• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGHARGAAN JENDRAL SUDIRMAN

Dalam dokumen MAKALA BAHASA INDONESIA 30 BIOGRAFI PAHL (Halaman 40-77)

 Jenderal Besar Anumerta Bintang Lima (1997)

Nama Lengkap: Dr. Ernest François Eugène Douwes Dekker

Alias : Danudirja Setiabudi

Tempat Lahir : Pasuruan, Jawa Timur

Tanggal Lahir : 8 Oktober 1879

Warga Negara : Indonesia

Wafat : 28 Agustus 1950 di Bandung

Ayah : Auguste Henri Edoeard Douwes Dekker

Ibu : Louise Bousquet

Gelar : Pahlawan Nasional

Biografi Ernest Douwes Dekker

Ernest Douwes Dekker atau Danudirja Setiabudi adalah seorang Pahlawan Nasional yang berkontribusi dalam

pergerakan nasional Indonesia. Ia lahir pada 8 Oktober 1879 di Pasuruan, meninggal di usia yang ke-70. Ia meninggal pada 28 Agustus 1950 di Bandung. Bersama rekan-rekannya, Dekker dikenal sebagai pribadi yang kritis. Ia punya pendirian tegas dan sering melontarkan kritik terhadap pemerintahan Belanda saat itu. Selain dikenal sebagai penulis, ia juga adalah seorang aktivis politik dan wartawan. Bahkan ia adalah orang yang berjasa di dalam pemberian nama Nusantara pada Tanah Air kita.

Indonesia. Mereka adalah Tiga Serangkai, beranggotakan dirinya, Suwardi Suryaningrat dan Dr. Tjipto

Mangoenkoesoemo. Pria kelahiran pasuruan, Jawa Timur ini sempat mendaftar di Universitas Zurich pada tahun 1913. Sang ayah, Auguste Henri Edoeard Douwes Dekker punya posisi yang cukup penting sebab ia adalah agen dari bank Nederlandsch Indisch Escomptobank saat itu.

Darah belanda mengalir di dalam tubuhnya, begitu pula

dengan sang adik yang bernama Jan. Sementara ibunya Louise Bousquet juga memiliki darah campuran Jerman-Jawa. Sang ibu lahir di Tanah Air, tepatnya di Pekalongan, Jawa Tengah. Ia masih punya 2 saudara lain, bernama Adeline (1876) dan Julius (1878). Perjalanan karir politiknya dimulai dari Pasuruan. Disini ia menghabiskan masa kecilnya untuk menyelesaikan

pendidikan dasar. Setelah tamat, ia kemudian masuk ke HBS di Surabaya. Sempat juga ia berpindah sekolah ke Gymnasium Koning Willem III School.

Setamatnya dari sana, ia lantas mendapatkan pekerjaan di sebuah kebun kopi di Malang, bernama Soember Doeren. Ada banyak hal yang ia saksikan disana, salah satunya adalah perlakuan tidak layak kepada pekerja kebun. Ia berusaha

membela mereka, sehingga membuat banyak orang tidak suka. Puncaknya adalah konfik dengan sang manager, ia pun

akhirnya dipindahtugaskan ke perkebunan tebu "Padjarakan". Disana ia kembali menemui konfik yang membuatnya dipecat. Setelah kematian ibunya, Nest pergi ke Afrika Selatan untuk turut serta dalam perang Boer. Namun naas, ia berhasil ditangkap lalu dijebloskan ke dalam penjara di Ceylon.

Dari sini ia mulai sadar akan perlakuan pemerintah Kolonial yang dirasa semena-mena. Pada 1903 ia menikah dengan Clara Charlotte Deije, namun sayangnya harus berpisah di tahun 1919. Pernikahan berikutnya adalah dengan Johanna Petronella Mossel, berlangsung pada 1927. Pernikahan ini pun juga

berakhir setelah Dekker dibuang ke Suriname, namun ini justru mempertemukannya dengan Nelly. Mereka pun akhirnya

menikah. Sebagai seorang nasionalis, namanya sangat melekat di hati masyarakat Indonesia. Terbukti banyak tempat dan jalan di Indonesia dinamai Setiabudi, yang diambil dari namanya.

