• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.2 Pengolahan Data

3.2 Pengolahan Data

3.2.1 Uji Validitas

Dalam penelitian ini pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan Uji Cochran Q. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mencari kriteria apa saja yang dipentingkan oleh responden dalam melakukan penilaian terhadap handphone. Berikut adalah hasil kuesioner penentuan kriteria dalam melakukan penilaian handphone.

Tabel 3.4 Hasil Kuesioner Pertama

No. Kriteria Responden

1 2 3

1. Desain 1 1 1

2. Fasilitas 1 1 1

3. Harga jual kembali 0 0 1

Keterangan:

Responden 1: Penjual handphone di jalan Gatot Subroto Plaza Medan Fair Tahap I No. 21, Medan.

Responden 2: Penjual handphone di jalan Gatot Subroto Plaza Medan Fair Tahap I No. 26, Medan.

Responden 3: Mahasiswa Universitas Sumatera Utara dengan N.I.M 110402011. Angka 1 : Merupakan pernyataan dari responden yang mengatakan “YA”

bahwa kriteria yang dimaksud adalah penting dalam penilaian handphone.

Angka 0 : Merupakan pernyataan dari responden yang mengatakan “TIDAK” bahwa kriteria yang dimaksud adalah tidak penting dalam penilaian handphone.

Adapun prosedur perhitungannya adalah sebagai berikut: a. Menetukan hipotesis yang diuji.

: Semua atribut yang diuji memiliki proporsi jawaban “YA” yang sama : Tidak semua jawaban yang diuji memiliki proporsi jawaban “YA” b. Mencari

Untuk mempermudah perhitungan, maka dibuat tabel pembantu terlebih dahulu (Tabel 3.5).

Tabel 3.5 Tabel Pembantu Kriteria Responden 1 2 3 1 1 1 1 3 9 3 9 2 1 1 1 3 9 3 9 3 1 1 1 3 9 4 16 4 0 0 1 1 1 jumlah 10 28

Dari tabel di atas diketahui bahwa:

; ; ; .

Keterangan:

= Jumlah kriteria

= Jumlah responden yang memilih “YA” pada kriteria ke-j = Jumlah kriteria yang disetuji oleh responden ke-i

Dengan demikian dapat dihitung dengan persamaan (2.5)

c. Menentukan

Dengan , derajat kebebasan (dk) , maka diperoleh (dari tabel Chi Square distribution)

d. Membuat keputusan Terima karena e. Menarik kesimpulan

Adanya kesepakatan antar-responden mengenai kriteria yang digunakan penulis. Atau dengan kata lain, semua kriteria yang digunakan dalam kuesioner adalah valid.

3.2.2 Uji Reliabilitas

Pada pengujian reliabilitas kuesioner dilakukan dengan menggunakan metode pengukuran ulang (test-retest). Dalam metode ini, responden yang sama diminta untuk mengisi kuesioner sebanyak dua kali. Hasil dari pengukuran yang pertama dan hasil pengukuran yang kedua kemudian diuji dengan menggunakan teknik uji

Chi-Square. Berikut merupakan langkah-langkah pengujian reliabitas kuesioner: a. Membuat tabel tabulasi hasil pengukuran I dan pengukuran II:

Tabel 3.6 Tabulasi Hasil Pengukuran I Kriteria Responden 1 2 3 1 1 1 1 2 1 1 1 3 0 0 1 4 1 1 1 Jumlah “YA” 10 Jumlah “TIDAK” 2

Tabel 3.7 Tabulasi Hasil Pengukuran II Kriteria Responden 1 2 3 1 1 1 1 2 1 1 1 3 0 0 1 4 1 1 1 Jumlah “YA” 10 Jumlah “TIDAK” 2 b. Menentukan hipotesis

: Tidak ada perbedaan antara hasil pengukuran I dan pengukuran II : Terdapat perbedaan antara hasil pengukuran I dan pengukuran II c. Menghitung

Untuk mempermudah perhitungan terlebih dahulu membuat tabel pembantu sebagai berikut:

Tabel 3.8 Tabel Pembantu

Pengukuran I Pengukuran II Jumlah

YA 10 10 20

TIDAK 2 2 4

Jumlah 12 12 24

(3.1)

Keterangan:

A = “YA” pada kolom pengukuran I B = “YA” pada kolom pengukuran II C = “TIDAK” pada kolom pengukuran I D = “TIDAK” pada kolom pengukuran II n = Jumlah pengukuran I dan pengukran II

d. Menentukan angka kritis nilai

Dengan taraf signifikan dan derajat kebebasan (dk) = 1. Maka diperoleh angka kritis nilai sebesar 3,841.

