• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMETAAN JARINGAN JALAN DI KELURAHAN RAWAMAKMUR KECAMATAN PALARAN KOTA SAMARINDA MENGGUNAKAN ARC GIS 10. Oleh FITRIAH NIM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMETAAN JARINGAN JALAN DI KELURAHAN RAWAMAKMUR KECAMATAN PALARAN KOTA SAMARINDA MENGGUNAKAN ARC GIS 10. Oleh FITRIAH NIM."

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh

FITRIAH NIM.110 500 162

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

S A M A R I N D A 2 0 1 4

(2)

Oleh

FITRIAH NIM.110 500 162

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA 2014

(3)

Oleh

FITRIAH NIM.110 500 162

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Pada Program Diploma III Politeknik

Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA 2014

(4)

Penguji II, Yulianto, S. Kom, M.MT NIP. 19830719 200712 1 007 Penguji I, Ir. Saini, MP NIP. 19600626 198703 1 005 Pembimbing,

Dyah Widyasasi, S. Hut, MP NIP. 19710103 199703 2 001

Mengesahkan ,

Ketua Jurusan Manajemen Pertanian

Ir. Hasanudin, MP NIP. 19630805 198903 1 005 Menyetujui,

Ketua Program Studi Geoinformatika

Dyah Widyasasi, S. Hut, MP NIP. 19710103 199703 2 001

Judul Karya Ilmiah : Pemetaan Jaringan Jalan di Kelurahan Rawamakmur Kecamatan Palaran Kota Samarinda Menggunakan Arc Gis 10

Nama : Fitriah

NIM : 110500162

Program Studi : Geoinformatika Jurusan : Manajemen Pertanian

(5)

FITRIAH, Pemetaan Jaringan Jalan di Kelurahan Rawamakmur Kecamatan Palaran Kota Samarinda (dibawah bimbingan DYAH WIDYASASI).

Penelitian ini dilatar belakangi bahwa peta merupakan informasi yang sangat penting bagi masyarakat umum khususnya di Kelurahan Rawamakmur Kecamatan Palaran. Sementara itu Kelurahan Rawamakmur belum memiliki peta jaringan jalan yang terbaru, sehingga perlu adanya dibuat peta dengan informasi terkini sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan.

Tujuan dari penelitian ini adalah melaksanakan pemetaan jaringan jalan di kelurahan Rawamakmur Kecamatan Palaran, mengetahui kondisi jalan yang ada di Kelurahana Rawamakmur dan menghasilkan informasi tentang luas wilayah dan jaringan jalan di Kelurahan Rawamakmur Kecamatan Palaran.

Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan terhitung dari bulan Febuari 2014 sampai Juni 2014 meliputi persiapan, pengumpulan data, pengolahan data dan pembuatan karya ilmiah. Jaringan jalan diukur di lapangan dengan menggunakan GPS navigasi Garmin 60csx dan meteran 50 meter dan selanjutnya diolah dengan menggunakan software ArcGis 10.

Hasil penelitian adalah berupa batas kelurahan, panjang dan lebar jalan, kondisi jalan, klasifikasi jalan berdasarkan fungsinya serta berupa peta jaringan jalan Kelurahan Rawamakmur Kecamatan Palaran.

(6)

FITRIAH, lahir pada tanggal 23 Maret 1994 di Kecamatan Sanga-sanga Kabupaten Kutai Kartanegara, merupakan anak ke dua dari dua bersaudara pasangan Bapak Mujiono dan Ibu Kurniawati.

Pendidikan dasar dimulai di Sekolah Dasar Negeri 002 Kelurahan Bantuas Kecamatan Sanga-sanga Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun 1999, dilanjutkan di Sekolah Dasar Negeri 003 Kelurahan Rawamakmur Kecamatan Palaran Kota Samarinda pada tahun 2004 dan lulus tahun 2005. Pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama di SLTP Negeri 14 Samarinda dan lulus pada tahun 2008. Selanjutnya pada tahun yang sama meneruskan ke bangku Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Swasta SMK TI AIRLANGGA dengan mengambil jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) hingga lulus dan memperoleh ijazah pada tahun 2011.

Pendidikan tinggi dimulai pada tahun 2011 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, jenjang Diploma III (D3) memilih Program Studi Geoinformatika Jurusan Manajemen Pertanian.

Selama Menempuh Pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda penulis aktif dalam Himpunan Mahasiswa Geoinformatika (HIMA GI) selama dua tahun periode, salain itu penulis juga aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dan menjabat sebagai ketua UKM periode 2012-2013. Selain itu bergabung dalam kelompok Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) Politeknik Pertanian Negeri Samarinda pada tahun 2012 sampai

(7)

Pada bulan Maret-April 2014 mengikuti kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) di Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit PT.Niagamas Gemilang Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara.

(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat, nikmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini.

Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanaan dan penyelesaian Karya Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Orang Tua dan keluarga yang senantiasa memberikan doa, dorongan dan dukungannya.

2. Ibu Dyah Widyasasi, S.Hut, MP selaku dosen pembimbing dan Ketua Program Studi Geoinformatika Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 3. Bapak Ir. Saini, MP selaku penguji I.

4. Bapak Yulianto, S. Kom, M. MT selaku penguji II.

5. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) dan administrasi Program Studi Geoinformatika.

7. Seluruh staf pegawai kantor Kelurahan Rawamakmur Kecamatan Palaran yang telah membantu dan memberikan ijin.

8. Seluruh teman-teman tercinta Geoinformatika angkatan 2011 yang terlibat dan membantu dalam penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan, untuk itu Penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Penulis,

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ……….………… i

ABSTRAK……….……….. ii

RIWAYAT HIDUP... iii

KATA PENGANTAR ……….…… iv

DAFTAR ISI……… v

DAFTAR TABEL……… vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

I. PENDAHULUAN ……….……… … 1

II. TINJAUAN PUSTAK A A. Jaringan Jalan ……….……….… 4

B. Sistem Informasi Geografis ……….……... 6

C. Global Position Sistem (GPS)……….……… 14

D. Software Map Source ……….………. 17

E. ArcGis 10………... 18

F. Keadaan Umum ………..…………..……... 22

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ……….……….. 24

B. Alat dan Bahan ……….……… 24

C. Prosedur Penelitian ……….. 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ………... 50

B. Pembahasan ……….… 62

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………... 67

B. Saran ……….…………. 67 DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Tabel Keterangan Jalan……… 26

2. Control Point………... 32

3. RMS Error Berdasarkan Skala………. 34

4. Nama, Panjang dan Lebar Jalan ……… 52

5. Nama, Panjang dan Lebar Gang ..………. 54

6. Kondisi Jalan Kelurahan Rawamakmur ……… 55

7. Kondisi Gang Kelurahan Rawamakmur………. 57

8. Klasifikasi Jalan ……… 58

Nomor Lampiran Halaman 9. Data Hasil Pengukuran Nama Jalan ………. 70

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Tampilan awal Map Source……….. 17

2. Tampilan awal Arc Map 10……….……….. 18

3. Table Of Content……….……… 19

4. Search Tools……… 20

5. Basic Tools……….. 21

6. Toolbar Standar……….. 21

7. Arc Catalog……….. 22

8. Receive data GPS dari Map Source……… 27

9. Seleksi Data GPS ... 28

10. Menyimpan data GPS Dalam Format *gpx ………... 28

11. Membuka File Format *gpx di Global Mapper……… 28

12. Export File Format *gpx ke *shp……….. 29

13. Download Data GPS Dalam Format *dxf……… 30

14. Peta Dasar Kecamatan Samarinda………. 31

15. Data Frame Properties Coordinate System ……… 32

16. Georefencing Tool……….. 32

17. Control Point……… 33

18. Input Koordinat X dan Y……… 33

19. RMS Error……… 34

20. Rectify……….. 34

21. Pembuatan Shapefile……… 36

22. Menentukan Feature Type……… 36

23. Shapefile Properties……….. 36

24. Memulai Editing Feature……… 37

25. Create Feature……… 37

26. Proses Digitasi……… 37

27. Sketch Properties………...……… 38

28. Add Data Tabulasi (XY Data) ke Dalam ArcGis ……… 39

29. Pengaturan Pemasukan Data Tabulasi……….. 39

30. Export Data ke Dalam Format Shapefile……… 40

31. Attribute Table………. 40

32. Open Attribute Table dari TOC………. 40

33. Penambahan Field………. 41

34. Menghapus Field ...……… 41

35. Select By Attribute……….. 42

36. Field Calculator……… 42

37. Pemberian Nama Poligon Pada Field Calculator………..………… 43

38. Contoh Layout Peta Beserta Komponennya………. 44

(12)

40. Layout dan Data View……… 44

41. Layout Template ArcGis ……… 45

42. Tools Dalam Insert Menu Bar……….. 45

43. Legend Properties Tool – Legend………... 46

44. Legend Properties Tool – Item……… 46

45. Legend Properties Tool – Frame and Size Position………. 47

46. Pemilihan Grid Koordinat……….. 48

47. Pengaturan Grid Koordinat………... 48

48. Export Map ke Dalam Format Siap Cetak……….. 49

49. Hasil Digitasi Batas Kelurahan Rawamakmur……….. 51

50. Peta Jaringan Jalan Kelurahan Rawamakmur Kecamtan Palaran.………… 61

Nomor Lampiran Halaman 51. Informasi Data yang di Dapat dari Kelurahan Rawamakmur……….. 74

52. Pengambilan Titik Koordinat Pada Nama Jalan……… 75

53. Kondisi Jalan Pada Anak Jalan……… 75

54. Kondisi Jalan Utama ………. 76

55. Kondisi Badan Jalan (Trotoar) ………. 76

56. Contoh Kondisi Gang yang Sudah Lama ... 77

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

Saat ini ketersediaan peta menjadi suatu hal yang tidak dapat ditinggalkan. Sebagaimana kemajuan di bidang ilmu dan teknologi yang demikian pesat, wahana atau teknik pemetaan sudah demikian berkembang, baik dalam teknik pengumpulan data, proses pengolahan, serta penyajiannya baik secara spasial maupun sistem informasi kebumian. Cakupan wilayah-wilayah kajiannya menjadi tidak terbatas, demikian pula wilayah-wilayah kerjanya.

