BAB V : PENUTUP
B. Saran
Berisi tentang usulan-usulan mengenai hal-hal yang harus diperbaiki dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Tn. I Khususnya Tn. R Dalam Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi
Dengan Gangguan Sistem Peernapasan :TBC Di RT 12 RW 02 Kelurahan utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusatbertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan keluarga
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Masalah Kesehatan 1. DEFINISI
Tuberkulosis paru adalah penyakit radang parenkim paru karena infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis. ( Darmanto, 2013).
Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular yang paling sering mengenai parenkim paru, biasanya disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. TB dapat menyerang hampir kesetiap bagian tubuh, termasuk meningen dan ginjal tulang dan nodus limpe.
(Soemantri,2008).
Tuberkolosis paru adalah suatu penyakit infeksi kronik yang sudah lama dikenal manusia misalnya hubungan dengan tempat tinggal di daerah urban, lingkungan yang padat. (Amin, 2005)
Kesimpulan menurut penulis tuberkolosis paru adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan kuman mycobacterium tuberculosis yang menyerang parenkim paru, yang bersifat sistematis sehingga dapat mengenai organ tubuh yang lain, terutama meningen, tulang dan limfe.
2. PATOFISIOLOGI
Sebagian besar basil mycobacterium tuberkolisis masuk ke jaringan pari melalui udara/ dropet. Penularan dapat terjadi pada pasen TB.
Dari batuk, bersin, dan berbicara berhadapan dengan orang lain serta percikan ludah yang mengandung bakteri tersebut. Selanjutnya akan terjadi proses yang dikenal sebagai fakus primer akan terjadi beberapa kemungkinan yaitu penyebaran broken, penyebaran limfogenvdan penyebaran hematogen.keadaan ini hanya berlangsung beberapa saat penyebaran akan berhenti bila jumlah kuman yang masuk sedikit dan
terbentuknya daya tahan tubuh yang spesifik terhadap basil tuberkolosis milier atau tuberkolosis meningitis.
Kelanjutan proses tersebut daat terjadi penyebaran infeksi primer ke saluran getah bening dan kelenjar getah bening setempat (lokal0 sehingga terbentuknya suatu primer kompleks yang disebut primer komplek. Infeksi primer dari ghon dan primer kompleks dari ranke dinamakan tuberkolosis primer. Dalam perjalanan lebih lanjut, sebagai besar penderita tuberkolosis primer (90%) akan sembuh dari 10% akan mengalami penyebaran endogen (Algasaff, 2010)
3. PATHWAY
Infeksi primer
Penyebaran basil TB Pembentukan primer kompleks
Sembuh 90%
Sumber penularan 100% Penyebaran
endogen basil TB
Pembentukan lest Out break of
tuberculosis
4. ETIOLOGI
Penyebab tuberkulosis adalah Myobacterium tuberculosae, sejenis kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/Um dan tebal 0,3-0,6/Um.
Tergolong dalam kuman Myobacterium tuberculosae complex adalah :
1) M. Tuberculosae 2) Varian Asian 3) Varian African I 4) Varian Africal II
5) M. Bovis (Susan C. Smeltzer, 2014)
5. MANIFESTASI KLINIS 1. Batuk
Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering dikeluhkan. Biasanya batuk ringan sehinggap dianggap batuk biasa atau akibat rokok.
Proses yang paling ringan ini menyebabkan sekret akan terkumpul pada waktu penderita tidur dan dikeluarkan saat penderita tidur dan dikeluarkan saat penderita bangun pagi hari. Bila proses deskrusi berlanjut, sekret dikeluarkan terus menerus sehingga batuk menjadi lebih dalam dan sangat mengganggu penderita pada waktu siang maupun malam hari. Bila yang terkena trakea atau bronkus, batuk akan terdengar keras, lebih sering atau terdengar berulang-ulang. Bila laring yang terserang, batuk terdengar sebagai hollow sounding cough, yaitu batuk tanpa tenaga dan disertai suara serak.
2. Dahak
Dahak awalnya bersifat mukoid dan keluar dalam jumlah sedikit, kemudian berubah menjadi mukopurulen/kuning atau kuning hijau sampai purulen dan kemudian berubah menjadi kental bila sudah terjadi pengejuan dan perlunakan. Jarang berbaubusuk, kecuali bila ada infeksi anaerob.
