• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government dalam Pelaksanaan Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi : st

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Implementasi Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government dalam Pelaksanaan Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi : st"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)IMPLEMENTASI INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (Studi di Pemerintah Kabupaten Jembrana, Bali). SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Kesarjanaan Dalam Ilmu Hukum. oleh: Alit Ayu Meinarsari NIM. 0610110011. DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS HUKUM MALANG 2009.

(2) LEMBAR PERSETUJUAN. IMPLEMENTASI INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (Studi di Pemerintah Kabupaten Jembrana, Bali). Disetujui pada tanggal 31 Desember 2009 Oleh: Pembimbing Utama,. Pembimbing Pendamping. Agus Yulianto, SH. MH Nip. 19590717 198601 1 001. Lutfi Effendi, SH. MHum Nip. 19600810 198601 1 002. Mengetahui: Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara. Agus Yulianto, SH. MH Nip. 19590717 198601 1 001.

(3) LEMBAR PENGESAHAN IMPLEMENTASI INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (Studi di Pemerintah Kabupaten Jembrana, Bali) Disusun oleh: ALIT AYU MEINARSARI NIM. 0610110011 Skripsi ini telah disahkan oleh Dosen Pembimbing pada tanggal: Pembimbing Utama,. Pembimbing Pendamping. Agus Yulianto, SH. MH Nip. 19590717 198601 1 001. Lutfi Effendi, SH. MHum Nip. 19600810 198601 1 002. Ketua Majelis Penguji. Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara. Agus Yulianto, SH. MH Nip. 19590717 198601 1 001. Agus Yulianto, SH. MH Nip. 19590717 198601 1 001. Mengetahui: Dekan. Herman Suryokumoro, SH. MS Nip. 19560528 198503 1 002.

(4) KATA PENGANTAR Segala puji penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat dan karunia yang tiada henti hingga penulis dapat sampai pada tahap ini, khususnya dengan seleseinya skripsi ini. Dengan terselesainya Skripsi ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada: 1. Bapak Herman Suryokumoro, SH. MS selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya. 2. Bapak Agus Yulianto, SH. MH selaku Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara dan juga selaku Dosen Pembimbing Utama atas bimbingan dan kesabarannya. 3. Bapak Lutfi Effendi, SH. MHum selaku Dosen Pembimbing Pendamping, atas bimbingannya dan motivasinya. 4. Bapak Drs. I Gusti Negara Suprayoga Kusumajati dan Bapak I Nengah Sukadana, S.Kom selaku responden penulis dalam pelaksanaan pengambilan data di Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Jembrana, Bali. 5. Seluruh Dosen-Dosen dan Staf-Staf di Fakultas Hukum Brawijaya Malang, atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan kepada penulis. 6. Keluarga penulis papa, mama, mbak anggi dan Adik putri atas segala dukungan dan doa yang telah diberikan. 7. Keluarga di Bali, (Biang Putu, Biang Mang, Bligus Gede, Bligus Oka. Bli Dewa, Mbok Gek Mang, Mbok Dayu, Mbok Novi, Gung Tria,.

(5) Dude Abi, Dude Ganendra dan Gung Iken) atas segala dukungan dan fasilitasnya yang diberikan. Serta Seluruh Keluarga baik yang di bali maupun yang di malang, yang telah memberikan dukungan dan doanya. 8. Bayu satria, terima kasih sudah memberikan support bagiku dalam menyeleseikan skripsi ini. 9. Teman-temanku Rumpi FH 06 (Pipin, Fifin, Aida, Algis, Anggra) makasih atas dukungan dan support dari awal kita masuk Fakultas Hukum UB, teman-teman Rangers (Dewa, Can-can, Cindy, Ninda) makasih ya sudah mau selalu memberikan nasihat dan saran-saran. 10. Seluruh pegawai Dinas Informasi Komunikasi dan Perhubungan serta Kantor Perpustakaan Arsip dan Data Pemerintah Kabupaten Jembrana atas kerjasama dan segala kesediannya untuk membantu penulis selama pengambilan Data. 11. Semua teman-teman di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Agkatan 2006, atas kebersamaannya selama ini. 12. Serta kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.. Penulis menyadari skripsi ini masih sangat jauh dari kata sempurna, sehingga masukan dan kritik akan selalu penulis harapkan untuk memperbaiki skripsi ini..

(6) Akhir kata penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya jika dalam proses pembuatan skripsi ini penulis melakukan kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Semoga Tuhan Yang Maha Esa mengampuni kesalahan kita dan berkenan menunjukkan jalan yang benar Malang, Desember 2009. Penulis.

(7) DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix ABSTRAKSI ...................................................................................................... x BAB I:. PENDAHULUAN A. B. C. D. E.. BAB II:. Latar Belakang .................................................................................. 1 Rumusan Masalah ............................................................................. 7 Tujuan Penelitian .............................................................................. 7 Manfaat Penelitian ............................................................................ 8 Sistematika Penulisan ....................................................................... 9 KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Umum Tentang Kebijakan dan Strategi ................................ 10 B. Kajian Umum Tentang e-Government 1. Pengertian e-Government ........................................................... 15 2. Tujuan dan manfaat e-Government ............................................. 18 3. Visi e-Government ...................................................................... 21 4. Elemen e-Governement............................................................... 22 5. Prinsip-prinsip e-Government ..................................................... 24 6. Jenis-jenis pelayanan pada e-Government .................................. 26 7. Tipe-tipe relasi e-Government .................................................... 27 8. Strategi e-Government ................................................................ 28 C. Kajian Umum Tentang Pelayanan Publik 1. Pengertian pelayanan publik ....................................................... 29 2. Penyelenggara pelayanan publik ................................................. 31 3. Prinsip-prinsip pelayanan publik ................................................ 32 4. Konsep dasar pelayanan publik ................................................... 35 5. Kualitas pelayanan publik ........................................................... 36 D. Kajian Umum Tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi......... 38 E. Implementasi ..................................................................................... 43 BAB III: METODE PENELITIAN A. B. C. D. E.. Metode Pendekatan ........................................................................... 45 Lokasi Penelitian ............................................................................... 45 Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 46 Metode Pengumpulan Data ............................................................... 47 Teknik Analisa Data.......................................................................... 48.

