• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1. Pengumpulan Data

5.2.8. Pengolahan Data Menggunakan Metode Grafik

4 50 4 , 218 = =

Sehingga waktu siklus untuk part PR: Wsiklus = ∑Wproses + ∑Wmaterial handling

Wsiklus = 34.560 menit + 4,746 menit

= 34.564,746 menit

Sehingga waktu siklus untuk semua part adalah: Wsiklus = ∑Wproses + ∑Wmaterial handling

= 34.560 menit + 23,412 menit = 34.583,412 menit/produk

5.2.8. Pengolahan Data Menggunakan Metode Grafik

Metode grafik merupakan metode perancangan tata letak yang menggunakan grafik kedekatan (adjacency graph) sebagai penghubung antara departemen-departemen atau fasilitas-fasilitas yang ada dengan tujuan untuk memperoleh bobot terbesar (Purnomo, H., 2004: 137-138).

Langkah pertama adalah membuat peta keterkaitan (from to chart) seperti Gambar 5.2 di atas. Metode grafik dalam perancangan layout hampir sama dengan Metode SLP (Systematic Layout Plant) karena menyusun layout berdasarkan grafik kedekatan.

Langkah I adalah memilih bobot terbesar yang dilihat dari peta from –to chart maka terpilihlah stasiun kerja A dan C yang memiliki bobot momen material handling

sebesar 161.190 meter dan dapat terlihat pada Gambar 5.3.

Secara khusus metode grafik pembentukan node akan membentuk segitiga-segitiga dan yang paling baik adalah bobot terbesar.

A

C

Gambar 5.3 Node Pemilihan Bobot Terbesar Antar Stasium Kerja A-C (Sumber: Pengolahan Data)

Dan perhitungan bobot keterkaitan antara stasiun kerja A-C dapat dilihat pada Tabel 5.13.

Tabel 5.13. Perhitungan Bobot Keterkaitan Stasiun Kerja A-C

Stasiun A- C Keterangan B 25.920 + 0 = 25.920 D 0 +100.800 = 100.800 Terbaik E 0 + 0 = 0 F 0 + 0 = 0 G 0 + 0 = 0 H 0 + 0 = 0 I 0 + 0 = 0 J 0 + 0 = 0 K 0 + 0 = 0 L 0 + 0 = 0 M 0 + 0 = 0 N 0 + 0 = 0 Sumber: Pengolahan Data

Setelah melakukan perhitungan bobot keterkaitan antar stasiun maka langkah selanjutnya adalah menggambar hubungan keterkaitan dalam bidang segitiga yang dapat dilihat pada Gambar 5.4.

A C

D

Gambar 5.4. Bidang Segitiga yang Terbentuk (Sumber: Pengolahan Data)

Setelah segitiga A-C-D terbentuk maka akan dilakukan kembali perhitungan untuk memasukkan node selanjutnya yang memiliki bobot terbesar dan terkait pada segitiga A-C-D dan perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 5.14.

Tabel 5.14. Perhitungan Bobot Keterkaitan Stasiun Kerja

Stasiun A- C- D Keterangan B 25.920 + 0 = 25.920 E 0 + 0 + 33.120 = 33.120 Terbaik F 0 + 0 + 5.850 = 5.850 G 0 + 0 +0 = 0 H 0 + 0 + 0 = 0 I 0 + 0 + 23.400 = 23.400 J 0 + 0 + 0 = 0 K 0 + 0 +0 = 0 L 0 + 0 + 0 = 0 M 0 + 0 + 15.030= 15.030 N 0 + 0 + 0 = 0

Setelah melakukan perhitungan bobot keterkaitan antar stasiun dan telah terpilih node E yang akan masuk ke dalam bidang segitiga A-C-D yang dibatasi busur-busur pembatas A-E, A-C, dan C-E maka terbentuklah 4 (empat) bidang segitiga langkah dan selanjutnya adalah menggambarkan hubungan keterkaitan dalam bidang segitiga yang dapat dilihat pada Gambar 5.5.

A C

D

E

Gambar 5.5. Departemen E Terpilih Masuk Bidang A-C-D (Sumber: Pengolahan Data)

Setelah node E masuk ke dalam bidang segitiga A-C-D yang dibatasi oleh busur-busur pembatas A-E, E-C, A-E maka terbentuklah empat segitiga dan selanjutnya dilakukan perhitungan kembali bobot terkait pada keempat bidang segitiga tersebut. Langkah yang sama dilakukan kembali untuk memasukkan node yang belum terpilih untuk masuk ke dalam bidang grafik yaitu node B, F, G, H, I, J, K, L, M, dan N. Dan semua node stasiun harus masuk ke dalam bidang grafik.

