• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengolahan Dan Analisis Data

Dalam dokumen METODE PENELITIAN KUALITATIF DALAM ILMU (Halaman 36-44)

IV PRAKTEK PENELITIAN KUALITATIF DALAM PENELITIAN SOSIAL

4.4 Pengolahan Dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian. Seringkali peneliti hanya mengandalkan ingatan untuk menulis, tanpa melakukan pengolahan data yang teliti. Padahal jika peneliti melakukan baca ulang atas data yang telah diperolehnya, akan ada banyak temuan yang dapat dianalisis daripada sekedar mengandalkan ingatan atau field research note semata. Pengolahan data juga membantu peneliti untuk mensistematiskan hasil temuan dan menggabungkannya dengan proses analisis. Berikut adalah beberapa bentuk dan metode pengolahan dan analisis data yang lazim digunakan dalam penelitian kualitatif.

a. Transkripsi Wawancara Mendalam dan Field Research Notes

Transkripsi merupakan bentuk tertulis dari hasil wawancara mendalam yang dilakukan peneliti. Transkripsi membantu peneliti dalam melakukan olah data dan mengkategorikan informasi yang diperoleh dari subyek penelitian ke dalam bentuk yang mudah untuk dimanipulasi dan dianalisis. Transkripsi wawancara mendalam juga sebaiknya dilengkapi dengan field research notes yang dibuat oleh peneliti sendiri.

b. Membaca, Menyeleksi dan Mengkategorisasi Data

Sebelum melakukan proses analisis data, peneliti sebaiknya melakukan pembacaan ulang dari seluruh informasi yang diperoleh dari proses pengumpulan data yang telah dilakukan. Membaca juga akan membantu peneliti untuk melakukan seleksi data atau informasi mana yang dapat digunakan dan mana yang tidak. Hasil seleksi data kemudian dilakukan proses kategorisasi data yang selanjutnya dapat dilakukan untuk menganalisis data.

Berikut adalah cara untuk membaca, menyeleksi dan mengkategorisasi data:

 Pisahkan data yang menurut kita menjadi sumber data utama untuk bahan penulisan laporan dan data-data yang sifatnya penunjang;

 Untuk data utama, lakukan pembacaan secara reflektive sambil membuat catatan-catatan pribadi dengan menggunakan metode berpikir kritis (contoh dengan menggunakan peta pikiran atau matriks)

 Untuk data penunjang, baca secara cepat (speed reading), dengan cara mengidentifikasi dan mencatat poin-poin utama dari data tersebut;

 Kategorikan data-data yang kita dapatkan (data tertulis, transkrip wawancara, catatan pribadi) ke dalam isu-isu khusus yang diambil dari topik penelitian (variabel-variabel dari topik penelitian)

 Sandingkan pendapat narasumber atau data yang berbeda atas isu yang sama sehingga secara kasar bahan untuk analisis data telah terbangun atau terkonstruksi

c. Analisis Data

 Kumpulkan hasil penyandingan kita terhadap data utama dan data penunjang, termasuk catatan-catatan yang telah kita buat;

Contoh penyandingan data dengan kategori isu khusus.

 Persiapkan kembali outline yang sudah kita buat untuk menjawab pertanyaan penelitian;

 Saat kita membaca kembali data yang kita kumpulkan, akan terlihat kata, frase, pola perilaku, cara berpikir subjek, peristiwa tertentu yang muncul berulang-ulang, siapkan catatan untuk melakukan kategorisasi terhadap temuan-temuan seperti ini.

Contoh Pengkodingan Data

 Lakukan pendalaman dari hasil pembacaan data dan hasil temuan tadi, dengan melakukan analisis kritis, kembali buat catatan tertulis tentang hasil refleksi kita terhadap data dan hasil temuan tersebut.

 Perkaya outline penulisan yang sudah kita siapkan dengan hasil bacaan, temuan penelitian, hasil field research note-taking dan hasil analisis kita. Beberapa jenis metode analisis data yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif:

1) Metode Triangulasi

Triangulasi adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dengan membandingkan informasi yang sama yang didapatkan melalui tiga metode pengumpulan data yang berbeda. Misalnya satu informasi yang sama yang diperoleh melalui data literatur, wawancara mendalam, dan data hasil observasi; atau data wawancara mendalam, observasi dengan Focus Group Discussion, atau variasi triangulasi lainnya. Metode ini berguna untuk melihat kesamaan maupun kesenjangan dari data yang sama namun diperoleh dengan cara yang berbeda. Munculnya perbedaan hasil temuan akan menjadi bahan analisis bagi peneliti.

