• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengolahan Data

Dalam dokumen Laporan Kuliah Lapangan Karangsambung (Halaman 43-49)

METODOLOGI PENELITIAN

1.1. Pemetaan Geologi Karangsambung

1.2.3. Pengolahan Data

1. Konversi Pembacaan ke mGal

Koreksi ini dilakukan dengan menggunakan persamaan:

Reading in mGal = [(reading βˆ’ counter reading) Γ— faktor interval + value in mGal]

2. Koreksi Pasang Surut (Tidal)

Koreksi ini dilakukan dengan cara memperoleh tabel data pasang surut dari referensi dengan memasukkan waktu dan koordinat lokasi pengukuran sehingga diperoleh tabel data pasang surut referensi.

Kemudian dilakukan pendekatan untuk memperoleh data pasang surut pada waktu pengukuran dari tabel pasang surut yang diperoleh dari referensi. Perhitungan koreksi pasang surut dilakukan dengan menggunakan persamaan:

𝑔𝑑𝑖𝑑𝑒 = π‘…π‘’π‘Žπ‘‘ (π‘šπΊπ‘Žπ‘™) βˆ’ 𝑇𝑖𝑑𝑒 (π‘šπΊπ‘Žπ‘™)

3. Koreksi Apungan (Drift)

Untuk memperoleh nilai drift pada masing-masing titik pengukuran, maka digunakan persamaan:

Dn = gakhirβˆ’ go

takhirβˆ’ to (tnβˆ’ to) dimana:

34 Dn = koreksi apungan pada titik n

gakhir = pembacaan gravimeter di titik akhir looping go = pembacaan gravimeter di titik awal looping takhir = waktu pembacaan di akhir looping to = waktu pembacaan di awal looping tn = waktu pembacaan pada stasiun n

Dan untuk mendapatkan koreksi apungan pada masing-masing titik dapat digunakan persamaan:

π‘”π‘‘π‘Ÿπ‘–π‘“π‘‘= 𝑔𝑑𝑖𝑑𝑒(π‘šπΊπ‘Žπ‘™) βˆ’ π‘‘π‘Ÿπ‘–π‘“π‘‘(π‘šπΊπ‘Žπ‘™)

4. Perhitungan Nilai Gravitasi Observasi (gobs) Nilai gobs dapat diperoleh melalui persamaan:

gobs = gabsolut(mGal) + βˆ†gtitik pengukuran (mGal) dimana gabsolut adalah 978201,635 mGal dan

βˆ†gtitik pengukuran = π‘”π‘‘π‘Ÿπ‘–π‘“π‘‘titik pengukuranβˆ’ π‘”π‘‘π‘Ÿπ‘–π‘“π‘‘π‘π‘Žπ‘ π‘’ π‘ π‘‘π‘Žπ‘‘π‘–π‘œπ‘›

5. Koreksi Lintang

Koreksi lintang dilakukan dengan menggunakan persamaan:

gβˆ… = 978031,85 Γ— (1 + (0.0052884 sin2βˆ… βˆ’ 0.0000059 sin22βˆ…)) dimanaβˆ… merupakan sudut lintang dalam radian.

6. Koreksi Udara Bebas (Free Air Correction)

Koreksi udara bebas dilakukan dengan menggunakan persamaan: FAC = 0,3086 h

7. Perhitungan Nilai Free Air Anomaly

Free Air Anomaly dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: FAA = gobsβˆ’ gβˆ… + FAC

35 8. Koreksi Bouguer

Koreksi bouguer dilakukan menurut persamaan: BC = 0,04191 Γ— ρrataβˆ’rataΓ— h

dimana: ρrata-rata = 2.67 g/cm3 diperoleh dari literature kerak bumi pulau Jawa.

9. Perhitungan Nilai Simple Bouguer Anomaly

Perhitungan Simple Bouguer Anomaly dilakukan menggunakan persamaan: SBA = FAA + BC

10. Koreksi Medan

Koreksi medan dilakukan menurut persamaan: TC = 0,04191 (2,5

4 ) [r1βˆ’ r2+ √r1

2+ z2 βˆ’ √r22+ z2] dimana:

z = zs - za

zs = ketinggian stasiun pengukuran za = ketinggian rata-rata di dalam sektor r2 = jari-jari luar sektor

r1 = jari-jari dalam sektor

dan keadaan di sekitar medan pengukuran dapat dilihat melalui tabel di bawah ini. Kemudian dihitung nilai koreksi medan untuk masing-masing zona dan untuk koreksi medan masing-masing titik diperoleh dengan cara menjumlahkan hasil koreksi medan di setiap zonanya.

