• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Analisa Data

4. Pengklasifikasian Data

a. Dewan Komisaris Independen

Klasifikasi data dewan komisaris independen didasarkan pada peraturan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) No. 33 Tahun 2014 yang menyatakan bahwa perusahaan wajib memiliki komisaris independen paling sedikit 30% dari jumlah komisaris keseluruhan. Hasil klasifikasi dewan komisaris independen dikategorikan menjadi:,

1) Tidak sesuai ketentuan : 0% – 29% 2) Sesuai ketentuan : 30% – 100%

Hasil pengklasifikasian dari dewan komisaris independen seperti pada tabel 5.23 dan tabel 5.24.

Tabel 5.23 Hasil Klasifikasi Dewan Komisaris Independen

Kriteria Jumlah Persen

Tidak Sesuai Ketentuan 10 10,5

Sesuai Ketentuan 85 89,5

Total 95 100

Tabel 5.24 Data Klasifikasi Dewan Komisaris Independen

No. Nama Perusahaan Dewan Komisaris Independen

2010 2011 2012 2013 2014

1 Aneka Tambang (Persero)

Tbk 2 2 2 2 2

2 Asahimas Flat Glass Tbk 2 2 2 2 2

3 Charoen Pokphand

Indonesia Tbk 2 2 2 2 2

4 Fajar Surya Wisesa Tbk 2 2 2 2 2

5 Holcim Indonesia Tbk 2 2 2 2 2

6 Indo Acidatama Tbk 2 2 2 2 2

7 Indocement Tunggal

Prakarsa Tbk 2 2 2 2 2

8 Kalbe Farma Tbk 2 2 2 2 2

9 Kertas Basuki Rachmat

Indonesia Tbk 2 2 2 2 1

10 Kimia Farma (Persero) Tbk 2 2 2 2 2 11 PP London Sumatra

Indonesia Tbk 2 2 2 2 2

12 Prasidha Aneka Niaga Tbk 2 2 2 2 2

13 SMART Tbk 2 2 2 2 2

14 Sorini Agro Asia

Corporindo Tbk 2 1 1 2 2

15 Suparma Tbk 2 2 2 2 2

16 Surya Toto Indonesia Tbk 2 2 1 1 2 17 Tambang Batubara Bukit

Asam Tbk 2 2 2 2 2

18 Timah (Persero) Tbk 1 1 1 1 1

19 Tunas Baru Lampung Tbk 2 2 2 2 2

Sumber: Data sekunder diolah yang diolah, 2016.

Keterangan:

1 = Tidak sesuai ketentuan (0% - 29%) 2 = Sesuai ketentuan minimal (30% - 100%)

Pada tabel 5.23 terdapat 10 perusahaan atau 10,5% perusahaan yang tidak mematuhi ketentuan dari OJK. OJK telah mengeluarkan aturan yang mengharuskan perusahaan memiliki komisaris independen paling sedikit 30% dari jumlah komisaris. Sebanyak 85 perusahaan atau 89,5%

perusahaan telah menerapkan aturan yang dikeluarkan oleh OJK dengan memiliki komisaris independen sesuai kriteria.

b. Kepemilikan Institusional

Klasifikasi data kepemilikan institusional didasarkan pada jumlah saham yang dimiliki oleh institusi. Menurut PSAK 15 tahun 2015 tentang Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama dan PSAK 65 tahun 2015 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian. Berdasarkan PSAK 15 dan 65 tahun 2015 maka kepemilikan institusional dibagi menjadi:

1) Tidak memiliki pengaruh signifikan : <20% 2) Memiliki pengaruh signifikan : 20% - 50% 3) Hak pengendalian (control) : >50%

Hasil pengklasifikasian dari kepemilikan institusional seperti pada tabel 5.25 dan tabel 5.26.

