• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengkajian Pengaruh Kebijakan/Rencana/Program (KRP) terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Kota Semarang

2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Lingkungan Hidup :

1. Pengkajian Pengaruh Kebijakan/Rencana/Program (KRP) terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Kota Semarang

Pembangunan Kota Semarang sebagai bagian integrasi dari pembangunan regional dan nasional pada hakekatnya merupakan suatu proese yang bersifat integratif baik dalam tatanan perencanaan, pelaksanaan maupun pengendalian. Mengingat ruang lingkupnya yang sangat luas, kegiatan pembangunan tidak semata-mata menjadi tanggungjawab pemerintah, melainkan harus didukung oleh seluruh komponene masyarakat. Oleh karena itu, hubungan kemitraan antara pemerintah dengan masyarakat merupakan kata kunci yang strategis dan harus menjadi fokus perhatian terutama untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam pembangunan. Kemitraan yang dijalin dan dikembangkan tentunya harus berdasar pada aspek dan posisi kesejajaran yang bersifat demokratis dan proporsional. Implikasinya adalah bahwa pembangunan kota harus direncanakan, dilaksanakan dan dikendalikan oleh seluruh warga masyarakat yang difasilitasi oleh pemerintah kota.

Perkembangan wilayah yang sedemikian pesat menuntut upaya perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pembangunan dari segala sektor yang ada secara sinergis, berkesinambungan dan pro-lingkungan. Perencanaan tata ruang wilayah yang berlandaskan pada daya dukung dan daya tampung lingkungan akan menjaga tekanan-tekanan eksternalitas maupun internal yang mempengaruhi terhadapperkembangan wilayah Kota Semarang ke arah yang semakin terkendali.

Menurut UU No, 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dimana lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Konsep keberlanjutan yang digunakan yaitu pembangunan yang mampu memenuhi kebutuhan generasi masa kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhannya. Sedangkan strategis merupakan konsepsi yang lahir dari ilmu yang merujuk

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 4-35 pada kajian atau perencanaan sarana untuk pencapaian tujuan suatu kebijakan. Strategis menjadi suatu perbuatan atau aktivitas yang dilakukan sejak awal proses pengambilan keputusan yang berakibat signifikan terhadap hasil akhir yang akan diraih. Dalam konteks KLHS perbuatan yang dimaksud adalah suati kajian yang dapat menjamin dipertimbangkannya sejak dini aspek lingkungan hidup dalam proses pengambilan keputusan di level Kebijakan, Rencana atau Program (KRP).

KLHS yang berbasis pendekatan AMDAL maupun yang berbasis pendekatan berkelanjutan pada dasarnya hadir sebagai respon terhadap adanya beragam kebutuhan akan KLHS. KLHS berbasis pendekatan AMDAL muncul untuk mengatasi beberapa kelemahan yang dijumpai dalam AMDAL yang bersifat spesifik proyek, sementara KLHS berbasis berkelanjutan muncul sebagai sarana untuk mengimplementasikan konsep berkelanjutan dan dapat diformulasikan visi, tujuan dan kerangka kerja keberlanjutan untuk memandu pengambilan keputusan KRP yang lebih baik di masa mendatang.

Secara filosofi dan fenomena riil, pendekatan konsep keruangan sangat identik dengan fenomena lingkungan hidup yang dinamis dan sistematik. Selanjutnya kesamaan makna tersebut menjadi landasan penilaian kuatnya relevansi pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan yang berbasis pada kepentingan pembangunan lingkungan hidup untuk diterapkan dalam proses penataan ruang di beberapa tingkat pemerintahan daerah mulai dari kabupaten/kota sampai dengan nasional.

a. Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan

Daya dukung dan daya tampung di Kota Semarang menjelaskan beberapa permasalahan terkait dengan kondisi lingkungan di Kota Semarang yang dapat dijelaskan dalam tabel berikut.