3. Batuk darah
Darah yang dikeluarkan penderita mungkin berupa garis atau bercakbercak darah, gumpalan-gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak (profus).
Batuk darah jarang merupakan tanda permulaan dari penyakit tuberkolosis atau initial symptom karena batuk darah merupakan tanda telah terjadi ekskavasi dan ulserasi dari pembua darah pada dinding kavitas
4. Nyeri dada
Nyeri dada pada tuberkolosis pada termasuk nyeri pleuritik yang ringan.
Bila nyeri bertambah berat berarti telah terjadi pleuritis luar (nyeri dikeluarkan di daerah aksila, di unjung skapula atau di tempat-tempat lain)
5. Wheezing
Wheezing terjadi karena penyempitan lumen endobronkus yang disebabkan oleh secret, bromkostenosis, keradangan, jaringan granulasi, ulserasi dan lain-lain (pada tuberkolosis lanjut)
6. Dispneu
Dispneu merupakan late symptom dari proses lanjut tuberkolosis paru akibat adanya restriksi dan obstruksi saluran pernapasaan serta loss of vascular bed/ vascular thrombosis yang dapat mengakibatkan gangguan difusi, hipertensi pulmonal, dan korpulmonal (Darmanto, 2010)
6. KOMPLIKASI
Penyakit tuberkolosis paru bila tidak ditanganin dengan benar menimbilkan komplikasi. Komplikasi dibagi atas komplikasi dini dan komplikasi lanjut.
1. Komplikasi dini: pleuritis, efusi pleura, empiema, laringitis, usus, poncet’s arthropathy
2. Komplikasi lanjut: obstruksi jalan nafas ->SOPT (Sindrom Obstruksi Pasca Tuberkolosis), kerusakan parenkim berat-> fibrosis paru, kor pulmonal, amiloidosis, karsinoma pari, sindrom gagal nafas dewasa
(ARDS), sering terjadi pada TB milier dan kavitas TB. (Zulkifli Amin, 2010)
7. PENATALAKSANAAN
Dalam pengobatan Tb paru dibagi menjadi 2 bagian:
1. Jangka pendek
a. Dengan cara pengobatan: setiap hari dengan jangka waktu 1- 3 bulan Strecptomicin injeksi 750 mg
b. Ethambutol 1000 mg c. Isoniazid 400 mg
2. Jangka panjang
Tata cara pengobatan: setiap 2x seminggu, dengan lama pengobatan kesembuhan menjadi 6-9 bulan. Dengan menggunakan obat program TB paru kombipack bila ditemukan dalam pemeriksaan sputum BTA A dengan kombinasi obat
1. Rifampicin 2. Isoniazid (INH) 3. Ethambutol 4. Pyridoxin (B6)
Tujuan pengobatan pada penderita TB paru selain untuk mencegah kematian, mencegah kakambuhan atau resistensi terhadap OAT serta memutuskan mata rantai penularan.
Pengobatan tuberkolosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan (4-7bulan). Panduan obat digunakan terdiri dari obat utama dan obat tambahan.
Jenis obat yang utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah rifampisin, INH, pirasinamid, streptomisin, dan ethambutol. Sedangkan jenis obat tambahan adalah kanamisin,
kuinolon, maurolide, dan amoksilin+ asam klavulanat, derivat rifampisin/INH
Obat-obatan yang digunakan dalam pengobatan TBC (price,sylvia A2005)
Nama obat Dosis anak Dosis dewasa Efek samping
Obat lini pertama Isoniazid kaki dan tangan
Rifampisin dan urine menjadi orange,
Etambutol gout (pirai), gatal,
mg/kgbb/hari mg/kgbb/hr nyeri sendi Sterptomisin vertigo, dan tuli, dapat
menurunkan fungsi ginjal
Obat lini kedua
Kapreomisin IM 15-30 Ig IM 15-30 mg/ml Hipokalemia.
Memburuknya
Sikloresin IM 15-20 mg/ml IM 15-20 mg/ml Ada ssp dan biasanya terjadi dalam 2 minggu pertama
pengobatan
Kanamisin IM,IV,PO 15 mg/kg/hari
PO 4-6 g/hr Kehilangan pendengaran, gangguan
ginjal serta reaksi hipersensitivitas sering terjadi
Ter dap at 5 jeni
s obat yang sekarang dikenal sebagai obat esenssial dalam pengobatan tuberkolosis yaitu: isoniasid (H), rifampisin (R), pirazinamid (Z), streptomyzin (S), dan etambutol (E) dalam menangani pasien TBC ini pengobatannya dikategori dalam 3 kategori
1. Kategori I : penderita paru BTA positif
2. Kategori II: penderita paru BTA negatif rontgen positif yang sakit berat 3. Kategori III: penderita TB ekstra paru berat
B. KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI
1. Pengertian
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel.
Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang berlebihan batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel (Wahit Iqbal Mubarak, 2007)
Oksigenasi adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh.
Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan setiap kali bernafas (Wartonah Tarwanto, 2006)
Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar yang vital dalam kebutuhan manusia, dalam tubuh, oksigenasi berperan penting dalam proses metabolisme sel tubuh. Kekurangan oksigen bisa menyebabkan hal yang sangat berarti bagi tubuh, salah satunya kematian. Karenanya, berbagai upaya perlu dilakukan untuk menjamin pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan gerapan perawat itu sendiri, oleh karena itu setiap perawat harus paham dengan manisfestasi tingkat pemenuhan oksigen pada klien serta mampu mengatasi berbagai masalah yang terkaitan dengan pemenuhan kebutuhan tersebut.
2. Fisiologi
Proses oksigenasi dimulai dari pengmbilan oksigen dari atmosfer kemudian masuk melalui organ pernapasaan bagian bawah trakea, bronkus, bronkiolus dan selanjutnya masuk ke alveoli. Selain untuk jalan masuknya udaraorgan pernafasaan bawah, organ pernafasaan atas juga berfungsi untuk pertukaran gas, proteksi terhadap benda asing yang akan masuk ke pernafasaan bagian bawah, menghangatkan, filtrasi, dan melembabkan gas sedangkan fungsi organ pernafasaan bagian bawah selain sebagai tempat untuk masuknya oksigen, juga dalam preses difusi gas. (Tarwoto dan
wartonah, 2011)
3. Pathwa y
Organ pernafasan
Mekanisme proses pernafasan
Batuk sesak Peningkatan O2 Penurunan CO2
Gangguan pola
nafas Gangguan pertukaran gas
Sekret, batuk
Gangguan bersihan jalan nafas
(Alimul H. A Aziz, 2006)
Gangguan pola nafas
4. faktor- faktor yang mempengaruhi a. Faktor fisiologis
Faktor fisiologis yang mempengaruhi oksigenasi meliputi : 1) Penurunan kapasitas membawa oksigen
2) Penurunan kosentrasi oksigen yang diinspirasi
b. Faktor perkembangan
saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada usia lanjut juga terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola nafas.
c. Faktor lingkungan
ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi makin tinggi daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah kitinggian memiliki laju pernapasaan dan jantung yang meningkat, juga kedalaman pernafasaan yan meningkat.
Sebagai respon terhadap panas, pembulu darah perifer akan berdialatasi, sehingga darah akan mengalir ke kulit. Peningkatannya jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembulu darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan menurunnya kegiatankegiatan jantung sehingga mengurangi
kebutuhan akan oksigenasi.
d. Gaya hidup
aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernafasaan dan denyut jantung, demikian juga dapat meningkatkan suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dapat menyebabkan vasokontraksi pembulu darah perifer dan koroner (Alimul. A aziz,
2006)
5. Nilai-nilai Normal Dan Cara Yang Mempengaruhi
Keterangan Nilai normal
PH 7,35-7,45
PO2 10-13 kpa
PCO2 4-6 kpa
SPO2 >95%
Alat untuk pemberian O2:
a. Nasal kanul, O2 dengan aliran 1-5 L/menit , konsentrasi 24-44%
b. Sungkup muka, O2 selang seling 6-8 L/ menit, konsentrasi 40- 60%
c. Sungkup muka dengan kantong rebrething:O2 dengan konsentrasi tinggi yaitu 60-80% dengan aliran 8-12L/menit
d. Sungkup muka dengan kantong non rebrething, konsentrasi O2 mencapai 99% dengan aliran 8-12L/menit, dimana udara inspirasi tidak tercampur dengan respirasi (Smeltzer. Suzanne, 2002).
6. Jenis gangguan
a. Hypoxia merupakan kondisi ketidak cukupan oksigen dalam tubuh, dari gas yang diinspirasi ke jaringan.
