• Tidak ada hasil yang ditemukan

2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Lingkungan Hidup :

3. Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS

Tabel 4.17. Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS di Kota Semarang

No. Kebijakan dan Rencana

Pengembangan Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS 1 Pengembangan jalan lingkar antar

kota dalam rangka meningkatkan aksesibilitas pada pusat-pusat pelayanan

 Kebijakan mengenai penghijauan dan RTH mengurangi polusi dari dampak pembangunan jalur lingkar di Kota Semarang  Rencana pembangunan jalur lingkar namun memperhatikan

aspek-aspek lain seperti kepentingan non-ekonomi, faktor kepentingan sosial dan kepentingan lingkungan hidup

2 Menetapkan hirarki sistem pusat pelayanan secara berjenjang dengan mengembangkan pusat perdagangan berskala regional

 Rencana struktur ruang harus mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan selain mempertimbangkan aspek ekonomi  Implementasi pemerataan distribusi pelayanan pada pusat-

pusat pertumbuhan harus diperhatikan agar tidak terjadi kesenjangan antar wilayah

 Pengembangan rencana struktur ruang pada masing-masing hirarki dari aspek lingkungan perlu diikuti dan dilengkapi dengan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) sesuai dengan studi rincinya

3 Mengembangkan kegiatan wisata pesisir dengan mengoptimalkan

 Pengembangan kawasan wisata harus diimbangi dengan adanya kepedulian pada lingkungan sehingga tidak terjadi

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 4-56

No. Kebijakan dan Rencana

Pengembangan Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS pelayan pelabuhan laut sebagai

pintu gerbang regional

ketimpangan antar aspek lingkungan dan ekonomi

 Kebijakan pengembangan kawasan perkotaan harus diikuti dengan rekomendasi dan ketentuan yang dihasilkan dari studi peraturan zonasi kawasan perkotaan

 Implementasi kebijakan pengembangan kawasan perkotaan harus dilakukan dengan memperhatikan dan mnegacu pada ketentuan peaturan zonasi

4 Mengembangkan pusat perdagangan berskala regional diimbangi dengan pengembangan kegiatan jasa pertemuan dan jasa pameran

 Pengembangan potensi pusat perdagangan barang dan jasa didahului dengan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)  Pengembangan potensi pusat perdagangan barang dan jasa

harus dilengkapi dengan kajian pengembangan kawasan dan peraturan zonasi

5 Mengembangkan sistem jaringan telekomunikasi dan informasi pada kawasan pertumbuhan ekonomi

 Meningkatkan akses masyarakat terhadap prasarana dan sarana komunikasi

 Mendorong partisipasi dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan pengembangan dan pengelolaan jaringan komunikasi lokal

 Menerapkan alternatif jaringan komunikasi yang lebih canggih untuk memperlancar alur informasi kepada seluruh warga 6 Mengembangkan sistem prasarana

energi untuk mendukung aktifitas masyarakat

 Pengembangan prasarana energi harus didahului dengan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

 Meningkatkan peluang industri skala kecil di wilayah terpencil dengan memperhatikan aspek sosial dan lingkungan hidup  Sosialisasi kebijakan dan regulasi bagi para pelaku industri di

Kota Semarang

 Kebijakan penghijauan yang mampu mencegah timbulnya polusi udara dan mengurangi efek pemanasan global

7 Meningkatkan sistem pengelolaan persampahan dengan teknik-teknik yang berwawasan lingkungan

 Penetapan berbagai peraturan resmi yang berkaitan dengan penerapan konsep Zero Waste dan mengintensifkan berbagai saluran komunikasi untuk kepentingan sosialisasi secara luas  Mempermudah akses publik ke hasil-hasil penelitian dan

pengembangan yang berkaitan dengan kegiatan persampahan di Kota Semarang

 Pengurangan sampah semaksimal mungkin dimulai dari sumbernya

 Sosialisasi kepada masyarakat untuk melakukan pengelolaan sampah mereka masing-masing mulai dari lingkungan keluarga 8 Mengembangkan prasarana sumber

daya air dalam upaya untuk meningkatkan pengolahan air bersih

 Perlu adanya teknologi baru dalam pengembangan prasarana air bersih yang mempertimbangkan aspek lingkungan