Bidang

Setelah node E masuk ke dalam segitiga A-C-D maka terbentuklah empat segitiga dan selanjutnya dilakukan kembali perhitungan bobot terkait pada keempat segitiga tersebut yang dapat dilihat pada Tabel 5.15.

Tabel 5.15. Perhitungan Bobot Keterkaitan Stasiun Kerja

Stasiun A- C- D A- E- D A- E- C C-E-D B 25.920 + 0 + 0 = 25.920 25.920 + 0 + 0 = 25.920 25.920 + 0 + 0 = 25.920 0+0+0=0 F 0+0+5.850 = 5.850 0+14.130+5.850 = 19.980 0+0+14.130 = 14.130 0+14.130+5.850=19.980 G 0+0+0=0 0+27.540+0=27.540 (Terbaik) 0+27.540+0=27.540 0+27.540+0=27.540 H 0+0+0=0 0+0+0=0 0+0+0=0 0+0+0=0 I 0+0+23.400=23.400 0+0+23.400=23.400 0+0+0=0 0+0+23.400=23.400 J 0+0+0=0 0+0+0=0 0+0+23.400=23.400 0+0+0=0 K 0+0+0=0 0+0+0=0 0+0+0=0 0+0+0=0 L 0+0+0=0 0+0+0=0 0+0+0=0 0+0+0=0 M 0+0+15.030=15.030 0+0+15.030=15.030 0+0+15.030=15.030 0+0+15.030=15.030 N 0+0+0=0 0+0+0=0 0+0+0=0 0+0+0=0

(Sumber: Pengolahan Data)

Setelah melakukan perhitungan bobot keterkaitan antar stasiun dan telah terpilih node G yang akan masuk ke dalam bidang segitiga A-E-D maka langkah selanjutnya adalah menggambarkan hubungan keterkaitan dalam bidang segitiga yang dapat dilihat pada Gambar 5.6.

A C D

E G

Gambar 5.6. Departemen G Terpilih Masuk Bidang A-E-D (Sumber: Pengolahan Data)

Setelah node G masuk ke dalam bidang segitiga A-E-D yang dibatasi oleh busur-busur pembatas A-G, G-D, A-D maka terbentuklah enam segitiga dan selanjutnya dilakukan perhitungan kembali bobot terkait pada keenam segitiga tersebut yang dapat dilihat pada Tabel 5.16. pada Lampiran 3.

Langkah yang sama dilakukan kembali untuk memasukkan node yang belum terpilih untuk masuk ke dalam bidang grafik yaitu node B, F, H, J, K, L, M, dan N. Dan semua node stasiun harus masuk ke dalam bidang grafik.

Setelah melakukan perhitungan bobot keterkaitan antar stasiun maka terpilihlah node I yang akan masuk ke dalam bidang segitiga A-G-D dan dibatasi oleh busur-busur pembatas A-I, I-D, dan A-D dan langkah selanjutnya adalah memilih departemen yang akan dimasukkan dalam bidang grafik dengan menambahkan bobot departemen yang belum terpilih kemudian menggambarkan hubungan keterkaitan dalam bidang segitiga yang dapat dilihat pada Gambar 5.7.

A C D E G I

Gambar 5.7. Departemen I Terpilih Masuk Bidang A-G-D (Sumber: Pengolahan Data)

Setelah node I masuk ke dalam segitiga A-G-D maka terbentuklah delapan segitiga dan selanjutnya dilakukan kembali perhitungan bobot terkait pada kedelapan segitiga tersebut yang dapat dilihat pada Tabel 5.17. yang dapat dilihat pada Lampiran 3.

Langkah yang sama dilakukan kembali untuk memasukkan node yang belum terpilih untuk masuk ke dalam bidang grafik yaitu node B, F, H, K, L, M, dan N. Dan semua node stasiun harus masuk ke dalam bidang grafik.

Setelah melakukan perhitungan bobot keterkaitan antar stasiun dan telah terpilih node J yang akan masuk ke dalam bidang segitiga A-I-D maka langkah selanjutnya adalah menggambar hubungan keterkaitan dalam bidang segitiga yang dapat dilihat pada Gambar 5.8.

