• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengolahan dan Analisis Data 1.Uji Validitas 1.Uji Validitas

METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

3.5. Pengolahan dan Analisis Data 1.Uji Validitas 1.Uji Validitas

Validitas merupakan alat pengukur untuk mengukur apa yang ingin diukur (Umar 2003). Sebuah alat ukur dikatakan valid, apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Tinggi rendahnya validitas alat ukur menunjukkan data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang peubah yang dimaksud. Suatu kuesioner dianggap valid, jika memiliki butir-butir pertanyaan yang saling berhubungan dengan konsep-konsep yang diinginkan. Apabila ada pertanyaan yang tidak berhubungan, berarti pertanyaan tersebut tidak valid dan harus dihilangkan, atau diganti dengan konsep pertanyaan lain yang lebih valid.

Rumus yang digunakan adalah teknik korelasi Product Moment, yaitu :

r =

Keterangan:

N = jumlah responden

X = skor masing-masing pertanyaan Y = skor total pertanyaan

3.5.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ukuran bahwa suatu alat ukur cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena alat ukur tersebut sudah baik (Rangkuti, 2005). Alat ukur yang baik tidak akan mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Alat ukur reliabel menghasilkan data yang dapat dipercaya. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataan, maka berapa kali diujikan hasilnya akan tetap sama.

Uji reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha Cronbach (α) rumus berikut :

α =

Keterangan :

α = reliabilitas kuesioner k = jumlah butir pertanyaan

σb = ragam total

σt = jumlah varians butir pertanyaan 3.5.3. Analisa Data

Data yang telah dikumpulkan, diolah untuk memecahkan masalah yang diteliti.

1. Analisis Deskriptif

Gambaran umum seperti identitas dan latar belakang responden, maka untuk memperoleh semua data dan informasi yang diperoleh dari kuesioner disajikan dalam bentuk tabulasi deskriptif yang selanjutnya dikembangkan ke dalam grafik. Jenis data yang dikumpulkan bersifat kualitatif. Informasi yang

diperoleh dalam tabulasi deskriptif ini bermanfaat untuk mengetahui karakteristik responden dan perilaku konsumen minuman teh dalam kemasan cup.

2. Uji Cochran

Uji Cochran digunakan pada data dengan skala pengukuran nominal atau untuk informasi dalam bentuk terpisah dua (dikotomi), misalnya informasi

“ya” dan “tidak”. Penggunaan uji Cochran ini adalah untuk mengetahui keberadaan hubungan antara beberapa peubah (Durianto et al, 2001) .

Dalam penelitian ini uji Cochran digunakan untuk menganalisis asosiasi merek yang pada setiap merek-merek minuman teh dalam kemasan. Langkah-langkah melakukan uji Cochran adalah:

a. Tentukan hipotesis pengujian.

Ho = kemungkinan jawaban “ya” adalah sama untuk semua asosiasi.

Ha = kemungkinan jawaban “ya” adalah berbeda untuk semua asosiasi.

b. Mencari Q hitung dengan rumus berikut:

Keterangan :

C = banyaknya asosiasi

Ri = jumlah baris jawaban “Ya”

Ci = Jumlah kolom jawaban “Ya”

N = Jumlah contoh yang diuji c. Uji hipotesis

Kriteria uji:

Tolak Ho dan terima Ha, jika Q hit > Q tabel Terima Ho dan tolak Ha, jika Q hit < Q tabel

3. Analisis Biplot

Analisis Biplot merupakan analisis data statistika deskriptif ganda yang menyajikan pengaruh obyek (baris) dan peubah (kolom) dari satu matriks data dalam bidang datar. Biplot dapat menggambarkan posisi relatif antar obyek dan peubah serta hubungan obyek-obyek pengamatan dengan peubah (Gabriel 1971). Biplot merupakan teknik statistika deskriptif dimensi ganda yang mendasar pada Penguraian Nilai Singular (PNS) atau Singular Value Decomposition (SVD). Informasi yang dapat diambil dari Biplot yaitu: 1. Korelasi (hubungan) antar peubah

