• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengkajian a. Data subjektif

Dalam dokumen ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN L (Halaman 22-33)

2.4 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis (Manajemen Asuhan Kebidanan)

2.4.1 Pengkajian a. Data subjektif

Pada langkah ini dilakukan pengumpulan semua informasi yang akurat dan lengkap dari berbagai sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Hal ini dilakukan untuk mengetahui identitas pasien, riwayat kesehatan pasien, serta keadaan terkini pasien. Pengkajian data ini meliputi data subjektif dan data

objektif. Dimana data subjektif dilakukan melalui anamnesis. Anamnesis adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data tentang pasien melalui pertanyaan-pertanyaan (wawancara). Anamnesis dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu: 1) Wawancara yang dilakukan langsung pada pasien yang bersangkutan.

2) Wawancara yang dilakukan kepada keluarga pasien. Hal ini dilakukan apabila dalam keadaan darurat dan pasien tidak memungkinkan untuk memberikan data akurat yang diperlukan.

Sedangkan data objektif dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan fisik pada pasien melalui cara inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.

a) Identitas pasien

Ini hal pertama yang perlu ditanyakan bidan kepada pasien untuk mengetahui latar belakang pasien. Ini juga bertujuan agar tidak ada kekeliruan data antar pasien.

 Nama : untuk mengenal dan mengetahui pasien agar tidak ada kekeliruan dalam memberikan pelayanan.

 Umur : untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat reproduksi belum matang, mental psikis belum siap, dll.

 Agama: untuk memberikan motivasi dorongan moral sesuai dengan agama yang dianutnya.

 Suku bangsa : untuk mengetahui adanya faktor bawaan atau ras serta pengaruh adat-istiadat atau kebiasaan sehari-hari pasien.

 Pendidikan : pendidikan berhubungan dengan tingkat pengetahuan. Hal ini perlu dikaji agar bidan dapat memberikan konseling sesuai tingkat pengetahuan pasien.

 Pekerjaan : untuk mengetahui tingkat ekonomi keluarga. Hal ini berpengaruh pada pemenuhan gizi pasien.

 Alamat : untuk mengetahui lingkungan tempat tinggal serta mempermudah pemantauan apabila diperlukan.

b) Alasan kunjungan

Apakah pasien datang untuk pemeriksaan kehamilan atau ada keluhan-keluhan yang dirasakannya.

1. Pada trimester 1

Ibu hamil pada trimester pertama sering mengeluh seperti sering kencing, hiperpigmentasi pada kulit, mual muntah, hipersalivasi, keputihan, gusi berdarah, mudah lelah, pusing, pika (suka ngidam), dll.

2. Pada trimester 2

Ibu hamil pada trimester kedua sering mengeluh seperti konstipasi, perut kembung, varises pada kaki dan daerah genetalia, gatal-gatal pada daerah perut dan payudara, dan sakit kepala, dll.

3. Pada trimester akhir kehamilannya biasanya ibu hamil datang dengan keluhan-keluhan seperti konstipasi, oedema pada kaki, sering kencing, sakit punggung, hemorhoid, kram kaki, insomnia, dll.

c) Riwayat menstruasi

Ini perlu ditanyakan agar bidan memperoleh gambaran dasar dari organ reproduksinya. Yang perlu dikaji adalah :

 HPHT : bila hari pertama haid terakhir diketahui maka dapat memperhitungkan usia kehamilan dan perkiraan persalinan. Ditanyakan untuk mengetahui umur kehamilan dan menentukan hari taksiran persalinan (HTP) dengan rumus Neagle (hari +7, bulan –3, tahun +1).

 Siklus haid : panjang siklus haid yang biasa pada wanita ialah 28-32 hari. Hal ini diperlukan apabila ibu tidak benar-benar mengingat HPHT.

 Lama haid : lama haid biasanya berlangsung selama 5-7 hari. Hal ini perlu dikaji untuk membedakan antara menstruasi ataukah gejala tanda hartman yang dialami ibu.

 Teratur/tidak

 Banyak atau tidak : ini juga bisa menjadi pembeda antara menstruasi dan tanda hartman.

 Fluor albus : sedikit/sedang/banyak, tidak gatal, tidak bau, warna (putih, keruh, bening), kekentalan (kental, encer).

d) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

Untuk mengetahui apakah ada gangguan/penyulit pada kehamilan yang lalu.