Tabel 5.25 Hasil Klasifikasi Kepemilikan Institusional

Kriteria Jumlah Persen

Tidak Memiliki Pengaruh Signifikan 0 0

Memiliki Pengaruh Signifikan 2 2,1

Hak Pengendalian (control) 93 97,9

Total 95 100

Tabel 5.26 Data Klasifikasi Kepemilikan Institusional

No. Nama Perusahaan Kepemilikan Institusional

2010 2011 2012 2013 2014

1 Aneka Tambang (Persero) Tbk 3 3 3 3 3

2 Asahimas Flat Glass Tbk 3 3 3 3 3

3 Charoen Pokphand Indonesia

Tbk 3 3 3 3 3

4 Fajar Surya Wisesa Tbk 3 3 3 3 3

5 Holcim Indonesia Tbk 3 3 3 3 3

6 Indo Acidatama Tbk 3 3 3 3 3

7 Indocement Tunggal Prakarsa

Tbk 3 3 3 3 3

8 Kalbe Farma Tbk 3 3 3 3 3

9 Kertas Basuki Rachmat

Indonesia Tbk 3 3 2 2 3

10 Kimia Farma (Persero) Tbk 3 3 3 3 3

11 PP London Sumatra Indonesia

Tbk 3 3 3 3 3

12 Prasidha Aneka Niaga Tbk 3 3 3 3 3

13 SMART Tbk 3 3 3 3 3

14 Sorini Agro Asia Corporindo

Tbk 3 3 3 3 3

15 Suparma Tbk 3 3 3 3 3

16 Surya Toto Indonesia Tbk 3 3 3 3 3

17 Tambang Batubara Bukit

Asam Tbk 3 3 3 3 3

18 Timah (Persero) Tbk 3 3 3 3 3

19 Tunas Baru Lampung Tbk 3 3 3 3 3

Sumber: Data sekunder diolah yang diolah, 2016.

Keterangan:

1 = Tidak memiliki pengaruh signifikan : <20% 2 = Memiliki pengaruh signifikan : 20% - 50% 3 = Hak pengendalian (control) : >50%

Pada tabel 5.25 terdapat 2 perusahaan atau 2,1% perusahaan yang memiliki pengaruh signifikan. Sebanyak 93 perusahaan atau 97,9% perusahaan yang memiliki hak pengendalian (control).

c. Kepemilikan Manajerial

Klasifikasi data kepemilikan manajerial didasarkan pada jumlah saham yang dimiliki oleh manajer. Kepemilikan manajerial dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu:

1) Tidak ada : Kepemilikan manajerial 0% 2) Ada : Kepemilikan manajerial >0%

Hasil pengklasifikasian dari kepemilikan manajerial seperti pada tabel 5.27 dan tabel 5.28.

Tabel 5.27 Hasil Klasifikasi Kepemilikan Manajerial

Kriteria Jumlah Persen

Kepemilikan Manajerial

Tidak Ada 58 61,1

Ada 37 38,9

Total 95 100

Tabel 5.28 Data Klasifikasi Kepemilikan Manajerial

No. Nama Perusahaan Kepemilikan Manajerial

2010 2011 2012 2013 2014

1 Aneka Tambang (Persero)

Tbk 2 2 2 2 2

2 Asahimas Flat Glass Tbk 1 1 1 2 2

3 Charoen Pokphand

Indonesia Tbk 1 1 1 1 1

4 Fajar Surya Wisesa Tbk 1 1 1 1 1

5 Holcim Indonesia Tbk 1 1 1 1 1

6 Indo Acidatama Tbk 2 2 2 2 2

7 Indocement Tunggal

Prakarsa Tbk 1 1 1 1 1

8 Kalbe Farma Tbk 1 1 1 1 1

9 Kertas Basuki Rachmat

Indonesia Tbk 1 2 2 1 1

10 Kimia Farma (Persero) Tbk 2 2 2 2 2

11 PP London Sumatra

Indonesia Tbk 1 1 1 1 1

12 Prasidha Aneka Niaga Tbk 2 2 2 2 2

13 SMART Tbk 1 1 1 1 1

14 Sorini Agro Asia

Corporindo Tbk 2 1 1 1 1

15 Suparma Tbk 1 1 1 1 1

16 Surya Toto Indonesia Tbk 1 1 1 1 1

17 Tambang Batubara Bukit

Asam Tbk 2 2 2 2 2

18 Timah (Persero) Tbk 1 1 1 2 2

19 Tunas Baru Lampung Tbk 2 2 2 2 2

Sumber: Data sekunder diolah yang diolah, 2016.

Keterangan:

1 = Tidak ada : Kepemilikan manajerial 0% 2 = Ada : Kepemilikan manajerial >0%

Pada tabel 5.27 terdapat 58 perusahaan atau 61,1% tida ada kepemilikan manajerial. Sebanyak 37 perusahaan atau 38,9% ada kepemilikan manajerial.

d. Kinerja Lingkungan

Kinerja lingkungan akan diklasifikasikan menjadi 5 (lima) kategori sesuai peringkat PROPER. Kriteria pengklasifikasian untuk kinerja lingkungan sebagai berikut:

1) Hitam 2) Merah 3) Biru 4) Hijau 5) Emas

Hasil pengklasifikasian dari kinerja lingkungan seperti pada tabel 5.29.

