• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

C. Prosedur Penelitian

3. Pengolahan Data

Data yang sudah diambil dari lapangan dibawa ke ruang laboratorium SIG Program Studi GeoInformatika Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.Diolah dengan menggunakan komputer dengan aplikasi software ArcGis 10. Dipadukan dengan peta dasar Kecamatan Palaran hingga mendapatkan hasil yang akurat. Pengolahan data terdiri dari identifikasi jalan yang ada di Kelurahan Rawamakmur, ploting hasil pengukuran lapangan, pemetaan, input data atribut. Hasil akhir yang diperoleh berupa peta informasi Kelurahan Rawamakmur. a. Download Data GPS

Download data hasil survei lapangan menggunakan GPS biasanya berupa titik-titik (waypoints) dan garis (track). Data -data ini biasanya langsung bisaditransfer ke komputer dengan menggunakan software Map Source. 1) Membuka program Map Source,

2) Memilih Receive From Device (pastikan GPS telah terhubung), 3) Kemudian memilih tipe GPS >Receive ,

4) Menyeleksi file (point maupun track) yang akan di download dari GPS

Gambar 9. Seleksi Data GPS

5) Menyimpan file dalam format GPX

Gambar 10. Menyimpan Data GPS Dalam Format *gpx

Untuk mengkonversi data *gpx ke shapefile sehingga bisa terbaca oleh ArcGis, maka langkahnya sebagai berikut :

a) Membuka software Global Mapper > Open Your Own Data File

b) Mengeksport File *gpx ke dalam format *shp dengan klik File > Export VectorData > Export Shapefile

Gambar 12. Export File Format *gpx ke *shp

c) Mengklik tombol OK.

ArcGis juga dapat membaca data dari GPS dengan format *DXF. 1) Membuka program Map Source

2) Memilih Receive From Device (pastikan GPS telah terhubung) 3) Memilih tipe GPS >Receive

4) Menyeleksi data yang akan di download

5) File > Save As > Memilih lokasi penyimpanan > Mengisi File Name >Mengklik tombol Save As Type kemudian memilih DXF (*dxf) >Save

Gambar 13. Download Data GPS Dalam Format *dxf

b. Georeferencing

Georeferencing merupakan proses penempatan objek berupa raster atau image yang belum mempunyai acuan sistem koordinat ke dalam suatu sistem koordinat dan proyeksi tertentu. Georeferencing dilakukan dengan membuat minimal 4 titik ikat yang tersebar.

1) Membuka program ArcMap dari start menu > Program > ArcGis > Arc Map10

2) Untuk menampilkan peta yang akan di-Georeferencing, browse dari datadirektorinya melalui icon Add Data

Gambar 14. Peta Dasar Kecamatan Samarinda

Jika gambar peta sudah tampil di Map Area, hal pertama yang harusdiperhatikan yaitu koordinat layar dan koordinat peta. Prinsip dariGeoferencing ialah menyamakan ko ordinat layar yang mengacu pada koordinat peta. Pada contoh gambar di atas mempunyai tipe koordinat Degree Minute Second (DMS) yang masuk ke dalam Geographic Coordinate System. Sedangkan koordinat layar belum memiliki (Unknown Unit).

3) Memberi koordinat pada layer dengan cara mengklik kanan pada layer >Properties > Coordinate System. Kemudian memilih Predefined > Projected Coordinate System (Karena layer berupa UTM) > UTM > WGS 1984>Southern Hemisphere > WGS 1984 UTM Zone 50S > OK

Gambar 15. Data Frame Properties Coordinate System

4) Mengaktifkan Georeferencing Tool pada toolbars dari View > Toolbar >Georeferencing, atau mengklik kanan pada tools bar, lalu member tanda ceck Georeferencing

Gambar 16. Georefencing Tool

1) Memilih Add Control Point pada Georeferencing Tool. X (hijau)merupakan source (koordinat gambar), dan X (merah) merupakandestination (koordinat sebenarnya).

2) Kemudian mengklik zoom pada gambar koordinat yang berpotongan untukmempermudah pembuatan titik.

Gambar 17. Control Point

Dengan control point seperti terlihat pada tabel berikut : Tabel 2. Control Point

No Control Point

Longitude (X) Lattitude (Y)

1 505000 9965000 2 535000 9965000 3 535000 9920000 4 505000 9920000

3) Mengklik kiri titik perpotongan >lalu memilih klik kanan > input X and Y.