 Persalinan

Untuk mengetahui apakah ada gangguan/penyulit pada persalinan yang lalu.

 Nifas

Untuk mengetahui apakah ada gangguan/penyulit pada nifas yang lalu. Untuk mengetahui hasil akhir persalinan (apakah abortus, lahir hidup, apakah dalam kesehatan yang baik) apakah terdapat komplikasi atau intervensi pada nifas dan apakah ibu tersebut mengetahui penyebabnya (Sujiyatini, 2009).

e) Riwayat kehamilan sekarang

Perlu dikaji untuk mengetahui apakah ibu beresiko tinggi atau tidak, meliputi :

 Klien mengatakan bahwa kehamilan ini adalah kehamilan yang ke ... dan UK ... minggu.

 HPL : untuk mengetahui perkiraan persalinan. Dihitung dari HPHT.

 Keluhan-keluhan : untuk mengetahui apakah ibu memiliki keluhan yang dapat berlanjut menjadi penyulit selama kehamilannya.

 Terapi apa saja yang sudah didapat untuk mengatasi keluhan ibu.

 ANC : untuk mengetahui riwayat ANC, teratur atau tidak, tempat ANC dan saat kehamilan berapa (Sujiyatini, 2009). Serta bagaimana hasil yang didapat.

 Gerakan janin: pertama kali gerakan janin dirasakan dan bagaimana keadaannya sekarang aktif/gerakan, berkurang/tidak bergerak.

Pada primigravida gerakan anak mulai dirasakan pada minggu ke-18, sedangkan pada multigravida gerakan anak mulai dirasakan pada minggu ke-16.

Gerakan anak normalnya rata-rata 34 kali perhari, apabila kurang dari 15 kali per hari maka dikatakan gerakan rendah.

Imunisasi yang dianjurkan adalah imunisasi TT, imunisasi ini diberikan untuk mencegah tetanus pada bayi baru lahir dan pada ibu bersalin.

 Penyuluhan yang sudah didapat:

Apabila dicek kembali, seharusnya ibu telah mendapatkan penyuluhan dari tempat ANC seperti:

- Persiapan persalinan

- Enam tanda bahaya/ kegawatdaruratan obstetri yaitu sakit kepala hebat, pandangan mata kabur, sakit perut hebat, keluar cairan pervaginam, oedema pada wajah dan tangan, gerakan janin melemah, beserta cara mengatasinya.

- Persiapan komplikasi.

- Pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi - Istirahat

- Personal hygine, termasuk kebersihan payudara dan vulva hygine. - Senam hamil.

- Aktivitas.

- Kebutuhan seksual. - Gerakan Janin.

- Obat dalam kehamilan. - Pentingnya Imunisasi TT.

- Pemberian tablet Fe beserta cara meminum dan efek sampingnya. f) Riwayat KB

Untuk mengetahui ibu pernah atau belum pernah menjadi akseptor KB, bila pernah disebutkan kontrasepsi apa yang digunakan dan lamanya penggunaan, sehingga dapat diketahui jarak kehamilannya. Penting juga untuk dikaji kapan terakhir pemakaian dan apakah ada keluhan yang dialami. g) Riwayat kesehatan

 Riwayat kesehatan ibu

Untuk mengetahui apakah ibu pernah atau sedang menderita penyakit menular, menurun, menahun yang dapat mempengaruhi kehamilannya seperti DM, hipertensi, asma, TBC, HIV/AIDS jantung, hepatitis.

 Riwayat Kesehatan keluarga

Untuk mengetahui apakah di dalam keluarga pernah ada atau sedang ada yang menderita penyakit menular, menurun dan menahun yang dapat mempengaruhi kehamilan ibu seperti DM, hipertensi, asma, TBC, HIV/AIDS, jantung, hepatitis, serta apakah ada riwayat keturunan kembar dalam keluarga.

h) Pola fungsional kesehatan

 Nutrisi : untuk mengetahui bagaimana status gizi ibu. Apakah nutrisinya cukup bagi ibu dan bayi atau tidak. Karena pada umumnya dalam masa kehamilan, ibu membutuhkan tambahan kalori sebesar 300 kalori per hari. Begitu juga kebutuhan zat besi, protein, dll. Semua kebutuhan nutrisi ibu bertambah.