2) Model Bogden dan Biklen (2010)

Analisis data dengan model Bogden dan Biklen dilakukan dengan mengembangkan kategorisasi data berdasarkan kategori sebagai berikut:

• Kategori Latar/Konteks -- informasi umum, topik dan subyek; • Kategori Situasi -- bagaimana subyek mendefinisikan sesuatu;

• Kategori Pemaknaan -- cara subyek berpikir tentang orang atau obyek tertentu;

• Kategori Proses -- kata atau frase yang memudahkan urutan peristiwa, perubahan antar waktu, peralihan dari satu status ke status lain

• Kategori Aktivitas -- jenis-jenis perilaku subyek yang sifatnya teratur; • Kategori Peristiwa -- unit data yang berhubungan secara khusus dengan

aktivitas khusus dalam latar atau kehidupan subyek pada suatu waktu tertentu;

• Kategori Strategi -- taktik, metode, teknik, manuver cara-cara sadar lainnya yang digunakan untuk memecahkan masalah atau menghadapi suatu masalah tertentu;

• Kategori Hubungan dan Struktur Sosial -- pola perilaku antara satu subyek dengan subyek lain, yang tidak selalu secara resmi memiliki definisi formal

• Kategori Naratif -- mendeskripsikan struktur dari apa yang diungkap atau dibicarakan oleh subyek;

• Kategori Metode -- dalam metode kita pisahkan materi yang berhubungan dengan prosedur penelitian, masalah, kesenangan, dilema, dsb -- hal ini kadangkala diungkap peneliti sebagai ungkapan apa yang dia rasakan saat melakukan langkah penelitian tertentu.

3) Metode Analisis Konversasi (Conversation Analysis)

Conversation Analysis (CA) merupakan metode untuk menganalisis “perbincangan” yang sifatnya kasual. Perbincangan merupakan sebuah konsep hubungan primordial dari interaksi sosial yang menggambarkan fenomena sosial tertentu. Dalam penelitian kualitatif, perbincangan dapat menggambarkan situasi sosial, hubungan antar subyek penelitian, hubungan psiko-sosial antar individu dalam komunitas yang diteliti dan dapat menangkap pula struktur sosial dari komunitas tersebut.

4) Metode Knowledge Tracking

Knowledge tracking merupakan salah satu bentuk analisis data yang digunakan untuk menangkap simbol-simbol tertentu dalam data yang kita peroleh, sesuai dengan variabel yang dikembangkan dari proses operasionalisasi teori dan konsep. Langkah-langkah melakukan knowledge tracking adalah:

 Mensetting struktur dari hubungan-hubungan antar variabel  Merekam munculnya data-data simbolis

 Menerjemahkan relasi struktur ke dalam bahasa kemungkinan- kemungkinan

 Menyeleksi relasi struktur untuk memprediksi data yang muncul secara sekuensial ke dalam konsep

 Menyeleksi relasi struktur yang paling memenuhi syarat  Mensintesis relasi struktur yang baru.

5) Computer-Assisted Qualitative Data Analysis (CAQDAS), perkembangan teknologi saat ini telah memungkinkan dilakukannya analisis data kualitatif dengan menggunakan software word-processing tertentu. Selain itu, ada pula CAQDAS yang melakukan proses pengumpulan data secara online, saat ini tengah marak yang dinamakan dengan online seminars atau disebut webinars, dan online focus group discussion. Hasil dari percakapan online ini kemudian dianalisis dengan menggunakan software khusus. Memang metode analisis dengan bantuan computer ini masih terus mengalami penyempurnaan karena masih memiliki banyak kekurangan.

Data yang diolah dan dianalisis tentunya harus melalui proses pemeriksaan keabsahan data. Keabsahan data dalam penelitian kualitatif merupakan tahapan yang sangat penting karena data yang diperoleh melalui metode penelitian kualitaif harus dapat dipertanggungjawabkan sebagai sebuah data penelitian, bukan semata hasil rekaan peneliti. Teknik pemeriksaan keabsahan data (Miles dan Huberman 1994: 426-458) dapat dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

Pertama, memeriksa kerepresentatifan. Istilah ini sebenarnya merupakan istilah survey yang berkaitan dengan masalah pengambilan sample. Sedangkan yang dimaksudkan disini adalah cara memilih informan, yang kemungkinan tidak mewakili (memiliki otoritas) atas sesuatu yang kita cari atau kejadiannya sendiri yang tidak reperesentatif, sehingga proses kesimpulan yang kita ambil juga tidak mewakili.

