• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

5. Peta Jaringan Jalan Kelurahan Rawamakmur

Berdasarkan data-data di atas, selanjutnya dilakukan overlay data tersebut ke dalam peta Kelurahan Rawamakmur yang telah dilakukan digitasi di atas. Selanjutnya diproses menjadi peta kelurahan lengkap dengan jaringan jalan yang ada dan disajikan dalam Gambar 50 di bawah ini.

61 Gambar 50. Peta Hasil Overlay Batas dan Jaringan Jalan Berdasarkan Peta Batas Administrasi Kota Samarinda

B. PEMBAHASAN

Data-data di atas merupakan data hasil pengukuran di lapangan yang menunjukan jaringan jalan yang ada di Kelurahan Rawamakmur. Pengukuran yang dilakukan merupakan refleksi keadaan di lapangan. Hal ini dapat dibandingkan dengan peta Kota Samarinda yang sudah ada sebelumnya. Data ini tidak bisa serta merta dijadikan sebagai acuan mengingat belum memiliki legalitas dari instansi yang membidangi dalam hal ini yaitu BAPPEDA Kaltim.

Walaupun demikian hasil pengukuran ini dapat dijadikan sebagai informasi untuk masyarakat agar lebih mengetahui tentang gambaran lapangan Kelurahan Rawamakmur. Dari hasil penelitian ini banyak informasi yang bisa dibahas antara lain:

1. Batas Kelurahan Rawamakmur

Menurut Anonim (2012), Kelurahan Rawamakmur memiliki batas-batas sebagai berikut:

Utara : Sungai Mahakam Selatan : Kelurahan Bantuas Barat : Kelurahan Handil Bakti Timur : Kelurahan Bukuan

Berdasarkan hasil pendigitasian melalui komputer diketahui bahwa luas wilayah Kelurahan Rawamakmur adalah 988,596 m². Pada batas kelurahan sendiri tidak dilakukan pengukuran langsung sebagai bentuk konfirmasi kebenaran batas-batas yang ada jika ada batas-batas yang telah mengalami pertambahan atau pengurangan areal sebagai bentuk pembaharuan wilayahnya sehingga luasnya tidak

bisa dibandingkan dengan peta administrasi yang ada di Kota Samarinda, karena data yang didapat hanya dari kelurahan setempat sehingga data belum bisa dikatakan benar.

2. Panjang dan Lebar Jalan Kelurahan Rawamakmur

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa panjang jalan Utama Samarinda-Palaran adalah 6.804,000 m. Jalan ini merupakan akses utama masyarakat sekitar dan juga jalur akses antar kota sebagai sarana transportasi dan perdagangan menuju Pelabuhan Peti Kemas.

Jalan terpanjang kedua adalah jalan HOS Cokroaminoto yaitu 2.053 m, jalan ini merupakan akses utama untuk menuju anak jalan lainnya karena di daerah tersebut terdapat pemukiman yang sangat padat sehingga menjadikan jalan ini sebagai akses satu-satunya untuk menuju jalan lain, dan terpendek adalah Gang Iklas yaitu 20 m hal ini disebabkan karena jalan ini merupakan gang baru dari areal tanah kaplingan yang di huni warga setempat sebagai jalur akses keluar masuk perumahan.

Jalan terlebar adalah jalan utama Samarinda-Palaran selebar 25 m, jalan ini merupakan akses antar kota sehingga harus di buat jalan dua jalur untuk memudahkan sarana transportasi yang lewat di sana dan jalan tersempit adalah gang Family selebar 2 m hal ini disebabkan karena jalan ini terletak di atas tepi sungai, terbuat dari kayu dan terletak di dalam gang sehingga jalan ini dibuat hanya untuk pengguna kendaraan roda 2 dan pejalan kaki saja.

3. Kondisi Jalan Kelurahan Rawamakmur

Dari Tabel 6 dan 7 diatas dapat diketahui bahwa kondisi jalan yang ada di Kelurahan Rawamakmur memiliki bermacam jenis jalan yang bervariasi yakni meliputi beraspal baik, aspal berlubang, tanah berlubang, semen cor baik, semen cor berlubang dan kayu ulin.