Karena nilai yang diperoleh lebih kecil daripada nilai kritis maka diterima. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara hasil pengukuran I dan pengukuran II. Dengan kata lain, kuesioner yang disusun adalah reliabel.

3.2.3 Perankingan terhadap Kriteria Handphone

Berikut adalah langkah-langkah perhitungan bobot kriteria.

a. Penyatuan pendapat responden, yaitu dengan menggunakan rata-rata geometri untuk setiap perbandingan kriteria. Berikut adalah tabel matriks perbandingan kriteria yang disederhanakan setelah melakukan penyatuan pendapat responden.

Tabel 3.9 Mariks Perbandingan Berpasangan Kriteria yang Disederhanakan

Kriteria Desain Fasilitas Harga jual

kembali Spare part Desain 1 0,255 4,217 1,260 Fasilitas 3,915 1 6,257 3,557 Harga jual kembali 0,237 0,160 1 0,303

Spare part 0,794 0,281 3,302 1 5,946 1,696 14,776 6,120 (Lampiran C, hal. 50)

Sehingga untuk jumlah dapat ditulis sebagai berikut:

dan .

b. Menghitung nilai eigen vector dan menguji konsistensi kriteria. Untuk menghitung nilai eigen vector, terlebih dahulu membentuk tabel matriks perbandingan kriteria yang dinormalkan yaitu dengan cara membagi nilai setiap kolom dengan jumlahnya. Contoh:

Desain terhadap desain: ; Desain terhadap fasilitas: ;

Desain terhadap spare part: dan pada perhitungan selanjutnya dapat dilakukan dengan cara yang sama. Untuk lebih lanjut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.10 Matriks Perbandingan Kriteria yang Dinormalkan

Kriteria Desain Fasilitas Harga jual

kembali Spare part

Desain Fasilitas Harga jual

kembali

Spare part

Setelah mendapat nilai matriks perbandingan kriteria yang dinormalkan maka untuk menghitung nilai eigen vector setiap kriteria adalah dengan cara menghitung rata-rata setiap baris pada tabel 3.10, yaitu:

, , , . Keterangan:

vaktor eigen desain, vaktor eigen fasilitas,

vaktor eigen harga jual kembali, vaktor eigen spare part.

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.11 Vektor Eigen Kriteria Desain Fasilitas Harga jual

kembali Spare part

Vektor eigen Desain 0,168 0,151 0,285 0,206 0,203 Fasilitas 0,658 0,589 0,423 0,581 0,563 Harga jual kembali 0,040 0,094 0,068 0,049 0,063

Selanjutnya adalah menghitung nilai eigen maksimum ( ). Nilai diperoleh dari hasil penjumlahan perkalian jumlah kolom (Tabel 3.9) dengan nilai vaktor eigen.

(3.2)

Karena matriks berordo 4 (yakni terdiri dari 4 kriteria), maka nilai indeks konsistensi yang diperoleh:

Untuk , maka:

Dari perhitungan di atas CR = 0,051 < 0,100 yang artinya bahwa pendapat responden dapat dikatakan konsisten.

Berdasarkan hasil perhitungan vektor eigen menunjukkan bahwa: kriteria fasilitas adalah kriteria terpenting dengan bobot 0,563 (56,3%), selanjutnya adalah desain 0,203 (20,3%), spare part dengan bobot 0,172 (17,1%) dan terkahir adalah harga jual dengan bobot 0,063 (6,3%).

3.2.4 Perankingan Merek Handphone Berdasarkan Kriteria Desain

Perbandingan berpasangan kriteria desain pada jenis alternatif handphone adalah perbandingan antara Samsung, Oppo dan Sony. Berdasarkan hasil gabungan pendapat responden diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.12 Matriks Perbandingan Berpasangan untuk Kriteria Desain yang Disederhanakan

Alternatif Samsung Oppo Sony

Samsung 1 4,217 1

Oppo 0,237 1 0,437

Sony 1 2,289 1

2,237 7,506 2,437

(Lampiran C, hal. 52)

Sehingga untuk jumlah dapat ditulis sebagai berikut: , dan . Dengan unsur-unsur pada tiap kolom dibagi

dengan jumlah total pada kolom yang bersangkutan, akan diperoleh bobot relatif yang dinormalkan. Perhitungan untuk menormalkan matriks yang disederhanakan diformulasikan sebagai berikut: pada matriks yang dinormalkan dihasilkan dari pada matriks yang disederhanakan dibagi jumlah kolom 1 (a), pada matriks yang dinormalkan dihasilkan dari pada matriks yang disederhanakan dibagi jumlah kolom 2 (b) dan seterusnya. Nilai vektor eigen dihasilkan dari rata-rata bobot relatif untuk tiap baris, yaitu:

, , . Keterangan:

vaktor eigen Samsung, vaktor eigen Oppo, vaktor eigen Sony.

