• Tidak ada hasil yang ditemukan

34

1. UMUM

1.1. Penghapusan Aset Kontraktor KKS merupakan tahap akhir yang dilakukan oleh Kontraktor KKS terhadap Aset yang rusak atau kadaluarsa dan/atau tidak dapat dimanfaatkan lagi oleh seluruh Kontraktor KKS. 1.2. Kontraktor KKS dapat menghapuskan Aset dari sistem pencatatan setelah

mendapatkan persetujuan BPMIGAS sesuai dengan Izin Prinsip Penghapusan dari Menteri Keuangan dan Surat Keputusan Penghapusan dari Menteri ESDM.

1.3. Penghapusan Aset akan membebaskan Kontraktor KKS dari biaya-biaya yang timbul atas pengelolaan Aset yang tidak bermanfaat / tidak akan dipergunakan.

2. JUSTIFIKASI PENGHAPUSAN ASET

Hal-hal yang dapat menjadi justifikasi usulan penghapusan, antara lain: 2.1. Rusak & tidak ekonomis untuk diperbaiki,

2.2. Hilang/Musnah,

2.3. Tinggal Guna (obsolete), 2.4. Turun Mutu atau Kadaluarsa, 2.5. Susut Alami,

2.6. Persediaan Mati (dead stock), 2.7. Selisih Persediaan,

2.8. Akibat Peraturan, 2.9. Akibat Keadaan Kahar.

3. ALASAN PENGHAPUSAN ASET BERDASARKAN KATAGORI ASET

3.1. HBM dan HBI

3.1.1. Rusak dan tidak ekonomis untuk diperbaiki dan/atau secara teknis sudah tidak dapat dipergunakan.

3.1.2. Secara teknis sudah tidak dapat dipergunakan dan/atau tidak ekonomis bagi operasional Kontraktor KKS.

3.1.3. Hilang, terbakar, tenggelam.

3.1.4. Tidak dapat dimanfaatkan oleh seluruh Kontraktor

35 3.2. Material Persediaan

3.2.1. Rusak dan tidak ekonomis untuk diperbaiki dan/atau secara teknis sudah tidak dapat dipergunakan.

3.2.2. Secara teknis sudah tidak dapat dipergunakan dan/atau tidak ekonomis bagi operasional Kontraktor KKS.

3.2.3. Tinggal guna (obsolete)

3.2.4. Musnah atau secara fisik barangnya sudah tidak ada. 3.2.5. Susut alami selama dalam penyimpanan.

3.2.6. Hilang, terbakar, tenggelam

3.2.7. Persediaan mati (dead stock), Dalam hal unit induknya sudah tidak ada dan tidak dapat dimanfaatkan lagi oleh seluruh Kontraktor KKS.

3.2.8. Material sisa proyek/program pemboran yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi oleh seluruh Kontraktor KKS.

3.2.9. Bahan Peledak (Handak) yang sudah rusak atau kadaluarsa atau turun mutu.

4. PELEPASAN

Pelepasan Aset dilakukan sesuai dengan peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai pengelolaan Aset yang berasal dari Kontraktor KKS.

Pelepasan Aset hanya dapat dilakukan dengan tujuan: 4.1. Diserahkan kepada negara

4.2. Dimusnahkan

5. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB BPMIGAS DAN KONTRAKTOR KKS

5.1. BPMIGAS

Dalam kegiatan pelepasan dan/atau penghapusan Aset yang berasal dari Kontraktor KKS, BPMIGAS memiliki tugas dan tanggung jawab antara lain:

5.1.1. Mengkonsolidasikan data Aset Kontraktor KKS baik yang sedang diajukan usul penghapusannya maupun yang telah dilaksanakan pelepasannya.

36

5.1.2. Melakukan evaluasi adminstrasi dan pemeriksaan fisik atas usulanan penghapusan Aset Kontraktor KKS.

5.1.3. Menyampaikan rekomendasi tertulis atas usulan Penghapusan Aset Kontraktor KKS kepada Menteri Keuangan melalui Menteri ESDM.

5.1.4. Mengkoordinasikan dan menyerahkan Aset Terminasi kepada Menteri ESDM.

5.1.5. Mengajukan surat usulan pemusnahan limbah bahan kimia dan limbah sisa produksi Kontraktor KKS dalam batasan tertentu secara periodik kepada Menteri Keuangan melalui Menteri ESDM.