(8) F. Difinisi Operasional Variabel ........................................................... 50 BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak daerah ................................................................................ 52 2. Topografi wilayah ....................................................................... 53 3. Pembagian wilayah administrasi ................................................. 54 4. Penduduk dan keadaan sosiologis ............................................... 58 5. Lain-lain ...................................................................................... 60 B. Gambaran Umum Kantor Perpustakaan Arsip dan Data (PAD) 1. Lokasi .......................................................................................... 62 2. Dasar hukum ............................................................................... 62 3. Struktur organisasi ...................................................................... 62 4. Visi dan misi ............................................................................... 71 5. Tugas dan fungsi ......................................................................... 72 C. Implementasi Inpres no. 3 tahun 2003 dalam Pelaksanaan Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi 1. Rencana awal pengembangan e-Government ............................. 73 2. Langkah-langkan penerapan e-Government ............................... 78 D. Kendala yang dihadapi dalam Pelaksanaan Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi serta Solusi yang telah dilakukan 1. Kendala yang dihadapi ................................................................ 97 2. Upaya-upaya yang dilakukan ...................................................... 101 BAB V:. PENUTUP. A. Kesimpulan ....................................................................................... 103 B. Saran.................................................................................................. 104 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN.

(9) DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Peta Lokasi Jembrana ......................................................................... 52 Gambar 2 Topografi Wilayah ............................................................................. 53 Gambar 3 Pembagian Wilayah Administrasi ...................................................... 55 Gambar 4 Struktur Organisasi Kantor PAD ....................................................... 63 Gambar 5 Struktur Organisasi Pelaksana e-Government.................................... 64 Gambar 6 Kerangka Berpikir e-Government ...................................................... 74 Gambar 7 Struktur Jaringan pada Dinas/Instansi ................................................ 81 Gambar 8 Skema Jaringan J-Net ......................................................................... 84 Gambar 9 Alur Penggunaan Smart Card............................................................. 93.

(10) DAFTAR TABEL Tabel 1 Pembagian Wilayah Administrasi.......................................................... 55 Tabel 2 Komposisi Penduduk berdasarkan Umur............................................... 59 Tabel 3 Komposisi Penduduk berdasarkan Jenjang Pendidikan ......................... 59 Tabel 4 Daftar Client........................................................................................... 82 Tabel 5 Komposisi Sumber Daya Aparatur ........................................................ 87 Tabel 6 Data Sumber Daya Aparatur PDE ......................................................... 88 Tabel 7 Jumlah APBD dan PAD......................................................................... 95 Tabel 8 Realisasi Anggaran Pembiayaan TIK .................................................... 98 Tabel 9 Jumlah PNS berdasarkan Pendidikan .................................................... 99.

(11) ABSTRAKSI Alit Ayu Meinarsari, Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, 2009, Implementasi Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government dalam Pelaksanaan Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (Studi di Pemerintah Kabupaten Jembrana, Bali), Agus Yulianto, S.H.,M.H.; Lutfi Effendi, S.H.,M.Hum. Indonesia pada saat ini tengah mengalami perubahan kehidupan bernegara secara fundamental, dari sistem pemerintahan yang sentralistik menuju ke sistem pemerintahan yang demokratis. Perubahan ini terjadi pada saat dunia sedang mengalami transformasi menuju era masyarakat informasi dimana teknologi informasi dan komunikasi memegang peranan penting. Hal inilah yang mendorong penulis untuk membahas mengenai Implementasi pelaksanaan e-Government di Kabupaten Jembrana berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 dalam menunjang pelayanan publik berbasis teknologi informasi dan komunikasi, serta kendala-kendala yang dihadapi dan solusi yang telah dilakukan. Metode pendekatan yang digunakan ialah yuridis sosiologis, yaitu mengkaji dan menganalisa permasalahan yang ditetapkan secara yuridis dengan melihat fakta secara objektif. Lokasi penelitian bertempat di Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Jembrana. Jenis dan sumber data terdiri dari data primer, dengan metode wawancara dan data sekunder, dengan melakukan studi pustaka dan dokumentasi. Kemudian, seluruh data yang ada dianalisa secara deskritif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, penulis memperoleh jawaban, bahwa implementasi pelaksanaan e-Government di Kabupaten Jembrana telah dilakukan berdasarkan kerangka berpikir pengembangan e-Government yang mengacu pada Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003, dengan melakukan pembuatan situs web, pembangunan infrastruktur, pengembangan sistem informasi, pengembangan sumber daya aparatur, pengembangan program-program inovasi dan pengalokasian dana. Dalam pelaksanaannya ada beberapa kendala yang dihadapi, kendala yang ada digolongkan menjadi kendala internal dan kendala eksternal. Kendala internal berkaitan dengan kurangnya pembiayaan dan kemampuan aparatur yang tidak menyeluruh dalam menggunakan komputer. Sedangkan kendala eksternal berhubungan dengan infrastruktur yang belum menyeluruh dan kurangnya pemahaman masyarakat/pengguna dalam menggunakan komputer ataupun internet yang telah disediakan. Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, yaitu untuk kendala internal dilakukan dengan cara menarik investor agar dapat meningkatkan pendapatan asli daerah serta melakukan peningkatan ketrampilan pegawai. Sedangkan, untuk kendala eksternal dilakukan dengan cara penambahan infrastruktur, pelatihan penggunaan komputer dan internet di setiap sekolah serta disediakannya mobil sejahtera yang dilengkapi laptop dan komputer..

(12) BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia pada saat ini tengah mengalami perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara secara fundamental, dari sistem pemerintahan yang otoriter dan sentralistik menuju ke sistem pemerintahan yang demokratis. Perubahan yang sedang terjadi ini, terjadi pada saat dunia sedang mengalami transformasi menuju era masyarakat informasi.1 Di era maju sekarang ini, tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memegang peranan penting. Bahkan, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi telah merambah di dunia pemerintahan. dan. memunculkan. istilah. e-Government. (pemerintahan-. elektronik).2 E-government adalah salah satu bukti transformasi area kehidupan dalam sektor publik yang diakibatkan oleh perkembangan teknologi informasi. Inisiatif e-Government di Indonesia telah diperkenalkan melalui Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2001 tentang Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia yang menyatakan bahwa aparat pemerintah harus menggunakan teknologi telekomunikasi media Informasi dan komunikasi untuk mendukung good governance dan mempercepat proses demokrasi. Tetapi, eGovernment baru menjadi program nasional sejak tahun 2003, melalui Instruksi. 1. Kementerian Komunikasi Dan Informasi, Kebijakan dan Strategi Pengembangan EGovernment, Jakarta, 2002, Hlm 2. 2 Yossy Supaaryo, 2008, Studi Kebijakan Pemerintahan-Elektronik (e-Government) di Kabupaten Jembrana dan Cilacap (online), http://www.google.com//, (17 Juli 2009)..