Profil Mohammad Yamin

Nama : Prof. Mohammad Yamin, S.H.

Tanggal Lahir : 24 Agustus 1903

Tempat Lahir : Sawahlunto, Sumatera Barat, Hindia Belanda

Zodiac : Virgo

Meninggal : Jakarta, 17 Oktober 1962 (umur 59)

Makam : Talawi, Kabupaten Sawahlunto, Sumatera Barat.

Agama : Islam

Ayah : Tuanku Oesman Gelar Baginda Khatib

Ibu: Siti Saadah

Profil Mohammad Yamin

Mohammad Yamin merupakan pahlawan yang

memperjuangakan persatuan dan kesatuan pemuda melalui Sumpah Pemuda tahun 28 Oktober 1928. Beliau adalah seorang sastrawan, politikus dan ahli hukum yang disegani sebagai Pahlawan nasional Indonesia. Beliau Lahir di Sawah Lunto Sumatera Barat pada tanggal 24 Agustus 1903. Biografi Mohammad Yamin dimulai dari Riwayat pendidikan

Palembang, kemudian ia melanjutkan sekolahnya di Yogyakarta yaitu Sekolah AMS. Disana ia juga mempelajari sejarah

purbakala dan beberapa bahasa di dunia seperti latin, kael dan Yunani. Setelah itu ia melanjutkan pendidikan hukum di

Batavia. Ia memperoleh gelar Messter in de Rechten/Sarjana Hukum dari Rechtshoogeschool te Batavia.

Kisah hidup Mohammad Yamin pada masa penjajahan pemerintahan Belanda, di isi dengan bergabung dengan

beberapa organisasi kepemudaan. Salah satu organisasi yang ia ikuti saat beliau masih kuliah adalah Jong Sumateranen Bond. Bersama organisasinya ini Beliau terlibat dalam panitia Sumpah pemuda. Setelah mendapatkan gelar S 1 nya ia juga bergabung menjadi anggota PARTINDO yang tidak bertahan lama. Biografi Mohammad Yamin dilanjutkan keikutsertaan Mohammad Yamin mengikuti organisasi Gerinda bersama kapau Gani, Amir Syarifuddin dan Adenan. Pada saat

pemerintahan penjajah jepan Mohammad Yamin masih tetap bergerak untuk mencapai kemerdekaan melalui Pusat Tenaga Rakyat bentukan Jepang. Selain itu ia juga terpilih sebagai anggota dalam badan bentukan pemerintahan jepang yaitu badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Setelah Indonesia mendapatkan kemerdekaan dan kekuasaan negara dipimpin oleh Soekarno Hatta, beliau diangkat sebagai pemangku jabatan penting dalam sebuah negara. Biografi Mohammadiyamin mencatat beliau pernah menjabat sebagai anggota DPR dari tahun 1950. Cerita hidup Mohammad Yamin dilanjutkan dengan menjadi menteri kehakiman pada tahun 1952 hingga 1952. Dilanjutkan dari tahun 1953 hingga 1955 Beliau menjadi menteri Pengajaran, Pendidikan dan

Kebudayaan. Beliau juga sempat menjabat ketua Dewan perancang Nasional pada tahun 1962. Beliau juga menjadi pengawas IKBN Antara (1961-1962) dan menjadi menteri penerangan (1962-1963).

Terlepas dari biografi Mohammad Yamin yang mencatat keberhasilan karier nya di bidang politik, beliau juga

merupakan seorang sejarahwan dan sastrawan. Beliau juga dikenal sebagai perintis puisi Modern di Indonesia. Beliau sering menulis dan menerbitkan tulisan-tulisannya dalam journal

telah diterbitkan adalah puisi Tanah Air dan Tumpah Darahku. Karyanya tersebut sebagian besar berbentuk sonata. Tidak hanya terbatas pada puisi, beliau juga menerbitkan esai, drama dan terjemahan karya Shakespeare dan Rabindranath Tagore. Pahlawan Nasional Indonesia ini mengakhiri Biografi

Mohammad Yamin dengan tutup usia di Jakarta pada tanggal 17 oktober 1962 di usia nya 59 tahun. Berdasarkan perjuangan hidup Mohammad Yamin kepada Indonesia, beliau mendapat penghargaan Bintang Mahaputra RI dari Presiden, Penghargaan Corps Polisi Militer atas jasanya telah menciptakan lambang gajah mada dan Panca Darma corps, dan penghargaan

panglima Kostrad.