5.1.6. Melaksanakan pemindahtanganan Aset setelah mendapat

persetujuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 135/PMK.06/2009 termasuk perubahannya. 5.1.7. Mengeluarkan surat perintah penghapusan kepada Kontraktor

KKS termasuk memutakhirkan pencatatan Asetnya setelah

pelaksanaan pemindahtanganan atau setelah adanya

pemberitahuan pelaksanaan Surat Keputusan Penghapusan dan/atau Pelepasan dari Direktorat Jendral Migas.

5.1.8. Melaporkan pelaksanaan pemindahtanganan kepada Menteri

Keuangan dan Menteri ESDM.

5.2. Kontraktor KKS

Dalam kegiatan pelepasan dan/atau penghapusan Aset, Kontraktor KKS memiliki tugas dan tanggung jawab antara lain:

5.2.1. Melakukan kajian teknis dan ekonomis dalam merencanakan penghapusan dan/atau pelepasan Aset yang digunakan.

5.2.2. Menginformasikan kepada seluruh Kontraktor KKS terhadap aset yang akan dilepaskan dan/atau dihapuskan yang mungkin masih dapat dimanfaatkan oleh Kontraktor KKS lain.

5.2.3. Melakukan pengamanan dan penyimpanan atas Aset selama proses persetujuan pelepasan dan/atau penghapusan.

5.2.4. Menyerahkan Aset kepada Direktorat Jenderal Migas untuk dilakukan pelepasan setelah mendapatkan Surat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral berdasarkan izin prinsip dari Menteri Keuangan.

5.2.5. Melakukan penghapusan sesuai persetujuan BPMIGAS dan melakukan pemutakhiran pencatatan Aset.

37

6. TATA CARA PENGHAPUSAN

6.1. Persiapan Penghapusan

6.1.1. Kontraktor KKS mengelompokkan Aset berdasarkan kategori sebagai berikut :

6.1.1.1. HBM 6.1.1.2. HBI

6.1.1.3. Material Persediaan, antara lain: Drilling, Spare Part, MRO, Bahan Kimia dan Bahan Peledak

6.1.1.4. Scrap / limbah padat

6.1.1.5. Limbah bahan kimia yang telah digunakan, limbah produk ikutan serta limbah sisa produksi

6.1.2. Kontraktor KKS melakukan verifikasi awal sebelum mengajukan usulan penghapusan kepada BPMIGAS (pra penghapusan) untuk memastikan secara adminstrasi dan fisik Aset.

Verifikasi awal dilakukan terhadap antara lain:

6.1.2.1. Kesesuaian spesifikasi, jumlah, kondisi, lokasi dan kelengkapan Aset

6.1.2.2. Dokumen/data pendukung, antara lain: 6.1.2.2.1. Kajian teknis dan keekonomian 6.1.2.2.2. Data berat Aset (Kilogram atau Ton) 6.1.2.2.3. Nilai dan tahun perolehan

6.1.2.2.4. Bukti kepemilikan/perizinan (antara lain alat komunikasi, kendaraan, tanah, bangunan)

6.1.2.2.5. Ketentuan Pemerintah yang mendasari alasan penghapusan

6.1.2.2.6. Surat keterangan hilang dari Kepolisian/Keputusan Pengadilan untuk Aset yang dinyatakan hilang. 6.1.2.2.7. Khusus untuk HBM / HBI diperlukan klarifikasi

kesesuaian nomor Aset dengan fungsi keuangan BPMIGAS.

6.1.2.2.8. Khusus untuk Material Persediaan berupa bahan kimia diperlukan keterangan masa kadaluarsa atau hasil uji laboratorium atas meterial tersebut.

38

6.2.2.1.9. Khusus untuk Material Persediaan berupa bahan peledak diperlukan:

6.2.2.1.9.1. Berita acara pemeriksaan atas jumlah dan

kondisi yang diterbitkan Kepolisian dan/atau pihak yang berwenang.

6.2.2.1.9.2. Surat izin penyimpanan yang masih berlaku

dari Kepolisian.

