• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam kajian ini dilakukan pengolahan dan analisis data terhadap aspek kelayakan usaha dan strategi pemasaran dari produksi pallet dengan ISPM # 15. Tahapan analisis dilakukan seperti pada Gambar 8. Langkah-langkah dalam pengolahan dan analisis data yang dilakukan adalah :

1. Mengidentifikasi secara deskriptif data dan informasi yang diperoleh dari kuesioner dan hasil wawancara.

2. Mengkaji kelayakan bisnis dari usaha produksi pallet.

3. Mengkaji kemungkinan pengembangan cabang usaha di Palembang menjadi perusahaan yang berdiri sendiri.

4. Menyusun strategi pemasaran yang tepat dengan menggunakan pendekatan pemasaran target.

Gambar 8. Kerangka pemikiran pelaksanaan kajian

Pengolahan dan analisis data dilakukan pada data kualitatif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif terutama bertujuan untuk melihat kelayakan usaha dari investasi yang telah dilakukan untuk pembukaan kantor cabang Palembang. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan metode perhitungan kelayakan investasi melalui Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PBP), Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C), analisis sensitivitas dan perhitungan Breakeven Point (BEP). Data kuantitatif diolah dengan bantuan aplikasi Microsoft Excel dan disajikan dalam bentuk tabulasi dan grafik, serta analisis kualitatif untuk mengetahui aspek pasar dan

Karakteristik Usaha Pallet

Kajian Terhadap: - Kondisi Umum - Aspek Kelayakan - Aspek Pemasaran - Aspek Kajian SBU

Analisis Kualitatif Analisis Kuantitatif

Interpretasi Hasil Analisa

Kelayakan Usaha (1)

Tetap SBU atau Berdiri Sendiri (3) Strategi

Pemasaran (2)

produk. Aspek pasar meliputi pemasaran dan bauran pemasaran. Aspek produk meliputi kajian mengenai produk pallet dengan sertifikasi ISPM # 15. Aspek pengembangan unit usaha meliputi keputusan untuk tetap bergerak sebagai unit usaha (kantor cabang) atau berdiri sendiri.

Kajian dilakukan pada PT. XYZ Kantor Cabang Palembang. Aspek yang dibahas dalam kajian adalah :

1. Kondisi Umum

Analisis kondisi umum dilakukan untuk mengenal lebih jauh mengenai PT. XYZ. Aspek yang dianalisis meliputi aspek manajemen, pemasaran serta aspek teknis dan produksi. Analisis dilakukan secara kualitatif dan deskriptif dengan menggunakan data primer maupun data sekunder yang berasal dari PT. XYZ dan Barantan.

2. Aspek Kelayakan

Analisis kelayakan dilakukan untuk melihat apakah usaha yang dijalankan tersebut layak atau tidak dengan melihat kriteria-kriteria investasi, yaitu NPV, IRR, Gross B/C, PBP, analisis sensitivitas dan perhitungan BEP (titik impas).

Untuk menganalisis aspek keuangan dikumpulkan data melalui kuesioner dan analisis laporan keuangan perusahaan selama 2 periode terakhir. Data yang diperoleh dipergunakan sebagai dasar perhitungan untuk analisis proyeksi keuangan. Analisis proyeksi keuangan dilakukan dengan metode cashflow. Hasil proyeksi keuangan menjadi dasar bagi perhitungan NPV, IRR, Gross B/C, PBP, analisis sensitivitas dan BEP. 3. Aspek pemasaran dan strategi pemasaran

Analisis aspek pemasaran dilakukan secara kualitatif dalam bentuk tabulasi dan deskriptif dengan bersumber dari data primer maupun data sekunder. Data yang dipergunakan tersebut diperoleh dari data internal dan data eksternal. Data internal yang dipergunakan adalah laporan keuangan, laporan kegiatan sumber daya manusia, laporan kegiatan operasional, laporan kegiatan pemasaran, wawancara langsung dengan

menggunakan kuesioner. Data eksternal diperoleh dari pustaka dan dokumen yang berkaitan dengan pallet.