(13) Presiden No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government, dimana pemerintah menyatakan e-Government sebagai arah strategis pengembangan layanan kepemerintahan yang harus diimplementasikan di tingkat pusat maupun daerah.3 Penerapan e-Government dimaksudkan untuk memperpendek jarak antara aparat pemerintah sebagai pelayan publik dengan masyarakat sebagai public service customer bagi kantor layanan publik pemerintah. Administrasi publik adalah salah satu area dimana internet dapat digunakan untuk menyediakan akses bagi. semua. masyarakat. yang. merupakan. pelayanan. mendasar. dan. mensimplifikasikan hubungan antar masyarakat dan pemerintah.4 Dalam Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2003 disebutkan e-Government (pemerintahan-elektronik) adalah upaya terstruktur untuk mengembangkan pelayanan publik berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) secara efektif dan efisien.5 Secara sederhana, e-Government (pemerintahan-elektronik) bisa dijelaskan dengan dua argumentasi, pertama pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dan aplikasinya oleh pemerintah yang menyebabkan proses manajemen pemerintahan menjadi efisien, pemerintah dapat menyediakan informasi dan mutu pelayanan yang lebih baik. Selain itu, e-Government (pemerintahan-elektronik) dapat menjadi media pemberdayaan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kebijakan publik. Kedua, eGovernment terkait erat dengan kebijakan efisiensi dan efektivitas layanan publik 3. Lukito, 2008, Persepsi-Persepsi tentang E-Government (onlline), http://mti.ugm.ac.id//, (20 Agustus 2009). 4 Windraty Siallagan, 2007, E-Government: Menuju Pelayanan Publik yang Lebih Baik (online), http:// www.opayat.multiply.com//, (16 Agustus 2009). 5 Kementerian Komunikasi Dan Informasi, opcit, Hlm. 5.

(14) oleh pemerintah. Di sini, efisiensi terkait dengan biaya yang dikeluarkan dan efektivitas terkait dengan waktu yang dibutuhkan dalam sebuah layanan. Teknologi informasi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kerja-kerja mengolah, mengelola, menyalurkan, serta menyebarluaskan informasi dan layanan publik.6 Saat ini, Kabupaten Jembrana dikenal sebagai salah satu Daerah yang dianggap berhasil dalam era Otonomi Daerah pasca diberlakukannya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.7 Dengan diterapkannya Otonomi Daerah, Kabupaten di ujung barat pulau dewata ini, semakin bersinar karena pemerintahan yang pro-rakyat. Dapat dikatakan bahwa Kabupaten Jembrana menjadi buku pintarnya Otonomi Daerah di Indonesia. Kabupaten. Jembrana. terbilang kabupaten yang unik, dengan pendapatan yang minim tapi mampu memberikan pelayanan yang sangat baik kepada masyarakatnya.8 Disini yang menjadi daya tarik Kabupaten Jembrana adalah kebijakan publiknya yang sungguh pro-rakyat. Kabupaten Jembrana juga menjadi satu-satunya kabupaten yang memakai perangkat lunak IGOS (Indonesia Go Open Source) yang dikembangkan oleh Kementerian Riset dan Teknologi. Dimana Seluruh sistem layanan di Kabupaten Jembrana telah didukung oleh teknologi informasi dan komunikasi, yang digunakan sebagai alat (tools) untuk melakukan efisiensi.. 6. Yossy Supaaryo, loc cit. Eko Prasojo, 2005, Efisiensi Anggaran Sebagai Faktor Kunci Keberhasilan Dalam Pelaksanaan Program Inovasi Di Kabupaten Jembrana (online), Jurnal Ilmiah Administrasi Publik Brawijaya, http;//public.brawijaya.ac.id, (23 Juli 2009). 8 Gede Yasa, 2008, Sahar: “Jembrana Buku Pintarnya OTDA” (online), http://www.winasa.info//, (23 Juli 2009). 7.

(15) E-government sendiri mulai dikembangkan di Kabupaten Jembrana sejak tahun 2002 dengan prioritas pada pelayanan publik dan efisiensi anggaran. Pelayanan publik yang ada disasarkan pada tiga hal, yakni peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, dan daya beli masyarakat. Sebagai upaya peningkatan layanan pendidikan, misalnya, pihak pemerintah kabupaten membebaskan biaya pendidikan di semua tingkat sekolah negeri, mulai dari SD hingga SMA. Dalam hal kesehatan, masyarakat juga memperoleh layanan pengobatan gratis. Layanan yang dikenal dengan Jaminan Kesehatan Jembrana (JKJ) ini diberikan kepada semua warga yang memiliki KTP Jembrana. Hanya dengan menunjukkan kartu JKJ, masyarakat tak perlu membayar biaya pemeriksaan medis maupun obat, kartu JKJ ini sudah menggunakan kemajuan Teknologi Informasi yakni dilengkapi dengan bar code layaknya kartu ATM bank. Bar code tersebut berfungsi untuk melihat medical record pasien, seperti penyakit yang pernah diderita, terapi yang pernah diberikan, harga obat yang dibebankan, dan informasi lainnya. Kini layanan JKJ ini telah online dengan puskesmas-puskesmas yang ada di Jembrana. Bidang bisnis pun tak luput dari perhatian, dalam hal pemasaran produkproduk UKM, pemerintah Kabupaten Jembrana memfasilitasinya lewat situs resmi http://www.jembranakab.go.id//. Selain itu, Kabupaten Jembrana memiliki sistem pelayanan perizinan satu atap (SIMTAP) yang menjadi ciri khas era eGovernment. Meski mampu melayani 61 jenis perizinan, belum sepenuhnya layanan perizinan Jembrana dibuat secara online. Yang utama adalah layanan.