Pada jalan utama di dominasi oleh semen cor baik, hal ini disebabkan karena pembaruan jalan yang masih terbilang baru sehingga jalan ini masih bangus, sedangkan pada anak jalan di dominasi oleh semen cor baik dan aspal berlubang hal ini dikarenakan sebagian jalan yang sudah ada dilakukan perbaikan jalan dari jalan aspal menjadi jalan semen cor. Pada jalan aspal berlubang kemungkinan belum dilakukan perbaikan karena masih kurangnya dana untuk perbaikan jalan tersebut sehingga masih ada jalan yang berlubang.

Pada jalan gang rata-rata memiliki jenis jalan tanah, hal ini karena masih barunya jalan tersebut dibuat sehingga perlu untuk dilakukan pengerasan dan penimbunan lagi menggunakan tanah atau bebatuan untuk menguatkan tanah sehingga jalan tersebut nantinya bisa dibuat jalan permanen aspal atau semen cor.

Pada jalan ini juga masih kurangnya ketersediaan rambu penunjuk jalan untuk pengatur lalu lintas jalan yang baik dan benar, tujuan adanya rambu jalan adalah agar nantinya masyarakat tidak seenaknya dalam berlalu lintas, baik itu di jalan utama maupun di dalam gang. Kecenderungan yang ada pada jalan di Kelurahan Rawamakmur adalah rambu jalan hanya ada pada jalan utama yang ramai penduduk sedangkan pada jalan yang sepi penduduk masih kurang pemasangan rambu lalu lintas.

Pada trotoar jalan masih terdapat kekurangan berupa pengecatan ruas-ruas trotoar dan pembatas jalan, untuk membedakan jalan dengan badan jalan. Hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya dana untuk pengecatan trotoar tersebut, atau perbaikan jalan utama tersebut belum selesai tuntas. Munculnya pemikiran ini adalah bahwa pengecatan yang ada hanya dilakukan di daerah-daerah yang memiliki jembatan.

4. Klasifikasi Jalan Berdasarkan Fungsinya

Jalan memiliki jenis dan fungsi yang berbeda-beda sehingga jalan dapat di klasifikasikan berdasarkan fungsinya, pada hasil penelitian yang sudah ada maka jalan Kelurahan Rawamakmur dapat diklasifikasikan sebagai berikut, jalan utama sebanyak 4 ruas jalan, jalan sekunder sebanyak 12 ruas, jalan penghubung sebnyak 55 ruas. Sesuai pendapat Sumino (2010), tentang klasifikasi jalan berdasarkan fungsinya dapat dikriteriakan sebagai berikut:

a. Jalan Utama, jalan yang melayani lalu lintas tinggi antar kota-kota penting atas kota-kota pusat produksi dan pusat-pusat eksport. Jalan-jalan dalam golongan ini harus direncanakan untuk dapat melayani lalu-lintas yang cepat dan berat.

b. Jalan Sekunder, jalan yang melayani lalu-lintas cukup tinggi atau sedang antara kota-kota penting dengan kota yang lebih kecil serta melayani daerah sekitarnya.

c. Jalan Penghubung, jalan yang melayani aktifitas daerah, yang juga dipakai penghubung antara jalan-jalan dengan golongan yang sama atau golongan berbeda.

5. Peta Jaringan Jalan Kelurahan Rawamakmur

Dari Gambar 50 di atas maka dapat kita lihat adanya penambahan jaringan jalan pada Kelurahan Rawamakmur, hal ini dapat dibandingkan dengan data gambar (Lampiran 2) yang diperoleh dari Kelurahan Rawamakmur.

Dalam proses pengambilan data tidaklah sulit karena hanya melakukan tracking dan poin dengan menggunakan GPS pada jalan tersebut. Setelah melakukan pengambilan data lapangan data selanjutnya diolah dengan ArcGis 10.

Dalam pengolahan data ini banyak sekali kendala yang saya alami seperti kurangnya informasi data dari Kelurahan Rawamakmur, data yang diberi hanya berupa data gambar yang tidak memiliki data atribut yang lengkap dan jelas sehingga dalam melakukan pengolahan data mengalami sedikit kesulitan. Kurangnya partisipasi pihak kelurahan di lapangan juga menjadi kendala, dimana disebabkan karena tidak adanya ketersedian waktu untuk mendampingi dalam pengambilan data.

BAB V

Dokumen terkait