6.1.3. Kontraktor KKS harus melakukan pemisahan fisik Aset yang akan diusulkan penghapusannya, termasuk lokasi penyimpanannya. 6.2. Pengajuan dokumen pra penghapusan kepada BPMIGAS

6.2.2. Mengajukan dokumen pra penghapusan yang ditandatangani

pimpinan tertinggi pada fungsi yang menangani pengelolaan Aset dengan melampirkan:

6.2.2.1. Formulir 1 (satu) tentang Ringkasan Usul Penghapusan (hanya ditandatangani user, Logistik & Finance).

6.2.2.2. Formulir 2 (dua) tentang Rincian Usul Penghapusan (detail data material/aset HBM/HBI).

6.2.2.3. Hasil verifikasi awal dan dokumen pendukung.

6.2.3. BPMIGAS melakukan penelitian dan pemeriksaan dokumen pendukung serta melakukan pemeriksaan fisik untuk memastikan kesesuaian dan kondisi Aset bersama-sama Kontraktor KKS. 6.3. Kontraktor KKS mengajukan usulan penghapusan dan/atau pelepasan

Aset dengan melampirkan:

6.3.1. Surat pengantar yang ditandatangani pimpinan tertinggi pada fungsi yang menangani pengelolaan Aset.

6.3.2. Formulir 1 (satu) yang ditandatangani Pimpinan Tertinggi dan fungsi terkait.

6.3.3. Formulir 2 (dua) berupa detail Aset.

6.3.4. Dokumen cek fisik Kontraktor KKS dan BPMIGAS.

6.3.5. Dokumen pendukung lainnya terkait dengan Aset akan dihapuskan.

6.3.6. Khusus usulan pemusnahan dilengkapi surat pernyataan tanggung jawab penuh yang ditandatangani pimpinan tertinggi/pejabat yang diberi kewenangan di Kontraktor KKS.

6.4. BPMIGAS menyampaikan rekomendasi tertulis atas usulan penghapusan

39

6.5. BPMIGAS mengeluarkan surat perintah penghapusan kepada Kontraktor KKS termasuk memutakhirkan pencatatan Asetnya setelah pelaksanaan pemindahtanganan atau setelah adanya pemberitahuan pelaksanaan Surat Keputusan Penghapusan dan/atau Pelepasan dari Direktorat Jendral Migas.

7. PENGGANTIAN SUKU CADANG ASET (EXCHANGE)

7.1. Penggantian Suku Cadang Aset (exchange) dapat dilakukan dalam rangka optimalisasi pemanfaatan Aset yang ada berdasarkan kajian teknis dan ekonomis.

7.2. Exchange Aset dapat dilakukan berdasarkan antara lain:

7.2.1. Adanya kebutuhan perawatan besar (overhaul) sesuai dengan masa umur teknis dari Aset yang telah terencana.

7.2.2. Adanya kerusakan teknis Aset di luar jadwal overhaul.

7.2.3. Adanya kesalahan pengiriman (Aset masih dalam masa jaminan) dari penyedia barang dan jasa.

7.3. Dalam pelaksanaan exchange Aset, Kontraktor KKS harus melakukan hal-hal sebagai berikut:

7.3.1. Mengajukan ARS untuk exchange Aset dengan melampirkan antara lain:

7.3.1.1. Persetujuan fungsi terkait di BPMIGAS terhadap kajian teknis dan keekonomian.

7.3.1.2. Anggaran yang telah disetujui BPMIGAS untuk

melaksanakan kegiatan exchange Aset tersebut.

7.3.1.3. Dokumen riwayat Aset termasuk pencatatan HBM BPMIGAS.

7.3.1.4. Dokumen pendukung termasuk antara lain salinan PO/Kontrak pengadaan, salinan MoA (Aset eks transfer antar Kontraktor KKS), salinan proforma invoice, salinan

packing list, salinan Bill of Lading (B/L) / Air Way Bill

(AWB) (khusus barang impor), salinan Delivery Ticket (DT), salinan Material Safety Data Sheet (MSDS) dan

Inspection Report termasuk dukumen garansi dari

penyedia.

7.3.1.5. Untuk exchange Aset akibat kesalahan pengiriman harus melampirkan pernyataan dari penyedia barang dan jasa bahwa hal ini akibat kesalahan pengiriman. Biaya terkait dengan hal ini tidak dapat dibebankan sebagai biaya operasi (cost recovery).