(16) publik SIMTAP dibuat setransparan mungkin, mulai dari prosedur, biaya, sampai waktu yang dibutuhkan.9 Sehingga sistem ini membatasi tatap muka antara pejabat pelayanan dengan warga sehingga mampu menekan angka kesempatan para pejabat pelyanan melakukan pungutan liar atau korupsi terhadap warga. Seluruh informasi dipublikasikan melalui portal resmi kabupaten (http://jembranakab.go.id) dari informasi umum, persyaratan layanan, waktu yang dibutuhkan, dan biaya administrasi yang mesti dibayar. Setelah melengkapi persyaratan, berkas yang telah diregistrasi langsung dimasukkan melalui kotak khusus yang secara otomatis terbuka dan tertutup setelah warga bersangkutan menekan tombolnya Di sinilah asas transparansi dan kepastian hukum menjadi ciri khas dari pelayanan publik yang diselenggarakan oleh Kabupaten Jembrana. Fokus pemerintah Kabupaten Jembrana adalah bagaimana meningkatkan kualitas hidup dan memberikan pelayanan pada publik. Selain itu juga, Pemerintah Kabupaten Jembrana membangun J-Net merupakan. singkatan dari Jimbarwana Networking yaitu jaringan yang. mengintegrasikan Kecamatan, desa-desa, sekolah, dll, se-Kabupaten Jembrana, dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan menuju ketata Pemerintahan yang baik (Good Governance), peningkatan kualitas pendidikan atau E-Learning, dan pemasyarakatan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi kepada kalangan masyarakat (E-People).. 9. Ade Rachmawati Devi, 2006, Kabupaten Jembrana: Mewujudkan Keadilan dan Kesejahteraan (online,.http:// www.wartaekonomi.com//, (16 Juli 2009)..

(17) Permasalahan yang mendasar dalam penerapan e-Government ini adalah kualitas sumber daya manusia, dalam organisasi pemerintahan sumber daya manusia sering disebut sebagai aparatur yaitu pegawai yang melaksanakan tugastugas kelembagaan.10 Sehingga penerapan e-Government di kantor-kantor publik perlu didukung oleh pegawai yang mengerti mengenai teknologi. Tetapi, pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan hal baru bagi kalangan pemerintahan hingga perlu waktu untuk beradaptasi maupun menyiapkan berbagai sumber daya. Tantangan yang muncul selain berkaitan dengan masalah langkanya sumber daya manusia yang handal, juga mengenai infrastruktur yang belum memadai, dan terutama sekali biaya yang mahal.11 Disini dapat dilihat bahwa e-Government punya peranan penting dalam meningkatkan pelayanan publik di Kabupaten Jembrana. Ini tercermin dari konsep penerapan e-Government yang diterapkan dalam jalannya pemerintahan, yang intinya, pemerintahan itu harus dapat menciptakan keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat, dan e-Government menjadi sarana untuk mewujudkannya. Untuk itu dalam penelitian ini penulis mengambil judul penulisan tentang “Implementasi Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government Dalam Pelaksanaan Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Studi di Pemerintah Kabupaten Jembrana, Bali)”.. 10 Riawan Tjandra, Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah Dalam Pelayanan Publik, Pembaruan, Yogyakarta, 2005, Hlm. 61 11 Windraty Siallagan. opcit..

(18) B. Rumusan Masalah Bertolak dari pemaparan tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana Implementasi Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan E-Government dalam Pelaksanaan Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Pemerintah Kabupaten Jembrana? 2. Apa saja kendala yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Jembrana dalam Pelaksanaan Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) serta solusinya?. C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis Implementasi Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan EGovernment dalam Pelaksanaan Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Pemerintah Kabupaten Jembrana. 2. Untuk mendiskripsikan, menemukan dan menganalisis kendala-kendala yang terjadi dalam Pelaksanaan Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Pemerintah Kabupaten Jembrana serta solusinya..

(19) D. Manfaat Penelitian Sedangkan manfaat penelitian ini adalah: 1. Manfaat teoritis Secara teoritis penelitian ini bermanfaat sebagai pengembangan ilmu hukum khususnya Hukum Administrasi Negara. 2. Manfaat praktis a. Bagi. Pemerintah. Kabupaten. Jembrana,. adalah. untuk. memberikan masukan agar dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan melalui e-Government di masa yang akan datang. b. Bagi Instansi, adalah untuk memberikan masukan terkait dengan pelayanan publik berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Kabupaten Jembrana agar sesuai dengan peraturanperaturan dan ketentuan-ketentuan yang telah ditentukan. c. Bagi Masyarakat adalah diharapkan mampu untuk memberikan masukan masyarakat. atau. meningkatkan. khususnya. pengetahuan. mengenai. konsep. dan. kesadaran. penggunaaan. e-. Government dalam pelayanan publik berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan memperpendek mekanisme pengurusan yang terkait dengan birokrasi..

(20) E. Sistematika Penulisan Dalam setiap penulisan penelitian perlu diuraikan secara sistematik. Oleh karena itu, penulis membaginya dalam Bab-Bab sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab Pendahuluan ini terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab Kajian Pustaka terdiri dari beberapa kepustakaan yang berkaitan dengan permasalahan yaitu mengenai Kebijakan, E-Government, Pelayanan Publik dan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK). BAB III METODE PENELITIAN Bab Metode Penelitian ini menjelaskan tentang Metode Pendekatan, Lokasi Penelitian, Jenis dan Sumber Data Penelitian, Metode Pengumpulan Data, Analisa Data serta Definisi Operasional Variabel. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab Hasil dan Pembahasan ini menganalisis tentang Implementasi dari Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan. e-Government. dalam. pelaksanaan. pelayanan. publilk. di. Pemerintah Kabupaten Jembrana serta kendala yang dihadapi dan solusi yang telah dilakukan. BAB V PENUTUP Bab Penutup ini berisikan kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA.

(21) BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. KAJIAN UMUM TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI Makna yang termuat dalam istilah kebijakan sesungguhnya tidak cuma bersifat tekstual, melainkan lebih bersifat kontekstual, karena dari waktu ke waktu mengalami perubahan yang menyebabkan maknanya tidaklah homogen. Kebijakan sendiri berasal dari kata bijak. Menurut Kamus Inggris Indonesia/Indonesia Inggris karangan Prof. Drs. S. Woyowasito & W.J.S Purwodarminto, kata bijak berarti learned, prudent, experienced. Kata bijak merupakan kata sifat yang selanjutnya dengan awalan “ke” dan akhiran “an” menjadi kata benda “kebijakan”. Hal itu berarti bahwa kebijakan itu menunjukkan adanya kemampuan atau kwalitas yang dimiliki seseorang dalam keadaannya yang learned (terpelajar), prudent (baik), dan experienced (berpengalaman). Sedangkan menurut Wojowasito, kebijakan berarti: skill (ketrampilan),. ability. (kemampuan),. capability. (kecakapan),. insight. (kemampuan untuk memahami sesuatu). 12 Kebijakan dilihat dari segi istilahnya menunjukkan pengertian yang sifatnya tetap, serta melekat pada seseorang yang tidak berubah kecuali karena. 12. Soenarko, Public Policy (Pengertian Pokok Untuk Memahami dan Analisa Kebijaksanaan Pemerintah), Airlangga University Press, Surabaya, 2003, Hlm 35..