Pendidikan Mohammad Yamin  Hollands Indlandsche School (HIS)

 Sekolah guru

 Sekolah Menengah Pertanian Bogor

 Sekolah Dokter Hewan Bogor

 AMS

 Sekolah kehakiman (Reeht Hogeschool) Jakarta

Karir Mohammad Yamin

 Ketua Jong Sumatera Bond (1926-1928)

 Anggota Partai Indonesia (1931)

 Pendiri partai Gerakan Rakyat Indonesia

 Anggota BPUPKI

 Anggota panitia Sembilan

 anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)

 Menteri Pendidikan

 Menteri Kebudayaan

 Menteri Penerangan

 Ketua Dewan Perancang Nasional (1962)

 Ketua Dewan Pengawas IKBN Antara (1961–1962)

Penghargaan Mohammad Yamin

 Gelar pahlawanan nasional pada tahun 1973 sesuai dengan SK Presiden RI No. 088/TK/1973

 Bintang Mahaputra RI

 Tanda penghargaan dari Corps Polisi Militer sebagai pencipta lambang Gajah Mada dan Panca Darma Corps

 Tanda penghargaan Panglima Kostrad atas jasanya menciptakan Petaka Komando Strategi Angkatan Darat

Profil Tjipto Mangunkusumo

Nama Lengkap: dr. Tjipto Mangunkusumo

EYD: Cipto Mangunkusumo

Tempat Lahir : Pecangakan, Ambarawa, Semarang

Tanggal Lahir : 4 Maret 1886

Wafat : Jakarta, 8 Maret 1943

Ayah : Mangunkusumo

Gelar : Pahlawan Nasional

Biografi Tjipto Mangunkusumo

Dr. Cipto mangunkusumo adalah Pahlawan Nasional yang merupakan anak sulung dari Mangunkusumo. Ia dilahirkan di desa Pecangakan, Jepara. Meski orang tua tergolong priyayi rendahan pada masanya, namun ia sukses menyekolahkan semua keturunan hingga mencapai taraf pendidikan yang tinggi. Cipto dikenal tidak hanya karena kemampuannya di dalam berpikir, namun juga karena pribadinya yang jujur. Ia bahkan mendapatkan julukan dari para guru, yaitu “Een

Begaald Leerling”. Arti dari julukan tersebut adalah murid yang berbakat.

Ia juga dikenal memiliki pendirian yang kokoh. Ini bisa terlihat dari berbagai tulisan yang ia buat berisi banyak kritikan pedas kepada Belanda. Ia menyalurkan aspirasinya lewat De

Locomotive dan Bataviaasch Nieuwsblad mulai dari 1907.

Setelah menamatkan pendidikan di STOVIA, ia ditunjuk sebagai Dokter Pemerintah Belanda dan dikirim ke Demak untuk

ditugaskan disana. Hanya saja karena dinilai terlalu kritis, ia harus kehilangan pekerjaannya.

Dr. Cipto mangunkusumo juga dikenal lewat Budi Utomo. Ia ingin agar organisasi tersebut lebih demokratis, menyebabkan terjadinya bentrokan internal dengan pengurus lainnya di sana. Ini pada akhirnya membuat Cipto mengundurkan diri. Setelah itu, ia membuka praktek dokter yang berlokasi di Solo. Selain itu, ia juga berpartisipasi di dalam pendirian Kartini Klub yang ditujukan untuk memperbaiki nasib masyarakat. Di tahun 1912, bersama dengan Suwardi Suryaningrat mendirikan Indische Partij. Pada perjalanan karir selanjutnya, ia pergi ke Bandung dalam rangka menjadi penulis untuk harian De Express.

