• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Analisa Data

2. Perhitungan Variabel

a. Dewan Komisaris Independen

Dewan komisaris independen diperoleh dari jumlah dewan komisaris independen dibandingkan dengan jumlah dewan komisaris secara keseluruhan. Prosentase dewan komisaris independen dapat dilihat pada tabel 5.13.

Tabel 5.13 Perhitungan Dewan Komisars Independen

No. Nama Perusahaan

Dewan Komisaris Independen (dalam persen)

2010 2011 2012 2013 2014

1 Aneka Tambang (Persero)

Tbk 50,00 33,33 33,33 33,33 33,33

2 Asahimas Flat Glass Tbk 33,33 33,33 33,33 33,33 33,33 3 Charoen Pokphand

Indonesia Tbk 40,00 40,00 40,00 33,33 33,33 4 Fajar Surya Wisesa Tbk 33,33 33,33 33,33 33,33 40,00 5 Holcim Indonesia Tbk 37,50 37,50 37,50 42,86 50,00 6 Indo Acidatama Tbk 33,33 33,33 33,33 37,50 37,50 7 Indocement Tunggal

Prakarsa Tbk 42,86 42,86 42,86 42,86 42,86 8 Kalbe Farma Tbk 33,33 33,33 33,33 33,33 33,33 9 Kertas Basuki Rachmat

Indonesia Tbk 33,33 33,33 33,33 33,33 0,00 10 Kimia Farma (Persero)

Tbk 50,00 40,00 40,00 40,00 40,00

11 PP London Sumatra

Indonesia Tbk 33,33 33,33 44,44 37,50 37,50 12 Prasidha Aneka Niaga Tbk 33,33 33,33 33,33 33,33 33,33 13 SMART Tbk 37,50 37,50 37,50 55,56 55,56 14 Sorini Agro Asia

Corporindo Tbk 33,33 25,00 25,00 33,33 33,33 15 Suparma Tbk 40,00 40,00 40,00 40,00 60,00 16 Surya Toto Indonesia Tbk 33,33 33,33 25,00 25,00 40,00 17 Tambang Batubara Bukit

Asam Tbk 40,00 33,33 33,33 33,33 33,33 18 Timah (Persero) Tbk 0,00 0,00 0,00 0,00 20,00 19 Tunas Baru Lampung Tbk 33,33 33,33 33,33 33,33 33,33 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.

Pada tabel 5.13 terdapat 19 perusahaan untuk hasil dewan komisaris independen antara tahun 2010 hingga 2014. Tabel 5.13 menunjukkan dewan komisaris independen setiap tahun pada masing-masing perusahaan. Dewan komisaris independen masing-masing perusahaan sebagian besar mengalami perubahan selama masa penelitian, namun ada juga perusahaan yang memiliki dewan komisaris yang tetap selama tahun penelitian. Dewan komisaris independen yang tidak mengalami perubahan adalah perusahaan:

1) Asahimas Flat Glass Tbk

2) Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 3) Kalbe Farma Tbk

4) Prasidha Aneka Niaga Tbk 5) Tunas Baru Lampung Tbk

Pada tabel 5.13 terdapat perusahaan yang tidak memenuhi ketentuan pemerintah, yaitu PT. Timah (Persero) Tbk. Pemerintah mengharuskan perusahaan harus memiliki komisaris independen sepertiga dari jumlah komisaris, atau sekitar 33% komisaris harus independen.

b. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional diperoleh dari jumlah saham yang dimiliki oleh sebuah institusi dibandingkan dengan jumlah saham keseluruhan. Hasil perhitungan kepemilikan institusional dapat dilihat pada tabel 5.14.