Kedua, pemeriksa pengaruh peneliti dari ke-bias-an. Situasi inilah yang agaknya paling sulit dihindarkan. Meskipun secara metodologis sudah diperlengkapi emik (pendapat informan) dan etik (pendapat peneliti), tetapi pendapat peneliti dalam mempengaruhi proses penelitian pada dasarnya tidak mudah dihindarkan. Rasa keperpihakan penelitian sulit sekali dihindarkan. Bentuk kebiasan itu bukan hanya bisa datang dari peneliti tetapi juga bisa dari informan.

Ketiga, melalui triangulasi, yang intinya mencari tahu tentang kesahihan dan keterandalan data. Pada dasarnya tidaklah mudah untuk mengetahui secara

pasti apa informasi yang diberikan informan itu benar atau salah. Untuk melakukan pembuktian temuan, jika hal itu terjadi dalam kasus pembunuhan, misalnya, mungkin akan mudah dilakukan dengan cara menggunakan pendekatan modus operandi, yang intinya merupakan triangulasi indeks- indeks mandiri. Namun jika hal itu berkaitan dengan sebuah peristiwa, ada dua saksi yang berbeda, sementara keduanya mengaku melihat dengan mata kepala sendiri, tentu membutuhkan tehnik tersendiri untuk mentrianggullasikannya.

Keempat, memberi bobot pada bukti melalui umpan balik sebelum kesimpulan dibuat. Harus diakui ada data yang sifatnya lebih lemah atau lebih kuat dari data yang lain. Pertama, sifat data yang lebih baik, biasanya berasal dari informan yang baik. Mungkin karena informan, menguasahi masalah, pandai bicara dalam memaparkan keadaan yang sebenarnya. Atau mungkin, informan mengetahui persis kejadian yang kita teliti dan sebagainya. Kedua, kondisi lingkungan pengumpulan data dapat memperkuat atau memperlemah kualitas data yang kita butuhkan

Kelima, membuat pertentangan/perbandingan. Biasanya cara yang dipakai untuk menguji kesimpulan adalah dengan membuat kontras atau perbandingan antara dua rangkaian persoalan atau lebih yang dianggap berbeda dalam beberapa hal.

Keenam, memeriksa makna segala sesuatu yang di luar dalam rangka memperdalam kesimpulan awal.

Ketujuh, menggunakan kasus ekstrem sebagai kontrol atas kesimpulan yang akan dibuat.

Kedelapan, menyingkirkan hubungan palsu, khususnya untuk menentukan ada-tidaknya hubungan variable yang bersifat sebab-akibat. Ini sebenarnya lebih dekat dengan metode kuantitatif. Meskipun begitu yang dimaksudkan disini menekanannya lebih pada memastikan nilai data.

Kesembilan, membuat replika temuan, sehingga temuan menjadi lebih dapat dipercaya, khususnya bila ditunjang sumber data yang mandiri. Dengan kata lain, jika ada data baru yang menguatkan data lama, maka hasil penelitian itu tentu akan lebih shohih.

Kesepuluh, mencari penjelasan tandingan. Kita bisa mengembangkan semacam hipotesa kerja tandingan. Langkah ini diperlukan terutama untuk memperkecil subyektifitas data yang kita peroleh.

Kesebelas, memberi bukti yang negatif. Tujuannya untuk mengontrol kesimpulan yang telah dibuat.

 Keduabelas, mendapatkan umpan balik dari informan. Artinya, sebelum kesimpulan dibangun secara definitif, perlu adanya konfirmasi terhadap informan, baik secara individual atau kolektif dengan cara mempresentasikan hasil-hasil temuan dihadapan informan, guna memperoleh koreksi.

 Seperti telah disinggung di depan untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness), yang dalam versi kuantitatif disebut kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas), bagi penelitian kualitatif tidak ada ukurannya yang baku. Ada empat kreteria yang digunakan untuk mengukuran itu. Pertama, derajat kepercayaan (credibility), kedua, keteralihan (transferability), ketiga, kebergantungan (dependability), dan keempat, kepastian (confirmability)

 Kriteria derajat kepercayaan, seringkali disepadankan dengan validitas internal dalam penelitian kuantitatif dan berfungsi sebagai: pertama, melakukan penelitian sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan

penemuanya dapat dipenuhi: kedua, menunjukkan derajat kepercayaan atas hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda atas kasus yang diteliti.