Tabel 5.29 Hasil Klasifikasi Kinerja Lingkungan

Kriteria Jumlah Persen

Hitam 0 0 Merah 7 7,4 Biru 66 69,5 Hijau 13 13,7 Emas 9 9,5 Total 95 100

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.

Pada tabel 5.29 terdapat 0 perusahaan yang mendapatkan peringkat PROPER hitam. Sebanyak 7 perusahaan atau 7,4% perusahaan mendapatkan peringkat PROPER merah. Sebanyak 66 perusahaan atau 69,5% perusahaan mendapatkan peringkat PROPER biru. Sebanyak 13 perusahaan atau 13,7% perusahaan mendapatkan peringkat PROPER hijau. Sebanyak 9 perusahaan atau 9,5% perusahaan mendapatkan peringkat PROPER emas.

e. Kinerja Keuangan Perusahaan

Fahmi (2011) mengatakan jika rasio tobin’s Q di atas satu, menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi. Jika rasio tobin’s Q lebih kecil satu, investasi dalam aktiva tidak menarik. Hasil kinerja keuangan perusahaan dikategorikan menjadi:

1) Rendah : Tobin’s Q < 1 2) Sedang : Tobin’s Q 1 – 3 3) Tinggi : Tobin’s Q >3

Hasil pengklasifikasian dari kinerja keuangan perusahaan seperti pada tabel 5.30 dan tabel 5.31.

Tabel 5.30 Hasil Klasifikasi Kinerja Keuangan Perusahaan

Kriteria Jumlah Persen

Rendah 34 35,8

Sedang 42 64,2

Tinggi 19 20

Total 95 100

Tabel 5.31 Data Klasifikasi Kinerja Keuangan Perusahaan

No. Nama Perusahaan Kinerja Keuangan Perusahaan

2010 2011 2012 2013 2014

1 Aneka Tambang (Persero)

Tbk 1 3 2 1 1

2 Asahimas Flat Glass Tbk 2 2 2 1 1

3 Charoen Pokphand

Indonesia Tbk 2 1 3 2 1

4 Fajar Surya Wisesa Tbk 2 2 2 2 3

5 Holcim Indonesia Tbk 1 1 3 1 3

6 Indo Acidatama Tbk 2 2 1 3 1

7 Indocement Tunggal

Prakarsa Tbk 2 2 2 1 2

8 Kalbe Farma Tbk 3 3 2 1 2

9 Kertas Basuki Rachmat

Indonesia Tbk 3 2 1 2 1

10 Kimia Farma (Persero) Tbk 3 2 1 1 2

11 PP London Sumatra

Indonesia Tbk 2 2 1 1 1

12 Prasidha Aneka Niaga Tbk 2 2 2 1 3

13 SMART Tbk 2 2 1 3 3

14 Sorini Agro Asia

Corporindo Tbk 3 2 3 2 2

15 Suparma Tbk 1 1 1 3 2

16 Surya Toto Indonesia Tbk 3 2 2 1 2

17 Tambang Batubara Bukit

Asam Tbk 3 1 2 1 2

18 Timah (Persero) Tbk 1 2 2 2 1

19 Tunas Baru Lampung Tbk 1 1 3 2 1

Sumber: Data sekunder diolah yang diolah, 2016.

Keterangan :

1 = Rendah : Tobin’s Q < 1 2 = Sedang : Tobin’s Q 1 – 3 3 = Tinggi : Tobin’s Q >3

Pada tabel 5.30 terdapat 34 perusahaan atau 35,8% memiliki kinerja keuangan rendah (Tobin’s Q < 1). Sebanyak 42 perusahaan atau 44,2% memiliki

kinerja keuangan sedang (Tobin’s Q 1 - 3). Sebanyak 19 perusahaan atau 20% memiliki kinerja keuangan tinggi (Tobin’s Q >3).

5. Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs)

Analisis tabulasi silang (crosstabs) menyajikan data dalam bentuk tabulasi yang meliputi baris dan kolom dan data untuk penyajian crosstabs adalah data berskala nominal atau kategori (Ghozali, 2011).

a. Analisis Tabulasi Silang (Crosstab) antara Mekanisme Corporate Governance dengan Kinerja Keuangan Perusahaan

Hasil tabulasi silang (crosstab) antara mekanisme corporate governance dengan kinerja keuangan perusahaan sebagai berikut.