Untuk lebih lanjut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.13 Matriks Perbandingan Berpasangan untuk Kriteria Desain yang Dinormalkan

Alternatif Samsung Oppo Sony Vektor eigen Samsung 0,447 0,562 0,410 0,473

Oppo 0,106 0,133 0,179 0,139 Sony 0,447 0,305 0,410 0,388

Selanjutnya adalah menghitung nilai eigen maksimum ( ). Nilai diperoleh dari hasil penjumlahan perkalian jumlah kolom (Tabel 3.11) dengan nilai eigen vector.

(3.3)

Karena matriks berordo 3 (yakni terdiri dari 3 alternatif), maka nilai indeks konsistensi yang diperoleh:

Untuk , maka:

Dari perhitungan di atas CR = 0,045 < 0,100 yang artinya bahwa pendapat responden dapat dikatakan konsisten.

Berdasarkan perhitungan pada tabel 3.12 diperoleh urutan alternatif untuk kriteria desain yakni Samsung dengan nilai bobot 0,437 (43,7 %), kemudia Sony 0,388 (38,8%) dan Oppo 0,139 (13,9%).

3.2.5 Perankingan Merek Handphone Berdasarkan Kriteria Fasilitas

Perbandingan berpasangan kriteria desain pada jenis alternatif handphone adalah perbandingan antara Samsung, Oppo dan Sony dan hasil didapat sebagai berikut:

Tabel 3.14 Matriks Perbandingan Berpasangan untuk Kriteria Fasilitas yang Disederhanakan

Alternatif Samsung Oppo Sony

Samsung 1 2,621 3,915

Oppo 0,382 1 2,621

Sony 0,255 0,382 1

1,637 4,002 7,536

(Lampiran C, hal. 54)

Sehingga untuk jumlah dapat ditulis sebagai berikut: , dan . Dengan unsur-unsur pada tiap kolom dibagi dengan jumlah total pada kolom yang bersangkutan, akan diperoleh bobot relatif yang dinormalkan. Perhitungan untuk menormalkan matriks yang disederhanakan diformulasikan sebagai berikut: pada matriks yang dinormalkan dihasilkan dari pada matriks yang disederhanakan dibagi jumlah kolom 1 (a), pada matriks yang dinormalkan dihasilkan dari pada matriks yang disederhanakan dibagi jumlah kolom 2 (b) dan seterusnya. Nilai vektor eigen dihasilkan dari rata-rata bobot relatif untuk tiap baris, yaitu:

, , . Keterangan:

vaktor eigen Oppo dan vaktor eigen Sony.

Untuk lebih lanjut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.15 Matriks Perbandingan Berpasangan untuk Kriteria Fasilitas yang Dinormalkan

Alternatif Samsung Oppo Sony Eigen Vector

Samsung 0,611 0,655 0,520 0,595 Oppo 0,233 0,250 0,348 0,277 Sony 0,156 0,095 0,133 0,128

Selanjutnya adalah menghitung nilai eigen maksimum ( ). Nilai diperoleh dari hasil penjumlahan perkalian jumlah kolom (Tabel 3.14) dengan nilai eigen vector.

(3.4)

Karena matriks berordo 3 (yakni terdiri dari 3 alternatif), maka nilai indeks konsistensi yang diperoleh:

Untuk , maka:

Dari perhitungan di atas CR = 0,041 < 0,100 yang artinya bahwa pendapat responden dapat dikatakan konsisten.

Berdasarkan perhitungan pada tabel 3.15 diperoleh urutan alternatif untuk kriteria desain yakni Samsung dengan nilai bobot 0,595 (59,5 %), kemudia Oppo 0,277 (27,7 %) dan Sony 0,128 (12,8 %).