 Persebaran jaringan air bersih di Kota Semarang harus merata  Perlunya anggaran untuk mengembangkan prasarana air bersih

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 4-57

No. Kebijakan dan Rencana

Pengembangan Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS 9 Meningkatkan prasarana

pengelolaan air limbah dan pengoptimalan sistem sanitasi lingkungan yang sudah ada serta mengembangkan sistem prasarana drainase secara terpadu

 Meningkatkan akses masyarakat terhadap prasarana dan sarana sanitasi

 Mendorong partisipasi dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan pengembangan dan pengelolaan sanitasi permukiman

 Menyusun perangkat peraturan perundangan yang mendukung penyelenggaraan pengelolaan sanitasi lingkungan

 Mendorong dan memfasilitasi pembentukan dan perkuatan kelembagaan pengelola sarana prasarana asnitasi permukiman di tingkat masyarakat

10 Mengembangkan ruang-ruang kawasan yang efisien dan kompak dengan sistem insentif dan disinsentif

 Kebijakan pengembangan kawasan perkotaan harus memberikan perhatian yang seimbang pada kepentingan non- ekonomi, yakni kepentingan sosial dan kepentingan lingkungan hidup

 Implementasi kebijakan pengembangan kawasan perkotaan harus diikuti dengan pengembangan sistem infrastruktur sehingga terbentuk pemenuhan layanan baik dari aspek sosial, ekonomi dan lingkungan

 Kebijakan pengembangan kawasan perkotaan harus diikuti dengan rekomendasi dan ketetntuan yang dihasilkan dari studi peraturan zonasi kawasan perkotaan

 Implementasi kebijakan pengembagan kawasan perkotaan harus dilakukan dengan memperhatikan dan mengacu pada ketentuan peraturan zonasi

 Implementasi kebijakan pengembagan kawasan perkotaan harus diikuti dengan kegiatan monitoring dan evaluasi secara kesinambungan

 Pengembangan kawasan perkotaan harus dilakukan dengan mempertimbangkan pengkajian pemerataan pembangunan 11 Mempertahankan fungsi dan

menata ruang terbuka hijau yang ada

 Percepatan pengerjaan tata ruang terbuka hijau agar tidak mengganggu masyarakat terlalu lama

 Nilai lahan yang tinggi diimbangi dengan pajak yang tinggi pula  RTH dibuat pada atap bangunan agar lebih cepat memenuhi

RTH 30% untuk ruang kota 12 Mengembalikan ruang terbuka hijau

yang telah beralih fungsi

 Penyuluhan langsung oleh pemerintah kepada masyarakat tentang keberlanjutan lingkungan

 Peningkatan pajak di kawasan-kawasan strategis

 Pemberian subsidi bagi masyarakat yang memberikan lahannya untuk ruang terbuka hijau

13 Meningkatkan ketersediaan ruang terbuka hijau di kawasan pusat kota

 Penyuluhan langsung oleh pemerintah tentang keberlanjutan lingkungan

 Peningkatan pajak di kawasan-kawasan strategis

 Pemberian subsidi bagi masyarakat yang memberikan lahannya untuk ruang terbuka hijau

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 4-58

No. Kebijakan dan Rencana

Pengembangan Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS 14 Mengembangkan inovasi dalam

penyediaan ruang terbuka hijau

 Penyuluhan langsung oleh pemerintah tentang keberlanjutan lingkungan

 Peningkatan pajak di kawasan-kawasan strategis

 Pemberian subsidi bagi masyarakat yang memberikan lahannya untuk ruang terbuka hijau

 Pemberian insentif dan disinsentif bagi masyarakat yang memiliki inovasi pengembangan RTH

15 Mengembangkan kemitraan atau kerjasama dengan swasta dalam penyediaan dan pengelolaan ruang terbuka hijau

 Keuntungan yang diperoleh bisa membuat swasta yakin dan mau membantu proyek penggalakan pro-lingkungan dan keberlanjutan lingkungan

 Swasta diberi kemudahan dalam mempromosikan produknya 16 Mengembangkan kolam tampung

air dan tanggul pantai untuk menanggulangi potensi banjir dan rob

 Penyuluhan langsung oleh pemerintah tentang keberlanjutan lingkungan

 Peningkatan pajak di kawasan-kawasan strategis

 Pemberian subsidi bagi masyarakat yang memberikan lahannya untuk ruang terbuka hijau