11. Perhitungan Anomali Bouguer

Perhitungan anomali bouguer dilakukan menggunakan persamaan: BA = SBA + TC

36 1.3. Metode Geomagnetik

1.3.1. Peralatan

1. Magnetometer Proton (Proton Procession Magnetometer – PPM) Untuk mengukur nilai magnetik di lokasi pengukuran

2. Kompas

Untuk mengetahui arah mata angin 3. Arloji

Untuk mengetahui waktu saat pengambilan data 4. Data pengukuran magnet

Untuk melakukan pengolahan data magnet

1.3.2. Akuisisi Data

Dalam pengukuran geomagnetik dilakukan pada da titik, yaitu titik BS (Base Station) dan di field. Pada BS pengukuran di lakkan setiap 5 menit, sedangkan alat ukur yang berada di field mengukur titik-titik yang telat di grid pada peta dengan jarak antar titik sebesar 150 meter.

1.3.3. Pengolahan Data

1. Menghitung Nilai Rata-Rata Pembacaan Titik Pengukuran

Pembacaan di titik pengukuran dilakukan tiga kali untuk setiap titik. Oleh karena itu, nilai pembacaan setiap titiknya dirata-ratakan. Rata-rata pembacaan di titik pengukuran dilakukan dengan menggunakan persamaan:

Rata Bacaan = Jumlah nilai bacaan di titik pengukuran Banyaknya pembacaan

2. Menghitung Nilai Rata-Rata Bacaan di Base Station

Nilai rata-rata pembacaan di base station dilakukan menggunakan persamaan:

Rata Bacaan = Jumlah nilai bacaan di π‘π‘Žπ‘ π‘’ π‘ π‘‘π‘Žπ‘‘π‘–π‘œπ‘› Banyaknya pembacaan

37 3. Melakukan Interpolasi untuk Koreksi Harian

Interpolasi dilakukan dengan cara mencari nilai anomali pembacaan di titik pengukuran mendekati dengan pengukuran di base station berdasarkan waktu pengukurannya. Interpolasi dilakukan dengan menggunakan persamaan:

Hn = [ tfβˆ’ tb

tbβˆ’ tbβˆ’1Γ— (Hbβˆ’ Hbβˆ’1)] + Hbβˆ’1 dimana:

Hn = nilai anomali interpolasi pada titik masing-masing titik pengukuran tf = waktu field

tb = waktu base station yang mendekati

tb-1 = waktu sebelum base station yang mendekati Hb = nilai anomali base station yang mendekati

Hb-1 = nilai anomali sebelum base station yang mendekati

4. Menghitung Koreksi Harian

Koreksi harian untuk masing-masing titik pengukuran dihitung dengan menggunakan persamaan:

βˆ†Hharian = Hn Β± Rata Bacaan π΅π‘Žπ‘ π‘’ π‘†π‘‘π‘Žπ‘‘π‘–π‘œπ‘› 5. Menghitung Koreksi IGRF

Koreksi IGRF dilakukan karena besarnya pengaruh medan magnet utama bumi terhadap pengukuran anomali magnet. Pada tahap ini, awalnya nilai IGRF referensi untuk masing-masing titik pengukuran diperoleh dari sumber di internet dengan memasukkan tanggal pengukuran dan koordinat titik pengukuran.

6. Membuat Peta Anomali Magnetik

Nilai anomali magnetik yang telah diperoleh dibuat ke dalam peta kontur dengan menggunakan program Oasis Montaj dengan memasukkan beberapa data, seperti koordinat titik pengukuran, nilai anomali, nama titik, deklinasi, inklinasi, dan elevasinya.

38 3.4 Metode Elektromagnetik CMD

3.4.1 Peralatan

1. Satu unit CMD (Conductivity Measurement Direct)

Display Unit: Monitor utama, karena dalam Display unit ini pengguna dapat mensetting alat sesuai dengan target pengukuran yang diinginkan dan sebagai tempat munculnya data yang terukur disuatu titik pengukuran.

Transmitter: Berfungsi sebagai Pemancar/penghasil Gelombang EM yang akan digunakan dalam pengukuran.

Receiver: Terdiri dari 2 koil yang berupa kapasitor yang dimana berfungsi sebagai penerima gelombang EM sekunder (hasil pengukuran) yang kemudian akan dikonvert dan terbaca pada Display Unit.

2. Kabel Konektor: Merupakan kabel yang menghubungkan antara Display Unit dan serangkaian Probe Transmitter dan Receiver.

3. GPS: Berfungsi mencatat koordinat pengukuran.

4. Buku catatan lapangan dan alat tulis, untuk mencatat pengukuran.

3.4.2 Akuisisi Data

Tahap pertama adalah proses pengaturan alat yaitu memasang semua perangkat CMD (Conductivity Measurement Direct) sesuai dengan ketentuannya. Setelah terpasang dengan baik dan lurus pada kedua sisinya kemudian dilakukan penyetingan pada monitor kecil yang terpasang pada alat agar dapat merekam data lapangan. Proses perekaman data dilakukan kurang lebih setiap 10 meter dan dicatat titik bujur dan lintangnya beserta nilai konduktivitasnya dan juga data beda fasa pada alat tersebut dan juga kita melakukan pengukuran nilai suseptibilitas batuan yang terdapat pada setiap titik pengukuran. Pengukuran dilakukan sebanyak 981 titik.

Dalam dokumen Laporan Kuliah Lapangan Karangsambung (Halaman 43-49)

Dokumen terkait