Pemetaan dapat didefinisikan sebagai suatu proses terpadu yang mencakup pengumpulan, pengolahan dan visualisasi dari data spasial (keruangan). Data spasial umumnya didefinisikan sebagai data keruangan yang terkait dengan permukaan bumi (termasuk dasar laut) serta obyek, fenomena dan proses yang berada, terjadi atau berlangsung di atasnya. Produk suatu proses pemetaan adalah suatu informasi spasial yang dapat divisualisasikan dalam bentuk atlas (kertas maupun elektronis), peta (kertas maupun digital), basis data digital maupun Sistem Informasi Geografis (SIG) (Anonim, 1988).

Jaringan jalan memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai prasarana untuk memindahkan/transportasi orang dan barang, dan merupakan akses untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya dan stabilitas nasional, serta upaya pemerataan dan penyebaran pembangunan. Dalam dimensi yang lebih luas, jaringan jalan mempunyai peranan yang besar dalam pengembangan suatu wilayah, baik wilayah secara nasional, propinsi, maupun kabupaten/kota sesuai dengan fungsi dari jaringan jalan tersebut (Anonim, 2012).

(14)

Jaringan jalan bermanfaat untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktifitas seperti akses perdagangan,pendidikan,dll. Lain daripada itu jaringan jalan memudahkan manusia sebelum memulai aktifitas, memudahkan mengambil keputusan untuk menuju tempat tujuannya dengan melihat akses jalan mana yang lebih cepat sampai untuk menuju jalan tersebut. Dengan adanya jaringan jalan maka pemerintah dapat mengatur tata ruang jalan tersebut sebagai salah satu penunjang ekonomi masyarakat sekitar.

Kelurahan Rawamakmur belum memiliki peta jaringan jalan namun telah memiliki peta adminstrasi kelurahan walaupun peta tersebut belum memenuhi kaidah kartografi. Banyaknya pembangunan seperti saat ini pada daerah-daerah baru, secara otomatis akan terbentuk adanya jaringan jalan pada daerah tersebut. Semakin luasnya areal dan jaringan jalan yang ada akan menyulitkan para pendatang maupun warga yang kurang mengetahui adanya perluasan daerah kelurahan.

Berdasarkan alasan tersebut maka dilakukan pemetaan jaringan jalan di mana dari pemetaan jaringan jalan ini akan mempermudah masyarakat mengetahui satu tempat ke tempat lain di wilayah tempat tinggalnya.

Tujuan dari kegiatan penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui keadaan jaringan jalan di wilayah Kelurahan Rawamakmur, diantaranya sebagai berikut: 1. Batas wilayah Kelurahan Rawamakmur

2. Mengetahui panjang dan lebar jalan yang ada di Kelurahan Rawamakmur 3. Mengetahui kondisi jalan yang ada di Kelurahan Rawamakmur

(15)

5. Memetakan jaringan jalan di Kelurahan Rawamakmur Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui batas wilayah Kelurahan Rawamakmur 2. Adanya peta jaringan jalan di Kelurahan Rawamakmur

3. Memberikan informasi kepada masyarakat umum tentang jaringan jalan yang ada di Kelurahan Rawamakmur.

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.

Jaringan Jalan

Jaringan merupakan serangkaian simpul-simpul, yang dalam hal ini berupa

persimpangan/terminal yang dihubungkan dengan ruas-ruas jalan/trayek. Untuk

mempermudah mengenal jaringan maka ruas-ruas atau simpul-simpul diberi nomor

atau nama tertentu. Penomoran/penamaan dilakukan sedemikian sehingga dapat

dengan mudah dikenal dalam bentuk model jaringan jalan. Model jaringan jalan

merupakan penyerdehanaan dari model ikonis jaringan jaringan jalan yang ada.

Model ini dapat disederhanakan berbentuk ruas-ruas yang lurus ataupun mengikuti

keadaan yang sebenarnya (Anonim, 2012).

Dinamika pemanfaatan ruang yang berlangsung cepat membutuhkan sistem

pengelolaan ruang yang kompresif, akurat dan up to date. Mengingat pembangunan

yang sangat cepat telah mengakibatkan proses penataan ruang tidak bisa dilakukan

secara konvensional, maka salah satunya yang sangat menonjol adalah bahwa

penataan ruang tidak bisa dilaksanakan hanya oleh inisiatif pemerintah atau

perencana saja, akan tetapi dalam prosesnya pelibatan masyarakat menjadi sangat

penting.

Adanya kebutuhan akan informasi yang transparan (khususnya mengenai informasi keruangan / spasial), yang sangat diperlukan untuk masa sekarang ini sesuai dengan era reformasi dan transparansi dalam segala bidang, maka “pemetaan jaringan jalan” merupakan metode alternatif dalam rangka penyediaan informasi spasial yang melibatkan masyarakat, yang nantinya dapat digunakan

(17)

sebagai informasi pendukung kebijakan, sehingga tidak terjadi lagi adanya tumpang tindih kebijakan pembangunan di lapangan.

Menurut Sumino (2010), jalan dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, berdasarkan status, fungsi, dan jumlah lalu lintas yang menggunakannya.

1. Klasifikasi jalan berdasarkan statusnya a. Jalan Nasional

Dilaksanakan oleh pemerintah pusat, dana diambil dari APBN. b. Jalan Provinsi

Dilaksankan oleh pemerintah provinsi. c. Jalan Kabupaten/Kotamadya

Dilaksankan oleh pemerintah kota atau pemerintah kabupaten. d. Jalan desa

Jalan yang dibuat dan dipelihara dari swadaya masyarakat desa atau kampong setempat serta diperlukan untuk kegiatan local.

e. Jalan Tol

Jalan yang dibangun dan dikelola oleh pihak swasta. Pengguna jalan apabila melewati jalan ini harus membayar untuk mengembalikan investasi yang dikeluarkan oleh pengelola.

2. Klasifikasi jalan berdasarkan fungsinya

a. Jalan Utama, jalan yang melayani lalu lintas tinggi antar kota-kota penting atas kota-kota pusat produksi dan pusat-pusat eksport. Jalan-jalan dalam golongan ini harus direncanakan untuk dapat melayani lalu-lintas yang cepat dan berat.

(18)

b. Jalan Sekunder, jalan yang melayani lalu-lintas cukup tinggi atau sedang antara kota-kota penting dengan kota yang lebih kecil serta melayani daerah sekitarnya.

c. Jalan Penghubung, jalan yang melayani aktifitas daerah, yang juga dipakai penghubung antara jalan-jalan dengan golongan yang sama atau golongan berbeda.

B.

Sistem Informasi Geografis (SIG) 1. Pengertian Sistem Informasi Geografi (SIG)

Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah suatu sistem informasi yang dapat

memadukan data grafis dengan data teks (atribut) di mana objek yang diikat secara

geografi di bumi (georefrence) (Anonim 2001).

Menurut (Paryono, 1994) Sistem Informasi Geografi adalah sistem berbasis

komputer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis

informasi Geografis.

Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah suatu teknologi baru yang pada saat

ini menjadi alat bantu yang sangat esensial dalam menyimpan, memanipulasi,

menganalisis, dan menampilkan kembali kondisi-kondisi alam dalam bantuan data

atribut dan spasial (Prahasta, 2001).