40

7.3.2. Melaporkan realisasi atas pelaksanaan exchange Aset kepada BPMIGAS paling lambat 1 (satu) bulan setelah pelaksanaannya termasuk melakukan proses pemutakhiran data terkait.

8. PEMBELIAN BALIK (BUY BACK)

8.1. Pembelian balik hanya dapat dilakukan terhadap Aset yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi di lingkungan Kontraktor KKS dengan persetujuan BPMIGAS.

8.2. Dalam melaksanakan Pembelian Balik, Kontraktor KKS harus

menyampaikan ARS yang dilengkapi dokumen pendukung, antara lain: dokumen perolehan (PO / Invoice / Average Price), justifikasi kajian secara teknis dan ekonomis yang telah disepakati fungsi di BPMIGAS, penawaran/permintaan dari penyedia barang/vendor/pabrikan.

8.3. Hasil dari Pembelian Balik disetorkan ke rekening kas umum negara. 8.4. Kontraktor KKS harus melaporkan realisasi pelaksanaan beli balik dan

melakukan pemutahiran data terkait di BPMIGAS.

9. PENGELOLAAN FISIK

Sejak usul penghapusan dan/atau pelepasan Kontraktor KKS diteruskan BPMIGAS kepada Departemen ESDM hingga pelaksanaan penghapusan catatan Aset oleh BPMIGAS, Aset dimaksud tetap berada dan menjadi tanggung jawab Kontraktor KKS yang bersangkutan dengan ketentuan sebagai berikut:

9.1. Aset yang rusak dan tidak dapat dimanfaatkan lagi, diserahkan ke Fungsi Logistik / Manajemen Aset untuk disimpan di tempat yang telah ditentukan dengan memperhatikan katagori Aset.

9.2. Aset dengan pertimbangan tertentu tidak bisa dipindahkan, maka tanggung jawab pengelolaan fisiknya tetap pada pengawas Aset tersebut.

9.3. Tidak dibenarkan terjadi pengeluaran biaya untuk perawatan/

pemeliharaan, kecuali untuk biaya penyimpanan dan pengamanan.

9.4. Khusus untuk kapal dan bahan peledak, masih diperbolehkan timbul biaya perpanjangan izin, biaya pengamanan dan pemeliharaan minimum sesuai ketentuan Pemerintah yang berlaku.

41

10. PENYERAHAN FISIK DAN PELAPORAN

10.1. Penyerahan fisik Aset Kontraktor KKS sebagai bagian dari proses pelepasan yang dilakukan Direktorat Jenderal Migas berdasarkan Surat Keputusan Menteri ESDM, dengan tindak lajut:

10.1.1. Pemusnahan

Kontraktor KKS menyerahkan Aset yang akan dimusnahkan kepada pihak pelaksana pemusnahan yang ditunjuk dan membuat berita acara serah terima serta memastikan pihak pelaksana pemusnahan menyampaikan laporan/berita acara pemusnahan. 10.1.2. Hibah dan penetapan status pengguna

10.1.3. Pelelangan

10.1.3.1. Kegiatan pasca pelelangan BMN berupa pengangkatan (pengambilan dan pengangkutan).

10.1.3.2. Pengangkatan awal dan akhir wajib dihadiri oleh wakil dari Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM untuk membuat berita acara awal dan akhir pelaksanaan pengangkatan sebagai tanda dimulai dan selesainya pengangkatan, terkait batas waktu pengangkatan yang diberikan kepada pihak pemenang lelang.

10.1.3.3. Kontraktor KKS dan Direktorat Jenderal Migas

memastikan pengangkatan dilakukan dengan pola yang disebutkan dalam surat yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Migas.

10.1.3.4. Kontraktor KKS pada prinsipnya hanya membantu kelancaran jalannya pengangkatan Aset dengan tetap mengikuti Standard Operating Procedure (SOP) yang berlaku dan tidak menandatangani berita acara pengangkatan.

10.2. Kontraktor KKS menyerahkan Aset kepada Direktorat Jenderal Migas dan membuat berita acara serah terima.

10.3. Kontraktor KKS menyampaikan laporan penyerahan fisik dengan dilengkapi berita acara serah terima dan dokumen pendukung lainnya.

43

BAB VII

Dokumen terkait