Gambar 18. Input Koordinat X dan Y

4) Titik ikat atau control point yang digunakan minimal 4 titik pada sudut yang berbeda. Buka Link Table pada Georefencing Tools untuk melihat RMS Error. Jika terdapat Residual yang terlalu besar, bisa menghapusnyadengan klik icon dan mengganti dengan control point baru yang lebih akurat. Nilai RMS Error yang baik akan tampak seperti berikut:

Gambar 19. RMS Error

5) Kemudian menekan tombol save untuk menyimpan titik ikat tersebut (format*txt)

6) Nilai maksimal RMS Error berdasarkan skala Tabel 3. RMS Error Berdasarkan Skala

NO Skala Peta RMS Error Maksimal

UTM (m) Geografi (0 )

1 1 : 10.000 1 1 0.00001 2 1 : 50.000 5 5 0.00005 3 1 : 100.000 10 10 0.0001 4 1 : 200.000 20 20 0.0002

7) Georeferencing > Rectify.Memilih folder output dan mengatur namafilenya (format option).

c. Digitasi

Digitasi (Digitizing) adalah proses konversi feature ke dalam format digital, merupakan salah satu cara untuk membuat data fitur (feature data ) digital. Ada beberapa cara untuk mendigitalkan feature baru yaitu digitasi pada layar, digitasi hard copy dari papan digitasi (digitizer tablet), atau menggunakan tools digitasi otomatis. Dalam digitasi kali ini menggunakan metode Digitizing on Screen (digitasi langsung pada layar computer). Dalam metode ini, terlebih dahulu menampilkan peta dasar (basemap ) yang telah di lakukan Georeferencing sebelumnya.

ArcGis dapat melakukan digitalisasi dengan beberapa tipe format data. Untuk data vektor, software keluaran vendor ESRI ini memiliki kemampuan membuat dan menyimpan data feature dalam format Shapefile (SHP) yang familiar dengan produk pendahulunya, ArcView. Format shapefile setidaknya memiliki 3 tipe file untuk membangun suatu data yaitu dbf, shx, dan shp. Format dbf yang merupakan file data base IV shx merupakan file index spatial, sedangkan shp menyimpan file grafis.

1) Pembuatan shapefile melalui ArcCatalog di folder penyimpanan data feature. Folder telah dibuat sebelumnya pada ArcCatalog > klik kanan folder conection> Connect folder > Tentukan folder > OK

Gambar 21. Pembuatan Shapefile

3) Kemudian menyesuaikan name, feature type, dan spatial reference. UntukSpatial Reference > Description System > Edit > Prejected CoordinateSystem > UTM > WGS 1984 > Southern Hemisphere > WGS 1984 UTMZone 50S > Ok

Gambar 22. Menentukan Feature Type

4) Untuk mengatur Attribute , mengklik kanan pada Shapefile >Properties

5) Mengklin Editor > Start Editing

Gambar 24. Memulai Editing Feature

6) Saat kondisi Editor Tools dalam keadaan aktif, kotak Create Feature akan muncul secara otomatis

Gambar 25. Create Feature

7) Untuk digitizing batas maka menggunakan feature polygon, lalu memulai Mendigitasi

8) Mengklik dua kali jika digitasi telah selesai.

9) Kemudian mengedit vertex jika ingin menambah atau mengurangi vertex berdasarkan titik-titik koordinat feature yang telah dibuat. Edit vertex dilakukan dalam Sketch Properties. mengklik icon Sketch Properties > kemudian mengklik feature yang telah dibuat.

Gambar 27. Sketch Properties

10) Mengklik Editor > Stop editing > “Do You Want to Save This Project?” >kemudian memilih Yes.

d. Input Data GPS dari Tabel

Cara lain untuk memasukkan data berupa koordinat dari titik-titik atau waypoints tersebut kedalam ArcMap yaitu menggunakan tool Add XY Data. Data yang dimasukkan bias berformat Ms.Excel ataupun Text.

1) Mengklik File > Add Data > Add XY Data

Gambar 28. Add Data Tabulasi (XY Data) ke Dalam ArcGis

2) Mengatur data yang akan di input, tentukan tipe koordinat sesuai dengan unit pada data GPS.

Gambar 29. Pengaturan Pemasukan Data Tabulasi

3) Untuk merubah format data menjadi shapefile caranya dengan mengklikkanan pada layer > Export Data, kemudian menyimpan pada folder yangtelah disediakan sebelumnya.

Gambar 30. Export Data ke Dalam Format Shapefile

e. Edit Attribute

Setelah memiliki feature data, dilakukan pemberian atau pengeditan attribute yang merupakan tabel berisi keterangan tentang feature data tersebut.

Gambar 31. Attribute Table

Untuk membuka Attribute seperti di atas, caranya dengan mengklik kanan shapefile pada layer >Open attribute table

Gambar 32. Open Attribute Table dari TOC

Attribute juga terdapat di dalam baris Tools Editor dan akan aktif saat feature dalam keadaan Edit Table . Di dalam attribute yang satu ini, kita tidak dapat menambah atau mengurangi field, tetapi akan lebih mudah untuk melakukan pengeditan Attribute Data.