2. Komponen-komponen dalam SIG

Untuk membuat suatu perencanaan pembangunan atau pengambilan keputusan yang berkaitan dengan spasial diperluakan analisis data yang bereferensi geografis. Analisis ini harus didukung oleh sejumlah konsep ilmiah dan sejumlah data yang handal. Data atau informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang

(19)

akan dipecahkan harus dipilih dan diolah melalui pemrosesan yang akurat. Untuk keperluan tersebut SIG menyediakan sejumlah komponen atau subsistem masukan data, pengelolaan data, manipulasi dan analisis data, dan keluaran data (Prahasta, 2004).

a. Masukan data (data input)

Sub sistem masukan data adalah fasilitas dalam SIG yang digunakan untuk memasukkan data dan merubah bentuk data asli ke dalam bentuk data yang dapat diterima dan dipakai dalam SIG. Pemasukan data ke dalam SIG dilakukan dengan 3 cara, yakni :

1) Pelarikan (Scanning)

Pelarikan atau penyiaman adalah proses pengubahan data grafis kontinyu menjadi data diskrit yang terdiri atas sel-sel penyusun gambar (pixel). Pelarikan untuk gambar peta kini dapat dilakukan dengan portable scanner yang kini banyak beredar di pasaran. Data hasil penyiaman disimpan dalam bentuk raster. Data raster ini dapat diubah menjadi data vektor melalui proses digitasi. SIG berbasis raster banyak yang menyukai karena pengolahannya lebih mudah dan proses tumpang susun (overlay) peta dapat dilakukan secara lebih cepat.

2) Digitasi

Digitasi adalah proses pengubahan data grafis analog menjadi data grafis digital dalam struktur vektor. Pada struktur vektor ini data disimpan dalam bentuk titik (point), garis (lines) atau segmen, data

(20)

poligon (area) secara matematis-geometris (Lo, 1986). Contoh tipe data titik adalah kota, lapangan terbang, pasar. Tipe data garis diantaranya adalah sungai, jalan, kontur topografik. Tipe data poligon/area antara lain ditunjukkan oleh bentuk-bentuk penggunaan lahan, klasifikasi tanah, daerah aliran sungai. Tipe-tipe data geografis tersebut dapat saling berinteraksi antar satu data dengan data lain. Misalnya, data penggunaan lahan dapat berinteraksi dengan data jenis tanah.

Pada beberapa perangkat lunak SIG berbasis windows, seperti Map Info dan ArcView, digitasi dapat dilakukan pada tampilan peta screen monitor komputer, yang merupakan display data hasil penyiaman. Digitasi dalam hal ini lebih dikenal dengan istilah stretching. Digitasi dengan cara ini dianggap lebih memiliki akurasi yang lebih baik daripada digitasi dengan menggunakan digitizer table. Proses digitasi ini merupakan langkah dalam SIG yang paling banyak menyita waktu.

3) Tabulasi

Basis data dalam SIG dikelompokkan menjadi dua, yakni basis data grafis dan basis data non-grafis (atribut). Data grafis adalah peta itu sendiri, sedangkan data atribut adalah semua informasi non-grafis, seperti derajat kemiringan lereng, jenis tanah, nama tempat, dan lain-lain. Data atribut ini disimpan dalam bentuk tabel, sehingga sering

(21)

disebut basis data tabuler. Data tabel ini kemudian dikaitkan dengan data grafis untuk keperluan analisis.

b. Pengelolaan data

Pengelolaan data meliputi semua operasi penyimpanan, pengaktifan, penyimpanan kembali dan pencetakan semua data yang diperoleh dari input data. Beberapa langkah penting lainnya, seperti pengorganisasian data, perbaikan, pengurangan, dan penambahan dilakukan pada subsistem ini.

c. Manipulasi dan Analisis data

Fungsi sub sistem ini adalah untuk membedakan data yang akan diproses dalam SIG. Untuk merubah format data, mendapatkan parameter dan proses dalam pengelolaan dapat dilakukan pada subsistem ini. Upaya evaluasi terhadap subsistem ini perlu terus dilakuakan, karena subsistem ini merupakan sentra dalam proses kerja SIG, di mana informasi baru yang akan dihasilkan ditentukan dalam proses subsistem ini. Beberapa fasilitas yang biasa terdapat dalam paket SIG untuk manipulasi dan analisis, meliputi empat unsur, yakni : fasilitas penyuntingan, interpolasi spasial, tumpang susun, modeling, dan analisis data (Danoedoro, 1996).

d. Penyuntingan

Sebagian fungsi penyuntingan ini sesungguhnya telah dilakuakan dalam subsistem manajemen data (khususnya data spatial), namun ada yang belum dilakukan secara detail, yakni pemutakhiran (up dating) data. Sebagai contoh pemutakhiran data spasial antara lain, peta pola

(22)

persebaran pemukiman untuk tahun terbaru tidak perlu digitasi ulang, tetapi cukup diperbaharui dengan menambah data baru.

1) Interpolasi spasial

Interpolasi spasial merupakan jenis fasilitas SIG yang rumit, bahkan dapat dikatakan bahwa langkah ini tidak dapat dilakukan secara manual. Setiap titik pada koordinat tertentu dalam peta memuat sejumlah informasi koordinat dan nilai-nilai tertentu suatu variabel yang dikehendaki misal, pemasukan data berupa posisi koordinat dan kemiringan lereng, dapat diinterpolasi. Hasil dari proses interpolasi tersebut adalah peta kontinyu dimana setiap titik pada peta digital tersebut menyajikan informasi berupa nilai riil.

2) Tumpang Susun (overlay)

Tumpang susun ini sebenarnya merupakan langkah di dalam SIG yang dapat dilakukan secara manual, tetapi cara manual terbatas kemampuannya. Bila peta yang akan ditumpangsusunkan lebih dari 4 lembar peta tematik, maka akan terjadi kerumitan besar dan sukar dirunut kembali dalam menyajikan satuan-satuan pemetaan baru (Danoedoro, 1996). Software SIG yang berbasis raster dapat melakukan proses tumpang susun secara lebih cepat daripada software SIG berbasis vektor. Proses tumpang susun lebih cepat pada SIG berbasis raster karena proses ini dilakukan antar pixel dari masing-masing input data peta pada koordinat yang sama, tidak harus merumuskan lagi topologi baru untuk satuan pemetaan baru yang

(23)

dihasilkan dari proses ini sebagaimana yang terjadi pada SIG berbasis vektor.

3) Pembuatan Model dan Analisis data

Bila input data telah masuk dan tersusun dalam bentuk basis data, maka proses pembuatan model (modeling) dan analisis data menjadi efisien, dapat dilakukan kapan saja dan dapat dipadukan dengan input data peta baru. Pada bagian inilah terletak manfaat SIG yang besar, yakni ketika seluruh data telah tersedia dalam bentuk digital.

4) Keluaran data (data output)

Sub sistem ini berfungsi untuk menayangkan (displaying) informasi baru dan hasil analisis data geografis secara kuantitatif maupun kualitatif. Wujud keluaran ini berupa peta, tabel atau arsip elektronik (file). Keluaran data ini tidak hanya ditayangkan pada monitor, tetapi selanjutnya perlu disajikan dalam bentuk cetakan (hardcopy), dengan maksud agar dapat dibaca, dianalisis, dan diketahui persebarannya secara visual (khusus untuk data peta).

3. Data-data yang Digunakan dalam SIG

Data-data yang digunakan dalam SIG umumnya dapat dibagi menjadi 3 yaitu: (Anonim, 2010).

a. Data Grafis

(24)

1) Data raster adalah semua data digital yang didapat dari hasil scanning dan data-data lain yang belum dalam format vector.

2) Data digital adalah data digital yang didapat dari hasil digitasi yang telah dilengkapi dengan data-data teks dan data-data atribut lainya. Misalnya, jaringan jalan beserta namanya, Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan anak-anak sungainya.

b. Data Tabular

Data tabular adalah data-data selain data grafis yang berupa data pendukung, berupa teks, angka dan data pendukung lain.

c. Data Vector

Data vector adalah data digital atau data yang telah diubah ke dalam bentuk digital dan telah dilengkapi dengan data-data objek atau informasi objek.

4. Prosedur dalam SIG a. Input

Tahap ini meliputi pemasukan data, yang dapat dilakukan dengan menggunakan alat digitizer, mouse, keyboard, scanning, dan sebagainya. b. Analisis

Analisis ini meliputi kegiatan-kegiatan seperti overlay, pembuatan peta tematik dan sebagainya.

c. Output

Hasil analisis dari penggabungan beberapa peta dapat berupa peta tematik, diagram model, atau yang lain. Secara umum hasil output dibagi

(25)

menjadi dua yaitu output grafis dan output non-grafis. Output grafis seperti peta tematik, grafis dan sebagainya. Sedangkan data non grafis yaitu data hasil analisis yang berupa data teks.

5. Sumber Data

Menurut Paryono (1994) Sistem Informasi Geografis memerlukan data masukan agar dapat berfungsi dan memberikan informasi lain hasil analisisnya. Data masukan tersebut dapat diperoleh dari beberapa sumber, yaitu:

a. Data lapangan, data ini diperoleh langsung dari pengukuran lapangan secara langsung. Contoh data hasil pengukuran lapangan adalah data batas administrasi, batas kepemilikan lahan, dan lain sebagainya berdasarkan teknik perhitungan. Pada umumnya data ini merupakan sumber data atribut.

b. Peta analog, antara lain peta topografi, peta tanah, dan sebagainya. Peta analog adalah peta dalam bentuk cetakan. Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik kartografi, sehingga sudah mempunyai referensi spasial seperti koordinat, skala, arah mata angin, dan sebagainya. Referensi spasial dari peta analog memberikan koordinat sebenarnya dipermukaan bumi pada peta digital yang dihasilkan. Biasanya peta analog direpresentasikan dalam format vector. c. Data citra pengindraan jauh, citra pengindraan jauh yang berupa foto udara atau

radar dapat diinterpretasikan terlebih dahulu sebelum dikonversikan ke dalam bentuk digital melalui pelarikan atau scanning. Sedangkan citra yang diperoleh dari satelit yang sudah dalam bentuk digital dapat langsung digunakan setelah diadakan koreksi seperlunya. Data penginderaan jauh biasanya ditampilkan dalam format raster.