 Pemberian insentif dan disinsentif bagi masyarakat yang memiliki inovasi pengembangan RTH

17 Melakukan penghijauan kawasan pantai

 Penetapan spot area rekreasi untuk masyarakat agar jelas aksesibilitas dan area yang boleh diakses

 Anggaran khusus bagi pengelola pantai dan pemberian aturan tertulis tentang larangan pembuangan limbah/sampah agar kebersihan tetap terjaga

18 Mengupayakan pengembalian ruang hijau sempadan sungai dan sempadan pantai

 Dibentuk peraturan yang jelas dan sanksi yang sesuai agar sempadan sungai tidak beralih fungsi

 Ditetapkan beberapa spot area sungai dan pantai yang dapat diakses oleh masyarakat

 Ruang area penghijauan dipadatkan dan diperluas agar air tidak mudah lari ke daratan

19 Pengembangan kawasan industri terkelola (industrial estate)

 Dalam pengembangan industri masyarakat dilibatkan agar mengerti dan tidak bertindak anarkis

 Pemberitahuan dan pemberian pemahaman langsung dari pemerintah kepada masyarakat

 Peraturan yang jelas terhadap kawasan-kawasan industri 20 Pengembangan sarana pengolah

limbah

 Pemberian tempat tersendiri bagi pengolahan limbah

 Diperlukan tenaga ahli yang sesuai agar limbah tidaj dapat menimbulkan penyakit baru

 Pengolahan limbah dilakukan setiap hari agar tidak menumpuk dan overload

21 Membatasi perkembangan kegiatan pada kawasan pertahanan dan keamanan

 Pemberian batasan-batasan yang jelas dan peraturan yang tertulis agar strategi berjalan sesuai yang diharapkan

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 4-59

No. Kebijakan dan Rencana

Pengembangan Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS  Pemberian pengetahuan tentang kawasan yang dapat dan tidak

dapat dimasuki oleh masyarakat awam 22 Menjaga dan meningkatkan fungsi

aksesibilitas yang menghubungkan jalan arteri dengan kawasan pertahanan dan keamanan

 Pemberian batasan-batasan yang jelas dan peraturan yang tertulis agar strategi berjalan sesuai yang diharapkan

 Pemerintah memberikan himbauan pada masyarakat

 Pemberian pengetahuan tentang kawasan yang dapat dan tidak dapat dimasuki oleh masyarakat awam

23 Membatasi perkembangan kegiatan pada kawasan sempadan sungai dan pantai

 Dibentuk peraturan yang jelas dan sanksi yang sesuai agar sempadan sungai tidak beralih fungsi

 Ditetapkan beberapa spot area sungai dan pantai yang dapat diakses oleh masyarakat

 Ruang area penghijauan dipadatkan dan diperluas agar air tidak mudah lari ke daratan

24 Meningkatkan intensitas dan luasan hutan mangrove sebagai upaya perlindungan terhadap wilayah pesisir

 Kegiatan budidaya yang terdapat di kawasan pesisir harus dibatasi dengan standart baku mutu air laut

 Pengembangan kawasan pesisir harus didahului dan disesuaikan dengan kajian studi Masterplan fisik dan pengelolaan kawasan pesisir yang tetap memperhatikan kondisi ekonomi, sosial masyarakat dan lingkungan

25 Mengembangkan kegiatan perdagangan dan jasa dengan mendukung infrastruktur kawasan

 Rencana struktur harus memberikan perhatian yang seimbang pada kepentingan non-ekonomi yakni kepentingan sosial dan lingkungan hidup

 Implementasi renca astruktur ruang harus didasarkan atas keterpaduan antar wilayah (pusat-hinterland) sehingga tidak terjadi disparitas (kesenjangan) wilayah dari masing-masing aspek (ekonomi, sosial dan lingkungan)

 Pengembangan rencana struktur ruang pada masing-masing hirarki dan aspek lingkungan perlu diikuti dan dilengkapi dengan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) sesuai dengan studi rincinya, misalnya studi kajian penetapan PKL (Pusat Kegiatan Lokal) dengan KLHSnya