1) Hubungan antara Mekanisme Corporate Governance yang diproksikan dengan Dewan Komisaris Independen dengan Kinerja Keuangan Perusahaan

Hasil tabulasi silang antara dewan komisaris independen dengan kinerja keuangan perusahaan terlihat pada tabel 5.32 dan hasil korelasi dapat dilihat pada tabel 5.33.

Tabel 5.32. Tabulasi Silang antara Dewan Komisaris Independen dengan Kinerja Keuangan Perusahaan

Kinerja Keuangan Perusahaan

Rendah Sedang Tinggi Total

Dewan Komisaris Independen Tidak Sesuai Ketentuan 4 5 1 10 Sesuai Ketentuan 30 37 18 85 Total 34 42 19 95

Tabel 5.33. Tabel Symmetric Measures antara Dewan Komisaris Independen dengan Kinerja Keuangan Perusahaan

Symmetric Measures

Gamma 0,176

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.

Pada tabel 5.32 terdapat 10 perusahaan yang memiliki dewan komisaris independen tidak sesuai ketentuan. Sebanyak 4 perusahaan memiliki kinerja keuangan perusahaan rendah, 5 perusahaan memiliki kinerja keuangan sedang, dan 1 perusahaan memiliki kinerja keuangan tinggi. Perusahaan dengan dewan komisaris independen sesuai ketentuan sebanyak 85 perusahaan. Sebanyak 30 perusahaan memiliki kinerja keuangan perusahaan rendah, 37 perusahaan memiliki kinerja keuangan sedang, dan 18 perusahaan memiliki kinerja keuangan tinggi.

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara dewan komisaris independen dengan kinerja keuangan perusahaan, perusahaan dengan dewan komisaris yang semakin tinggi belum tentu memiliki kinerja keuangan yang tinggi. Hasil uji gamma dalam hubungan antara dewan komisaris independen dengan kinerja keuangan perusahaan menunjukkan hasil yang sangat lemah. Hasil yang sangat lemah ini ditunjukkan dengan nilai (value) gamma pada tabel 5.33 sebesar 0,176 dan arah dari hubungan ini adalah positif.

2) Hubungan antara Mekanisme Corporate Governance yang diproksikan dengan Kepemilikan Institusional dengan Kinerja Keuangan Perusahaan Hasil tabulasi silang antara kepemilikan institusional dengan kinerja keuangan perusahaan terlihat pada tabel 5.34 dan hasil korelasi dapat dilihat pada tabel 5.35.

Tabel 5.34. Tabulasi Silang antara Kepemilikan Institusional dengan Kinerja Keuangan Perusahaan

Kinerja Keuangan Perusahaan

Rendah Sedang Tinggi Total

Kepemilikan Institusional Tidak Memiliki Pengaruh Signifikan 0 0 0 0 Memiliki Pengaruh Signifikan 1 1 0 2 Hak Pengendalian (Control) 33 41 19 93 Total 34 42 19 95

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.

Tabel 5.35. Tabel Symmetric Measures antara Kepemilikan Institusional dengan Kinerja Keuangan Perusahaan

Symmetric Measures

Gamma 0,411

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.

Pada tabel 5.34 terdapat 2 perusahaan yang memiliki pengaruh signifikan. Sebanyak 1 perusahaan memiliki kinerja keuangan krendah dan 1 perusahaan memiliki kinerja keuangan sedang. Perusahaan yang memiliki hak pengendalian (control) sebanyak 93 perusahaan. Sebanyak 33 perusahaan memiliki kinerja keuangan rendah dan 41 perusahaan yang

memiliki kinerja keuangan sedang, dan 19 perusahaan yang memiliki kinerja keuangan tinggi.

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara kepemilikan institusional dengan kinerja keuangan perusahaan, perusahaan dengan kepemilikan institusional yang semakin tinggi belum tentu memiliki kinerja keuangan yang tinggi. Hasil uji gamma dalam hubungan antara kepemilikan institusional dengan kinerja keuangan perusahaan menunjukkan hasil yang sedang. Hasil yang sedang ini ditunjukkan dengan nilai (value) gamma pada tabel 5.31 sebesar 0,411 dan arah dari hubungan ini adalah positif. 3) Hubungan antara Mekanisme Corporate Governance yang diproksikan

dengan Kepemilikan Manajerial dengan Kinerja Keuangan Perusahaan Hasil tabulasi silang antara kepemilikan manajerial dengan kinerja keuangan perusahaan terlihat pada tabel 5.36 dan hasil korelasi dapat dilihat pada tabel 5.37.