Untuk penambahan dan pengurangan field dalam Attribute Table dapat dilakukan saat keadaan Stop Editing. Penambahan dilakukan melalui Table Option > Add Field.

Gambar 33. Penambahan Field

Sedangkan untuk pengurangan field dilakukan dengan mengklik kanan pada judul Field > Delete Field

Gambar 34. Menghapus Field

Untuk pemberian nama attribute dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

1) Membuka attribute dengan Open attribute > memilih> kemudianmengklik Poligon maka polygon akan terseleksi secara otomatis pada table> mengganti id > dengan dilakukan satu persatu pada polygon

2) Memilih Add Field > Name “Nama”, Type “ Text” > OK

3) Lalu Mengklik icon Select By Attribute > memilih id > = >Get UniqueValue > Mengklik “1” (semua polygon yang memiliki id 1 akan terseleksi)

Gambar 35. Select By Attribute

4) Mengklik kanan pada field “Nama” >Field Calculator

Gambar 36 . Field Calculator

5) Mengetik nama dari polygon tersebut dengan diapit oleh tanda petik (“), contoh “ permukiman”

Gambar 37. Pemberian Nama Poligon Pada Field Calculator

6) Mengklik OK. 4. Tahap Penyelesaian

Setelah tahap pengolahan telah diselesaikan, tahap berikutnya adalah membuat layout peta. Output terakhir dalam pembuatan peta ialah mencetaknya dalam bentuk gambar atau print. Output yang dikehendaki oleh sebagian besar pengguna adalah layout peta yang menarik dan jelas, dan mudah dimengerti namun tetap harus mempertimbangkan kaidah kartografi. Hal-hal yang perlu ditampilkan adalah judul peta, arah utara, skala, system proyeksi, sumber, legenda dan juga grid.

Gambar 38. Contoh Layout Peta Beserta Komponennya

a. Layout Tools

Gambar 39. Layout Tools

Untuk mengatur apapun yang berkaitan dengan tampilan layout, gunakan tools ini, kecuali ingin melakukan zoom data, bisa menggunakan tools Standart. Untuk memulai pembuatan layout peta, pilih View, Layout View, atau icon Layout viewyang berada di pojok kiri bawah Map Frame.

Tampilan di atas masih merupakan frame layout view awal tanpa ada keterangan lainnya. ArcGis sendiri menyediakan beberapa tipe Layout Template yang bisa dipilih melalui tool Layout > Change Layout

Gambar 41. Layout Template ArcGis

Gambar diatas merupakan contoh Layout Template yang telah disediakan di dalam ArcMap. Untuk menambahkan legenda, skala, arah mata angin dan lain-lain, pilih Insert pada Toolbar.

Gambar 42. Tools Dalam Insert Menu Bar

Jika ingin memasukkan attributeatau table, dengan membuka attributedari Open Attribute Table > Option > Add Table to Layout.

b. Legenda (Legend Properties) 1) Legend

Gambar 43. Legend Properties Tool – Legend

2) Items

c. Frame and Size Position

Gambar 45 . Legend Properties Tool – Frame and Size Position

d. Grid

Untuk memberikan koordinat akhir pada peta (grid), klik kanan frame aktif pada view ArcMap > Properties > Grids > New Grid. Akan muncul Grid and Graticule Wizard.

1) Graticule :Untuk membuat dalam satuan DMS

2) Measured Grid : Untuk membuat dalam satuan Mercator (UTM atau TM3)

Gambar 46 . Pemilihan Grid Koordinat

Jika sudah selesai sampai tahap finish , dan masih kurang puas dengan hasilnya, bisa diperbaiki kembali lewat Data Frame Properties. Bisa lewat style atau properties. Di kotak ini kita bisa merubah tipe koordinat, huruf, garis, interval, dan sebagainya.

e. Save Project dan Export Map

Dengan menggunakan File > Save As untuk menyimpan keseluruhan setting map yang sudah dibuat atau berupa Project dalam format MXD. Penyimpanan dalam format MXD menghendaki keseluruhan data di dalam Map Frame tetap berada pada folder yang sama ketika membuka data-data tersebut dalam komputer yang kita gunakan sehingga saat membuka file MXD tersebut semua data langsung bisa masuk atau tampil dalam Map Frame .

Untuk membuat peta dalam kondisi siap cetak (format JPG, PNG, BMP, dsb), bisa dilakukan dengan membuka Toolbar File > Export Map, lalu atur resolusi sesuai dan tipe file dengan yang diinginkan.

BAB IV

Dokumen terkait