(26)

C.

Global Position Sistem (GPS) 1. Pengertian GPS

GPS atau singkatan dari Global Positioning System merupakan suatu teknologi pemantau posisi di bumi yang memanfaatkan teknologi satelit. Untuk menjalankan sistem ini, selain satelit GPS juga membutuhkan perangkat penerima sinyal GPS (GPS receiver). GPS receiver inilah yang berfungi sebagai titik tujuan yang menentukan lokasi bumi (Supriono, 2010).

GPS merupakan alat untuk pengambilan data spasial yang paling mudah, cepat, murah dan akurasinya bisa dipertanggung jawabkan. Saat ini GPS bukan lagi merupakan alat survey yang mahal atau terlalu rumit untuk diaplikasikan. Dengan menggunakan GPS genggam saja sudah bisa dilakukan kegiatan survei dan hasil dari survei dapat digunakan sebagai data dasar dalam melakukan kegiatan perencanaan. GPS bisa menghasilkan data spasial berupa titik, garis dan polygon. Data - data menyangkut lokasi seperti lokasi infrastruktur seperti jembatan, gardu listrik, lokasi pusat pemerintahan mulai dari desa sampai ke provinsi, lokasi pusat pelayanan seperti puskesmas. Pada survei untuk fitur line dilakukan pada survei jalan, sungai atau juga perencanaan untuk saluran air dan batas wilayah dengan menggunakan GPS. Sementara data polygon atau area dapat dilakukan pada survei untuk land use, survei untuk perencanaan wilayah lindung dan banyak lagi.

Kemudahan teknologi menjadi faktor penunjang lainnya sehingga penggunaan GPS menjadi pilihan yang paling mudah dalam mengambil data. Saat ini GPS terkoneksi dengan software GIS sehingga bisa mempermudah pengolahan data dari GPS untuk langsung menjadi data digital peta dalam Software. Setelah

(27)

data GPS dikonversi dalam peta digital, langkah selanjutnya adalah menambahkan data base sebanyak mungkin yang dilakukan dengan menggunakan software. 2. Fungsi GPS

Kini GPS dengan aplikasi peta digital terbaru, memiliki fungsi yang semakin menarik :

a. Mengetahui koordinat suatu titik b. Penunjuk arah jalan (navigasi) 3. Metode Pengambilan Data GPS

Ada dua metode yang dapat dilakukan oleh GPS, yaitu : a. Metode Waypoint

b. Metode Track

4. Cara Menggunakan GPS (untuk GPS Garmin)

Menurut Suryowidiyanto (2008), cara menggunakan GPS adalah sebagai berikut:

a. Pegang GPS dengan benar b. Periksa baterai

c. Tekan tombol On (I/O)

d. Tunggu sebentar karena GPS akan terhubung via satelit

e. Masuk ke fitur map anda akan menemukan tanda panah bergerak-gerak, itu tanda kedudukan anda sekarang, bila garmin anda belum ada petanya maka GPS anda masih kosong alias belum diinstall peta. GPS anda bisa terkoneksi dengan software ArcGIS, bila GPS anda masih kosong anda bisa memasukkan koordinat-koordinat yang bisa anda mengerti

(28)

f. Lalu tekan "MARK", untuk menyimpan koordinat anda saat ini, jika sudah rename point tersebut dengan nama yang anda inginkan

g. Lalu tekan “SAVE”. 5. Ketelitian GPS

Akurasi atau ketepatan perlu mendapat perhatian bagi penentuan koordinat sebuah titik atau lokasi. Koordinat posisi ini akan selalu mempunyai faktor kesalahan yang lebih dikenal dengan ‘tingkat akurasi’. Misalnya alat tersebut menunjukkan sebuah titik koordinat dengan akurasi 3meter, artinya posisi sebenarnya bisa berada di mana saja dalam radius 3 meter dari titik koordinat (lokasi) tersebut. Makin kecil angka akurasi (artinya akurasi makin tinggi), maka posisi alat akan menjadi semakin tepat. Harga alat juga akan meningkat seiring dengan kenaikan tingkat akurasi yang dicapainya.

Pada penggunaan sehari-hari, tingkat akurasi ini lebih sering dipengaruhi oleh faktor sekeliling yang mengurangi kekuatan sinyal satelit. Karena sinyal satelit tidak dapat menembus benda padat dengan baik, maka ketika menggunakan alat penting sekali untuk memperhatikan luas langit yang dapat dilihat. GPS tipe navigasi hanya cocok untuk pengukuran dalam pembuatan peta dengan skala diatas 10.000. Jika peta yang dihasilkan menggunakan skala dibawah 10.000 maka harus menggunakan GPS tipe geodetic dengan ketelitian yang lebih tinggi, terutama jika pengambilan titik (point) tidak berada di ruang terbuka. Hal ini dikarenakan faktor ketelitian data yang dihasilkan, semakin tinggi tingkat ketelitian GPS maka semakin tinggi pula presisi ketelitian data yang didapatkan.

(29)

D.

Software Map Source

Map Source adalah salah satu software yang sangat mudah penggunaanya untuk download dan upload data dari GPS. Dengan menggunakan software Map Source dapat memindahkan data, baik dari GPS ke komputer maupun dari komputer ke GPS dengan format sesuai yang telah di standarkan. Software Map Source ini dapat diinstal dengan mudah kita bisa mendwonload aplikasinya atau biasanya tedapat CD pada pada saat pembelian peta Garmin.

(30)

E.

ARCGIS 10 1. ArcMap 10

ArcMap merupakan menu utama dalam ArcGis yang digunakan untuk membuat (create), menampilkan (viewing), memilih (query), editing, composing dan publishing peta (GIS Consortium Aceh – Nias, 2007).

Gambar 2. Tampilan Awal Arc Map 10 Komponen-komponen ArcMap antara lain :

a. Table Of Contents (TOC)

Merupakan list atau daftar isi data yang ditampilkan dalam Map Area. TOC terdiri atas Data Frame yang berisi layer-layer yang mempresentasikan data yang ada. Beberapa fungsi yang dapat dilakukan dalam TOC antara lain :

(31)

1) Menyusun susunan layer.

2) Mengaktifkan layer dan me-nonaktifkan layer.

3) Melihat system koordinat yang digunakan (Layer Properties). 4) Membuka table attributedata spatial (Open Attribute Table).

TOC juga menyediakan fasilitas symbology yang mempresentasikan muka bumi yang diwakili oleh simbol (baik bentuk maupun warna) dari feature (point, line, maupun polygon) berdasarkan attribute dapat di sesuaikan melalui TOC. Selain simbologi TOC juga dapat melakukan fungsi labeling yang mana fasilitas ini berfungsi untuk mempermudah user dalam memahami isi peta tersebut.

(32)

b. ArcToolbox

ArcToolbox merupakan kumpulan alat bantu yang disediakan untuk melaksanakan operasi-operasi tertentu pada ArcGis. Tampilan ArcToolbox yaitu berupa tools yang ditampilkan pada folder-folder ArcToolbox berdasarkan fungsi.

c. Search

Satu hal yang baru di ArcMap10 yaitu terdapat fasilitas search. Fasilitas ini menyerupai alat browsing pada layanan mesin pencari. Melalui fasilitas ini, user dapat mencari data spatial, data project dan tools local server.

(33)

d. Toolbar

Merupakan kumpulan tool yang diletakkan didalam bar. Secara logis toolbar memiliki tool-tool yang berkaitan secara erat dalam melaksanakan operasi-operasi tertentu. Berikut ini beberapa contoh tools standar yang terdapat pada ArcMap10 :

1) Toolbar Tools

Gambar 5. Basic Tools

2) Toolbar Standar

(34)

2. ArcCatalog 10

ArcCatalog merupakan bagian dari ArcGis yang digunakan untuk menjelajah (browsing), mengatur (organizing), membagi (distribution), dan menyimpan (documentation) data-data SIG. Secara sederhana fungsi dari ArcCatalog ialah manajemen data.

Gambar 7. ArcCatalog

F.

Keadaan Umum

Rawamakmur adalah salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan Palaran, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia. Kelurahan Rawamakmur merupakan salah satu objek vital yang ada di Kota Samarinda, Propinsi Kalimantan Timur yang mana Kelurahan Rawamakmur merupakan pemerintahan yang ada di dalam kecamatan.

(35)

Oleh karena itu banyak hal-hal yang perlu diperhatikan di dalam lingkup Kelurahan Rawamakmur. Karena di dalam lingkup kelurahan masih ada peran pemerintahan yang mendukung disetiap bagian masyarakat yaitu rukun tetangga (RT). Guna rukun tetangga (RT) yaitu membantu pemerintahan kelurahan untuk mendata atau mengatur penduduk yang ada di sekitar rukun tetangga (RT).