Tabel 5.14 Perhitungan Kepemilikan Institusional

No. Nama Perusahaan

Kepemilikan Institusional (dalam persen)

2010 2011 2012 2013 2014

1 Aneka Tambang (Persero)

Tbk 65,00 65,00 65,00 65,00 65,00

2 Asahimas Flat Glass Tbk 84,66 84,66 84,70 84,70 84,73 3 Charoen Pokphand

Indonesia Tbk 55,53 55,53 55,53 55,53 55,53 4 Fajar Surya Wisesa Tbk 75,74 75,74 75,74 75,74 74,74 5 Holcim Indonesia Tbk 80,64 80,64 80,64 80,64 80,64 6 Indo Acidatama Tbk 85,31 85,31 77,98 77,98 77,98 7 Indocement Tunggal

Prakarsa Tbk 64,03 64,03 64,03 64,03 64,03 8 Kalbe Farma Tbk 56,65 56,65 56,64 56,63 56,71 9 Kertas Basuki Rachmat

Indonesia Tbk 59,12 56,10 50,37 27,75 75,00 10 Kimia Farma (Persero)

Tbk 90,03 90,03 90,03 90,03 90,03

11 PP London Sumatra

Indonesia Tbk 59,48 59,48 59,48 59,51 59,51 12 Prasidha Aneka Niaga Tbk 74,18 74,18 72,09 72,09 72,09 13 SMART Tbk 95,21 97,20 97,20 97,20 97,20 14 Sorini Agro Asia

Corporindo Tbk 86,07 97,99 97,96 97,96 97,96 15 Suparma Tbk 85,27 85,27 85,27 80,45 74,21 16 Surya Toto Indonesia Tbk 94,82 94,97 96,21 96,21 96,21 17 Tambang Batubara Bukit

Asam Tbk 90,15 83,77 65,02 65,02 65,02 18 Timah (Persero) Tbk 65,00 65,00 65,00 65,00 65,00 19 Tunas Baru Lampung Tbk 56,65 54,28 58,26 58,68 54,29 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.

Pada tabel 5.14 terdapat 19 perusahaan untuk hasil kepemilikan institusional antara tahun 2010 hingga 2014. Tabel 5.14 menunjukkan kepemilikan institusional setiap tahun pada masing-masing perusahaan. Kepemilikan institusional masing-masing perusahaan sebagian besar tidak mengalami perubahan selama masa penelitian, namun ada beberapa perusahaan yang memiliki kepemilikan institusional yang berubah-ubah selama tahun penelitian. Kepemilikan institusional yang mengalami perubahan adalah perusahaan:

1) Indo Acidatama Tbk

2) Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk 3) Tambang Batubara Bukit Asam Tbk

Pada tabel 5.14 terdapat perusahaan yang tidak memenuhi ketentuan pemerintah, yaitu PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. Pemerintah mengharuskan perusahaan yang terbuka sebesar 50,1% saham perusahaan harus dimiliki oleh publik, sedangkan PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk pada tahun 2013 saham yang dimiliki publik hanya 27,75%.

c. Kepemilikan Manajerial

Rasio kepemilikan manajerial diperoleh dari jumlah saham yang dimiliki oleh manajer dibandingkan dengan jumlah saham keseluruhan. Hasil prosentase kepemilikan manajerial dapat dilihat pada tabel 5.15.

Tabel 5.15 Perhitungan Kepemilikan Manajerial

No. Nama Perusahaan Kepemilikan Manajerial (dalam persen)

2010 2011 2012 2013 2014

1 Aneka Tambang

(Persero) Tbk 0,00536 0,00624 0,01164 0,01203 0,01259

2 Asahimas Flat Glass

Tbk 0,00000 0,00000 0,00000 0,00461 0,00461

3 Charoen Pokphand

Indonesia Tbk 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000

4

Fajar Surya Wisesa

Tbk 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 5 Holcim Indonesia Tbk 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 6 Indo Acidatama Tbk 0,00051 0,00051 12,07435 9,42027 11,59433 7 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 8 Kalbe Farma Tbk 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 9 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk 0,00000 1,15377 1,15377 0,00000 0,00000 10 Kimia Farma (Persero) Tbk 0,00491 0,00491 0,00225 0,00225 0,00225 11 PP London Sumatra Indonesia Tbk 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 12 Prasidha Aneka Niaga Tbk 1,64826 1,64826 1,65181 1,65181 1,65181 13 SMART Tbk 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000