2. Kemiripan relatif antar obyek (kedekatan antar obyek) 3. Keragaman peubah

4. Nilai peubah pada suatu obyek 4. Analisis Faktor Internal dan Eksternal

Untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan atau organisasi berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting, dibuat matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE) dengan tahapan berikut :

a. Mengindentifikasi dan menelaah secara mendalam terhadap setiap faktor yang menjadi peluang dan ancaman, serta kekuatan dan kelemahan yang memengaruhi perusahaan.

b. Memberi bobot setiap faktor dengan angka 0,0 (tidak penting) sampai 1,0

(sangat penting). Bobot tersebut menandakan tingkat kepentingan relatif faktor tersebut. Jumlah seluruh bobot sama dengan 1,0.

c. Memberikan peringkat 1-4 pada setiap faktor internal dan eksternal utama untuk menunjukkan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor tersebut, di mana :

4 = respon sangat bagus 3 = respon di atas rataan 2 = respon rataan

1 = respon di bawah rataan

d. Kalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk memperoleh nilai terimbang

e. Menjumlahkan seluruh skor terbobot untuk mendapatkan skor terbobot total (total weighted score). Dalam matriks EFE, skor bobot total tertinggi yang mungkin dicapai 4,0, skor bobot terendah 1,0 dan rataan skor bobot 2,5. Skor bobot 4,0 mengindikasikan organisasi merespon sangat baik peluang dan ancaman yang ada. Skor total 1,0 menandakan organisasi tidak mampu memanfaatkan peluang yang ada atau menghindari ancaman yang muncul. Dalam matriks IFE, skor bobot total di bawah 2,5 mencirikan posisi internal organisasi yang lemah, sedangkan skor di atas 2,5 mengindikasikan posisi internal yang kuat. 5. Analisis Matriks Internal – Eksternal (IE)

Matriks IE terdiri dari dua (2) dimensi, yaitu total skor matriks IFE pada sumbu x dan total skor matriks EFE pada sumbu y. Skor bobot IFE 1,0-1,99 menunjukkan posisi internal lemah, skor 2,0-2,99 posisinya sedang dan skor 3,0-4,0 posisinya kuat. Skor bobot EFE 1,0-1,99 menunjukkan posisi rendah, skor 2,0-2,99 posisinya sedang dan skor 3,0-4,0 posisinya tinggi. Matriks IE menurut David (2008) dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Matriks IE (David, 2008)

6. Analisis SWOT

Matriks SWOT terdiri dari 9 sel, terdapat 4 sel faktor utama, 4 sel strategi dan 1 sel yang dibiarkan kosong (sel kiri atas). Keempat sel strategi yang diberi nama SO, WO, ST dan WT, dikembangkan setelah melengkapi semua faktior sel utama yang diberi nama S, W, O dan T. Dalam membentuk matriks SWOT terdapat delapan langkah:

a. Membuat daftar peluang-peluang eksternal utama perusahaan Kuat Menengah Lemah Tinggi 3.0 I II III Menengah 2.0 IV V VI Rendah 1.0 VII VIII IX

Skor bobot total IFE

S kor bo bot t ot al E F E

b. Membuat daftar ancaman-ancaman utama perusahaan

c. Membuat daftar kekuatan-kekuatan internal utama perusahaan d. Membuat daftar kelemahan-kelemahan internal utama perusahaan

e. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan masukkan hasilnya pada sel strategi SO

f. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan masukkan hasilnya pada sel strategi WO

g. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan masukkan hasilnya pada sel strategi ST

h. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan masukkan hasilnya pada sel strategi ST

Matriks menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dihadapi. Matriks ini dapat menghasilkan 4 set kemungkinan alternatif strategik.

Dokumen terkait