Tabel 4.14. Isu Strategis Pembangunan Berkelanjutan di Kota Semarang

No. Isu-Isu Pembangunan

Berkelanjutan Kebijakan dan Rencana Pengembangan 1 Peningkatan pusat pelayanan kota

yang memperkuat kegiatan perdagangan, jasa dan industri berskala regional

Pengembangan jalan lingkar antar kota dalam rangka meningkatkan aksesibilitas pada pusat-pusat pelayanan

Menetapkan hirarki sistem pusat pelayanan secara berjenjang dengan mengembangkan pusat perdagangan berskala regional

Mengembangkan kegiatan wisata pesisir dengan mengoptimalkan pelayan pelabuhan laut sebagai pintu gerbang regional

Mengembangkan pusat perdagangan berskala regional diimbangi dengan pengembangan kegiatan jasa pertemuan dan jasa pameran

2 Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem prasarana sarana umum

Mengembangkan sistem jaringan telekomunikasi dan informasi pada kawasan pertumbuhan ekonomi

Mengembangkan sistem prasarana energi untuk mendukung aktifitas masyarakat

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 4-36

No. Isu-Isu Pembangunan

Berkelanjutan Kebijakan dan Rencana Pengembangan

Meningkatkan sistem pengelolaan persampahan dengan teknik-teknik yang berwawasan lingkungan

Mengembangkan prasarana sumber daya air dalam upaya untuk meningkatkan pengolahan air bersih

Meningkatkan prasarana pengelolaan air limbah dan pengoptimalan sistem sanitasi lingkungan yang sudah ada serta mengembangkan sistem prasarana drainase secara terpadu

3 Isu pengembangan kawasan budidaya yang efisien dan kompak

Mengembangkan ruang-ruang kawasan yang efisien dan kompak dengan sistem insentif dan disinsentif

4 Isu peningkatan dan penyediaan ruang terbuka hijau yang proporsional di seluruh wilayah kota

Mempertahankan fungsi dan menata ruang terbuka hijau yang ada Mengembalikan ruang terbuka hijau yang telah beralih fungsi

Meningkatkan ketersediaan ruang terbuka hijau di kawasan pusat kota Mengembalikan inovasi dalam penyediaan ruang terbuka hijau

Mengembalikan kemitraan atau kerjasama dengan swasta dalam penyediaan dan pengelolaan ruang terbuka hijau

5 Isu peningkatan pemanfaatan ruang pada wilayah pesisir yang memperhatikan daya dukung lingkungan

Mengembangkan kolam tampung air dan tanggul pantai untuk menanggulangi potensi banjir dan rob

Melakukan penghijauan kawasan pantai

Mengupayakan pengembalian ruang hijau sempadan sungai dan sempadan pantai

6 Isu peningkatan pengelolaan kawasan industri

Pengembangan kawasan industri terkelola (industrial estate) Pengembangan sarana pengolah limbah

7 Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan dalam kerangka ketahanan nasional

Membatasi perkembangan kegiatan pada kawasan pertahanan dan keamanan

Menjaga dan meningkatkan fungsi aksesibilitas yang menghubungkan jalan arteri dengan kawasan pertahanan dan keamanan

8 Isu pelestarian lingkungan dan peningkatan fungsi perlindungan kawasan

Membatasi perkembangan kegiatan pada kawasan sempadan sungai dan pantai

Meningkatkan intensitas dan luasan hutan mangrove sebagai upaya perlindungan terhadap wilayah pesisir

9 Isu peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian wilayah Kota Semarang

Mengembangkan kegiatan perdagangan dan jasa dengan mendukung infrastruktur kawasan

Mengembangkan kegiatan perdagangan dan jasa dengan merevitalisasi kawasan perdagangan kota lama

10 Isu pelestarian dan peningkatan nilai-nilai sosial dan budaya masyarakat

Mengembangkan nilai budaya bahari sebagai bagian dari kekayaan budaya lokal melalui pengembangan kawasan wisata bahari

Melestarikan nilai budaya dan arsitektur melalui penetapan, pemeliharaan, dan pengembangan benda-benda cagar budaya

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 4-37 b. Identifikasi Kebijakan/Rencana/Program (KRP)