A C D E G I J

Gambar 5.8 Departemen J Terpilih Masuk Bidang A-I-D (Sumber: Pengolahan Data)

Setelah node J masuk ke dalam segitiga A-I-D maka terbentuklah sepuluh segitiga dan selanjutnya dilakukan kembali perhitungan bobot terkait pada kesepuluh segitiga tersebut yang dapat dilihat pada Tabel 5.18. yang dapat dilihat pada Lampiran 3.

Langkah yang sama dilakukan kembali untuk memasukkan node yang belum terpilih untuk masuk ke dalam bidang grafik yaitu node B, F, H, L, M, dan N. Dan semua node stasiun harus masuk ke dalam bidang grafik.

Setelah melakukan perhitungan bobot keterkaitan antar stasiun dan telah terpilih node K yang akan masuk ke dalam bidang segitiga A-J-I maka langkah selanjutnya adalah menggambar hubungan keterkaitan dalam bidang segitiga yang dapat dilihat pada Gambar 5.9.

A C D E G I J K

Gambar 5.9. Departemen K Terpilih Masuk Bidang A-J-I (Sumber: Pengolahan Data)

Setelah node K masuk ke dalam segitiga A-J-I maka terbentuklah dua belas segitiga dan selanjutnya dilakukan kembali perhitungan bobot terkait pada kedua belas segitiga tersebut yang dapat dilihat pada Tabel 5.19. yang dapat dilihat pada Lampiran 3.

Langkah yang sama dilakukan kembali untuk memasukkan node yang belum terpilih untuk masuk ke dalam bidang grafik yaitu node F, H, K, L, M, dan N. Dan semua node stasiun harus masuk ke dalam bidang grafik.

Setelah melakukan perhitungan bobot keterkaitan antar stasiun dan telah terpilih node B yang akan masuk ke dalam bidang segitiga G-E-A maka langkah selanjutnya adalah menggambar hubungan keterkaitan dalam bidang segitiga yang dapat dilihat pada Gambar 5.10.

A C D E G I J K B

Gambar 5.10. Departemen B Terpilih Masuk Bidang G-E-A (Sumber: Pengolahan Data)

Setelah node B masuk ke dalam segitiga G-E-A maka terbentuklah tiga belas segitiga dan selanjutnya dilakukan kembali perhitungan bobot terkait pada ketiga belas segitiga tersebut yang dapat dilihat pada Tabel 5.20. yang dapat dilihat pada Lampiran 3.

Langkah yang sama dilakukan kembali untuk memasukkan node yang belum terpilih untuk masuk ke dalam bidang grafik yaitu node B, F, H, K, L, dan N. Dan semua node stasiun harus masuk ke dalam bidang grafik.

Setelah melakukan perhitungan bobot keterkaitan antar stasiun dan telah terpilih node M yang akan masuk ke dalam bidang segitiga A-B-K maka langkah selanjutnya adalah menggambar hubungan keterkaitan dalam bidang segitiga yang dapat dilihat pada Gambar 5.11.

A C D E G I J K B M

Gambar 5.11. Departemen M terpilih masuk bidang A-B-K (Sumber: Pengolahan Data)

Setelah node M masuk ke dalam segitiga A-B-K maka terbentuklah enam belas segitiga dan selanjutnya dilakukan kembali perhitungan bobot terkait pada keenam belas segitiga tersebut yang dapat dilihat pada Tabel 5.21. yang dapat dilihat pada Lampiran 3.

Langkah yang sama dilakukan kembali untuk memasukkan node yang belum terpilih untuk masuk ke dalam bidang grafik yaitu node B, H, K, L, M, dan N. Dan semua node stasiun harus masuk ke dalam bidang grafik.

Setelah melakukan perhitungan bobot keterkaitan antar stasiun dan telah terpilih node F yang akan masuk ke dalam bidang segitiga A-J-M maka langkah selanjutnya adalah menggambar hubungan keterkaitan dalam bidang segitiga yang dapat dilihat pada Gambar 5.12.

A C D E G I J K B M F

Gambar 5.12. Departemen F Terpilih Masuk Bidang A-J-M (Sumber: Pengolahan Data)

Setelah semua node masuk ke dalam bidang grafik maka di dapat block layout akhir yang sesuai. Dan hasil perhitungan dan pembentukan block layout akhir Metode Grafik dapat dilihat pada Gambar 5.13.

A C D E G I J K B H F N L M

Gambar 5.13. Block Layout Dengan Grafik Kedekatan (Sumber: Pengolahan Data)

Dokumen terkait