Di mana batas-batas wilayah Kelurahan Rawamakmur adalah sebagai berikut :

Utara : Sungai Mahakam Selatan : Kelurahan Bantuas Barat : Kelurahan Handil Bakti Timur : Kelurahan Bukuan

(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kelurahan Rawamakmur, Kecamatan Palaran Kota Samarinda sebagai objek yang dikaji. Sedangkan data lapangan diolah di laboratorium Geomatika dan SIG Program Studi Geoinformatika Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

2. Waktu

Penelitian ini memerlukan waktu selama 6 bulan meliputi penyusunan proposal, pengambilan data lapangan, pengolahan data di laboratorium dan penyusunan laporan. Kegiatan ini dimulai sejak awal Febuari 2014 hingga bulan Juli 2014.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. GPS Navigasi, digunakan sebagai alat memperoleh koordinat di

lapangan.

b. Meteran 50 meter, digunakan sebagai alat mengukur lebar jalan.

c. Komputer, digunakan sebagai perangkat keras untuk mengolah data yang diperoleh di lapangan.

d. Software Map Source , digunakan untuk download data dari GPS. e. Software Global Mapper, digunakan untuk georeference peta.

f. Software ArcGis 10, digunakan sebagai perangkat lunak untuk mengolah data yang diperoleh di lapangan.

(37)

g. Kendaraan, sebagai saraana transportasi.

h. Alat tulis, sebaagai alat mencatat data di lapangan. 2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam kegiatan peelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Peta dasar Samarinda, digunakan sebagai acuan pengolahan data. b. Tally sheet, digunakan untuk mencatat data pada waktu di lapangan. c. Baterai, berfungsi sebagai pengganti apabila baterai yang dipakai habis.

C. Prosedur Penelitian

1. Persiapan

Persiapan meliputi studi pustaka terhadap literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan, pembuatan proposal, surat perizinan, pembuatan tally sheet, penyusunan rencana kerja, konsultas pembimbing, serta pengumpulan data -data yang diperlukan. Data yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder:

a. Data Primer, data primer berupa data jaringan jalan Kelurahan Rawamakmur Kecamatan Palaran serta koordinat tiap nama jalan, dan batas wilayah Kelurahan Rawamakmur Kecamatan Palaran. Pengambilan data tersebut dilakukan menggunakan GPS Navigasi dengan mengambil koordinat-koordinat objek yang akan dipetakan atau dengan kata lain dapat disebut sebagai metode waypoint.

b. Data Sekunder, data sekunder berupa data tabuler yang berfungsi sebagai data attribute antara lain fasilitas sarana dan prasarana, luas

(38)

area, dan panjang jalan. Data tersebut selanjutnya dibuat dalam bentuk tabulasi seperti Tabel 1 berikut ini.

Table 1. Tabel Keterangan Jalan No Nama

Jalan

Koordinat Panjang Jalan Easting Norting Elevation

2. Pengambilan Data

Cara pengambilan data menggunakan GPS navigasi Garmin 60 CSX (Suryowidiyanto, 2008) adalah sebagai berikut:

a. Memegang GPS dengan benar. b. Memeriksa baterai.

c. Menekan tombol On (I/O).

d. Menunggu sebentar hingga GPS akan terhubung via satelit, minimal terlihat4 signal satelit.

e. Saat masuk ke fitur map maka akan ada tanda panah bergerak-gerak, itutanda kedudukan sekarang, bila garmin belum ada petanya maka GPSmasih kosong alias belum diinstall peta, GPS bisa terkoneksi dengan software ArcGIS, bila GPS masih kosong bisa untuk memasukkan koordinat-koordinat yang bisa dimengerti.

f. Lalu menekan "MARK", untuk menyimpan koordinat saat ini, jika sudah rename point tersebut dengan nama yang diinginkan.

(39)

3. Pengolahan Data

Data yang sudah diambil dari lapangan dibawa ke ruang laboratorium SIG Program Studi GeoInformatika Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.Diolah dengan menggunakan komputer dengan aplikasi software ArcGis 10. Dipadukan dengan peta dasar Kecamatan Palaran hingga mendapatkan hasil yang akurat. Pengolahan data terdiri dari identifikasi jalan yang ada di Kelurahan Rawamakmur, ploting hasil pengukuran lapangan, pemetaan, input data atribut. Hasil akhir yang diperoleh berupa peta informasi Kelurahan Rawamakmur. a. Download Data GPS

Download data hasil survei lapangan menggunakan GPS biasanya berupa titik-titik (waypoints) dan garis (track). Data -data ini biasanya langsung bisaditransfer ke komputer dengan menggunakan software Map Source. 1) Membuka program Map Source,

2) Memilih Receive From Device (pastikan GPS telah terhubung), 3) Kemudian memilih tipe GPS >Receive ,

(40)

4) Menyeleksi file (point maupun track) yang akan di download dari GPS

Gambar 9. Seleksi Data GPS

5) Menyimpan file dalam format GPX

Gambar 10. Menyimpan Data GPS Dalam Format *gpx

Untuk mengkonversi data *gpx ke shapefile sehingga bisa terbaca oleh ArcGis, maka langkahnya sebagai berikut :

a) Membuka software Global Mapper > Open Your Own Data File

(41)

b) Mengeksport File *gpx ke dalam format *shp dengan klik File > Export VectorData > Export Shapefile

Gambar 12. Export File Format *gpx ke *shp

c) Mengklik tombol OK.

ArcGis juga dapat membaca data dari GPS dengan format *DXF. 1) Membuka program Map Source

2) Memilih Receive From Device (pastikan GPS telah terhubung) 3) Memilih tipe GPS >Receive

4) Menyeleksi data yang akan di download

5) File > Save As > Memilih lokasi penyimpanan > Mengisi File Name >Mengklik tombol Save As Type kemudian memilih DXF (*dxf) >Save

(42)

Gambar 13. Download Data GPS Dalam Format *dxf

b. Georeferencing

Georeferencing merupakan proses penempatan objek berupa raster atau image yang belum mempunyai acuan sistem koordinat ke dalam suatu sistem koordinat dan proyeksi tertentu. Georeferencing dilakukan dengan membuat minimal 4 titik ikat yang tersebar.

1) Membuka program ArcMap dari start menu > Program > ArcGis > Arc Map10

2) Untuk menampilkan peta yang akan di-Georeferencing, browse dari datadirektorinya melalui icon Add Data

(43)

Gambar 14. Peta Dasar Kecamatan Samarinda

Jika gambar peta sudah tampil di Map Area, hal pertama yang harusdiperhatikan yaitu koordinat layar dan koordinat peta. Prinsip dariGeoferencing ialah menyamakan ko ordinat layar yang mengacu pada koordinat peta. Pada contoh gambar di atas mempunyai tipe koordinat Degree Minute Second (DMS) yang masuk ke dalam Geographic Coordinate System. Sedangkan koordinat layar belum memiliki (Unknown Unit).

3) Memberi koordinat pada layer dengan cara mengklik kanan pada layer >Properties > Coordinate System. Kemudian memilih Predefined > Projected Coordinate System (Karena layer berupa UTM) > UTM > WGS 1984>Southern Hemisphere > WGS 1984 UTM Zone 50S > OK

(44)

Gambar 15. Data Frame Properties Coordinate System

4) Mengaktifkan Georeferencing Tool pada toolbars dari View > Toolbar >Georeferencing, atau mengklik kanan pada tools bar, lalu member tanda ceck Georeferencing

Gambar 16. Georefencing Tool

1) Memilih Add Control Point pada Georeferencing Tool. X (hijau)merupakan source (koordinat gambar), dan X (merah) merupakandestination (koordinat sebenarnya).

2) Kemudian mengklik zoom pada gambar koordinat yang berpotongan untukmempermudah pembuatan titik.

(45)

Gambar 17. Control Point

Dengan control point seperti terlihat pada tabel berikut : Tabel 2. Control Point

No Control Point

Longitude (X) Lattitude (Y)

1 505000 9965000 2 535000 9965000 3 535000 9920000 4 505000 9920000

3) Mengklik kiri titik perpotongan >lalu memilih klik kanan > input X and Y.

Gambar 18. Input Koordinat X dan Y

4) Titik ikat atau control point yang digunakan minimal 4 titik pada sudut yang berbeda. Buka Link Table pada Georefencing Tools untuk melihat RMS Error. Jika terdapat Residual yang terlalu besar, bisa menghapusnyadengan klik icon dan mengganti dengan control point baru yang lebih akurat. Nilai RMS Error yang baik akan tampak seperti berikut:

(46)

Gambar 19. RMS Error

5) Kemudian menekan tombol save untuk menyimpan titik ikat tersebut (format*txt)

6) Nilai maksimal RMS Error berdasarkan skala Tabel 3. RMS Error Berdasarkan Skala

NO Skala Peta RMS Error Maksimal

UTM (m) Geografi (0 )

1 1 : 10.000 1 1 0.00001 2 1 : 50.000 5 5 0.00005 3 1 : 100.000 10 10 0.0001 4 1 : 200.000 20 20 0.0002

7) Georeferencing > Rectify.Memilih folder output dan mengatur namafilenya (format option).