26 Mengembangkan kegiatan perdagangan dan jasa dengan merevitalisasi kawasan perdagangan kota lama

 Rencana struktur harus memberikan perhatian yang seimbang pada kepentingan non-ekonomi yakni kepentingan sosial dan lingkungan hidup

 Implementasi renca astruktur ruang harus didasarkan atas keterpaduan antar wilayah (pusat-hinterland) sehingga tidak terjadi disparitas (kesenjangan) wilayah dari masing-masing aspek (ekonomi, sosial dan lingkungan)

 Pengembangan rencana struktur ruang pada masing-masing hirarki dan aspek lingkungan perlu diikuti dan dilengkapi dengan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) sesuai dengan studi rincinya, misalnya studi kajian penetapan PKL (Pusat Kegiatan Lokal) dengan KLHSnya

L

aporan

Akhir

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 4-60

No. Kebijakan dan Rencana

Pengembangan Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS 27 Mengembangkan nilai budaya

bahari sebagai bagian dari kekayaan budaya lokal melalui pengembangan kawasan wisata bahari

 Pemberian aturan san sanksi yang sesuai jika masyarakat pengunjung objek wisata melakukan pelanggaran

 Pemberian insentif dan disinsentif bagi pengunjung yang menjaga kebersihan

 Pemberitajuan tentang pentingnya keberlanjutan lingkungan dan pemerintah langsung ke masyarakat

28 Melestarikan nilai budaya dan arsitektur melalui penetapan, pemeliharaan, dan pengembangan benda-benda cagar budaya

 Pemberian aturan san sanksi yang sesuai jika masyarakat pengunjung objek wisata melakukan pelanggaran

 Pemberian insentif dan disinsentif bagi pengunjung yang menjaga kebersihan

 Pemberitajuan tentang pentingnya keberlanjutan lingkungan dan pemerintah langsung ke masyarakat

Sumber : KLHS Kota Semarang, 2011

KLHS merupakan instrumen lingkungan yang diterapkan pada tataran rencana program. Sedangkan pada tataran kegiatan atau keproyekan, instrumen yang lebih tepat diterapkan adalah Amdal, UKL-UPL..

4.3.2 AMDAL, UKL-UPL, DAN SPPLH

Prosedur pelaksanaan AMDAL terdiri dari beberapa kegiatan utama, yakni: pentapisan awal sub proyek sesuai dengan criteria sesuai dengan persyaratan safeguard, evaluasi dampak lingkungan; pengklasifikasian /kategorisasi dampak lingkungan dari sub proyek yang diusulkan perumusan dokumen SOP, UKL/UPL atau AMDAL (KA-ANDAL, ANDAL dan RKL/RPL), pelaksanaan dan pemantauan pelaksanaan.

Tabel 4.18. Kategori Sub proyek menurut Dampak Lingkungan

Kategori Dampak Persyaratan pemerintah

A Sub proyek dapat mengakibatkan dampak lingkungan yang buruk, berkaitan dengan kepekaan dan keragaman dampak yang ditimbulkan, upaya pemulihan kembali sangat sulit dilakukan

ANDAL dan RKL/RPL

B Sub proyek dengan ukuran dan volume kecil, mengakibatkan dampak lingkungan akan tetapi upaya pemulihannya sangat mungkin dilakukan

UKL/UPL

C Sub proyek yang tidak memilii komponen konstruksi dan tidak mengakibatkan pencemaran udara, tanah dan air.

Tidak diperlukan ANDAL atau UKL/UPL

Catatan:

ANDAL : Analisis Dampak Lingkungan RPL : Recana Pemantauan Lingkungan UKL : Upaya Pengelolaan Lingkungan UPL : Upaya Pemantauan Lingkungan

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 4-61 Beberapa jenis kegatan di Kota Semarang yang wajib dilengkapi AMDAL sebelum pembangunannya antara lain adalah:

1. Revitalisasi TPA. 2. Pembangunan polder.

3. Pembangunan sistem drainase Banjir Kanal Barat Barat dan Banjir Kanal Barat Timur.

4. Penataaan pasar dengan luasan cukup besar, misalnya penataan Pasar Johar, dan pasar skala kota lainnya.

5. Pembangunan rusunawa.

6. Pembangunan jalan tol, ring road (middle ring road maupun outter ring road).

Dokumen terkait