Ada momen dimana ia mendengar Belanda dan Prancis berniat merayakan 100 tahun kemerdekaan di Indonesia. Kemudian ia bernisiatif mendirikan Komite Bumiputera bersama rekan

bernama Suwardi. Puncaknya adalah pada 19 Juli 1913, saat itu ia yang masih bersama Komite Bumi Putra merilis artikel

berjudul “Ais Ik Nederlands Was” (andaikan saya seorang Belanda). Hanya selang sehari, ia menulis lagi artikel yang berisi dukungan terhadap Suwardi. Konsekuensi dari tulisan tersebut adalah ia dan sang rekan dimasukkan ke sel tahanan pada 30 Juli 1913.

Douwes Dekker tak tinggal diam. Sebagai teman, ia memberikan dukungan melalui tulisan yang intinya

menyatakan keduanya adalah pahlawan. Ini justru membuat keadaan memburuk, yang pada akhirnya berujung pada

pembuangan ketiga sekawan ini ke Belanda, tepatnya pada 18 Agustus 1913. Disana ia aktif di Indische Vereeniging, namun diijinkan kembali pulang ke Indonesia tahun 1914 karena masalah kesehatan. Sepulangnya ke Jawa, ia bergabung lagi

dengan organisasi Insulinde yang akhirnya menjadi Nationaal- Indische Partij (NIP).

Cipto Mangunkusumo sempat dikira terlibat dalam sabotase, sehingga ia pun dibuang ke Banda Neira. Ia punya riwayat sakit asma, dan disini penyakitnya tersebut kambuh. Sempat diberi kesempatan untuk pulang ke Jawa dengan syarat melepaskan hak politik, ia menolak dengan tegas. Ia kemudian dipindah ke beberapa tempat, hingga menghembuskan nafas terakhir pada 8 Maret 1943.

Profil Raden Suprapto

Nama Lengkap : Raden Suprapto

Tempat Lahir : Purwokerto, Jawa Tengah

Tanggal Lahir : Rabu, 2 Juni 1920

Zodiac : Gemini

Meninggal : 1 Oktober 1965 (umur 45) Lubang Buaya : Jakarta

Makam : Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Biografi Raden Suprapto

Siapa yang tidak mengenal pahlawan revolusi yang satu ini, namanya yang diabadikan sebagai nama jalan dibeberapa kota yang ada di indonesia ini adalah pahlawan jenderal Suprapto yang telah gugur dalam peristiwa G30S. Untuk mengenang akan jasa-jasa beliau, dalam artikel berikut akan diulas kembali

sejarah dan biografi Letnan Jenderal Raden Suprapto agar pembaca lebih tahu akan sejarah dan jasa yang beliau berikan dalam mempertahankan bangsa dan Negara Indonesia.

Jenderal yang menjadi salah satu pahlawan revolusi akibat peristiwa G30S/PKI ini lahir di Kota Purworejo tanggal 20 Juni 1920. Dalam buku biografi Letnan Jenderal Suprapto

disebutkan bahwa usianya lebih muda 4 tahun ketimbang dengan panglima besar Jenderal Sudirman. Jenderal Suprapto juga pernah mengecam pendidikan yang sederajat dengan SMP dan SMA yaitu di MULO dan AMS B Yogyakarta dan selesai di tahun 1941. Saat jenderal memasuki pendidikan barunya di kemiliteran dengan nama Akademik Militer Koninklijke di Bandung yang saat itu tahun dimana Hindia Belanda

menginformasikan akan milisi yang berhubungan dengan adanya pecahnya dari Perang Dunia yang kedua. Akhirnya pendidikan yang ia tempuhpun tidak dapat diselesaikannya karena bangsa Jepang telah tiba di Negara Indonesia.