Tabel 4.15. Identifikasi Kebijakan/Rencana/Program (KRP) di Kota Semarang

No. Kebijakan dan Rencana Pengembangan

Pengaruh

Lokasi

Positif Negatif

1 Pengembangan jalan lingkar antar kota dalam rangka meningkatkan aksesibilitas pada pusat- pusat pelayanan

Aspek sosial

 Peningkatan pusat pelayanan kota yang memperkuat kegiatan perdagangan, jasa dan industri berskala regional

 Meingkatkan keberadaan fasum dan fasos sebagai penunjang perkembangan kawasan perkotaan, misalnya fasilitas pendukung transportasi (halte, terminal)

Aspek ekonomi

 Meningkatkan pertumbuhan pada kawasan pembangunan

 Meningkatkan nilai lahan pada kawasan pembangunan akibat dari aksesibilitas yang meningkat

 Meningkatnya peluang usaha baru sebagai akibat dari meningkatnya aksesibilitas lahan

Aspek sosial

 Ketidaksiapan masyarakat daerah hinterland terhadap laju perkembangan kawasan perkotaan yang menimbulkan banyak masalah sosial

 Tingkat kenyamanan masyarakat di sekitar kawasan jalan lingkar menurun akibat tingkat aktivitasnya yang semakin meningkat Aspek ekonomi

 Munculnya pusat-pusat pertumbuhan baru yang cenderung tidak terkendali

 Meningkatnya nilai lahan cenderung meningkatkan kesenjangan wilayah

Aspek lingkungan

 Kualitas lingkungan menurun (lahan, air, udara)

 Kemungkinan timbulnya polusi (udara) akibat pembangunan jalur jalan lingkar di Kota Semarang

 Peningkatan intensitas kebisingan akibat meningkatnya keramaian dari perkembangan kawasan perkotaan

Kelurahan Mangkang Kulon, Mangunharjo, Mangkang Wetan, Randugarut, Tugurejo, Jerakah, Tambakharjo, Tawangsari, Panggung Lor, Bandarharjo

2 Menetapkan hirarki sistem pusat pelayanan secara berjenjang dengan mengembangkan pusat

Aspek sosial

 Pemeratan pelayanan baik pada pelayanan pusat sampai ke lingkungan

 Meningkatkan fungsi fasum pada wilayah

Aspek sosial

 Menimbulkan peluang dalam kecemburuan sosial akibat pelayanan yang kurang merata  Terjadi perbedaan kualitas SDM yang terlihat

Kelurahan Cabean, Salam Mloyo, Bojongsalaman, Bulustalan, Barusari, Randusari, Pendrikan Lor, Pendrikan Kidul, Mugasari, Miroto, Sekayu,

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 4-38

No. Kebijakan dan Rencana Pengembangan Pengaruh Lokasi Positif Negatif perdagangan berskala regional masing-masing

 Mengurangi adanya kesenjangan antar wilayah dengan pemerataan fasilitas dan fungsi pelayanan

Aspek ekonomi

 Meningkatkan pertumbuhan kawasan khususnya pada tiap tingkat layanan pusat kegiatan

 Menciptakan persaingan yangs ehat pada wilayah baik di pusat pelayanan maupun di pelayanan lingkungan

 Meingkatkan daya saing produk lokal terhadap perekonomian kota

 Meningkatkan nilai lahan pada kawasan pusat pertumbuhan

Aspek lingkungan

 Pengembangan wilayah berdasarkan arahan daya dukung lingkungan

 Peningkatan perwujudan pengembangan kawasan dengan memperhatikan pembangunan yang berkelanjutan dan memperhatikan lingkungan hidup

akibat adanya pelayanan yang kurang merata

Aspek ekonomi

 Nilai lahan yang tinggi menyebabkan pemusatan penduduk yang cenderung memicu munculnya permukiman illegal  Keterbatasan akan lahan di pusat-pusat

tertentu

 Harga kebutuhan pokok penduduk cenderung mengalami peningkatan

Aspek lingkungan

 Kualitas lingkungan menurun (lahan, air, udara)