3.2.6 Perankingan Merek Handphone Berdasarkan Kriteria Harga Jual Kembali

Perbandingan berpasangan kriteria desain pada jenis alternatif handphone adalah perbandingan antara Samsung, Oppo dan Sony. Berdasarkan hasil gabungan pendapat responden diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.16 Matriks Perbandingan Berpasangan untuk Kriteria Harga Jual Kembali yang Disederhanakan

Alternatif Samsung Oppo Sony

Samsung 1 3 3,915

Oppo 0,333 1 2,289

Sony 0,255 0,437 1

1,588 4,437 7,204

(Lampiran C, hal. 56)

Sehingga untuk jumlah dapat ditulis sebagai berikut: , dan . Dengan unsur-unsur pada tiap kolom dibagi dengan jumlah total pada kolom yang bersangkutan, akan diperoleh bobot relatif yang dinormalkan. Perhitungan untuk menormalkan matriks yang disederhanakan diformulasikan sebagai berikut: pada matriks yang dinormalkan dihasilkan dari pada matriks yang disederhanakan dibagi jumlah kolom 1 (a), pada matriks yang dinormalkan dihasilkan dari pada matriks yang disederhanakan dibagi jumlah kolom 2 (b) dan seterusnya. Nilai vektor eigen dihasilkan dari rata-rata bobot relatif untuk tiap baris, yaitu:

, , . Keterangan:

vaktor eigen Samsung, vaktor eigen Oppo, vaktor eigen Sony.

Untuk lebih lanjut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.17 Matriks Perbandingan Berpasangan untuk Kriteria Harga Jual Kembali yang Dinormalkan

Alternatif Samsung Oppo Sony Eigen Vector

Samsung 0,630 0,676 0,543 0,616 Oppo 0,210 0,225 0,318 0,251 Sony 0,161 0,098 0,139 0,133

Selanjutnya adalah menghitung nilai eigen maksimum ( ). Nilai diperoleh dari hasil penjumlahan perkalian jumlah kolom (Tabel 3.16) dengan nilai eigen vector.

(3.5)

Karena matriks berordo 3 (yakni terdiri dari 3 alternatif), maka nilai indeks konsistensi yang diperoleh:

Untuk , maka:

Dari perhitungan di atas CR = 0,043 < 0,100 yang artinya bahwa pendapat responden dapat dikatakan konsisten.

Berdasarkan perhitungan pada tabel 3.17 diperoleh urutan alternatif untuk kriteria desain yakni Samsung dengan nilai bobot 0,616 (61,6 %), kemudia Oppo 0,251 (25,1 %) dan Sony 0,133 (13,3 %).

3.2.7 Perankingan Merek Handphone Berdasarkan Kriteria Spare Part

Perbandingan berpasangan kriteria desain pada jenis alternatif handphone adalah perbandingan antara Samsung, Oppo dan Sony. Berdasarkan hasil gabungan pendapat responden diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.18 Matriks Perbandingan Berpasangan untuk Kriteria Spare Part yang Disederhanakan Alternatif Samsung Oppo Sony

Samsung 1 3,557 5,593

Oppo 0,281 1 2,884

Sony 0,179 0,347 1

1,460 4,904 9,478

(Lampiran C, hal. 58)

Sehingga untuk jumlah dapat ditulis sebagai berikut: , dan . Dengan unsur-unsur pada tiap kolom dibagi dengan jumlah total pada kolom yang bersangkutan, akan diperoleh bobot relatif yang dinormalkan. Perhitungan untuk menormalkan matriks yang disederhanakan diformulasikan sebagai berikut: pada matriks yang dinormalkan dihasilkan dari pada matriks yang disederhanakan dibagi jumlah kolom 1 (a), pada matriks yang dinormalkan dihasilkan dari pada matriks yang disederhanakan

dibagi jumlah kolom 2 (b) dan seterusnya. Nilai vektor eigen dihasilkan dari rata-rata bobot relatif untuk tiap baris, yaitu:

, , . Keterangan:

vaktor eigen Samsung, vaktor eigen Oppo, vaktor eigen Sony.

Untuk lebih lanjut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.19 Matriks Perbandingan Berpasangan untuk Kriteria Spare Part yang Dinormalkan

Alternatif Samsung Oppo Sony Eigen Vector

Samsung 0,685 0,725 0,590 0,667 Oppo 0,193 0,204 0,304 0,233 Sony 0,122 0,071 0,106 0,100

Selanjutnya adalah menghitung nilai eigen maksimum ( ). Nilai diperoleh dari hasil penjumlahan perkalian jumlah kolom (Tabel 3.18) dengan nilai eigen vector.

(3.6)

Karena matriks berordo 3 (yakni terdiri dari 3 alternatif), maka nilai indeks konsistensi yang diperoleh:

Untuk , maka:

Dari perhitungan di atas CR = 0,053 < 0,100 yang artinya bahwa pendapat responden dapat dikatakan konsisten.