14 Sorini Agro Asia

Corporindo Tbk 0,81495 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000

15 Suparma Tbk 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000

16 Surya Toto Indonesia

Tbk 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000

17 Tambang Batubara

Bukit Asam Tbk 0,01619 0,00260 0,00260 0,00260 0,00260

18 Timah (Persero) Tbk 0,00000 0,00000 0,00000 0,00676 0,00752

19 Tunas Baru Lampung

Tbk 0,09875 0,09462 0,09462 0,09462 0,08753

Pada tabel 5.15 terdapat 19 perusahaan untuk hasil kepemilikan manajerial antara tahun 2010 hingga tahun 2014. Tabel 5.15 menunjukkan kepemilikan manajerial setiap tahun pada masing-masing perusahaan. Kepemilikan manajerial masing-masing perusahaan sebagian besar tidak mengalami perubahan selama masa penelitian, namun ada beberapa perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial yang berubah-ubah selama tahun penelitian. Kepemilikan manajerial merupakan jumlah saham perusahaan yang dimiliki oleh manajer dibandingkan dengan jumlah saham perusahaan yang beredar. Semakin besar kepemilikan manajerial berarti semakin banyak saham perusahaan yang dimiliki oleh manajer.

d. Kinerja Lingkungan

Hasil kinerja lingkungan dengan menggunakan variabel dummy sesuai dengan pencapaian peringkat PROPER perusahaan. Hasil kinerja lingkungan dapat dilihat pada tabel 5.16.

Tabel 5.16 Kinerja Lingkungan dengan Variabel Dummy.

No. Nama Perusahaan Kinerja Lingkungan

2010 2011 2012 2013 2014

1 Aneka Tambang

(Persero) Tbk 4 4 4 3 4

2 Asahimas Flat Glass Tbk 3 3 3 3 3

3 Charoen Pokphand

Indonesia Tbk 3 3 3 2 3

4 Fajar Surya Wisesa Tbk 3 3 2 3 3

5 Holcim Indonesia Tbk 5 5 5 5 5

6 Indo Acidatama Tbk 3 3 3 3 3

7 Indocement Tunggal

Prakarsa Tbk 4 4 5 5 4

8 Kalbe Farma Tbk 3 3 3 2 3

9 Kertas Basuki Rachmat

Indonesia Tbk 3 3 3 3 3

10 Kimia Farma (Persero)

Tbk 3 3 3 3 3

11 PP London Sumatra

Indonesia Tbk 3 3 2 3 3

12 Prasidha Aneka Niaga

Tbk 3 3 3 2 3

13 SMART Tbk 3 4 4 4 3

14 Sorini Agro Asia

Corporindo Tbk 2 3 3 3 3

15 Suparma Tbk 2 3 3 3 3

16 Surya Toto Indonesia

Tbk 3 3 3 3 3

17 Tambang Batubara Bukit

Asam Tbk 4 4 4 5 5

18 Timah (Persero) Tbk 3 3 3 3 3

19 Tunas Baru Lampung

Tbk 3 3 3 3 3

Keterangan: 5 = emas 4 = hijau 3 = biru 2 = merah 1 = hitam

Tabel 5.16 menunjukkan kinerja lingkungan setiap tahun pada masing-masing perusahaan. Kinerja lingkungan merupakan penilaian yang dilakukan untuk mengetahui peran perusahaan dalam melestarikan lingkungan. Penilaian kinerja lingkungan sesuai dengan kriteria penilaian PROPER yang telah dikeluarkan oleh pemerintah. Peringkat terbaik kinerja lingkungan adalah peringkat emas, dan yang terburuk adalah peringkat hitam. Peringkat emas diberikan kepada perusahaan yang secara konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan, sedangkan peringkat hitam diberikan kepada perusahaan yang sengaja melakukan perbuatan atau mengakibatkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan. Dalam penelitian ini tidak ada perusahaan yang mendapatkan peringkat hitam. Kinerja lingkungan terburuk pada penelitian ini adalah merah. Peringkat merah menandakan bahwa perusahaan telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

e. Kinerja Keuangan Perusahaan

Perhitungan kinerja keuagan perusahaan menggunakan rumus Tobin’s Q. Hasil perhitungan kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat pada tabel 5.17.