Kemudian Pahlawan Suprapto pun ditangkap dan ditahan di penjara Jepang , namun pada akhirnya bisa meloloskan diri. Lalu selepas dari pelariannya, kemudian jenderal megikuti sebuah pelatihan Kurus pemuda, latihan Kurus Syuisyintai, Seinendan, dan Keibodan. Lalu ia pun juga bekerja di salah satu kantor pendidikan masyarakat. Dan pada awal kemerdekaan RI, ia adalah salah satu pejuang yang ikut andil dan turut serta dalam merebut senjata dari pasukan Jepang yang ada di

Cilacap. Kemudian ia masuk dalam anggota dari Tentara

Keamanan Rakyat yang ada di Purworejo. Meskipun ia adalah pejuang yang sering melawan tentara Jepang, ia hanya

dianggap sebagai pejuang biasa seperti halnya pejuang rakyat pada umumnya. Kemudian Jenderal Suprapto telah melakukan catatan sejarah selama ia masuk dalam TKR untuk melawan Inggris waktu di Ambarawa, dan tercatat pula dalam buku sejarah biografi Letnan Jenderal Suprapto. Dalam biografi LetnaniJenderaliSuprapto juga disebutkan bahwa jenderal bersama Panglima besar Jenderal Sudirman juga telah memimpin dan menjadi ajudannya dalam melawan bangsa Inggris. Sekembalinya ke Indonesia, ia pun sering ditugaskan secara berpindah-pindah, dan tempat pertama yang jenderal singgahi adalah di Ponegoro Semarang, yaitu sebagai Kepala Staf dari Tentara dan Territorial IV (T&T). Lalu ia ditarik kembali ke Jakarta untuk ditugaskan sebagai Staf dari Angkatan Darat, lalu Menteri Pertahanan, dan terakhir sebagai Debuty Kepala

Staf dari Angkatan Darat wilayah daerah Sumatera yang

markasnya di Medan. Tugas yang ia emban ini sangatlah berat, karena ia harus berhati-hati agar peristiwa yang terjadi

sebelumnya yaitu pemberontakan tidak terulang kembali. Pada tanggal 1 Oktober dini hari, Suprapto, didatangi oleh

sekawanan orang yang mengaku sebagai pengawal

kepresidenan (Cakrabirawa), yang mengatakan bahwa ia dipanggil oleh presiden Sukarno untuk menghadap. Suprapto kemudian dimasukkan ke dalam truk dan dibawa ke Lubang Buaya, daerah pinggiran kota Jakarta, bersama dengan 6 orang lainnya. Malam harinya, Jendral Suprapto dan keenam orang lainnya ditembak mati dan dilemparkan ke dalam sebuah sumur tua. Baru pada tanggal 5 Oktober, jenazah para korban pembunuhan tersebut bisa dikeluarkan dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Di hari itu juga, Presiden Sukarno mengeluarkan Kepres no. 111/KOTI/1965, yang

meresmikan Suprapto bersama korban Lubang Buaya yang lain sebagai Pahlawan Revolusi dengan diberikan pangkat Letnan Jenderal untuk mengenang akan jasa dan pengabdian beliau.

PENDIDIKAN

 MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) yang setara SLTP di Yogyakarta

 AMS (Algemeene Middlebare School) yang setara SLTA di Yogykarta

 Koninklijke Militaire Akademie di Bandung PENGHARGAAN

 Gelar Pahlawan Revolusi

Nama Lengkap : Pierre Andreas Tendean

Tempat Lahir : Batavia, Hindia Belanda

Tanggal Lahir : Selasa, 21 Februari 1939

Warga Negara : Indonesia

Meninggal : Jakarta, 1 Oktober 1965 (umur 26)

Makam : Taman Makam Pahlawan Kalibata

Biografi Pierre Tendean

Seorang bernama Pierre Andreas Tendean adalah seorang pahlawan revolusi nasional yang meninggal akibat kekejaman pergerakan G30s yang membunuh para perwira tinggi TNI pada waktu itu yang tak tahu apa-apa. Tandean sendiri dipromosikan menjadi seorang kapten anumerta telah dirinya sudah

meninggal. Ia kadal seorang anak dari dokter asal Minahasa dan ibu seorang Indo peranci. Ia juga memiliki dua orang saudara. Ia bersekolah hingga tamat SMA di Semarang.