(47)

c. Digitasi

Digitasi (Digitizing) adalah proses konversi feature ke dalam format digital, merupakan salah satu cara untuk membuat data fitur (feature data ) digital. Ada beberapa cara untuk mendigitalkan feature baru yaitu digitasi pada layar, digitasi hard copy dari papan digitasi (digitizer tablet), atau menggunakan tools digitasi otomatis. Dalam digitasi kali ini menggunakan metode Digitizing on Screen (digitasi langsung pada layar computer). Dalam metode ini, terlebih dahulu menampilkan peta dasar (basemap ) yang telah di lakukan Georeferencing sebelumnya.

ArcGis dapat melakukan digitalisasi dengan beberapa tipe format data. Untuk data vektor, software keluaran vendor ESRI ini memiliki kemampuan membuat dan menyimpan data feature dalam format Shapefile (SHP) yang familiar dengan produk pendahulunya, ArcView. Format shapefile setidaknya memiliki 3 tipe file untuk membangun suatu data yaitu dbf, shx, dan shp. Format dbf yang merupakan file data base IV shx merupakan file index spatial, sedangkan shp menyimpan file grafis.

1) Pembuatan shapefile melalui ArcCatalog di folder penyimpanan data feature. Folder telah dibuat sebelumnya pada ArcCatalog > klik kanan folder conection> Connect folder > Tentukan folder > OK

(48)

Gambar 21. Pembuatan Shapefile

3) Kemudian menyesuaikan name, feature type, dan spatial reference. UntukSpatial Reference > Description System > Edit > Prejected CoordinateSystem > UTM > WGS 1984 > Southern Hemisphere > WGS 1984 UTMZone 50S > Ok

Gambar 22. Menentukan Feature Type

4) Untuk mengatur Attribute , mengklik kanan pada Shapefile >Properties

(49)

5) Mengklin Editor > Start Editing

Gambar 24. Memulai Editing Feature

6) Saat kondisi Editor Tools dalam keadaan aktif, kotak Create Feature akan muncul secara otomatis

Gambar 25. Create Feature

7) Untuk digitizing batas maka menggunakan feature polygon, lalu memulai Mendigitasi

(50)

8) Mengklik dua kali jika digitasi telah selesai.

9) Kemudian mengedit vertex jika ingin menambah atau mengurangi vertex berdasarkan titik-titik koordinat feature yang telah dibuat. Edit vertex dilakukan dalam Sketch Properties. mengklik icon Sketch Properties > kemudian mengklik feature yang telah dibuat.

Gambar 27. Sketch Properties

10) Mengklik Editor > Stop editing > “Do You Want to Save This Project?” >kemudian memilih Yes.

d. Input Data GPS dari Tabel

Cara lain untuk memasukkan data berupa koordinat dari titik-titik atau waypoints tersebut kedalam ArcMap yaitu menggunakan tool Add XY Data. Data yang dimasukkan bias berformat Ms.Excel ataupun Text.

(51)

1) Mengklik File > Add Data > Add XY Data

Gambar 28. Add Data Tabulasi (XY Data) ke Dalam ArcGis

2) Mengatur data yang akan di input, tentukan tipe koordinat sesuai dengan unit pada data GPS.

Gambar 29. Pengaturan Pemasukan Data Tabulasi

3) Untuk merubah format data menjadi shapefile caranya dengan mengklikkanan pada layer > Export Data, kemudian menyimpan pada folder yangtelah disediakan sebelumnya.

(52)

Gambar 30. Export Data ke Dalam Format Shapefile

e. Edit Attribute

Setelah memiliki feature data, dilakukan pemberian atau pengeditan attribute yang merupakan tabel berisi keterangan tentang feature data tersebut.

Gambar 31. Attribute Table

Untuk membuka Attribute seperti di atas, caranya dengan mengklik kanan shapefile pada layer >Open attribute table

Gambar 32. Open Attribute Table dari TOC

Attribute juga terdapat di dalam baris Tools Editor dan akan aktif saat feature dalam keadaan Edit Table . Di dalam attribute yang satu ini, kita tidak dapat menambah atau mengurangi field, tetapi akan lebih mudah untuk melakukan pengeditan Attribute Data.

(53)

Untuk penambahan dan pengurangan field dalam Attribute Table dapat dilakukan saat keadaan Stop Editing. Penambahan dilakukan melalui Table Option > Add Field.

Gambar 33. Penambahan Field

Sedangkan untuk pengurangan field dilakukan dengan mengklik kanan pada judul Field > Delete Field

Gambar 34. Menghapus Field

Untuk pemberian nama attribute dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

1) Membuka attribute dengan Open attribute > memilih> kemudianmengklik Poligon maka polygon akan terseleksi secara otomatis pada table> mengganti id > dengan dilakukan satu persatu pada polygon

(54)

2) Memilih Add Field > Name “Nama”, Type “ Text” > OK

3) Lalu Mengklik icon Select By Attribute > memilih id > = >Get UniqueValue > Mengklik “1” (semua polygon yang memiliki id 1 akan terseleksi)

Gambar 35. Select By Attribute

4) Mengklik kanan pada field “Nama” >Field Calculator

Gambar 36 . Field Calculator

5) Mengetik nama dari polygon tersebut dengan diapit oleh tanda petik (“), contoh “ permukiman”

(55)

Gambar 37. Pemberian Nama Poligon Pada Field Calculator

6) Mengklik OK. 4. Tahap Penyelesaian

Setelah tahap pengolahan telah diselesaikan, tahap berikutnya adalah membuat layout peta. Output terakhir dalam pembuatan peta ialah mencetaknya dalam bentuk gambar atau print. Output yang dikehendaki oleh sebagian besar pengguna adalah layout peta yang menarik dan jelas, dan mudah dimengerti namun tetap harus mempertimbangkan kaidah kartografi. Hal-hal yang perlu ditampilkan adalah judul peta, arah utara, skala, system proyeksi, sumber, legenda dan juga grid.

(56)

Gambar 38. Contoh Layout Peta Beserta Komponennya

a. Layout Tools

Gambar 39. Layout Tools

Untuk mengatur apapun yang berkaitan dengan tampilan layout, gunakan tools ini, kecuali ingin melakukan zoom data, bisa menggunakan tools Standart. Untuk memulai pembuatan layout peta, pilih View, Layout View, atau icon Layout viewyang berada di pojok kiri bawah Map Frame.

(57)

Tampilan di atas masih merupakan frame layout view awal tanpa ada keterangan lainnya. ArcGis sendiri menyediakan beberapa tipe Layout Template yang bisa dipilih melalui tool Layout > Change Layout

Gambar 41. Layout Template ArcGis

Gambar diatas merupakan contoh Layout Template yang telah disediakan di dalam ArcMap. Untuk menambahkan legenda, skala, arah mata angin dan lain-lain, pilih Insert pada Toolbar.

Gambar 42. Tools Dalam Insert Menu Bar

Jika ingin memasukkan attributeatau table, dengan membuka attributedari Open Attribute Table > Option > Add Table to Layout.

(58)

b. Legenda (Legend Properties) 1) Legend

Gambar 43. Legend Properties Tool – Legend

2) Items

(59)

c. Frame and Size Position

Gambar 45 . Legend Properties Tool – Frame and Size Position

d. Grid

Untuk memberikan koordinat akhir pada peta (grid), klik kanan frame aktif pada view ArcMap > Properties > Grids > New Grid. Akan muncul Grid and Graticule Wizard.

1) Graticule :Untuk membuat dalam satuan DMS

2) Measured Grid : Untuk membuat dalam satuan Mercator (UTM atau TM3)

(60)

Gambar 46 . Pemilihan Grid Koordinat

Jika sudah selesai sampai tahap finish , dan masih kurang puas dengan hasilnya, bisa diperbaiki kembali lewat Data Frame Properties. Bisa lewat style atau properties. Di kotak ini kita bisa merubah tipe koordinat, huruf, garis, interval, dan sebagainya.

(61)

e. Save Project dan Export Map

Dengan menggunakan File > Save As untuk menyimpan keseluruhan setting map yang sudah dibuat atau berupa Project dalam format MXD. Penyimpanan dalam format MXD menghendaki keseluruhan data di dalam Map Frame tetap berada pada folder yang sama ketika membuka data-data tersebut dalam komputer yang kita gunakan sehingga saat membuka file MXD tersebut semua data langsung bisa masuk atau tampil dalam Map Frame .

Untuk membuat peta dalam kondisi siap cetak (format JPG, PNG, BMP, dsb), bisa dilakukan dengan membuka Toolbar File > Export Map, lalu atur resolusi sesuai dan tipe file dengan yang diinginkan.

(62)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Dari kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan dalam rangka memperoleh informasi tentang jaringan jalan di Kelurahan Rawamakmur, diperoleh hasil berupa data koordinat yang terdiri dari nilai Easting (X), dan Norting (Y), dan data administrasi Kelurahan Rawamakmur.