 Perubahan tata guna lahan (alih fungsi lahan) mengurangi adanya RTH

 Semakinmeningkatnya peluang terbentuknya kawasan yang kurang tertata

Pleburan, Pekunden, Brumbungan, Gabahan, Kembangsari, Bangunharjo, Pandansari, Plombokan, Bulu Lor, Purwodinatan, Kauman, Kranggan, Jagalan, Sarirejo, Karang Kidul, Karangturi, Karangtempel, Wonodri, Peterongan, Rejomulyo, Mlatibaru, Bugangan, Kebonagung, Rejosari, Pandean Lamper, Gayamsari

3 Mengembangkan kegiatan wisata pesisir dengan mengoptimalkan pelayan pelabuhan laut sebagai pintu gerbang regional

Aspek sosial

 Meningkatnya perkembangan aktivitas masyarakat di daerah pesisir

Aspek ekonomi

 Peningkatan pertumbuhan ekonomi pariwisata di kawasan pesisir

Aspek sosial

 Meningkatnya kebisingan di wilayah pesisir akibat dari tingginya aktivitas di kawasan tersebut

 Gangguan interaksi sosial akibat dari persaingan usaha yang tidak sehat akibat

Kelurahan Tawangsari, Tawangmas, Bandarharjo

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 4-39

No. Kebijakan dan Rencana Pengembangan

Pengaruh

Lokasi

Positif Negatif

 Peningkatan pengembangan wilayah atau kawasan pertumbuhan baru dengan peluang baru tertuata dari sektor pariwisata

 Meningkatkan kemudahan distribusi barang ke Kota Semarang dari wilayah lain melalui jalur laut

Aspek lingkungan

 Meningkatkan wisata lingkungan di sekitar pesisir

 Mendukung konservasi wilayah pesisir pantai dengan budidaya mangrove sebagai wisata

banyaknya masyarakat berdagang di kawasan pariwisata

 Banyaknya migran ke pesisir meningkatkan kepadatan penduduk yang berimbas pada menurunnya kesejahteraan masyarakat Aspek ekonomi

 Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan akibat dari meningkatnya kebutuhan masyarakat pesisir

 Permasalahan sampah akan menjadi masalah utama pada daerah pariwisata  Perubahan tata guna lahan (alih fungsi

lahan) akibat dari tumbuhnya sektor pariwisata

4 Mengembangkan pusat perdagangan berskala regional diimbangi dengan pengembangan kegiatan jasa pertemuan dan jasa pameran

Aspek sosial

 Meningkatkan interaksi masyarakat di dalam upaya pengembangan dan pengelolaan pusat perdagangan di Kota Semarang

 Peningkatan ketrampilan dan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan barang dan jasa Aspek ekonomi

 Meningkatkan tingkat pendapatan yang dihasilkan penduduk dari kegiatan perdagangan barang dan jasa

 Tersedianya lapangan pekerjaan baru (multiplier effect)

 Meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat

Aspek sosial

 Gangguan interaksi sosial akibat dari persaingan usaha yang tidak sehat akibat banyak warga asing (luar daerah) yang datang

 Persaingan antar sesama penambang untuk mendapatkan lokasi penambangan yang seluas-luasnya

Aspek ekonomi

 Pembiayaan reklamasikawasan bekas tambang yang lebih mahal

 Timbulnya dampak negatif (kerusakan) yang lebih banyak misalnya pada penambangan kawasan hulu akan menimbulkan longsor,

Kelurahan Cabean, Salaman Mloyo,Bojongsalaman, Bulustalan, Barusari, Randusari, Pendrikan Lor, Pendrikan Kidul, Mugasari, Miroto, Sekayu, Pleburan, Pekunden, Brumbungan, Gabahan, Kembangsari, Bangunharjo, Pandansari, Plombokan, Bulu Lor, Purwodinatan, Jagalan, Sarirejo, Karang Kidul, Karangtempel, Wonodri, Peterongan, Rejomulyo, Mlatibaru, Bugangan, Kebonagung, Rejosari, Pandean Lamper, Lamper Lor, Gayamsari