Tabel 5.36. Tabulasi Silang antara Kepemilikan Manajerial dengan Kinerja Keuangan Perusahaan

Kinerja Keuangan Perusahaan

Rendah Sedang Tinggi Total

Kepemilikan Manajerial Tidak Ada 17 29 12 58 Ada 17 13 7 37 Total 34 42 19 95

Tabel 5.37. Tabel Symmetric Measures antara Kepemilikan Manajerial dan Kinerja Keuangan Perusahaan

Symmetric Measures

Gamma -0,222

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.

Pada tabel 5.36 terdapat 58 perusahaan yang tidak ada kepemilikan manajerial. Sebanyak 17 perusahaan memiliki kinerja keuangan rendah, 29 perusahaan memiliki kinerja keuangan sedang, dan 12 perusahaan memiliki kinerja keuangan tinggi. Sebanyak 37 perusahaan yang ada kepemilikan manajerial. Sebanyak 17 perusahaan memiliki kinerja keuangan rendah, 13 perusahaan memiliki kinerja keuangan sedang, dan 7 perusahaan memiliki kinerja keuangan tinggi.

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara kepemilikan manajerial dengan kinerja keuangan perusahaan, perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial belum tentu memiliki kinerja keuangan yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan manajerial. Hasil uji gamma dalam hubungan antara kepemilikan manajerial dengan kinerja keuangan perusahaan menunjukkan hasil yang lemah. Hasil yang lemah ini ditunjukkan dengan nilai (value) gamma pada tabel 5.37 sebesar -0,222 dan arah dari hubungan ini adalah negatif.

b. Analisis Tabulasi Silang (Crosstab) Antara Kinerja Lingkungan dan Kinerja Keuangan Perusahaan

Hasil tabulasi silang (crosstab) antara kinerja lingkungan dengan kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat pada tabel 5.38 dan hasil korelasi dapat dilihat pada tabel 5.39.

Tabel 5.38. Tabulasi Silang antara Kinerja Lingkungan dengan Kinerja Keuangan Perusahaan 4 Kinerja Keuangan Perusahaan Kurang Bagus Bagus Sangat Bagus Total Kinerja Lingkungan Hitam 0 0 0 0 Merah 2 3 2 7 Biru 29 25 12 66 Hijau 3 6 4 13 Emas 0 8 1 9 Total 34 42 19 95

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.

Tabel 5.39. Tabel Symmetric Measures antara Kinerja Lingkungan dengan Kinerja Keuangan Perusahaan

Symmetric Measures

Eta 0,261

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.

Pada tabel 5.38 terdapat 7 perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan dengan peringkat merah. Sebanyak 2 perusahaan memiliki kinerja keuangan rendah, 3 perusahaan yang memiliki kinerja keuangan sedang, dan 2 perusahaan dengan kinerja keuangan tinggi. Perusahaan dengan kinerja lingkungan dengan peringkat biru sebanyak 66 perusahaan. Sebanyak 29

perusahaan memiliki kinerja keuangan rendah, 25 perusahaan yang memiliki kinerja keuangan sedang, dan 12 perusahaan dengan kinerja keuangan tinggi.

Perusahaan dengan kinerja lingkungan dengan peringkat hijau sebanyak 13 perusahaan. Sebanyak 3 perusahaan memiliki kinerja keuangan rendah, 6 perusahaan yang memiliki kinerja keuangan sedang, dan 4 perusahaan dengan kinerja keuangan tinggi. Perusahaan dengan kinerja lingkungan dengan peringkat emas sebanyak 9 perusahaan. Tidak ada perusahaan memiliki kinerja keuangan rendah, 8 perusahaan yang memiliki kinerja keuangan sedang, dan 1 perusahaan dengan kinerja keuangan tinggi.

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara kinerja lingkungan dengan kinerja keuangan perusahaan, perusahaan dengan kinerja lingkungan yang semakin tinggi belum tentu memiliki kinerja keuangan yang tinggi. Hasil uji eta dalam hubungan antara kinerja lingkungan dengan kinerja keuangan perusahaan menunjukkan hasil yang lemah. Hasil yang lemah ini ditunjukkan dengan nilai (value) eta pada tabel 5.39 sebesar 0,261 dan arah dari hubungan ini adalah positif.

Dokumen terkait