1. Batas Kelurahan Rawamakmur

Pengambilan data batas kelurahan tidak didampingi oleh staf kelurahan tetapi hanya diberi data pendukung berupa gambar batas kelurahan untuk diolah sendiri. Gambar yang diperoleh dari Kelurahan Rawamakmur disajikan pada Gambar 50 pada Lampiran. Batas diambil dengan cara mendigitasi peta batas administrasi yang telah didapatkan dari pihak BAPPEDA Kalimantan Timur.

Setelah dilakukan pengolahan data dan pendigitasian pada peta batas Kelurahan Rawamakmur maka dapat disimpulkan bahwa luas wilayah Kelurahan Rawamakmur adalah 988,596 m².

Adapun hasil digitasi batas Kelurahan Rawamakmur dilihat pada Gambar 49 berikut di bawah ini :

(63)
(64)

Pada pengolahan data ini batas RT tidak diambil karena kurangnya data pendukung yang diberikan dari pihak kelurahan selain itu pengukuran di lapangan tidak dilakukan, karena areal yang diukur harusnya berdasarkan partisipasi masing-masing ketua RT agar tidak terjadi tumpang susun batas. Hal ini memerlukan waktu yang lama karena jumlah RT yang banyak (47 RT) dan minimnya ketersediaan waktu ketua RT untuk membantu menunjukkan batas-batas wilayah RTnya.

2. Panjang dan Lebar Jalan Kelurahan Rawamakmur

Panjang dan lebar jalan yang ada di Kelurahan Rawamakmur diukur secara langsung di lapangan. Data hasil pengukuran disajikan dalam Tabel 4 berikut ini. Untuk pengukuran panjang dan lebar gang yang ada disajikan dalam Tabel 5.

Tabel 4. Nama, Panjang dan Lebar Jalan

No Nama Jalan Panjang (m) Lebar (m)

1 Jl.Utama SMD-Palaran 6.804,000 25 2 Jl.Adi Sucipto 255,077 5 3 Jl.Ahmad Beta 724,837 5 4 Jl.Ampera 374,661 10 5 Jl.Argopuro 610,480 5 6 Jl.Baru 445,169 5 7 Jl.Baru 1 89,340 5 8 Jl.Baru 2 144,494 3 9 Jl.Baru 3 92,856 5 10 Jl.Baru 4 95,955 5 11 Jl.Berdikari 139,220 5 12 Jl.Bromo 714,486 5 13 Jl.Bumen Jaya 1,309 5 14 Jl.Cempaka 211,810 5 15 Jl.Gatot Kaca 251,041 5 16 Jl.Gaya Baru 825,493 5 17 Jl.Handayani 906,025 5 18 Jl.HOS Cokroaminoto 2,053 5

(65)

Tabel 4. (Lanjutan)

No Nama Jalan Panjang (m) Lebar (m)

19 Jl.Irigasi 393,243 5 20 Jl.Jayakarta 180,642 5 21 Jl.Jono S 413,812 5 22 Jl.Kamboja 960,000 5 23 Jl.Karya Bakti 394,000 5 24 Jl.Kenanga 1.198,000 5 25 Jl.Kenanga 2 188,000 5 26 Jl.Kiatup 363.090 5 27 Jl.M Noor 942,000 5 28 Jl.Makmur 1.336,956 5 29 Jl.Mawar 279,079 5 30 Jl.Melanti 1.289,232 5 31 Jl.Melati 403,718 5 32 Jl.Melati 2 396,000 5 33 Jl.Meranti 343,000 5 34 Jl.Merapi 1 261,242 5 35 Jl.Merdeka 221,171 5 36 Jl.Mulawarman 1.524,058 5 37 Jl.Mulawarman 4 101,373 5 38 Jl.Nurul Huda 573,609 10 39 Jl.Nusa Indah 719,000 5 40 Jl.Palaran Indah 571,519 10 41 Jl.Parikesit 204,166 5 42 Jl.Parikesit 2 630,000 5 43 Jl.Pelabuhan Lama 838,000 5 44 Jl.Pelajar 217,892 5 45 Jl.Pemuda 271,905 5 46 Jl.Bhayangkara 162,400 5 47 Jl.Rahayu 832,000 5 48 Jl.Rengganis 102,146 5 49 Jl.S Parman 841,629 5 50 Jl.Saididon 247,178 5 51 Jl.Swadaya 276,691 5 52 Jl.Tegal Rejo 1.154,000 5

(66)

Tabel 4. (Lanjutan)

No Nama Jalan Panjang (m) Lebar (m)

53 Jl.Telaga sari 842,561 5

54 Jl.Telaga Wangi Blok F 193,060 5

55 Jl.Tidar 439,831 5 56 Jl.Tonasa 438,123 10 57 Jl.Widiagama 179,656 5 58 Jl.Wijaya Kusuma 667,597 5 59 Jl.Wilis 124,159 5 60 Jl.Wonotirti 356,226 5

Tabel 5. Nama, Panjang dan Lebar Gang

No Nama_Jalan Panjang(m) Lebar(m)

1 Gg.Al-Mubarak 279,836 5 2 Gg.Angga 368,945 3 3 Gg.As -Salam 60,308 5 4 Gg.Family 30,105 2 5 Gg.Iklas 20,000 5 6 Gg.Manggis 47,085 5 7 Gg.Melati 312,383 5 8 Gg.Merak 195,425 5 9 Gg.Pemancingan 563,015 5 10 Gg.Rawa Kencana 44,464 5 11 Gg.Sopongiro 188,726 5 12 Gg.Suko Makmur 2 170,456 5 13 Gg.Suko Makmur 3 81,500 5

Pada data Tabel 4 dan 5 di atas dapat dilihat Kelurahan Rawamakmur memiliki 1 (satu) Jalan Utama, 60 anak jalan dan 13 gang dengan panjang yang bervariasi.

(67)

3. Kondisi Jalan Kelurahan Rawamakmur

Dari hasil survei di lapangan maka dapat di ketahui keadaan dan kondisi jalan yang ada di Kelurahan Rawamakmur, pada Tabel 6 di bawah ini dapat dilihat keadaan dan kondisi jalan sedangkan keadaan dan kondisi gang yang ada ditampilkan pada Tabel 7.

Tabel 6. Kondisi Jalan Kelurahan Rawamakmur

No. Nama Jalan Keterangan

1 Jl.Utama SMD-Palaran Semen Cor Baik

2 Jl.Adi Sucipto Aspal Berlubang dan Semen Cor

3 Jl.Ahmad Beta Aspal Baik

4 Jl.Ampera Semen Cor Baik

5 Jl.Argopuro Aspal Berlubang

6 Jl.Baru Aspal Berlubang

7 Jl.Baru 1 Tanah Berlubang

8 Jl.Baru 2 Tanah Berlubang

9 Jl.Baru 3 Tanah Berlubang

10 Jl.Baru 4 Tanah Berlubang

11 Jl.Berdikari Aspal Baik

12 Jl.Bromo Aspal Berlubang

13 Jl.Bumen Jaya Aspal Berlubang dan Semen Cor

14 Jl.Cempaka Aspal Berlubang

15 Jl.Gatot Kaca Aspal Berlubang

16 Jl.Gaya Baru Aspal Berlubang

17 Jl.Handayani Aspal Berlubang

18 Jl.Hos Cokrominoto Aspal Berlubang

19 Jl.Irigasi Semen Cor Baik

20 Jl.Jayakarta Aspal Berlubang

21 Jl.Jono S Tanah Berlubang

22 Jl.Kamboja Aspal Berlubang

23 Jl.Karya Bakti Semen Cor Baik

24 Jl.Kenanga Semen Cor Baik

25 Jl.Kenanga 2 Semen Cor Baik

26 Jl.Kiatup Semen Cor Baik

27 Jl.M Noor Semen Cor Baik

28 Jl.Makmur Semen Cor Baik

29 Jl.Mawar Semen Cor Baik

(68)

Tabel 6. (Lanjutan)

No. Nama Jalan Keterangan

31 Jl.Melati Semen Cor Baik

32 Jl.Melati 2 Semen Cor Baik

33 Jl.Meranti Semen Cor Baik

34 Jl.Merapi 1 Semen Cor Baik

35 Jl.Merdeka Aspal Berlubang

36 Jl.Mulawarman Aspal Berlubang

37 Jl.Mulawarman 4 Aspal Berlubang

38 Jl.Nurul Huda Semen Cor Baik

39 Jl.Nusa Indah Aspal Berlubang

40 Jl.Palaran Indah Semen Cor Baik

41 Jl.Parikesit Semen Cor Baik

42 Jl.Parikesit 2 Semen Cor Baik

43 Jl.Pelabuhan Lama Aspal Berlubang

44 Jl.Pelajar Semen Cor Baik

45 Jl.Pemuda Semen Cor Baik

46 Jl.Bhayangkara Semen Cor Baik

47 Jl.Rahayu Semen Cor Baik

48 Jl.Rengganis Aspal Berlubang

49 Jl.S Parman Aspal Berlubang

50 Jl.Saididon Aspal Berlubang

51 Jl.Swadaya Aspal Berlubang

52 Jl.Tegal Rejo Aspal Berlubang

53 Jl.Telaga sari Aspal Baik

54 Jl.Telaga Wangi Blok F Aspal Baik

55 Jl.Tidar Aspal Berlubang

56 Jl.Tonasa Semen Cor Baik

57 Jl.Widiagama Aspal Berlubang

58 Jl.Wijaya Kusuma Aspal Berlubang

59 Jl.Wilis Aspal Berlubang

(69)

