• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN KASUS

Dalam dokumen ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN L (Halaman 36-46)

I. PENGKAJIAN

Tanggal : 15 Juni 2015

Tempat : Ruang KIA/ KB Puskesmas Sedati Sidoarjo

Jam : 11.00 WIB

No. Register : 33xxx A. SUBJEKTIF

1. Identitas

Identitas Ibu Identitas Suami

Nama ibu : Ny. “S” Nama suami : Tn. “J”

Umur : 20 tahun Umur : 30 tahun

Suku /bangsa : Jawa/ Indonesia Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Tambak Cemandi, Sidoarjo

2. Alasan kunjungan

Memeriksakan kehamilan pertama pada petugas kesehatan. 3. Riwayat Menstruasi

- HPHT : 25 Oktober 2014 - Siklus : 30 hari

- Lamanya : 6-7 hari

- Banyaknya : 2-3 x ganti pembalut/ hari - Nyeri haid : tidak ada

4. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu :

Kehamilan Persalinan Anak Nifas

K E T S u a m i k e A n a k k e U

K Penyulit Penolong Jenis Tempat Penyulit

J K BB /PB M a t i H i d u p Penyulit Lama menyusui 1 1 5. Kehamilan sekarang :

2. Ini adalah kehamilan pertama Ny S dengan usia kehamilan 32 minggu. 3. Ini merupakan kunjungan ke-6 ke tenaga kesehatan.

4. Hasil PP Test (+), diperiksa pada kunjungan awal ke tenaga kesehatan. 5. Keluhan pada

Trimester 1 : Mual-mual dan pusing.

Tidak ada penyulit, hanya berupa ketidaknyamanan yang fisiologis. Trimester 2 : Tidak ada keluhan.

6. Gerakan janin aktif.

7. Penyuluhan dan obat-obatan yang sudah didapatkan: tanda bahaya kehamilan muda, nutrisi, personal hygiene, istirahat, kebutuhan seksual, serta pemberian tablet Fe, vitamin B6, vitamin B complex, asam folat, kalk.

8. Status TT : TT 1 dan 2 sudah diberikan pada kehamilan ini. 9. HPL : 2 Agustus 2015.

6. Riwayat KB

Belum pernah menggunakan KB apapun sebelumnya, karena ini adalah kehamilan pertamanya.

7. Pola Fungsional Kesehatan 1) Nutrisi

Frekuensi makan 3x sehari, porsi sedang. Menu sayur, nasi, lauk dan buah. Minum tetap seperti biasa sebelum hamil ±8 gelas perhari. Ibu minum susu hamil sehari 1-2 kali/ hari. Tidak ada pantangan makanan.

2) Eliminasi

BAK lebih sering daripada sebelum hamil, 6-7 kali/ hari. BAB tetap frekuensi 1x sehari seperti sebelum hamil, dengan konsistensi feses lunak.

3) Istirahat

Tidur seperti biasa sebelum hamil ±8 jam sehari. 4) Aktivitas

Melakukan pekerjaan rumah tangga biasa seperti sebelum hamil. 8. Riwayat kesehatan ibu

Pernah menderita penyakit asma, tapi selama kehamilan tidak pernah kambuh. Tidak sedang/ tidak pernah menderita penyakit menular (hepatitis, TBC, HIV/Aids), menurun (DM, hipertensi), dan menahun (TBC, jantung, hipertensi) serta tidak ada riwayat kembar.

9. Riwayat kesehatan keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang sedang / pernah menderita penyakit menular (hepatitis, TBC, HIV/Aids), menurun (DM, asma, hipertensi), dan menahun (TBC, jantung, hipertensi) serta tidak ada riwayat kembar.

10. Riwayat Psikososial dan budaya

Kehamilan ini sangat diharapkan oleh ibu dan keluarga. Suami dan keluarga menerima kehamilan ibu. Tidak ada kepercayaan dan budaya/ adat istiadat yang ibu yakini yang merugikan selama kehamilan. Ibu tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, jamu, obat penenang dan narkoba.

B. OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : baik

Tanda-tanda vital Tekanan darah : 110/70 Suhu : 36,5ºC Nadi : 82x/menit Pernapasan : 24 x/menit Berat Badan - Sebelum hamil : 55 kg - Setelah hamil : 61 kg TB : 155 cm LILA : 25,5 cm KSPR : 10 2. Pemeriksaan fisik a. Inspeksi

1) Wajah : Tidak ada oedem, tidak pucat.