(22) adanya sebab untuk perkembangan. Oleh karena itu, kebijakan merupakan pengertian yang statis. 13 Brian W. Hogwood dan Lewis A. Gunn, mengelompokkan istilah kebijakan (policy) sebagai berikut: 14 1. Policy as a Label for a Feld of Activity (Kebijakan sebagai Sebuah Label atau Merk Bagi Suatu Bidang Kegiatan Pemerintah) Penggunaan istilah kebijakan yang paling sering ialah dalam konteks pernyataan umum mengenai kebijakan ekonomi (economic policy) pemerintah, kebijakan sosial (social policy) pemerintah atau kebijakan luar negeri (foreign policy) pemerintah. 2. Policy as an Expression of General Purposenor Desire State of Affairs (Kebijakan sebagai Suatu Pernyataan Mengenai Tujuan Umum atau Keadaan Tertentu yang Dikehendaki) Istilah kebijakan juga dipakai untuk menunjukkan adanya pernyataan-pernyataan kehendak pemerintah mengenai tujuan-tujuan umum dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam suatu bidang tertentu dan dalam kurun waktu tertentu. 3. Policy as Spesific Proposals (Kebijakan sebagai Usulan-Usulan Khusus) Istilah kebijakan juga dimaksudkan untuk menunjukkan usulanusulan tertentu yang biasanya dimaksudkan untuk mempengaruhi proses pengesahan kebijakan yang dilontarkan oleh mereka yang berada di luar. 13. Ibid, Hlm 36. Solichin Abdul Wahab, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, UMM Press, Malang, 2008, Hlm. 18-39 14.

(23) struktur pemerintahan maupun disampaikan oleh mereka yang berada di struktur pemerintahan. 4. Policy as Decision of Government (kebijakan sebagai keputusankeputusan pemerintah) Keputusan-keputusan disini biasanya keputusan-keputusan yang muncul pada saat-saat krisis ketika berlangsung pemilihan alternatif dan peluang bagi setiap keputusan akankah mendapat pengesahan semua tergantung dari parlemen (Dewan Perwakilan Rakyat). 5. Policy as Formal Authorization (kebijakan sebagai bentuk otorisasi atau pengesahan formal) Apabila pemerintah telah mempunyai kebijakan terhadap suatu permasalahn tertentu, maka biasanya ada undang-undang tertentu yang telah disahkan DPR atau ada seperangkat Peraturan Pemerintah (PP) yang memungkinkan agar suatu tindakan tertentu dapat dilaksanakan. 6. Policy as Programme (kebijakan sebagai program) Bila berbicara mengenai program maka yang dimaksudkan ialah suatu lingkup kegiatan pemerintah yang relatif khusus dan cukup jelas batas-batasnya. Dan dalam konteks program, biasanya mencakup serangkaian. kegiatan. yang. menyangkut. pengesahan/legislasi,. pengorganisasian dan pengerahan atau penyediaan sumber-sumber daya yang diperlukan..

(24) 7. Policy as Output (kebijakan sebagai keluaran) Sebagai keluaran, maka kebijakan itu dilihat dari apa yang dihasilkan atau diberikan oleh pemerintah, sebagai kebalikan dari apa yang telah dijanjikan atau disahkan lewat undang-undang. Keluaran itu dapat berbentuk pemberian manfaat secara langsung (berupa uang), pemberian pelayanan kepada publik berupa barang (air bersih atau beras untuk orang miskin) atau jasa tertentu (pemberian vaksin polio), pemberlakuan peraturan, himbauan-himbauan simbolik (nasionalisme/patriotisme) atau pengumpulan pajak. 8. Policy as Outcome (kebijakan sebagai hasil akhir) Untuk memahami makna kebijakan dapat dengan melihat dari sudut hasil akhirnya dalam artian apa yang senyatanya telah dicapai. Hasil akhir kebijakan dapat juga dimaksud dampak dari kegiatan-kegiatan tersebut. 9. Policy as Theory or Model (kebijakan sebagai Teori atau Model) Semua kebijakan pada dasarnya mengandung asumsi-asumsi mengenai apa yang dilakukan dan apa akibat yang ditimbulkan dari tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pemerintah. Apabila dicermati, setiap kebijakan publik pada umumnya memuat suatu teori atau model yang menyiratkan adanya hubungan sebab dan akibat..

(25) 10. Policy as Process (kebijakan sebagai proses) Bila konsep kebijakan dipandang sebagai sebuah proses, maka dapat dipersepsikan sebagai sebuah siklus. Dimana dalam setiap siklus ada tahap-tahap yang harus diperhatikan.. Sedangkan pengertian Strategi, dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. 2. Merupakan cara untuk mencapai tujuan dan sasaran yang dijabarkan kedalam kebijakan-kebijakan dan program-program. 3. Rencana jangka panjang dengan diikuti tindakan-tindakan yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu, yang umumnya adalah "kemenangan". Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan waktu yang lebih singkat. 4. Sebuah rencana yang komprehensif yang mengintegrasikan segala resources dan capabilities yang mempunyai tujuan jangka panjang untuk memenangkan kompetisi. 5. Rencana yang mengandung cara komprehensif dan integrative yang dapat dijadikan. pegangan. untuk. bekerja,. berjuang. dan. berbuat. guna. memenangkan kompetisi. Dari penjelasan-penjelasan mengenai pengertian strategi diatas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah.

