METODOLOGI PENELITIAN
1.1. Pemetaan Geologi Karangsambung
1.2.3. Pengolahan Data
1. Konversi Pembacaan ke mGal
Koreksi ini dilakukan dengan menggunakan persamaan:
Reading in mGal = [(reading β counter reading) Γ faktor interval + value in mGal]
2. Koreksi Pasang Surut (Tidal)
Koreksi ini dilakukan dengan cara memperoleh tabel data pasang surut dari referensi dengan memasukkan waktu dan koordinat lokasi pengukuran sehingga diperoleh tabel data pasang surut referensi.
Kemudian dilakukan pendekatan untuk memperoleh data pasang surut pada waktu pengukuran dari tabel pasang surut yang diperoleh dari referensi. Perhitungan koreksi pasang surut dilakukan dengan menggunakan persamaan:
ππ‘πππ = π πππ (ππΊππ) β ππππ (ππΊππ)
3. Koreksi Apungan (Drift)
Untuk memperoleh nilai drift pada masing-masing titik pengukuran, maka digunakan persamaan:
Dn = gakhirβ go
takhirβ to (tnβ to) dimana:
34 Dn = koreksi apungan pada titik n
gakhir = pembacaan gravimeter di titik akhir looping go = pembacaan gravimeter di titik awal looping takhir = waktu pembacaan di akhir looping to = waktu pembacaan di awal looping tn = waktu pembacaan pada stasiun n
Dan untuk mendapatkan koreksi apungan pada masing-masing titik dapat digunakan persamaan:
ππππππ‘= ππ‘πππ(ππΊππ) β πππππ‘(ππΊππ)
4. Perhitungan Nilai Gravitasi Observasi (gobs) Nilai gobs dapat diperoleh melalui persamaan:
gobs = gabsolut(mGal) + βgtitik pengukuran (mGal) dimana gabsolut adalah 978201,635 mGal dan
βgtitik pengukuran = ππππππ‘titik pengukuranβ ππππππ‘πππ π π π‘ππ‘πππ
5. Koreksi Lintang
Koreksi lintang dilakukan dengan menggunakan persamaan:
gβ = 978031,85 Γ (1 + (0.0052884 sin2β β 0.0000059 sin22β )) dimanaβ merupakan sudut lintang dalam radian.
6. Koreksi Udara Bebas (Free Air Correction)
Koreksi udara bebas dilakukan dengan menggunakan persamaan: FAC = 0,3086 h
7. Perhitungan Nilai Free Air Anomaly
Free Air Anomaly dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: FAA = gobsβ gβ + FAC
35 8. Koreksi Bouguer
Koreksi bouguer dilakukan menurut persamaan: BC = 0,04191 Γ ΟrataβrataΓ h
dimana: Οrata-rata = 2.67 g/cm3 diperoleh dari literature kerak bumi pulau Jawa.
9. Perhitungan Nilai Simple Bouguer Anomaly
Perhitungan Simple Bouguer Anomaly dilakukan menggunakan persamaan: SBA = FAA + BC
10. Koreksi Medan
Koreksi medan dilakukan menurut persamaan: TC = 0,04191 (2,5
4 ) [r1β r2+ βr1
2+ z2 β βr22+ z2] dimana:
z = zs - za
zs = ketinggian stasiun pengukuran za = ketinggian rata-rata di dalam sektor r2 = jari-jari luar sektor
r1 = jari-jari dalam sektor
dan keadaan di sekitar medan pengukuran dapat dilihat melalui tabel di bawah ini. Kemudian dihitung nilai koreksi medan untuk masing-masing zona dan untuk koreksi medan masing-masing titik diperoleh dengan cara menjumlahkan hasil koreksi medan di setiap zonanya.
11. Perhitungan Anomali Bouguer
Perhitungan anomali bouguer dilakukan menggunakan persamaan: BA = SBA + TC
36 1.3. Metode Geomagnetik
1.3.1. Peralatan
1. Magnetometer Proton (Proton Procession Magnetometer β PPM) Untuk mengukur nilai magnetik di lokasi pengukuran
2. Kompas
Untuk mengetahui arah mata angin 3. Arloji
Untuk mengetahui waktu saat pengambilan data 4. Data pengukuran magnet
Untuk melakukan pengolahan data magnet
1.3.2. Akuisisi Data
Dalam pengukuran geomagnetik dilakukan pada da titik, yaitu titik BS (Base Station) dan di field. Pada BS pengukuran di lakkan setiap 5 menit, sedangkan alat ukur yang berada di field mengukur titik-titik yang telat di grid pada peta dengan jarak antar titik sebesar 150 meter.