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 4-40

No. Kebijakan dan Rencana Pengembangan

Pengaruh

Lokasi

Positif Negatif

kekeringan, hilangnya sumber mata air dan banjir pada kawasan hilir

Aspek lingkungan

 Perubahan tata guna lahan (alih fungsi lahan) contohnya pembangunan pusat perdagangan merubah fungsi RTH menjadi bangunan

 Semakin besarnya luasan/area polusi yang diakibatkan dari adanya kegiatan perdagangan dan jasa yang meningkat 5 Mengembangkan sistem

jaringan telekomunikasi dan informasi pada kawasan pertumbuhan ekonomi

Aspek sosial

 Meningkatkan interaksi sosial antar masyarakat baik di dalam wilayah kelurahan masing-masing maupun pada skala Kota Semarang

 Mendukung kemajuan telekomunikasi global melalui pengembangan sistem jaringan komunikasi lokal

Aspek ekonomi

 Meningkatkan produktifitas masyarakat dengan kemudahan telekomunikasi dan informasi  Mempercepat aliran barang dan jasa dari pusat

pertumbuhan satu ke yang lainnya Aspek lingkungan

 Mudahnya alur informasi yang tersedia membuat masyarakat mudah untuk mengakses informasi yang akan mendukung pelestarian lingkungan

Aspek sosial

 Peningkatan interaksi tidak langsung antar masyarakat cenderung menyebabkan masyarakat malas untuk beraktivitas di luar ruangan

 Menurunnya tingkat kepedulian masyarakat terhadap sesama

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 4-41

No. Kebijakan dan Rencana Pengembangan

Pengaruh

Lokasi

Positif Negatif

6 Mengembangkan sistem prasarana energi untuk mendukung aktifitas masyarakat

Aspek sosial

 Meningkatkan interaksi masyarakat pada malam hari yang berdampak pada tingginya aktivitas masyarakat

 Distribusi listrik yang merata akan memberi kemudahan pada aktivitas warga sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka Aspek ekonomi

 Meningkatkan produktifitas masyarakat yang berdampak pada peningkatan perekonomian di Kota Semarang

 Memicu berkembangnya industri skala rumah tangga yang dapat menurunkan tingkat pengangguran di Kota Semarang

Aspek sosial

 Pembuatan SUTET (Saluran Tegangan Tinggi) memicu kontroversi dari warga yang tinggal di dekatnya

 Memicu kecemburuan sosial akibat kurang meratanya distribusi listrik

Aspek ekonomi

 Memicu persaingan tidak sehat akibat munculnya industri-industri baru

Aspek lingkungan

 Memicu peningkatan pemanasan global akibat tingginya penggunaan listrik rumah tangga

 Peubahan tata guna lahan (alih fungsi lahan) contohnya saat pembangunan SUTET atau pembuatan saluran primer maupun sekunder

Seluruh wilayah Kota Semarang

7 Meningkatkan sistem pengelolaan persampahan dengan teknik-teknik yang berwawasan lingkungan

Aspek sosial

 Terciptanya budaya hidup bersih di dalam lingkungan masyarakat

 Terciptanya keharmoniasan di dalam masyarakat dalam hal kebersihan lingkungan terutama dalam penanggulangan persampahan  Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan

sampah berbasis komunitas Aspek ekonomi

 Peningkatan nilai tambah dari usaha pemanfaatan limbah sampah seperti pupuk

Aspek sosial

 Timbulnya konflik kepentingan misalnya pada saat pembebasan lahan untuk pembangunan lahan untuk pembangunan TPS

 Munculnya kecemburuan sosial pada pengelolaan sampah terpadu

 Munculnya konflik ketergantungan masyarakat terhadap bau yang ditimbulkan dari sampah atau TPS yang berada di sekitar mereka

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 4-42

No. Kebijakan dan Rencana Pengembangan

Pengaruh

Lokasi

Positif Negatif

kompos dsb

 Lingkungan yang sehat berdampak pada sehatnya lingkungan sehingga masyarakat jarang sakit (hemat biaya kesehatan)