Tabel 5.17 Perhitungan Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Tobin’s Q

No. Nama Perusahaan Tobin's Q

2010 2011 2012 2013 2014

1 Aneka Tambang (Persero)

Tbk 1,298 0,657 0,555 0,602 0,638

2 Asahimas Flat Glass Tbk 0,950 0,933 1,051 0,714 0,691 3 Charoen Pokphand

Indonesia Tbk 4,524 3,959 4,677 3,583 3,174 4 Fajar Surya Wisesa Tbk 2,024 2,736 1,555 1,395 1,265 5 Holcim Indonesia Tbk 1,830 1,661 2,011 1,481 1,374 6 Indo Acidatama Tbk 1,132 0,820 0,764 0,939 0,862 7 Indocement Tunggal

Prakarsa Tbk 3,569 3,096 3,235 2,326 2,829 8 Kalbe Farma Tbk 4,016 3,546 4,884 5,034 6,709 9 Kertas Basuki Rachmat

Indonesia Tbk 1,104 0,634 0,583 0,578 0,728 10 Kimia Farma (Persero)

Tbk 0,406 0,905 1,762 1,195 2,675

11 PP London Sumatra

Indonesia Tbk 3,114 2,078 1,943 1,617 1,484 12 Prasidha Aneka Niaga Tbk 0,535 1,297 0,606 0,465 0,513 13 SMART Tbk 1,386 1,353 1,553 1,617 1,442 14 Sorini Agro Asia

Corporindo Tbk 2,161 1,849 0,666 1,210 1,314 15 Suparma Tbk 0,638 0,602 0,652 0,612 0,615 16 Surya Toto Indonesia Tbk 1,737 2,980 3,389 3,475 3,644 17 Tambang Batubara Bukit

Asam Tbk 5,611 3,156 2,545 2,174 2,254 18 Timah (Persero) Tbk 2,247 1,254 1,128 0,987 1,042 19 Tunas Baru Lampung Tbk 0,876 0,980 0,806 0,803 0,954 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.

Tabel 5.17 menunjukkan kinerja keuangan perusahaan setiap tahun pada masing-masing perusahaan yang dihitung dengan menggunakan rasio Tobin’s Q. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan menggunakan rasio Tobin’s Q, karena rasio Tobin’s Q dianggap dapat mencerminkan keuntungan pada masa depan, dibandingkan dengan rasio lain seperti ROA yang hanya melihat laba pada saat tertentu. Semakin baik kinerja keuangan perusahaan, maka perusahaan tersebut memiliki peluang investasi yang lebih baik.

3. Analisis Deskriptif

a. Dewan Komisaris Independen

Analisis deskriptif dari dewan komisaris independen terlihat pada tabel berikut.

Tabel 5.18

Analisis Deskriptif Dewan Komisaris Independen

Dewan Komisaris Independen

N Valid 95

Missing 0

Mean 34,4%

Minimum 0%

Maximum 60%

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2016

Pada tabel 5.18 terdapat 95 perusahaan yang memenuhi kriteria penelitian. Rata-rata dewan komisaris independen dalam penelitian ini sebesar 34,4%. Secara rata-rata perusahaan yang terdapat dalam penelitian ini sudah menerapkan peraturan yang dikeluarkan OJK yang mengharuskan perusahaan memiliki komisaris independen minimal 30%

dari jumlah komisaris perusahaan. Dewan komisaris independen terendah dalam penelitian ini adalah PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk pada tahun 2014 dan PT Timah (Persero) Tbk pada tahun 2010 hingga 2013 yang tidak memiliki dewan komisaris independen. Dewan komisaris tertinggi adalah PT Suparma Tbk pada tahun 2014 yang memiliki komisaris independen sebesar 60% dari jumlah komisaris perusahaan. b. Kepemilikan Institusional

Analisis deskriptif dari kepemilikan institusional terlihat pada tabel berikut.

Tabel 5.19

Analisis Deskriptif Kepemilikan Institusional

Kepemilikan Institusional N Valid 95 Missing 0 Mean 73,96% Minimum 27,75% Maximum 97,99%

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2016

Pada tabel 5.19 terdapat 95 perusahaan yang memenuhi kriteria penelitian dan rentang waktu yang digunakan dalam penelitian ini selama 5 tahun, antara tahun 2010 hingga tahun 2014. Rata-rata kepemilikan institusional dalam penelitian ini sebesar 73,96% saham perusahaan dimiliki oleh publik. Secara rata-rata perusahaan yang terdapat dalam penelitian ini sudah memenuhi peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang mengharuskan perusahaan pubik minimal 50,1% saham perusahaan dimiliki oleh publik. Kepemilikan institusional terendah dalam

penelitian ini adalah PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk pada tahun 2013 dengan kepemilikan institusional hanya sebesar 27,75%, hal ini menandakan bahwa PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk tidak mematuhi peraturan pemerintah yang mengharuskan perusahaan terbuka sebanyak 50,1% saham perusahaan dimiliki oleh publik. Kepemilikan institusional tertinggi adalah PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk pada tahun 2011 hingga 2014 yang memiliki kepemilikan institusional sebesar 97,99%.

c. Kepemilikan Manajerial

Analisis deskriptif dari kepemilikan manajerial sebagai terlihat pada tabel berikut.