(26) aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Didalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.. B. KAJIAN UMUM TENTANG E-GOVERNMENT 1. Pengertian e-Government E-Goverment menjadi sangat populer sejalan dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Implementasi e-Goverment diharapkan mampu meningkatkan kualitas kinerja pemerintahan terutama dalam lingkup pelayanan kepada masyarakat. Secara. etimologis. e-Government. merupakan. terjemahan. dari. pemerintahan-elektronik. E-government terdiri dari dua suku kata bahasa Inggris, yaitu electronic (elektronik) dan government (pemerintahan). Konsep e-Government (pemerintahan-elektronik) mengacu pada aktivitas pemanfaatan teknologi informasi sebagai pendukung utama peningkatan kinerja pelayanan dan manajemen pemerintah. Bank Dunia mendefinisikan pemerintahan-elektronik sebagai: 15 a. "the use information and communications technologies to improve efficiency, effectiveness, transparency, and accountability of government" (penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk memperbaiki efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas pemerintahan). b. “e-Government berhubungan dengan penggunaan teknologi informasi oleh organisasi pemerintahan yang mempunyai kemampuan 15. Richardus Eko Indrajit, Buku Pintar Linux: Membangun Aplikasi E-Government, Gramedia, Jakarta, 2002, Hlm. 3.

(27) membentuk hubungan dengan warga negara, bisnis dan organisasi lain dalam pemerintahan”. Menurut pemerintah federal amerika serikat “e-government refers to de delivery information and service on-line through the internet or other digital means” (e-government mengacu pada penyerahan informasi dan pelayanan on-line melalui internet atau sarana digital lainnya).16 Wijaya dan Surendro berpendapat “e- Government (pemerintahanelektronik) merupakan prasyarat utama terciptanya tata pemerintahan yang bersih, transparan, dan mampu menjawab perubahan secara efektif”. Perubahan di sini merupakan upaya untuk menjawab tuntutan masyarakat, yaitu tuntutan akan pelayanan publik yang lebih baik dan keinginan agar aspirasi masyarakat didengar, terutama dalam perumusan kebijakan publik. Konsep e-Government (pemerintahan-elektronik) juga terkait erat dengan kecenderungan terbentuknya masyarakat informasi (information society) di dunia. Serupa dengan pendapat di atas, Broto menjelaskan: e-Government (pemerintahan-elektronik) sebagai upaya pemanfaatan dan pendayagunaan telematika untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas biaya pemerintahan, memberikan berbagai jasa pelayanan pada masyarakat secara lebih baik, menyediakan akses informasi pada publik secara lebih luas, dan menjadikan penyelenggaraan pemerintahan lebih bertanggung jawab (accountable) dan transparan pada masyarakat. Menurut Hidayat, e-Goverment adalah “suatu sistem manajemen informasi dan layanan masyarakat berbasis internet, yang mampu merekam. 16. Nico Adrianto, Good E-Government: Transparansi dan Akuntabilitas Publik melalui EGovernment, Bayu Media Publishing, Malang, 2007, Hlm. 33.

(28) dan melacak informasi publik dan memberikan layanan publik oleh instansi pemerintah”.17 Clay G. Wescott (Pejabat Senior Asian Development Bank), mencoba mendefinisikan e-Government sebagai berikut: “e-Government is the use of information and communications technology (ICT) to promote more efficient and cost-effective government, facilitate more convenient government services, allow greater public access to information, and make government more accountable to citizens”.18 Pada intinya e-Government adalah penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk meningkatkan hubungan antara pemerintah dengan pihak-pihak lain, yang menghasilkan hubungan G2C (government to Citizen), G2B (government to Bussiness) dan G2G (inter-agency relationship).19 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi tersebut mencakup 2 (dua) aktivitas yang berkaitan yaitu: a. pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses kerja secara elektronik; b. pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat.. 17. Taufik Hidayat, 2003, Pengembangan E-government di Daerah: Kapan Sebaiknya Dilaksanakan(online), http:// www.purwakarta.go.id//, (16 juli 2009). 18 Richardus Eko Indrajit, Strategi Pembangunan dan Pengembangan Sistem Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Digital, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2002, Hlm. 4 19 Richardus Eko Indrajit, Buku Pintar Linux: Membangun Aplikasi E-Government, opcit, Hlm. 4.

(29) 2. Tujuan dan Manfaat E-Government Pada intinya e-Government ditujukan untuk meningkatkan pelayanan publik yaitu mencapai kesejahteraan masyarakat. Bentuk partisipasi masyarakat di Indonesia seiring dengan jenis layanannya adalah dalam bentuk partisipasi pemberian tanggapan terhadap kasus-kasus tertentu. Sesuai dengan strategi nasional pengembangan e-Government (pemerintahan-elektronik) di Indonesia, e-Government harus mengarah pada empat hal, yaitu: 20 a. Pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik yang memiliki kualitas dan lingkup yang dapat memuaskan masyarakat luas serta dapat terjangkau di seluruh wilayah Indonesia pada setiap saat tidak dibatasi oleh sekat waktu dan dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat (web presence); b. Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha untuk meningkatkan. perkembangan. perekonomian. nasional. dan. memperkuat kemampuan menghadapi perubahan dan persaingan perdagangan internasional (interaction); c. Pembentukan mekanisme dan saluran komunikasi dengan lembagalembaga negara serta penyediaan fasilitas dialog publik bagi masyarakat agar dapat berpartisipasi dalam perumusan kebijakan negara (transaction); 20. Instruksi Presiden No.3 tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional pengembangan E-Government..

(30) d. Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan efisien serta memperlancar transaksi dan layanan antar lembaga pemerintah dan pemerintah daerah otonom (transformation).. Menurut Samsyul Ibad bahwa e-Government secara umum bertujuan untuk:21 a. Memberikan akses yang lebih luas pada informasi-informasi pemerintahan; b. Mempromosikan keterlibatan masyarakat dengan memudahkan masyarakat untuk berinteraksi dengan pemerintah; c. Membuat pemerintah semakin accountable lewat pemerintahan yang lebih transparan yang mana akan mengurangi kecenderungan untuk melakukan korupsi; d. Memudahkan pemerataan pembangunan dan akses layanan pemerintah.. Adapun manfaat yang diharapkan dengan diterapkan e-Government ini, menurut Rahardjo, adalah: a. Peningkatan aksesabilitas terhadap sumber informasi dan layanan pemerintah yang dapat diakses kapanpun dan di manapun, sepanjang terhubung dengan jaringan internet;. 21. Syamsul Ibad, 2007, E-government: di manakah kita (kini) (online), http://www.indonesiamasadepan.org//, (16 juli 2009)..