 Eliminasi : hal ini perlu dikaji untuk mengetahui pola BAB dan BAK ibu sehari-hari yang meliputi frekuensi dan konsistensi. Karena biasanya dalam masa kehamilan, cenderung berubah dari semasa sebelum hamil. Pada masa kehamilan biasanya ibu akan mengalami lebih sering kencing dan konstipasi.

 Aktivitas :ini penting ditanyakan karena data ini memberikan gambaran tentang seberapa berat aktivitas yang biasa dilakukan ibu di rumah. Jika kegiatan pasien terlalu berat sampai dikhawatirkan dapat menimbulkan penyulit masa hamil.

 Istirahat : bidan perlu menggali kebiasaan istirahat pasien supaya diketahui hambatan yang mungkin muncul jika didapatkan data yang senjang tentang pemenuhan kebutuhan istirahat. Hal ini meliputi lama dan bagaimana kualitas istirahatnya, apakah nyenyak atau tidak. Normalnya tidur siang 1-2 jam, dan tidur malam 6-8 jam.

 Personal hygiene :ini penting ditanyakan karena bagaimanapun juga hal ini akan memengaruhi kesehatan pasien dan bayinya.

 Pola seksualitas :walaupun ini adalah hal yang cukup privasi bagi pasien, namun penting bidan untuk menanyakan kebiasaan ini, karena terjadi beberapa kasus keluhan dalam aktivitas seksual yang cukup

mengganggu pasien namun ia tidak tahu kemana harus berkonsultasi. Dapat dijelaskan pada ibu bahwa selama tidak ada keluhan yang dapat membahayakan kehamilannya maka boleh dilakukan.

i) Faktor psikososial dan budaya

Untuk mengetahui bagaimana penerimaan pasien beserta keluarganya terhadap kehamilan ini. Karena hal ini akan sangat berpengaruh pada psikologis ibu. Serta apakah ada adat budaya dalam keluarga atau kebiasaan ibu yang dapat mempengaruhi kehamilan. Seperti kebiasaan merokok, minum jamu, narkoba, pantangan makanan, memelihara binatang.

b. Data Objektif

Data objektif adalah data yang sesungguhnya dapat di observasi dan dilihat oleh tenaga kesehatannya.

1) Pemeriksaan umum

 Keadaan umum : untuk mengetahui keadaan umum apakah baik, sedang, atau jelek.

 Kesadaran : untuk mengetahui tingkat kesadaran pasien yaitu composmentis, apatis, atau somnolens.

 Tekanan Darah : untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi). Batas normalnya adalah 120/80 mmhg.

 Suhu : untuk mengetahui suhu tubuh klien, memungkinkan febris atau infeksi dengan menggunakan skala derajat celsius. Suhu badan normal wanita hamil 35,6-37,6ºC.

 Nadi : untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam 1 menit, denyut normal 70x-88x/menit.

 Pernapasan : untuk mengetahui frekuensi pernapasan pasien yang dihitung dalam 1 menit. Batas normalnya 18-24x/menit.

 Tinggi badan : untuk mengetahui tinggi badan ibu.Normalnya, tinggi badan >145 cm. Jika diketahui bumil dengan TB < 145cm maka tergolong low high yang kemungkinan resiko panggul sempitnya lebih tinggi.

 Berat badan : untuk mengetahui berat badan ibu, malnutrisi atau tidak.Normalnya kenaikan BB pada TM 1 adalah 1-2 kg, pada TM II adalah 5 kg, sedangkan pada TM III tidak boleh naik 0.5 kg tiap minggu. Normalnya BB selama kehamilan meningkat 10-12 kg. Karena apabila ibu kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, partus prematurus, insersia uteri. Kelebihan berat badan dapat meningkatkan resiko preeklampsi dan bayi yang terlalu besar.

2) Pemeriksaan Fisik

 Muka : apakah ada oedema, pucat.

R/: Apabila oedema maka ibu resiko preeklampsia, dan apabila pucat ibu resiko anemia.

 Mata : identifikasi warna konjungtiva dan sklera.

R/: karena apabila konjungtiva pucat ibu resiko anemia, dan apabila sklera berwarna kuning ibu resiko terkena gangguan hati.