Tabel 7. Kondisi Gang Kelurahan Rawamakmur

No. Nama Jalan Keterangan

1 Gg.Al-Mubarak Semen Cor Baik

2 Gg.Angga Semen Cor Baik

3 Gg.As -Salam Semen Baik

4 Gg.Family Kayu ulin

5 Gg.Iklas Tanah Berlubang

6 Gg.Manggis Tanah Berlubang

7 Gg.Melati Tanah Berlubang

8 Gg.Merak Tanah Berlubang

9 Gg.Pemancingan Tanah Berlubang

10 Gg.Rawa Kencana Aspal Baik

11 Gg.Sopongiro Aspal Berlubang

12 Gg.Suko Makmur 2 Tanah Berlubang 13 Gg.Suko Makmur 3 Tanah Berlubang

Dari Tabel 6 dan 7 di atas dapat dilihat bahwa Kelurahan Rawamakmur memiliki jenis jalan yang bervariasi yang didominasi oleh jalan beraspal dan jalan semen cor. Berikut ini sedikit penjelasan tentang batasan jalan utama, anak jalan dan gang pada penelitian ini.

Jalan utama adalah akses menuju Samarinda-Palaran dan sebaliknya, jalan ini banyak sekali dilalui oleh masyarakat sekitar karena merupakan jalur utama menuju kota, selain itu jalan ini juga dipakai untuk akses transportasi perdagangan karena adanya Pelabuhan Peti Kemas yang dipakai untuk mengangkut barang-barang yang akan disalurkan ke toko dan ke pasaran.

Anak jalan adalah jaringan dari jalan utama yang biasanya dipakai untuk akses ke jalan-jalan besar dan kecil. Gang ialah merupakan jaringan dari anak jalan, jalan ini merupakan akses menuju kawasan rumah peduduk.

(70)

4. Klasifikasi Jalan Berdasarkan Fungsinya

Dari hasil penelitian yang sudah ada maka jalan dapat di klasifikasikan berdasarkan fungsinya, klasifikasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 8 dibawah ini: Tabel 8. Klasifikasi Jalan

No. Klasifikasi

Jalan Utama Jalan Sekunder Jalan Penghubung

1 Jl.Utama SMD-Palaran Jl.Ahmad Beta Jl.Argopuro 2 Jl.Adi Sucipto Jl.Bumen Jaya Jl.Baru

3 Jl.Ampera Jl.Handayani Jl.Baru 1

4 Jl.Irigasi Jl.Kamboja Jl.Baru 2

5 Jl.Kenanga Jl.Baru 3

6 Jl.Nurul Huda Jl.Baru 4

7 Jl.Nusa Indah Jl.Berdikari

8 Jl.Palaran Indah Jl.Bromo

9 Jl.Pelabuhan Lama Jl.Cempaka

10 Jl.Pelajar Jl.Gatot Kaca

11 Jl.Rahayu Jl.Gaya Baru

12 Jl.Tonasa Jl.HOS Cokroaminoto

13 Jl.Jayakarta 14 Jl.Jono S 15 Jl.Karya Bakti 16 Jl.Kenanga 2 17 Jl.Kiatup 18 Jl.M Noor 19 Jl.Makmur 20 Jl.Mawar 21 Jl.Melanti 22 Jl.Melati 23 Jl.Melati 2 24 Jl.Meranti 25 Jl.Merapi 1 26 Jl.Merdeka 27 Jl.Mulawarman 28 Jl.Mulawarman 4 29 Jl.Parikesit

(71)

Tabel 8. Lanjutan

No. Klasifikasi

Jalan Utama Jalan Skunder Jalan Penghubung

30 Jl.Parikesit 2 31 Jl.Pemuda 32 Jl.Rengganis 33 Jl.S Parman 34 Jl.Swadaya 35 Jl.Tegal Rejo 36 Jl.Telaga sari

37 Jl.Telaga Wangi Blok F

38 Jl.Tidar 39 Jl.Widiagama 40 Jl.Wijaya Kusuma 41 Jl.Wilis 42 Jl.Wonotirti 43 Gg.Al-Mubarak 44 Gg.Angga 45 Gg.As -Salam 46 Gg.Family 47 Gg.Iklas 48 Gg.Manggis 49 Gg.Melati 50 Gg.Merak 51 Gg.Pemancingan 52 Gg.Rawa Kencana 53 Gg.Sopongiro 54 Gg.Suko Makmur 2 55 Gg.Suko Makmur 3 Total 4 12 55

Pada data Tabel 8 di atas dapat dilihat klasifikasi pada Kelurahan Rawamakmur yaitu terdapat 4 ruas jalan utama, 12 ruas jalan skunder dan 44 ruas jalan penghubung.

(72)

5. Peta Jaringan Jalan Kelurahan Rawamakmur

Berdasarkan data-data di atas, selanjutnya dilakukan overlay data tersebut ke dalam peta Kelurahan Rawamakmur yang telah dilakukan digitasi di atas. Selanjutnya diproses menjadi peta kelurahan lengkap dengan jaringan jalan yang ada dan disajikan dalam Gambar 50 di bawah ini.

(73)

61 Gambar 50. Peta Hasil Overlay Batas dan Jaringan Jalan Berdasarkan Peta Batas Administrasi Kota Samarinda

(74)

B. PEMBAHASAN

Data-data di atas merupakan data hasil pengukuran di lapangan yang menunjukan jaringan jalan yang ada di Kelurahan Rawamakmur. Pengukuran yang dilakukan merupakan refleksi keadaan di lapangan. Hal ini dapat dibandingkan dengan peta Kota Samarinda yang sudah ada sebelumnya. Data ini tidak bisa serta merta dijadikan sebagai acuan mengingat belum memiliki legalitas dari instansi yang membidangi dalam hal ini yaitu BAPPEDA Kaltim.

Walaupun demikian hasil pengukuran ini dapat dijadikan sebagai informasi untuk masyarakat agar lebih mengetahui tentang gambaran lapangan Kelurahan Rawamakmur. Dari hasil penelitian ini banyak informasi yang bisa dibahas antara lain:

1. Batas Kelurahan Rawamakmur

Menurut Anonim (2012), Kelurahan Rawamakmur memiliki batas-batas sebagai berikut:

Utara : Sungai Mahakam Selatan : Kelurahan Bantuas Barat : Kelurahan Handil Bakti Timur : Kelurahan Bukuan

Berdasarkan hasil pendigitasian melalui komputer diketahui bahwa luas wilayah Kelurahan Rawamakmur adalah 988,596 m². Pada batas kelurahan sendiri tidak dilakukan pengukuran langsung sebagai bentuk konfirmasi kebenaran batas-batas yang ada jika ada batas-batas yang telah mengalami pertambahan atau pengurangan areal sebagai bentuk pembaharuan wilayahnya sehingga luasnya tidak

Gambar

Gambar 1.  Tampilan awal Map Source
Gambar 2.  Tampilan Awal Arc Map 10  Komponen-komponen ArcMap antara lain :
Gambar 3.  Table Of Content
Gambar 4.  Search Tools
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pembagian waktu yang tepat antara pekerjaan dan keluarga perlu disiasati dengan cermat agar dapat mencapai komunikasi yang berkualitas, sebab jika ibu lebih banyak

Berdasarkan karakteristik materi kimia teknik ini maka mahasiswa yang masih berada pada tahap berpikir concrete akan mengalami kesulitan memahami mata kuliah kimia

Jika melihat dari penelitian ini, okezone.com sebagai media massa berita online telah menjadi media atau perantara antara pemerintah dengan masyarakat mengenai

Pada tanggal 2 s/d 7 Pebruari 2010 Komisi I Bidang Pemerintahan dan Hukum DPRD Provinsi Sumatera Barat melaksanakan Kunjungan Kerja Study Komperatif ke Provinsi Bali dan DKI

Proses pengendapan bentonit secara kimiawi dapat terjadi sebagai endapan sedimen dalam suasana basa (alkali), dan terbentuk pada cekungan sedimen yang bersifat basa, dimana

Integer s dan u digunakan untuk variabel yang akan mengambil data dari database yang akan digunakan sebagai set point terjadinya kabut dan pengaman agar alat

kemudian menciptakan suatu hubungan antara Sang Maha Pencipta dengan manusia dan tentunya juga dengan lingkungan kehidupan sosial masyarakat suku Batak Toba. Hagabeon hal

Pada saat alarm aktif, jika pintu dibuka atau mobil bergetar atau aki diputuskan maka sistem pada alarm secara otomatis akan menghubungi 2 nomor telepon panggil alarm. Sistem