(31) b. Peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat. umum.. Adanya. keterbukaan/transparansi. maka. diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik; c. Pemberdayaan. masyarakat. melalui. informasi. yang. mudah. diperoleh. Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat belajar untuk dapat menentukan pilihannya; d. Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien.. Terdapat dua manfaat langsung yang dapat diambil dari penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi oleh organisasi pemerintah: 22 a. Internal: menyediakan manfaat yang lebih baik untuk memotivasi staf pemerintah dan kontrol politik yang baik, atau memperbaiki citra publik. b. Eksternal: dengan penyampaian yang murah serta pelayanan yang baik, manfaat teknologi informasi dan komunikasi dapat dinikmati oleh masyarakat yang luas. Implementasi e-Government ini tentunya pengaturannya disesuaikan dengan faktor waktu, geografi, batasan regional, hukum dan lain-lain. Tetapi inovasi-inovasi. yang. dilakukan. biasanya. mengaplikasikan. Teknologi. Informasi dan Komunikasi untuk perluasan pelayanan publik. Manfaatmanfaat Teknologi Informasi dan Komunikasi pada pelayanan publik:23 a. Biaya administrasi rendah;. 22. Richardus Eko Indrajit, Buku Pintar Linux: Membangun Aplikasi E-Government, opcit, Hlm.. 23. Ibid, Hlm. 8. 7.

(32) b. Cepat dan lebih akurat dalam menerima respon termasuk di luar jam kantor; c. Akses ke semua departemen dan semua level di lokasi manapun, Teknologi Informasi dan Komunikasi mendukung secara fleksibel; d. Pemerintahan yang lebih capable; e. Membantu ekonomi lokal dan naional.. 3. Visi E-Government Konsep e-Government ini berkembang di atas tiga kecenderungan, yaitu: a. Masyarakat bebas memilih bilamana dan darimana yang bersangkutan ingin berhubungan dengan pemerintahnya; b. Untuk menjalankan mekanisme interaksi tersebut masyarakat dapat dan boleh memilih berbagai kanal akses (multiple channels); dan c. Seperti layaknya konduktor dalam sebuah orkestra, pemerintah dalam hal ini berperan sebagai koordinator utama yang memungkinkan berbagai hal yang diinginkan masyarakat tersebut terwujud.. Maka selayaknya, sebuah negara memiliki visi e-Governmentnya sesuai dengan karakteristik dan cita-cita bangsanya.24. 24. Richardus Eko Indrajit, Strategi Pembangunan dan Pengembangan Sistem Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Digital, opcit, Hlm. 9-10.

(33) 4. Elemen E-Government Agar penerapan konsep-konsep digitalisasi pada sektor publik dapat berjalan efektif, maka ada tiga elemen sukses yang harus dimiliki dan diperhatikan sungguh-sungguh. Masing-masing elemen tersebut adalah 25 a. Support Eleman yang paling krusial yang harus dimiliki oleh pemerintah adalah keinginan dari berbagai kalangan pejabat publik dan politik untuk benar-benar menerapkan konsep e-Government. Tanpa ada unsur “political will” ini, mustahil berbagai inisiatif pembangunan dan pengembangan e-Government dapat berjalan dengan mulus. Adanya dukungan dalam bentuk-bentuk: 1) Disepakatinya kerangka e-Government sebagai salah satu kunci sukses negara dalam mencapai visi dan misi bangsanya; 2) Dialokasikannya sejumlah sumber daya (manusia, finansial, tenaga, waktu, informasi, dan lain-lain) di setiap tataran pemerintah; 3) Dibangunnya pendukung. berbagai agar. infrastruktur. tercipta. dan. lingkungan. superstruktur. kondusif. untuk. mengembangkan e-Government; 4) Disosialisasikan konsep e-Government secar merata, kontinyu, konsisten dan menyeluruh kepada seluruh kalangan birokrat secara khusus dan masyarakat secara umum.. 25. Ibid, Hlm. 15-18.

(34) b. Capacity Yang dimaksud disini adalah kemampuan atau keberdayaan dari pemerintah setempat dalam mewujudkan “impian” e-Government terkait menjadi kenyataan. Ada tiga hal minimum yang harus dimiliki oleh pemerintah sehubungan dengan elemen ini, yaitu: 1) Ketersediaan sumber daya yang cukup untuk melaksanakan berbagai inisiatif e-Government (terutama sumber daya finansial); 2) Ketersediaan infrastruktur teknologi informasi yang memadai; 3) Ketersediaan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keahlian yang dibutuhkan agar penerapan e-Government dapat sesuai dengan asas manfaat yang diharapkan. c. Value Berbagai inisiatif e-Government yang ada tidak ada gunanya jika tidak ada pihak yang diuntungkan, dalam hal ini yang diuntungkan bukan pemerintah. sendiri. melainkan. masyarakat. dan. mereka. yang. berkepentingan (demand side). Oleh sebab itu, pemerintah harus teliti dalam memilih prioritas aplikasi e-Government apa yang harus didahulukan agar benar-benar memberi value (manfaat) yang secara significant dirasakan oleh masyarakat..

(35) 5. Prinsip-Prinsip E-Government Ada sepuluh (10) prinsip yang harus dipegang oleh para birokrat yang ingin melakukan transformasi menuju konsep e-Government, kesepuluh prinsip itu adalah 26 Prinsip 1: Steer more than row Seluruh lapisan birokrat harus belajar menempatkan dirinya sebagai seorang pemikir (thinker), tidak hanya pelaksana (doer). Prinsip 2: Empower communities rather than simply supply services Target akhir dari penerapan konsep e-Government bukanlah untuk sekedar meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan pemerintahan kepada masyarakat, tetapi lebih pada usaha memberdayakan berbagai komunitas yang ada di masyarakat agar dapat mandiri. Prinsip 3: Encourage competition rather than monopoly Paradigma pemerintah yang cenderung memfavoritkan konsep monopolistik. sebagai. jalan. terbaik. untuk. melindungi. sekaligus. mensejahterakan rakyat harus dirubah menjadi paradigma yang lebih mengupayakan dan mengembangkan budaya atau lingkungan kompetisi antar berbagai lembaga pemerintahan. Prinsip 4: Be driven by mission, not rules Pemerintah harus merubah lingkungan kerjanya dari sebuah institusi yang bekerja berdasarkan aturan, menjadi sebuah institusi yang bekerja berdasarkan berbagai misi yang dicanangkan.. 26. Ibid, Hlm. 109-115.