2) Mata : Konjungtiva merah muda dan sklera putih.

3) Mulut : bibir tidak pucat, tidak kering, dan tidak pecah-pecah.

4) Payudara : Puting bersih dan menonjol, terdapat hiperpigmentasi pada aerola mammae.

5) Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi. 6) Ekstremitas

Atas : tidak oedem.

Bawah : tidak oedem, tidak ada varises. b. Palpasi

1) Leher : tidak ada pembengkakan vena jugularis, kelenjar tiroid, dan kelenjar limfe.

2) Abdomen :

a) Tidak ada nyeri tekan

b) Leopold 1 : TFU 1 jari di atas pusat, bagian fundus ibu tidak teraba bagian janin (kosong)

c) Leopold 2 : teraba bagian keras, kecil tunggal di kanan perut ibu dan bagian besar lunak di bagian kiri perut ibu.

d) Leopold 3 : teraba bagian janin keras memanjang di bagian bawah perut ibu.

e) Leopold 4 : tidak masuk PAP (konvergen) c. Auskultasi

DJJ : 144x/menit

Terdengar di punctum maksimum kiri pusat perut ibu. 3. Pemeriksaan Penunjang

b. Pemeriksaan USG :

Tanggal 15 Juni 2015, hasil USG:

Letak melintang, kepala janin tampak di sebelah kiri. Placenta di fundus

c. Pemeriksaan Laboratorium :

Golongan darah : A Albumin urine : Negatif Hb : 12,7 gr% Reduksi urine : Negatif

HIV : Non reaktif

d. Pemeriksaan Panggul luar :

Distantia Spinarum : 22 cm (Normal : 23-26 cm) Distantia Cristarum : 26 cm (Normal : 26-29 cm) Conjugata Externa : 18 cm (Normal : 18-20 cm)

Pinggir atas sympisis ke pertengahan antara spina iliaca anterior superior : 90 cm Kesimpulan : Panggul Sempit.

4. Skor Poedji Rochjati :

Skor awal : 2

Kelainan letak lintang : 8

Total : 10 (Kehamilan Resiko Tinggi) C. ANALISIS

G1P0000 UK 32 minggu janin tunggal, hidup, intrauterine dengan kelainan letak lintang dan suspect CPD.

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu. Ibu mengerti keadaannya dari penjelasan bidan.

2. Menjelaskan mengenai keadaan kehamilan ibu bahwa terdapat kelainan letak, yaitu letak lintang, sehingga diperlukan persiapan persalinan ke Rumah Sakit untuk tindakan awal, untuk itu ibu harus rutin melakukan pemeriksaan ulang setiap minimal 2 minggu sekali ke petugas kesehatan. Ibu mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan. 3. Menanyakan masalah-masalah yang dirasakan ibu dengan hasil pemeriksaan ini, agar

bidan mampu membantu pasien dalam mengatasi kecemasan pasien tersebut. Ibu menanyakan tentang masalah yang dicemaskan seperti proses rujukan ke Rumah Sakit dan tanda-tanda persalinan.

4. Memberikan HE :

a. Aktivitas, menganjurkan ibu untuk mengurangi aktivitas berat terlebih dahulu, ibu bersedia melakukannya di rumah.

b. Nutrisi, anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi selama kehamilannya ini dan istirahat yang cukup, ibu bersedia melakukannya di rumah.

c. Tentang tanda bahaya kehamilan agar terdeteksi secara dini bila terjadi dalam kehamilan, yaitu seperti :

- Sakit kepala hebat - Pandangan mata kabur

- Nyeri perut hebat bagian bawah - Perdarahan pervaginam

- Bengkak pada ektremitas dan wajah - Gerakan janin berkurang atau tidak ada

Ibu mengerti dan mampu menjelaskan kembali. d. Tanda persalinan, seperti:

- keluar cairan lendir bercampur darah - air ketuban pecah

- adanya kontraksi yang teratur

Ibu mengerti dan mampu menjelaskan kembali..

f. Memberikan konseling KB kepada ibu sebagai upaya pencegahan kehamilan berikutnya karena proses persalinan ibu dengan bantuan dokter yaitu operasi SC maka diperlukan penyembuhan luka yang optimal sebelum adanya kehamilan selanjutnya. Ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan akan mendiskusikan dengan suami

5. Memberikan terapi obat oral :

a. Fe 1x60 mg, dianjurkan diminum malam hari sebelum tidur untuk menghindari rasa mual yang muncul sebagai efek samping tablet Fe. Efek samping lainnya yaitu terjadi perubahan warna feses menjadi kehitaman, sulit BAB. Dapat diberitahukan pada ibu bahwa hal ini normal dan tidak berbahaya dan akan hilang setelah beberapa hari.

b. B complex 1x1. c. Kalk 1x 500 mg.