Tabel 5.20

Analisis Deskriptif Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan Manajerial N Valid 95 Missing 0 Mean 0,47% Minimum 0% Maximum 12,07%

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2016.

Pada tabel 5.20 terdapat 95 perusahaan yang memenuhi kriteria penelitian dan rentang waktu yang digunakan dalam penelitian ini selama 5 tahun, antara tahun 2010 hingga 2014. Rata-rata kepemilikan manajerial dalam penelitian ini sebanyak 0,47% saham perusahaan dimiliki oleh manajemen. Secara rata-rata data kepemilikan manajerial yang terdapat

dalam penelitian ini, saham yang dimiliki manajer masih sangat sedikit yaitu kurang dari 1% dari jumlah saham perusahaan. Kepemilikan manajerial di dalam penelitian ini banyak yang bernilai 0 (nol). Hal ini berarti manajer tidak memiliki saham perusahaan. Kepemilikan manajerial tertinggi bernilai 12,07% yang terdapat pada PT. Indo Acidatama Tbk pada tahun 2012.

d. Kinerja Lingkungan

Analisis deskriptif dari kinerja lingkungan terlihat pada tabel berikut.

Tabel 5.21

Analisis Deskriptif Kinerja Lingkungan

Kinerja Lingkungan N Valid 95 Missing 0 Modus 3 Minimum 2 Maximum 5

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2016

Pada tabel 5.21 terdapat 95 perusahaan yang memenuhi kriteria penelitian dan rentang waktu yang digunakan dalam penelitian ini selama 5 tahun, antara tahun 2010 hingga 2014. Data kinerja lingkungan terbanyak dalam penelitian ini adalah 3 atau peringkat biru. Kinerja lingkungan dengan peringkat biru menandakan bahwa perusahaan telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Kinerja lingkungan tertinggi bernilai 5 atau peringkat emas, PT. Holcim Indonesia Tbk., PT. Indocement Tunggal

Prakarsa Tbk., PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. Perusahaan dengan kinerja lingkungan peringkat emas menandakan bahwa perusahaan tersebut telah secara konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan (environmental excellency) dalam proses produksi dan/atau jasa, melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab terhadap masyarakat.

e. Kinerja Keuangan Perusahaan

Analisis deskriptif dari kinerja keuangan perusahaan terlihat pada tabel berikut.

Tabel 5.22

Analisis Deskriptif Kinerja Keuangan Perusahaan

Kinerja Keuangan Perusahaan

N Valid 95

Missing 0

Mean 1,8214

Minimum 0,41

Maximum 6,71

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2016.

Pada tabel 5.22 terdapat 95 perusahaan yang memenuhi kriteria penelitian dan rentang waktu yang digunakan dalam penelitian ini selama 5 tahun, antara tahun 2010 hingga 2014. Rata-rata kinerja keuangan perusahaan dalam penelitian ini sebesar 1,8214. Kinerja keuangan perusahaan dengan hasil kinerja keuangan perusahaan lebih dari 1 menandakan bahwa perusahaan sudah memiliki kinerja keuangan yang baik, karena jumlah nilai pasar perusahaan lebih tinggi dibandingkan dengan total aset perusahaan. Secara rata-rata sesuai dengan data kinerja

keuangan perusahaan yang terdapat dalam penelitian ini, kinerja keuangan perusahaan telah baik karena nilai pasar perusahaan lebih tinggi dibandingkan dengan total aset perusahaan. Kinerja keuangan terendah sebesar 0,41 yaitu PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. pada tahun 2010, sedangkan untuk kinerja keuangan perusahaan terbaik dengan hasil 6,71 adalah PT. Kalbe Farma Tbk. pada tahun 2014.

Dokumen terkait