Penyebab terjadi hipoksia:
1) Gangguan pernapasan 2) Gangguan peredaran darah 3) Gangguan sistem metabolisme
4) Gangguan permeabilitas jaringan untuk mengikat oksigen (nekrose)
b. Hyperventilasi
Jumlah udara dalam paru berlebihan. Sering disebut hyperventilasi elveoli, sebab jumlah udara dalam alveoli melebihi kebutuhan tubuh, yang berarti bahwa co2 yang dieliminasi lebih dari yang diproduksi menyebabkan rata-rata dan kedalaman pernafasaan.
Tanda dan gejala :
1) Pusing 2) Henti jantung 3) Nyeri
4) Ketidakseimbangan elektrolit 5) Koma
c. Hypoventilasi
Ketidakcukupan ventilasi alveoli (ventilasi tidak mencukup kebutuhan tubuh), sehingga CO2 dipertahankan dalam aliran darah hypoventilasi dapat terjadi sebagai akibat dari kollaps alveoli, obstruksi jalan nafas, atau efek samping dari beberapa obat.
Tanda dan gejala :
1) Nyeri dada
2) Nsakit kepala ringan 3) Nafas pendek
4) Pusing dan pengelihatan kabur
d. Cheyne stokes
Bertambah dan kurangnya ritme respirasi, dari pernafasaan yang sangat dalam, lambat, dan akhirnya diikuti periode apnea, gagal jantung kongestif dan overdosis obat. Terjadi dalam keadaan dalam fisiologis maupun pathologis.
Fisiologis
1) Pada anak-anak yang sedang tidur
2) Pada orang yang secara sadar melakukan hyperventilasi 3) Orang yang berada ketinggian 1200-15000 kaki
Pathologis
1) Gagal jantung
2) Pada pasien uraemi (kadar ureum darah lebih dari 40mg%)
e. Kussmaul’s (hyperventilasi)
Peningkatan kecepatan dan kedalaman nafas biasanya lebih dari 20x/menit. Dijumpai pada asidosis metabilik, dan gagal ginjal
f. Apneu
Henti nafas, pada gangguan sistem saraf pusat.
g. Biot’s
Nafas dangkal, mungkin dijumpai pada orang sehat dan klien dengan gangguan saraf pusat. Normalnya bernafas hanya membutuhkan sedikit usaha. Kesulitan bernafas disebut dyspnea.
(Tarwoto dan wartonah, 2011).
C. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
1. DEFINISI
a. Bussard dan ball (1966)
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang sangat dekat hubungannya dengan seseorang. Di keluarga itu seseorang dibesarkan, bertempat tinggal, berinteraksi satu dengan yang lain, dibentuknya nilai-nilai, pola pemikiran, dan kebiasaannya dan berfungsi sebagai saksi segenap budaya luar, dan mediasi hubungan anak dengan lingkungannya.
b. WHO (1969)
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi, atau perkawinan.
c. Departemen RI (1988)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling tergantungan.
d. Duval (1972)
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota keluarga.
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan secara umum bahwa keluarga itu terjadi jika kalau ada Ikatan atau persekutuan (perkawinan/kesepakatan). Hubungan
(darah/adopsi/kesepakatan), Tinggal bersama dalam satu atap (serumah), Ada peran masing-masing anggota keluarga, Ikatan emosional
2. JENIS/ TIPE KELUARGA
Pembagian tipe ini bergantung kepada konteks keilmuan dan orang yang mengelompokan
a. Secara tradisional
Secara tradisional keluarga dikelompokan menjadi 2 yaitu:
1) Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
2) Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman-bibi)
b. Secara modern
Berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme maka pengelompokan tipe keluarga selain diatas adalah:
1) Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah
2) Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga ini melalui perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anakanaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru, satu/keduanya dapat bekerja diluar rumah.
3) Niddle Age/Aging couple
Suami sebagai pencari uang, istri dirumah/kedua-duannya bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/ perkawinan/meniti karier.
4) Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak
5) Single parent
satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah
6) Dual carrier
Yaitu suami istri atau keduannya orang karier dan tampa anak
7) Commuter married
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu waktu tertentu
8) Single adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya untuk kawin
9) Three generation
Yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah
10) Intitusional
Yaitu anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu
Yaitu satu rumah yang terdiri dua atau lebih pasangan yang monogami dengan anal-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas
12) Group marriage
Yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya di dalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak- anak
13) Unmaried Parent and Child
Yaitu ibu dan anak dimana pasngan tidak dihendaki, anaknya diadopsi
14) Cohibing couple
Dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa perkawinan
15) Gay and Lesbian Family
keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama. Gambaran tentag bentuk keluarga diatas ini melukiskan banyaknya bentuk struktur yang menonjol dalam keluarga saaat ini, yang penting adalah keluarga harus dipahami dalam konteksnya, label dan jenisnya hanya berfungsi hanya sebagai refensi bagi penataan kehiduoan keluarga dan sebuah kerangka kerja. Dan setiap upaya perlu diperhatikan keunikan
dari setiap keluarga.(Setiadi, 2008)
3. Stuktur Keluarga
Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga dimasyarakat. Struktur keluarga terdiri bermacam-macam. Diantaranya adalah:
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan ini disusun melalui jalur garis ibu
c. Matrilokal
Adalah epasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri
d. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
e. Keluarga kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri
4. Peran keluarga
Peran adalah suatu yang diharapkan secara normatif dari seseorang dalam situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan. Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga. Jadi peranan keluarga mengambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan,yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Dalam UU kesehatan nomer 23 tahun 1992 pasal 5 menyebutkan
“setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, perorangan, keluarga, dan linhkungan”. Dari pasal diatas jelas bahwa keluarga berkewajiban meciptakan dan memelihara kesehatan dalam upaya meningkatkan tingkat derajat kesehatan yang optimal.
Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.
Antara lain:
a. Ayah
Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial terntu
b. Ibu
Ibu sebagai pengurus rumah rangga, pengasuh dan pendidik anak-anak, pelindung keluarga dan juga sebagai anggota
masyarakat kelompok sosial tertentu
c. Anak
Anak berperan sebagai perilaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental, dan spiritual
C. Fungsi keluarga 1. Friedman (1998)
Secara umum fungsi keluarga adalah sebagai berikut:
a. Fungsi afektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain
b. Fungsi sosialisasi, adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untu kehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah
c. Fungsi reproduksi, adalah fugsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga
d. Fungsi ekonomi, adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
e. Fungsi perawatan/ pemeliharaan kesehatan, yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi
2. UU No. 10 tahun 1992 PP No. 21 tahun 1994
Secara umum fungsi keluarga adalah sebagai berikut:
a. Fungsi keagamaan
1) Membina norma ajaran ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh aggota keluarga
2) Menerjemahkan agama kedalam tingkah laku sehari-hari kepada seluruh anggota keluarga
3) Memberi contoh konkrit dalam hidup sehari-hari dalam pengalaman dari ajaran agama
4) Melengkapi dan menambah proseskegiatan belajar anak tentang keagamaan yang kurang diperolehnya disekolah atau masyarakat
5) Membina rasa, sikap dan praktek kehidupan keluarga beragama sebagai fondasi menuju keluarga kecil bahagia sejahtera
b. Fungsi budaya
1) Membina norma-norma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin dipertahankan
2) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring norma dan budaya asing tidak sesuai
3) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya mencari pemecahaan masalah dari berbagai pengaruh negatif globalisasi dunia
4) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya dapat berperilaku yang baik sesui dengan norma bangsa indonesia dalam menghadapi tantangan globalisasi 5) Membina budaya keluarga yang sesui,selaras dan seimbang
dengan budaya masyarakat atau bangsa untuk menunjunjang terwujudnya norma keluarga kecil bahagia sejahtera
c. Fungsi cinta kasih
1) Menumbuh kembangkan potensi kasih sayang yang telah ada antar anggota keluarga kedalam simbol-simbol nyata secara
optimal dan terus menerus
2) Membina tingkah laku saling menyayangi baik antar anggota keluarga secara kuantitaf dan kualitaf
3) Membina praktik kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan ukhowi dalam keluarga secara serasi , selaras, dan seimbang 4) Membina rasa, sikap dan praktik hidup keluarga yang mampu
memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera
d. Fungsi perlindungan
1) Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak aman yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga
2) Membina keamanan keluarga baik fisik maupun fsikis dari berbagai bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar 3) Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga
sebagai modal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera
e. Fungsi reproduksi
1) Membina kehidupan keluarga sebagai wahan pendidikan reproduksi sehat baik bagi anggota keluarga maupun bagi keluarga sekitarnya
2) Memberi contoh pengalaman kaidah-kaidah pembentukan
2) Memberi contoh pengalaman kaidah-kaidah pembentukan