Ibu mengatakan akan meminum obatnya dan mengerti efek serta cara meminum obatnya.

6. Memberitahu ibu tanggal kunjungan ulang selanjutnya tanggal 29 Juni 2015 atau sewaktu-waktu apabila ibu memiliki keluhan dengan kehamilannya, ibu mengatakan akan periksa kembali pada tanggal tersebut atau jika ada keluhan.

BAB IV PEMBAHASAN

Dalam kasus Ny. S G1 P0000 UK 32 minggu, dari hasil pemeriksaan data subjektif, ibu tidak merasakan adanya keluhan pada kehamilannya. Dalam pemeriksaan data objektif hasil pemeriksaan tanda-tanda vital ibu dalam keadaan normal. Detak Jantung Janin juga dalam keadaan normal, yaitu 144x/ menit, hal ini sesuai dengan tinjauan teori yang telah dibahas pada BAB 2 yaitu menurut Saifuddin, 2002 kisaran DJJ normal adalah 120-140x/menit.

Namun, pada pemeriksaan palpasi leopold 1 ditemukan bahwa fundus uteri ibu teraba kosong, leopold 2 teraba bagian keras, kecil tunggal di kanan perut ibu dan bagian besar lunak di bagian kiri perut ibu, leopold 3 teraba bagian janin keras memanjang di bagian bawah perut ibu, serta leopold 4 teraba kosong. Hal ini sesuai teori Sastrawinata, 2005 tentang palpasi pada kehamilan letak lintang. Oleh karena itu, pada keadaan ini, kehamilan Ny. S merupakan kehamilan dengan kelainan letak lintang. Menurut hasil pemeriksaan USG dilakukan oleh ibu pada tanggal 15 Juni 2015, tampak hasil adanya kelainan letak lintang, dengan kepala janin di bagian kiri ibu. Dengan begitu, tidak ada kesenjangan antara hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan dengan hasil USG ibu. Oleh sebab itu, dalam kasus ini, bidan menganjurkan pada ibu agar diperlukan adanya persiapan persalinan ke rumah sakit sejak dini serta melakukan pemeriksaan rutin minimal 2 minggu sekali pada petugas kesehatan untuk memantau kehamilannya.

Dengan hasil palpasi yang demikian, hasil Tinggi Fundus Uteri ibu hanya 1 jari diatas pusat. Dimana seharusnya pada kehamilan normal usia 32 minggu TFU normal sesuai teori Hani, dkk (2010) pada kehamilan fisiologis menurut adalah setengah pusat-processus xipoideus . Karena kelainan letak lintang ini menyebabkan perut ibu melebar ke samping dan pada fundus tidak teraba bagian janin sehingga tinggi fundus lebih rendah. Hal ini sudah sesuai dengan teori letak lintang seperti yang dikemukakan oleh Datta (2009).

Pada kasus Ny. S ini, kelainan letak lintang yang terjadi dicurigai karena suspect CPD. Dikarenakan pada hasil pemeriksaan panggul ibu terlihat bahwa ukuran panggulnya mendekati panggul sempit. Ukuran panggul ibu mendekati batas minimal panggul normal. Yaitu : Distantia Spinarum : 22 cm dimana normal : 23-26 cm, Distantia Cristarum : 26 cm Normal : 26-29 cm,

Conjugata Externa : 18 cm Normal : 18-20 cm. Oleh karena itu bidan mencurigai kelainan letak lintang pada Ny. S ini disebabkan karena suspect CPD.