Dari hasil perhitungan pada tabel 3.19 diperoleh urutan alternatif untuk kriteria desain yakni Samsung dengan nilai bobot 0,667 (66,7 %), kemudia Oppo 0,233 (23,3 %) dan Sony 0,100 (10 %).

3.2.8 Total Ranking

Dari seluruh evaluasi yang dilakukan terhadap 4 kriteria yaitu desain, fasilitas, harga jual kembali dan spare part maka diperoleh tabel hubungan antara kriteria dengan 3 alternatif jenis handphone yaitu Samsung, Oppo dan Sony. Pada pembahasan ini akan menunjukkan bagaimana posisi dari setiap merek handphone

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Berikut adalah tabel hubungan antara alternatif (Samsung, Oppo dan Sony) dengan kriteria (desain, fasilitas, harga jual kembali dan spare part).

Tabel 3.20 Matriks Hubungan antara Kriteria dengan Alternatif Kriteria

Alternatif

Desain Fasilitas Harga jual

kembali Spare part Samsung 0,473 0,595 0,616 0,667

Oppo 0,139 0,277 0,251 0,233 Sony 0,388 0,128 0,133 0,100

Nilai pada tabel 3.20 diperoleh dari nilai vaktor eigen alternatif terhadap kriteria (desain, fasilitas, harga jual kembali dan spare part).

Elemen-elemen pada matriks merupakan eigen vector atau bobot pada setiap alternatif berdasarkan masing-masing kriteria. Perhitungan untuk semua kriteria memperlihatkan bahwa kriteria yang sangat penting adalah kriteria fasilitas dengan nilai bobot 0,563 (56,3 %). Hasil ranking dan nilai bobotnya dapat dilihat pada tabel 3.21.

Tabel 3.21 Ranking untuk Semua Kriteria Kriteria Nilai Bobot

Desain 0,203 atau 20,3% Fasilitas 0,563 atau 56,3% Harga Jual Kembali 0,063 atau 6,3%

Spare Part 0,171 atau 17,1%

Tabel 3.21 menunjukkan bahwa kriteria terpenting menurut responden adalah fasilitas, kemudian disusul oleh desain, harga jual kembali dan spare part. Selanjutnya, mencari total ranking masing-masing merek handphone dengan cara mengalikan faktor bobot masing-masing alternatif dengan faktor bobot kriteria. Dalam rumus dapat ditulis sebagai berikut:

(3.7) Keterangan:

Vaktor eigen alternatif = Nilai entri atau elemen matriks hubungan antara kriteria dengan alternatif (tabel 3.20)

= Nilai entri atau elemen dari bobot kriteria (tabel 3.21)

Berdasarkan hasil perhitungan matriks prioritas global di atas, diperoleh total bobot sebagai berikut:

a. Samsung dengan nilai bobot 0,584 atau 58,4% b. Oppo dengan nilai bobot 0,240 atau 24% c. Sony dengan nilai bobot 0,176 atau 17,6%

Hasil perhitungan dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan posisi merek handphone berdasarkan persepsi konsumen terhadap kriteria handphone diperoleh bahwa handphone Samsung berada pada posisi pertama dengan nilai bobot 0,584 (58,4%). Hal ini meyakinkan karena dari keseluruhan kriteria, Samsung mendominasi keseluruhannya yakni untuk desain sebesar 0,473 (47,3%), fasilitas sebesar 0,595 (59,5%), harga jual kembali sebesar 0,616 (61,6%) dan spare part sebesar 0,667 (66,7%). Selanjutnya, pada posisi kedua diduduki oleh handphone Oppo dengan nilai bobot sebesar 0,240 (24%) dan kemudian disusul handphone Sony dengan nilai bobot sebesar 0,176 (17,6%). Berikut adalah rincian posisi merek handpone berdasarkan kriteria.

Tabel 3.22 Total Ranking Kriteria

Alternatif

Desain Fasilitas Harga jual kembali Spare part Total Ranking Samsung 47,3% 59,5% 61,6% 66,7% 58,4% Oppo 13,9% 27,7% 25,1% 23,3% 24% Sony 38,8% 12,8% 13,3% 10% 17,6%

Hasil perhitungan metode AHP dalam penilitian ini dilakukan secara manual dengan bantuan Microsoft Excel sehingga mempengaruhi akurasi perhitungan.

BAB 4

Dokumen terkait