Aspek lingkungan

 Lingkungan menjadi lebih bersih dan sehat  Meminimalisir bahaya/polusi akibat dari

penumpukan sampah seperti banjir dan polusi udara

 Mengurangi dampak pemanasan global dengan diterapkannya sistem 3R

Aspek ekonomi

 Pembiayaan untuk pengadaan prasarana yang cukup mahal

 Diperlukan anggaran khusus untuk perasi dan pemeliharaan sapras

Aspek lingkungan

 Pengembangan sarana prasarana baru mengakibatkan terjadinya alih fungsi lahan misalnya pengembangan kawasan khusus untuk IPLT, TPS yang memerlukan ruang khusus

 Pengelolaan sampah yang kurang baik justru akan menyebabkan kerusakan lingkungan seperti adanya air lindi dan sampah yang dapat mencemari tanah atau gangguan bau yang mencemri udara

8 Mengembangkan

prasarana sumber daya air dalam upaya untuk meningkatkan pengolahan air bersih

Aspek sosial

 Distribusi air bersih yang lancar akan meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat

Aspek ekonomi

 Lahirnya distribusi air bersih pada sektor industri dapat memperlancar kegiatan perekonomian kota

Aspek lingkungan

 Memaksimalkan pemanfaatan sumber daya dan mata air lokal

Aspek sosial

 Berpotensi terjadinya over eksploitasi terhadap sumber daya air lokal

 Pengurangan kapasitas air tanah yang berakibat land subsidence dan rob

Aspek ekonomi

 Biaya pengembangan jaringan air bersih yang besar membutuhjan anggaran khusus dari pemerintah

 Membesarnya biaya belanja Kota Semarang

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 4-43

No. Kebijakan dan Rencana Pengembangan

Pengaruh

Lokasi

Positif Negatif

 Peningkatan kualitas air bersih dengan pengelolaan prasarana yang memadai

9 Meningkatkan prasarana pengelolaan air limbah dan pengoptimalan sistem sanitasi lingkungan yang sudah ada serta mengembangkan sistem prasarana drainase secara terpadu

Aspek sosial

 Saluran dainase yang terpisah dengan saluran sanitasi mencegah banjir yang dapat merugikan masyarakat

 Adanya saluran yang sehat secara tidak langsung berimplikasi terhadap tingkat kesehatan masyarakat yang semakin membaik Aspek lingkungan

 Tidak terjadi pencemaran lingkungan akibat bercampurnya saluran drainase dan saluran sanitasi

 Pemanfaatan air dan saluran drainase dapat digunakan sebagai irigasi pada sawah

Aspek sosial

 Memicu adanya konflik dan masyarakat mengenai masa konstruksi yang dapat mengganggu aktivitas mereka

Aspek ekonomi

 Biaya pemisahan saluran drainase dan sanitasi sangat mahal dan diperlukan anggaran khusus dari pemerintah

Seluruh wilayah Kota Semarang

10 Mengembangkan ruang- ruang kawasan yang efisien dan kompak dengan sistem insentif dan disinsentif

Aspek sosial

 Mendorong dan merangsang pembangunan yang sejalan dengan rencana tata ruang

 Menghambat dan mengurangi pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang  Memberi peluang kepada masyarakat

pengembang untuk berpartisipasi dalam pembangunan

Aspek ekonomi

 Meningkatkan pertumbuhan kawasan khsusunya di sekitar kawasan pengembangan perkotaan

 Meingkatnya nilai lahan baik pada kawasan

Aspek sosial

 Timbulnya sikap indivisualisme pada masyarakat

 Masyarakat mengalami perubahan waktu aktivitas

Aspek ekonomi

 Semakin sulit untuk menggunakan lahan yang strategis

 Semakin keterbatasan lahan/ruang mengingat nilai lahan semakin tinggi

Aspek lingkungan

 Kualitas lingkungan menurun (lahan, air, udara)

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 4-44

No. Kebijakan dan Rencana Pengembangan

Pengaruh

Lokasi

Positif Negatif

pengembangan perkotaan dan pada area sekitar kawasan perkotaan

 Meningkatnya peluang usaha baru sebagai akibat dari pengembangan kawasan perkotaan

 Banyak perubahan tata guna lahan (alih fungsi lahan)