1.3.3. Pengolahan Data
1. Menghitung Nilai Rata-Rata Pembacaan Titik Pengukuran
Pembacaan di titik pengukuran dilakukan tiga kali untuk setiap titik. Oleh karena itu, nilai pembacaan setiap titiknya dirata-ratakan. Rata-rata pembacaan di titik pengukuran dilakukan dengan menggunakan persamaan:
Rata Bacaan = Jumlah nilai bacaan di titik pengukuran Banyaknya pembacaan
2. Menghitung Nilai Rata-Rata Bacaan di Base Station
Nilai rata-rata pembacaan di base station dilakukan menggunakan persamaan:
Rata Bacaan = Jumlah nilai bacaan di πππ π π π‘ππ‘πππ Banyaknya pembacaan
37 3. Melakukan Interpolasi untuk Koreksi Harian
Interpolasi dilakukan dengan cara mencari nilai anomali pembacaan di titik pengukuran mendekati dengan pengukuran di base station berdasarkan waktu pengukurannya. Interpolasi dilakukan dengan menggunakan persamaan:
Hn = [ tfβ tb
tbβ tbβ1Γ (Hbβ Hbβ1)] + Hbβ1 dimana:
Hn = nilai anomali interpolasi pada titik masing-masing titik pengukuran tf = waktu field
tb = waktu base station yang mendekati
tb-1 = waktu sebelum base station yang mendekati Hb = nilai anomali base station yang mendekati
Hb-1 = nilai anomali sebelum base station yang mendekati
4. Menghitung Koreksi Harian
Koreksi harian untuk masing-masing titik pengukuran dihitung dengan menggunakan persamaan:
βHharian = Hn Β± Rata Bacaan π΅ππ π ππ‘ππ‘πππ 5. Menghitung Koreksi IGRF
Koreksi IGRF dilakukan karena besarnya pengaruh medan magnet utama bumi terhadap pengukuran anomali magnet. Pada tahap ini, awalnya nilai IGRF referensi untuk masing-masing titik pengukuran diperoleh dari sumber di internet dengan memasukkan tanggal pengukuran dan koordinat titik pengukuran.
6. Membuat Peta Anomali Magnetik
Nilai anomali magnetik yang telah diperoleh dibuat ke dalam peta kontur dengan menggunakan program Oasis Montaj dengan memasukkan beberapa data, seperti koordinat titik pengukuran, nilai anomali, nama titik, deklinasi, inklinasi, dan elevasinya.
38 3.4 Metode Elektromagnetik CMD
3.4.1 Peralatan
1. Satu unit CMD (Conductivity Measurement Direct)
Display Unit: Monitor utama, karena dalam Display unit ini pengguna dapat mensetting alat sesuai dengan target pengukuran yang diinginkan dan sebagai tempat munculnya data yang terukur disuatu titik pengukuran.
Transmitter: Berfungsi sebagai Pemancar/penghasil Gelombang EM yang akan digunakan dalam pengukuran.
Receiver: Terdiri dari 2 koil yang berupa kapasitor yang dimana berfungsi sebagai penerima gelombang EM sekunder (hasil pengukuran) yang kemudian akan dikonvert dan terbaca pada Display Unit.
2. Kabel Konektor: Merupakan kabel yang menghubungkan antara Display Unit dan serangkaian Probe Transmitter dan Receiver.
3. GPS: Berfungsi mencatat koordinat pengukuran.
4. Buku catatan lapangan dan alat tulis, untuk mencatat pengukuran.
3.4.2 Akuisisi Data
Tahap pertama adalah proses pengaturan alat yaitu memasang semua perangkat CMD (Conductivity Measurement Direct) sesuai dengan ketentuannya. Setelah terpasang dengan baik dan lurus pada kedua sisinya kemudian dilakukan penyetingan pada monitor kecil yang terpasang pada alat agar dapat merekam data lapangan. Proses perekaman data dilakukan kurang lebih setiap 10 meter dan dicatat titik bujur dan lintangnya beserta nilai konduktivitasnya dan juga data beda fasa pada alat tersebut dan juga kita melakukan pengukuran nilai suseptibilitas batuan yang terdapat pada setiap titik pengukuran. Pengukuran dilakukan sebanyak 981 titik.