 Mulut : identifikasi adanya sianosis atau kepucatan dan pecah-pecah pada bibir dan lidah.

R/: perlu dicurigai ibu mengalami dehidrasi apabila bibirnya pucat dan pecah-pecah.

 Leher : identifikasi adakah pembengkakan kelenjar thyroid, dan lymfe dan adakah pembengkakan vena jugularis.

R/: untuk mengetahui apakah ibu memiliki gangguan pada kelenjar thyroid, kelenjar lymfe, dan gangguan pada jantung

 Payudara :adakah hyperpigmentasi areola mammae, puting susu datar, tenggelam/menonjol, kolostrum sudah keluar/ belum.

R/: untuk persiapan laktasi.

 Abdomen : identifikasi apakah ada bekas SC atau bekas operasi lain, apakah ada striae gravidarum, mengukur TFU.

R/: untuk memastikan pembesaran perut sesuai usia kehamilan. Ibu hamil pembesarannya membujur sebagai tanda letak bayi, striae alba sebagai tanda pernah hamil yang lalu, striae lividae tanda hamil

sekarang, linea alba dan nigrae, garis antara simfisis- pusat yang tampak putih.

Usia Kehamilan

Tinggi Fundus

Dalam cm Menggunakan Penunjuk Badan

12 minggu - 3 jari di atas simfisis 16 minggu - ½ simfisis-pusat 20 minggu 20 cm (± 2cm) 3 jari di bawah pusat 24 minggu 24 cm (± 2cm) Sepusat

28 minggu 28 cm (± 2cm) 3 jari di atas pusat

32 minggu 32 cm (± 2cm) ½ pusat–procesus xipoideus 36 minggu 36 cm (± 2cm) Setinggi procesus xipoideus 40 minggu - 2 jari di bawah px

Tabel 2.3 Perkiraan TFU terhadap usia kehamilan (Hani dkk 2010)

- Leopold I : selain mengetahui TFU, Leopold I juga untuk mengetahui bagian apa yang ada di fundus. Pada letak membujur pada fundus, teraba lunak tidak bulat dan tidak melintang.

- Leopold II : Leopold II bertujuan untuk mengetahui bagian apa yang ada disamping kiri dan kanan uterus ibu.Pada letak membujur dapat ditetapkan punggung anak yang teraba bagian keras, memanjang seperti papan dan sisi yang berlawanan teraba bagian kecil janin. Dan banyak lagi kemungkinan perabaan pada letak yang lain.

- Leopold III : Menentukan apa bagian terendah janin.

- Leopold IV : Menentukan seberapa jauh bagian terendah janin masuk pintu atas panggul (Posisi tangan petugas konvergen, divergen atau sejajar).

- Auskultasi Denyut jantung janin harus diantara 110-160 x/menit. - Taksiran berat janin (TBJ) dihitung dengan rumus Johnson Tausac:

a. Jika kepala sudah masuk panggul (di bawah spina ischiadika) TBJ (gram) = (TFU - 11) x 155

b. Jika kepala masih di atas spina iskiadika TBJ = ( TFU – 12 ) x 155

 Genetalia: identifikasi apakah vulva bersih atau adakah pengeluaran pervaginam (lendir, darah), adakah varises, adakah benjolan abnormal yang menentukan kelancaran jalan lahir, juga adanya luka perineum menandakan sudah pernah melahirkan.

 Ekstrimitas : identifikasi ekstremitas atas dan bawah apakah ada oedem dan varises, bagaimana refleks patellanya.Varises merupakan pembesaran dan pelebaran pembuluh darah yang sering dijumpai pada ibu hamil di sekitar vulva, vagina, paha dan tungkai bawah. Oedema tungkai terjadi akibat sirkulasi vena terganggu akibat terkena uterus yang membesar pada vena-vena panggul. R/: ibu beresiko preeklampsia apabila ada oedema pada tangan dan refleks patellanya (-).