 Semakin meningkatnya peluang untuk adanya perumahan kumuh

 Peningkatan intensitas kebisingan akibat meningkatnya keramaian dan perkembangan kawasan perkotaan

11 Mempertahankan fungsi dan menata ruang terbuka hijau yang ada

Aspek sosial

 Masyarakat tetap bisa melakukan olahraga dan rekreasi di ruang terbuka

 Mengindahkan kota dan mengurangi kebisingan lalu lintas kota

 Menyejukan dan mengurangi panas matahari di wilayah kota

Aspek lingkungan

 Mempertahankan sumber daya alam yang ada  Melestarikan kota dengan RTH

Aspek sosial

 Menimbulkan kebisingan dalam masa pengerjaan menata kembali ruang terbuka hijau

Aspek ekonomi

 Semakin sulit untuk menggunakan lahan yang strategis

 Semakin keterbatasan lahan/ruang mengingat nilai lahan semakin tinggi

Seluruh wilayah Kota Semarang

12 Mengembalikan ruang terbuka hijau yang telah beralih fungsi

Aspek sosial

 Ruang terbuka kota bertambah

 Masyarakat kota dapat leluasa melakukan olahraga dan rekreasi

 Tempat anak-anak untuk bermain lebih banyak Aspek lingkungan

 Penurunan polusi udara di dalam kota  Memperindah lingkungan kota

 Penurunan tingkat kebisingan lalu lintas  Memperbaiki iklim mikro wilayah kota

Aspek sosial

 Menimbulkan konflik pada pemilik lahan yang ditertibkan untuk RTH

Aspek ekonomi

 Tingginya nilai lahan akibat perkembangan suatu wilayah

 Semakin keterbatasan lahan/ruang mengingat nilai lahan semakin tinggi

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 4-45

No. Kebijakan dan Rencana Pengembangan

Pengaruh

Lokasi

Positif Negatif

 Lebih banyak penyerapan air 13 Meningkatkan

ketersediaan ruang terbuka hijau di kawasan pusat kota

Aspek sosial

 Semakin mudahnya tingkat interaksi antar masyarakat di RTH

Aspek ekonomi

 Meningkatnya nilai lahan di pusat kota Aspek lingkungan

 Penurunan polusi udara di dalam kota  Memperindah lingkungan kota

 Penurunan tingkat kebisingan lalu lintas  Memperbaiki iklim mikro wilayah kota  Lebih banyak penyerapan air

Aspek sosial

 Masyarakat semakin susak mencari lahan strategis

 Meningkatnya ancaman kejahatan Aspek ekonomi

 Makin tinggi harga lahan yang ada di pusat kota

 Pajak yang dikeluarkan oleh pengguna lahan di pusat kota meningkat

Kelurahan Pekunden, Karangkidul, Jagalan, Brumbungan, Gabahan, Kranggan, Purwodinatan, Kauman, Bangunharjo, Kembangsari, Pandansari, Skayu, Pendrikan Kidul, Pendrikan Lor

14 Mengembalikan inovasi dalam penyediaan ruang terbuka hijau

Aspek sosial

 Adanya perkembangan RTH

 Masyarakat dapat membantu program pemenuhan RTH

Aspek lingkungan

 Penurunan polusi udara di dalam kota  Memperindah lingkungan kota

 Penurunan tingkat kebisingan lalu lintas  Memperbaiki iklim mikro wilayah kota  Lebih banyak penyerapan air

Aspek sosial

 Masyarakat semakin susak mencari lahan strategis

 Meningkatnya ancaman kejahatan Aspek ekonomi

 Semakin sulit untuk menggunakan lahan yang strategis

 Semakin keterbatasan lahan/ruang mengingat nilai lahan semakin tinggi

Seluruh wilayah Kota Semarang

15 Mengembangkan

kemitraan atau kerjasama dengan swasta dalam penyediaan dan pengelolaan ruang terbuka

Aspek sosial

 Meningkatkan kerjasama dan hubungan antara pemerintah dan swasta

 Adanya kepercayaan yang terbentuk antara pemerintah dan swasta

Dokumen terkait