Metode yang digunakan untuk penentuan strategi pemasaran adalah metode STP dan penetapan strategi dengan menggunakan analisis IFAS, EFAS dan SWOT. Selanjutnya disusun strategi pemasaran dengan menggunakan bauran pemasaran (marketing mix)

Analisis pertama yang dilakukan adalah analisis mengenai segmentasi, target dan posisi (STP) perusahaan saat ini. Hasil analisis aspek pemasaran tersebut kemudian dikombinasikan dengan hasil analisis keuangan sehingga dapat ditetapkan kekuatan dan kelemahan perusahaan dengan menggunakan matriks IFAS. Peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dianalisis dengan menggunakan matriks EFAS.

Kekuatan yang dimiliki perusahaan berkaitan dengan pangsa pasar, kemampuan manajemen, mutu produk, penguasaan teknis, kapasitas terpasang dan kelengkapan sarana. Kelemahan perusahaan berkaitan dengan kapasitas produksi yang belum optimal, keterbatasan modal, produktivitas tenaga kerja, penetapan harga, tenaga pemasaran yang belum optimal dan sifat bahan baku maupun produk jadi yang mudah rusak karena penyimpanan.

Peluang yang dihadapi perusahaan berkaitan dengan ketersediaan pemasok tetap, regulasi yang jelas, prospek pasar, dan larangan penggunaan methyl bromide dan pertumbuhan ekspor. Ancaman yang dihadapi perusahaan berkaitan dengan persaingan dari perusahaan sejenis, ketersediaan bahan baku, kekuatan tawar pembeli, klaim pelanggan dan pembekuan / pencabutan registrasi.

Untuk menentukan bobot dari IFAS, EFAS dan profil kompetitif perusahaan digunakan kuesioner yang diajukan kepada pakar, dalam hal ini kepada pemilik perusahaan, controller, dan manajer quality assurance. Dari hasil analisis diperoleh gambaran mengenai kondisi internal dan eksternal perusahaan.

Skor IFAS dan EFAS dituangkan dalam Matriks IE Model GE untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat secara lebih detail.

Selanjutnya matriks IFAS dan EFAS dikombinasikan dalam matriks SWOT yang menghasilkan kemungkinan alternatif strategi pemasaran perusahaan. Selain itu dilakukan analisis bauran pemasaran yang terdiri dari kajian mengenai produk (product), tempat (place), harga (price) dan promosi (promotion).

4. Pengembangan Unit Usaha

Kajian mengenai SBU dilakukan dengan analisis resiko keuangan. Analisis resiko keuangan dilakukan untuk meramal tingkat kebangkrutan perusahaan, sehingga dapat diperoleh kesimpulan usaha yang dilakukan aman atau tidak ditinjau dari sisi keuangan. Data yang dipergunakan bersumber dari analisis keuangan perusahaan yang diperoleh dari proyeksi laporan keuangan. Analisis resiko keuangan dianalisis dengan menggunakan analisis diskriminan model Altman yang bermanfaat untuk meramal tingkat kebangkrutan (Z-score).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum Perusahaan

PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan yang telah memanfaatkan peluang usaha pallet dengan registrasi ISPM#15 sejak tahun 2005. Dengan registrasi ISPM#15, harga jual pallet menjadi relatif tinggi, peluang pasar cukup terbuka dan kontinuitas permintaan relatif terjamin. Pada tahun 2007 perusahaan kemudian membuka cabang usaha di Palembang, dalam rangka memperluas pangsa pasar.

PT. XYZ tergolong dalam usaha menengah dengan omset per tahun saat ini adalah Rp.14.205.000.000,-. Bentuk usaha adalah perseroan terbatas dan kekayaan bersih diluar tanah dan bangunan sebesar Rp. 4.950.000.000,- (per 31 Desember 2006). PT. XYZ Cabang Palembang dapat dikategorikan sebagai unit bisnis strategis atau SBU.

PT. XYZ merupakan salah satu provider ISPM#15. Provider ISPM#15 saat ini ada 72 perusahaan. Dari 72 provider tersebut terdapat 7

provider dalam status pembekuan (suspend) dan 1 perusahaan dalam status pencabutan izin (Barantan, 2007).

4. Aspek manajemen

Perusahaan berdiri pada tahun

Dokumen terkait