Selanjutnya ia masuk ke akademi teknik angkatan darat atau ATEKAD di Bandung hingga lulus. Minatnya menjadi seorang intelijen membuatnya bersekolah lagi di sekolah intelijen di kota Bogor waktu itu. Walaupun ayahnya adalah seorang dokter namun ia lebih memilih terjun ke dunia militer.

Kapten Tendean begitu namanya sekarang telah dikenal. Ia menjadi seorang pasukan batalyon di bukittingi dan menjadi ajudan bagi seorang jenderal yaitu Abdul Haris Nasution. Ia pun ditugaskan oke badan intelijen Indonesia untuk menjadi mata mata di Malaysia karena pada waktu itu terjadi konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia akibat perebutan wilayah di perbatasan dan konfik pelanggaran batas negara yang

dilakukan oleh Malaysia. Biografi Pierre Tendean terus berlanjut.

Pada tanggal 1 oktober 1965 terjadi gerakan yang

menewaskan pahlawan revolusi yaitu pada waktu gerakan 30 sepetember mendatangi rumah Pierre Tendean dengan berniat menculiknya. Ketika itu kapten Pierre Tendean sedang tertidur di dalam rumah tepatnya di bagian belakang rumah. Lalu ia pun segera terbangun ketika mendengar suara ribut ribut dan tembakan di bagian depan rumah. Pada waktu itu ia tak bisa mengelak karena tak membawa senjata apapun. Akhirnya karena kondisi rumah yang gelap Kapten Pierre Tendean

ditangkap oleh gerakan 30 september tersebut. Biografi Pierre Tendean pun terus berlanjut.

Karena kondisi rumah yang gelap tadilah yang membuat para penculik itu tidak melihat. Mereka sebenarnya berniat menculik jenderal Abdul haris Nasution yang ternyata berhasil kabur dengan melompati pagar rumah. Di rumah itu putri dari Abdul haris Nasution yaitu Dae Irma Suryani Nasution terbunuh di tempat itu karena ditembak oleh para penculik.

Selanjutnya kapten Pierre Tendean dibawa ke sebuah rumah dekat lubang buaya bersama dengan ketujuh perwira lainnya yang ditangkap di disana. Mereka lalu ditembak mati dan

jasadnya dibuang ke sumur tua dekat wilayah itu. Sejak saat itu pahlawan kapten Pierre Tendean diangkat sebagai pahlawan revolusi dan di beri gelar Kapten. Namanya kini dijadikan di berbagai jalan di kota besar sebagai jalan kapten Pierre Tendean untuk mengenang jasa jasanya selama ini.

Pendidikan Pierre Tendean

 Sekolah Menengah Atas Bagian B di Semarang

 Akademi Teknik Angkatan Darat (Atekad)

 Gelar Pahlawan Revolusi berdasarkan Presiden RI No. 111/ KOTI/Tahun 1965, tgl 5 Oktober 1965

Profil Donald Isaac Panjaitan

Nama : Donald Isaac Panjaitan

Tempat Lahir : Balige, Tapanuli

Tanggal Lahir : Selasa, 9 Juni 1925

Meninggal : Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965 (umur 40)

Makam : Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta

Pasangan : Marieke Pandjaitan br Tambunan

Agama : Islam

Warga Negara : Indonesia

Biografi Donald Isaac Panjaitan

Pahlawan revolusi yang satu ini lahir di Balige Tapanuli, Sumatera Utara tanggal 19 Juni 1925. Ia adalah salah satu Jenderal yang telah dan ikut gugur dalam peristiwa G30S/PKI tanggal 1 Oktober 1965. Untuk mengenang akan jasa dan sejarah beliau, berikut akan diulas kembali biografi Mayor Jenderal Pandjaitan semasa hidupnya melawan pasukan Jepang dalam membela Tanah Air Indonesia. Mayor Jenderal Pandjaitan memiliki nama asli Donal Isaac Panjaitan. Dalam riwayat hidup Pandjaitan, ia juga pernah singgah dengan

menempuh pendidikan di SD, SMP dan SMA. Ketika ia menempuh SMA, tentara Jepang sudah tiba di Indonesia. Kemudian ia ikut dalam anggota kemiliteran dan wajib

mengikuti latihan Gyugun. Seusai mengikuti latihan Gyugun, ia pun ditugaskan di Pekanbaru Riau sampai Negara Indonesia memperoklamasikan atas kemerdekaannya.

