya aliran balik vena menuju jantung yang dapat menurunkan tekanan diastolik ventrikel kiri (IONI, 2008).

Tabel XIII. Distribusi Jumlah Kasus Penggunaan Anti Angina pada Pasien CHF di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode

Juli-Desember 2012

Golongan Obat Nama Generik Nama Obat Jumlah Kasus - Nitrat Isosorbid dinitrat - ISDN

- Cedocard

8 2 Trimetazidin HCl - TrizedonMR 1

Total kasus 11

Penggunaan obat golongan inotropik positif sebanyak 5 kasus dengan jenis obat glikosida jantung dan golongan obat aritmia sebanyak 5 kasus. Obat inotropik positif bekerja dengan meningkatkan kontraksi otot jantung (miokardium). Glikosida jantung paling bermanfaat untuk pengobatan takikardi supraventrikel, terutama untuk mengontrol respon ventrikular pada atrium fibrilasi (IONI, 2008). Pada pasien CHF terkadang terjadi takikardi sehingga anti aritmia diperlukan. Anti aritmia, khususnya amiodaron digunakan untuk pengobatan takikardia yang berkaitan dengan sindrom Wolff-Parkinson-White. Obat ini digunakan untuk takikardi proksimal, takikardi nodus dan ventrikel, fibrilasi dan fluter atrium, dan fibrilasi ventrikel (IONI, 2008).

Tabel XIV. Distribusi Jumlah Kasus Penggunaan Obat Inotropik Positif dan Obat Aritmia pada Pasien CHF di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti

Rapih Yogyakarta Periode Juli-Desember 2012

Golongan Obat Nama Generik Nama Obat Jumlah Kasus Obat Inotropik Positif

- Glikosida jantung Digoxin - Digoxin 5

Total kasus 5

Obat Aritmia

- Anti aritmia Amiodaron HCl - Cordaron - Tiaryt

5 1

Penggunaan obat golongan obat hipolipidemik sebanyak 4 kasus dengan jenis obat statin; golongan obat syok dan hipotensi sebanyak 3 kasus dengan jenis obat simpatomimetik ionotropik; golongan obat gangguan sirkulasi darah sebanyak 2 kasus dengan jenis obat vasodilator perifer dan aktivator selebral. Berdasarkan profil penyakit penyerta, ditemukan adanya hiperlipidemia sehingga statin digunakan.

Penggunaan statin secara luas telah diimplikasikan pada pencegahan kejadian kardiovaskuler yang tidak diinginkan. Statin digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol pada pasien dengan penyakit kardiovaskuler. Statin menunjukkan efek terapi yang baik pada inflamasi, stress oksidatif, dan vaskular performance (ACCF/AHA, 2013). Dobutamin sebagai simpatomimetik positif bekerja pada reseptor beta1 pada otot jantung dengan mekanisme meningkatkan kontraktilitas yang dapat menimbulkan efek terhadap kecepatan jantung (IONI, 2008).

Tabel XV. Distribusi Jumlah Kasus Penggunaan Obat Hipolipidemik, Obat Syok dan Hipotensi, dan Obat Gangguan Sirkulasi Darah pada Pasien CHF di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode

Juli-Desember 2012

Golongan Obat Nama Generik Nama Obat Jumlah Kasus Obat Hipolipidemik

- Statin Simvastatin - Simvastatin - Crestor

1 3

Total kasus 4

Obat Syok dan Hipotensi - Simpatomimetik Ionotropik Dobutamin - Dominic - Dobujet 1 2 Total kasus 3

Gangguan Sirkulasi Darah - Vasodilator Perifer dan

Aktivator Selebral Citicolin - Brainact - Nicolin 1 1 Total kasus 2

Dokumen terkait