 Kreteria keteralihan sebagai persoalan empiris bergantung pada kesamaan konteks pengirim dan penerima. Artinya untuk melakukan pengalihan peneliti dituntut mencari dan pengumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan konteks. Dengan kata lain, peneliti bertanggungjawab untuk menyediakan data deskriptif jika ingin membuat keputusan tentang pengalihan tersebut.

 Sementara kreteria kebergantungan dianggap pengganti istilah reabilitas dalam penelitian survei. Jika dalam survei reliability dapat dilakukan dengan melakukan replikasi studi, dengan intrumen (kuestioner) yang sama, maka karena dalam penelitian kualitatif yang intrumennya adalah peneliti itu sendiri, tentu sangat sulit untuk dilakukan

 Yang terakhir kreteria tentang kepastian atau obyektifitas, dalam istilah penelitian survey. Dalam konteks ini, pengalaman seseorang dinilai subyektif tetapi jika sudah menjadi kesepakatan umum, maka menjadi obyektif

Tentang teknik pemeriksaan keabsahan data

 Pertama, apa yang ingin ditekankan pada perlunya keterlibatan peneliti dalam waktu yang panjang, diluar kebutuhan untuk mempelajari kebudayaan, membangun kepercayaan, juga, untuk mengeliminasi berbagai distorsi yang mungkin terjadi. Kondisi inilah yang sering disebut dengan observasi terlibat.

 Kedua, inti dari kebutuhan ketekunan pengamatan adalah untuk memperoleh tingkat kedalaman terhadap penelitian yang dilakukan. Pengamatan yang lebih rinci dibutuhkan, khususnya terhadap fenomena yang menonjol.

Ketiga, Triangulasi, pada dasarnya merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data, dengan memanfaatkan apa yang ada diluar data, sebagai pembanding.

 Denzin (1978) membedakan empat macam teriangulasi sebagai teknik pemeriksaan dengan pemanfaatkan penggunaan: sumber, metode, penyidik, dan teori. Yang dimaksudkan dengan triangulasi dengan sumber adalah membandingkan dan pengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda.

 Caranya: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; (2) membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi: (3) membandingkan apa yang dikatakan orang dalam penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu; (4) membandingkan apa yang dikatakan orang dengan berbagai pendapat, sesuai dengan status dan kelas sosial yang ada: (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan

 Pada Triangulasi dengan metode, menurut Patton (1987) terdapat dua strategi: pertama, pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data; (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan sumber yang sama. Sedangkan Triangulasi ketiga (penyidik) dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Akhirnya tentang Triangulasi teori, menurut Lincoln dan Cuba (1981), berdasarkan anggapan bahwa fakta tertentu tidak dapat diteliti derajat kepercayaannya dengan satu teori atau lebih. Jadi, kenyataan pada dasarnya jauh lebih kaya dari teori apapun yang digunakan.

 Keempat, inti dari teknik pemeriksaan keabsahan data melalui pemeriksaan sejawat melalui diskusi ini: pertama, untuk membuat agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan jujur: kedua, melalui diskusi diharapkan akan membantu menjajaki dan menguji hipotesa kerja yang muncul dari pemikiran peneliti.

 Kelima, Inti analisis kasus negatif sebenarnya untuk membandingkan informasi dengan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan informasi yang telah dikumpulkan.

 Keenam, intinya untuk melakukan evaluasi terhadap hasil yang sudah diperoleh dengan membandingkan hasil wawancara melalui kaset, misalnya, sebelum penafsiran data dilakukan.

 Ketujuh, inti pengecekan anggota yang terlibat dalam proses pengumpulan data dibutuhkan sebagai pemeriksaan derajat kepercayaan. Caranya bisa bersifat formal (diskusi) tetapi juga bersifat informal. Gunanya untuk mengkonfirmasi data yang telah diperoleh, mengoreksi, menambah, mempertajam hipotesa kerja atau kesimpulan sementara dan sebagainya.

 Kedelapan, uraian rinci, yang dalam istilah antroplogi (Geertz) disebut sebagai thick description (diskripsi tebal) atau gambaran yang mendalam tentang realitas lokal yang diteliti.

 Kesembilan, auditing intinya melakukan monitoring , mulai dari pelaksanaan, proses, maupun hasil studi. Yang salah satunya untuk memastikan apakah hasil penelitian itu benar-benar berasal dari data atau hasil opini.

Dalam dokumen METODE PENELITIAN KUALITATIF DALAM ILMU (Halaman 36-44)

Dokumen terkait