Skor Poedji Rochjati pada kasus Ny. S adalah 10 yang bearti Ny. S termasuk ke dalam kehamilan resiko tinggi (KRT). Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10. Pemberian skor adalah pada umur dan paritas diberi skor 2 sebagai skor awal dan tiap faktor risiko memiliki skor 4 kecuali pada letak sungsang, luka bekas sesar, letak lintang, perdarahan antepartum, dan preeklamsia berat/eklamsia diberi skor 8. Kehamilan Risiko Tinggi (KRT), harus diberi penyuluhan untuk bersalin di puskesmas, polindes, atau langsung di rumah sakit saja. Terutama pada letak lintang primigravida, dengan tinggi badan rendah (Rochjati, 2003). Maka persalinan Ny. S harus dilakukan pada tenaga kesehatan minimal pada Puskesmas. Ny. S sudah mengetahui hal tersebut dan telah mempersiapkan untuk persalinannya di tenaga kesehatan.

Penatalaksanaan yang dilakukan pada kehamilan letak lintang Ny. S ini tidak dilakukan versi luar karena beresiko tinggi. Serta juga tidak dilakukan lutut dada (knee-chest) karena usia kehamilan ibu sudah 32 minggu. Sedangkan lutut dada menurut Manuaba (2010) dilakukan pada usia kehamilan masih muda. Karena itulah bidan tidak melakukan tindakan tersebut pada Ny. S ini.

Kemudian bidan juga memberikan terapi obat oral pada ibu yaitu Fe, Kalk, dan B compleks pada Ny. S ini. Dengan dosis Fe, 1x60 mg, Kalk 1x 500mg, dan B compleks 1x1. Tablet Fe diberikan sebagai penambah darah pada untuk mencegah agar ibu tidak anemia. Kalk diberikan untuk membantu pertumbuhan tulang janin dan mencegah ibu mengalami osteoporosis. Bidan juga memberikan terapi obat oral B Compleks 1x1. Dimana di dalamnya sudah mengandung multivitamin yang dibutuhkan ibu dan untuk pertumbuhan janinnya.

Selain hal tersebut di atas, ibu tidak memiliki masalah lain pada kehamilannya, juga ibu tidak merasakan adanya keluhan-keluhan yang mengganggu pada kehamilannya.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Asuhan kehamilan yang diberikan pada “Ny. P” telah sesuai dengan tujuan antara lain : a. Pengertian letak lintang adalah suatu keadaan di mana janin melintang di dalam uterus

dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul.

b. Dalam melakukan pengkajian data, data yang ditemukan sudah lengkap hanya kurang pada pemeriksaan fisik bagian genetalia.

c. Dari hasil pengkajian subyektif dan obyektif, mampu membuat diagnosa sesuai teori dan tidak ada diagnosa atau masalah potensial.

d. Rencana disusun sesuai kebutuhan, namun tidak semua rencana yang ada di teori terdapat pula pada tinjauan kasus. Versi luar tidak dilakukan karena beresiko tinggi dan tidak dilakukan lutut dada (knee-chest) karena usia kehamilan ibu sudah 32 minggu. Sedangkan lutut dada menurut Manuaba (2010) dilakukan pada usia kehamilan masih muda.

e. Evaluasi yang diberikan yaitu menanyakan tentang kecemasan ibu selama kehamilan ini, memberikan HE pada klien tentang berupa nutrisi selama hamil, aktivitas, pentingnya persiapan persalinan, tanda – tanda bahaya pada kehamilan, dan tanda persalinan serta memberikan konseling KB.

5.2 Saran

Pada pasien Ny S diharapkan dapat kooperatif dengan petugas kesehatan bahwa dirinya harus waspada dengan tanda persalinan, karena persalinannya harus dilakukan di Rumah Sakit. Bidan yang bertugas di Puskesmas sedati juga harus memantau selalu perkembangan pasien tersebut agar proses persalinan bisa dilakukan secara tepat dengan pertolongan Dokter. Hal ini dikarenakan kehamilan dengan letak lintang tidak bisa ditolong oleh bidan, karena bersifat patologis. Sehingga bidan perlu melakukan rujukan dini dan berkolaborasi dengan dokter SpOG.

DAFTAR PUSTAKA

Datta, Misha,dkk. 2009. Rujukan Cepat Obstetri Dan Ginekologi. Jakarta: EGC Manuaba, Ida Bagus Gde, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB.

Jakarta : EGC

Sastrawinata, Sulaiman, dkk. 2005. Obstetri Patologi. Jakarta : EGC

WHO. 2013. Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar Dan Rujukan. Jakarta : Kemenkes

Wiknjosastro, Hanifa, dkk. 2007. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Dalam dokumen ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN L (Halaman 36-46)

Dokumen terkait