Setelah Kemerdekaan Indonesia, Pahlawan Pandjaitan pun membentuk TKR (tentara republik Indonesia) yang kini menjadi TNI. Setelah ikut di TKR, tugas pertama yang ia emban adalah menjadi komandan di Batalyon, lalu berpindah menjadi

komandan pendidikan di devisi IX Banteng Bukit Tinggi tahun 1948. Lalu ia melanjutkan tugasnya sebagai kepala staf umum no. IV Komandemen Tentara di Sumatera. Dan didalam biograf MayoriJenderaliPandjaitan tercacat bahwa beliau diangkat sebagai pimpinan dari perbekalan perjuangan PDRI

(pemerintahan darurat RI) dalam melakukan agresi kemiliteran ke II dalam melawan pasukan Belanda. Dan akhirnya Indonesia mendapat pengakuan dari belanda atas kedaulatannya.

Jenderal pandjaitan kemudian dengan keberhasilannya tersebut diangkat sebagai kepala staf dari Operasi Teritorium & Tentara I (T&T) di Bukit Barisan Medan. Dalam buku biografi Mayor Jenderal Pandjaitan juga disebutkan bahwa jenderal kemudian dipindah tugaskan ke Palembang untuk menjabat sebagai kepala staf dari T&T II di Sriwijaya. Setelah jenderal selesai mengikuti adanya kursus Kemiliteran Atase (Milat) pada tahun 1956, kemudian ia dipindah tugaskan di bagian Atase

Kemiliteran RI di daerah Bonn Jerman Barat. Setelah

menyelesaikan tugasnya, ia lalu pulang ke Indonesia dan ditunjuk sebagai asisten ke IV dari Panglima/Menteri AD

(angkatan darat). Pahlawan Jenderal Pandjaitan adalah salah satu perwira yang telah selesai menimba ilmu di AS tentang general staf college dan associated command.

Saat jenderal menjabat sebagai asisten ke IV dari

panglima/menteri AD, banyak prestasi dan hasil yang ia capai. Salah satu keberhasilan yang telah dicapainya adalah tentang pengiriman dan pembongkaran senjata rahasia dari RRT

(republik rakyat tiongkok) untuk diserahkan kepada pihak PKI. Senjata-senjata tersebut dipersiapkan dan dibutuhkan oleh PKI dalam masa pemberontakan akan terbentuknya angkatan

dalam biografi Mayor Jenderal Pandjaitan, tepat di tanggal 1 Oktober 1965 kelompok pasukan dari anggota G30S

meninggalkan daerah Lubang Buaya untuk mengincar dan membunuh Mayor Jenderal Pandjaitan akan pengetahuannya terhadap rencana PKI. Akan tetapi saat tiba dirumah jenderal, yaitu tepatnya di Kebayoran Baru Jalan Hasanudin Jakarta Selatan, seorang pelayan mati terbunuh oleh tentara PKI.

Kemudian Victor Naiborhu dan Albert Naibohu juga ikut terluka saat melawan pasukan PKI yang hendak menculik Pandjaitan. Akhirnya dengan perlengkapan seragam yang komplit, jenderal pun menyerahkan nyawanya kepada Tuhan atas kewajiban dan tanggung jawabnya. Kemudian ia pun di bunuh dan ditembak mati oleh pasukan gerombolan PKI, dan jasadnya di buang ke sumur tua daerah Lubang Buaya. Tanggal 4 Oktober 1965 mayatnya pun kemudian ditemukan dan di makamkan di makam taman pahlawan di kalibata. Dan dalam buku sejarah biografi Mayor Jenderal Pandjaitan ia tewas sebagai Pahlawan Revolusi dengan mendapatkan pangkat sebagai Anumarta

Dalam dokumen MAKALA BAHASA INDONESIA 30 BIOGRAFI PAHL (Halaman 40-77)

Dokumen terkait