3) Pemeriksaan panggul

Pemeriksaan panggul dilakukan pada ibu hamil primigravida yang dicurigai memiliki ukuran panggul yang kurang dari normal seperti pada ibu dengan tinggi badan <145 cm, atau pada inspeksi panggul ibu terlihat kecil atau sangat kurus. Jika didukung oleh pemeriksaan panggul dalam kita dapat memprediksikan apakah proses persalinan dapat dilakukan pervaginam atau perabdominal.

a) Pintu Atas Panggul

Dari ukuran-ukuran pintu atas panggul conjugate vera(CV) adalah ukuran yang terpenting dan satu-satunya ukuran yang dapat diukur secara indirect ialah dengan tergantung dari lebar dan inklinasi sympisis. Cara mengukur conjugata diagonalis (CD) :

 Dengan 2 jari ialah jari telunjuk dan jari tengah, melalui konkavita dari sacrum, jari tengah digerakkan ke atas sampai dapat meraba promotorium.

 Sisi radial dari jari telunjuk ditempelkan pada pinggir sympisis dan tempat ini ditandai dengan kuku jari telunjuk tangan kiri.

 Promotorium hanya bisa tercapai oleh jari kita dengan pemeriksaan dalam pada panggul yang sempit. Pada panggul dengan ukuran normal, promotorium tak tercapai, tapi menandakan bahwa CV cukup besar.

 Kalau CV lebih besar dari 10 cm, maka pintu atas panggul diangap cukup luas (biasanya CV = 11 cm).

b) Pemeriksaan luar

Kalau kepala janin dengan ukuran terbesarnya sudah melewati pintu atas panggul, maka hanya bagian kecil saja dari kepala yang dapat diraba dari luar di atas sympisis.

Ukuran-ukuran luar tidak dapat dipergunakan untuk penilaian, apakah persalinan dapat berlangsung secara biasa atau tidak, Walaupun begitu ukuran-ukuran luar dapat memberi petunjuk pada kita akan kemungkinan panggul sempit.Ukuran-ukuran luar yang terpenting adalah :

 Distantia Spinarum : jarak antara spina iliaca anterior superior kiri dan kanan normal 23-26 cm.

 Distantia Cristarum : jarak yang terjauh antara crista iliaca kanan dan kiri normal 26-29 cm.

 Conjugata Externa (Baudeloque) : jarak antara pinggir atas sympisis dan ujung prosessus spinosus ruas tulang lumbal ke-V normal 18-20 cm.

 Ukuran lingkar panggul : dari pinggir atas sympisis ke pertengahan antara spina iliaca anterior superior dan trochanter major sepihak dan kembali melalui tempat-tempat yang sama di pihak yang lain normal 80-90 cm.

 Catatan :

Ukuran-ukuran luar ditentukan dengan jangka panggul kecuali ukuran lingkar panggul yang diambil dengan pita pengukur.

Untuk menentukan ukuran dan bentuk panggul : dengan pemeriksaan dalam dapat kita ukur CD, tapi kita juga dapat kesan mengenai bentuk panggul. Yang harus diperiksa ialah :

 Apakah promotorium teraba atau tidak. Bila teraba berapa CD nya.

 Apakah tidak ada tumor (exostose) pada permukaan belakang sympisis.

 Apakah linea innominata teraba seluruhnya atau sebagian.

 Apakah sidewalls (dinding samping) lurus, convergent atau divergent oleh karena ukuran yang luas pada inlet tidak perlu diikuti oleh bidang sempit panggul dan pintu bawah panggul.

 Apakah kedua spina ischiadica menonjol atau tidak. Sering terdapat bahwa spina yang menonjol disertai dengan dinding samping yang convergent.

 Apakah os sacrum mempunyai inklinasi ke depan dan belakang. Perhatikan pula lomkavitas dari sacrum. Dalam keadaan pathologic sacrum mempunyai bentuk hampir lurus.

 Apakah sudut arcus pubis cukup luas atau tidak.

4) Pemeriksaan khusus : pemeriksaan dalam tidak dilakukan kecuali bila ada indikasi.

5) Pemeriksaan penunjang

 Pemeriksaan ultrasonografi : menggambarkan keadaan janin dan hasil konsepsi lain dalam kandungan, mengetahui usia kehamilan dan perkiraan persalinan klien.

 Pemeriksaan laboratorium : Cek Hemoglobin, Urine (reduksi dan protein urine)

 Tes nonstres (NST): tes untuk mengetahui kesejahteraan janin yang paling sering digunakan pada trimester ketiga. Tes ini dilakukan dengan monitor janin elektronik eksternal.

Dalam dokumen ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN L (Halaman 22-33)

Dokumen terkait