(36) Prinsip 5: Fund outcomes rather than inputs Pemerintah harus yakin bahwa berbagai usahanya akan melahirkan sebuah produk yang berkualitas. Prinsip 6: Meet the needs of customers, not bureaucracy Cara pemerintah menyusun strategi operasional internalnya adalah berdasarkan pada kebutuhan para customers, bukan sebaliknya. Prinsip 7: Concentrate on earning, not just spending Melalui e-Government pemerintah dapat menjalin kemitraan dengan berbagai jenis institusi lain, dimana pemerintah dapat memfungsikan dirinya sebagai salah satu profit center. Prinsip 8: Invest in prevention rather than cure Sumber keuangan yang dimiliki lebih baik diprioritaskan untuk dialokasikan pada berbagai inisiatif program e-Government yang memiliki fungsi pencegahan dibandingkan dengan fungsi pengobatan Prinsip 9: Decentralize authority Konsep e-Government akan efektif diimplementasikan pada sebuah lingkungan pemerintahan yang menganut sistem desentralisasi Prinsip 10: Solve problems by leveraging the marketplace, rather than simply creating public programs Pemerintah harus. merubah pola pikir dari keinginan untuk. menciptakan berbagai produk dan jasa inovatif di sektor publik, menjadi sebuah semangat untuk memecahkan problema yang ada..

(37) 6. Jenis-Jenis Pelayanan pada E-Government Dalam implementasinya, terdapat beragam tipe pelayanan yang ditawarkan oleh pemerintah kepada masyarakat melalui e-Government, hal ini dapat dilihat dari dua aspek utama, yaitu: 27 a. Aspek Kompleksitas, yaitu yang menyangkut seberapa rumit anatomi sebuah aplikasi e-Government yang ingin dibangun dan diterapkan; dan b. Aspek Manfaat, yaitu menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan besarnya manfaat yang dirasakan oeh para penggunanya.. Berdasarkan aspek-aspek tersebut, maka jenis-jenis proyek eGovernment dapat dibagi menjadi; a. Publish Yang terjadi adalah sebuah komunikasi satu arah, dimana pemerintah mempublikasikan berbagai data dan informasi yang ada, dimana dapat secara bebas di akses oleh masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan melalui internet. b. Interact Telah terjadi komunikasi dua arah antar pemerintah dan mereka yang berkepentingan. Ada dua jenis aplikasi yang bisa digunakan, yaitu 1) Portal, dimana situs terkait memberikan fasilitas searching bagi mereka yang ingin mencari data atau informasi secara spesifik;. 27. Ibid, Hlm. 28-34.

(38) 2) Pemerintah. menyediakan. kanal. dimana. masyarakat. dapat. melakukan diskusi dengan unit-unit tertentu yang berkepentingan. c. Transact Terjadi interaksi dua arah seperti pada interact, hanya saja terjadi sebuah transaksi yang berhubungan dengan perpindahan uang dari satu pihak ke pihak lain.. 7. Tipe-Tipe Relasi pada E-Government Menurut Richardus Eko Indrajit, dibagi menjadi empat kualifikasi yaitu: 28 a. Government to Citizens, dengan tujuan untuk mendekatkan pemerintah dengan rakyatnya melalui kanal-kanal akses yang beragam agar masyarakat dengan mudah menjangkau pemerintahnya untuk pemenuhan berbagai pemenuhan kebutuhan pelayanan sehari-hari. b. Government to Business, dengan tujuan untuk memperlancar praktisi bisnis dalam menjalankan roda pemerintahannya namun lebih jauh lagi dapat lebih menguntungkan pemerintah jika terjadi relasi, interaksi yang baik dan efektif dengan industri swasta. c. Government to Government, kebutuhan interaksi antar satu pemerintah dengan pemerintah lainnya baik keluar maupun ke dalam tidak hanya berkisar pada hal-hal diplomatis semata, tetapi juga memperlancar kerjasama dengan masyarakat, industri, dan perusahaan.. 28. Ibid, Hlm. 41-45.

(39) d. Government to Employees, aplikasi e-Goverment dapat juga untuk meningkatkan kinerja dan kesejahteraan para PNS atau karyawan pemerintahan yang bekerja di sejumlah institusi sebagai pelayan masyarakat.. 8. Strategi E-Government Menurut Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2003 tentang Strategi dan Kebijakan Pengembangan e-Government, pencapaian tujuan strategis eGovernment perlu dilaksanakan melalui 6 strategi, yaitu: a. Mengembangkan sistem pelayanan yang andal dan terpercaya, serta terjangkau oleh masyarakat luas. b. Menata sistem manajemen dan proses kerja pemerintah dan pemerintah daerah otonom secara holistik. c. Memanfaatkan teknologi informasi secara optimal. d. Meningkatkan peran serta dunia usaha dan mengembangkan industri telekomunikasi dan teknologi informasi. e. Mengembangkan kapasitas SDM baik pada pemerintah maupun pemerintah daerah otonom, disertai dengan meningkatkan e-literacy masyarakat. f. Melaksanakan pengembangan secara sistematik melalui tahapantahapan yang realistik dan terukur..

(40) Dalam membangun e-Goverment tentunya perlu melakukan persiapan dari segala sisi. Terdapat enam tingkatan persiapan yang dapat dilakukan. Tetapi, tingkatan-tingkatan ini tidak semuanya harus dilakukan tergantung pada aspek-aspek yang ada, yaitu:29 a. Set up sistem email dan jaringan internal; b. Akses informasi untuk Inter-Organisasi dan publik; c. Membangun komunikasi dua arah; d. Memungkinkan pertukaran nilai; e. Demokrasi digital; f. Portal yang menyediakan kebutuhan warga negara.. C. KAJIAN UMUM TENTANG PELAYANAN PUBLIK 1. Pengertian Pelayanan Publik Menurut. Kotler,. “Pelayanan. adalah. setiap. kegiatan. yang. menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk fisik”. Selanjutnya Sampara berpendapat, “pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antar seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik dan menyediakan kepuasan pelanggan”.30. 29. Richardus Eko Indrajit, Buku Pintar Linux: Membangun Aplikasi E-Government, opcit, Hlm. 31-43 30 Lijan Poltak Sinambela, Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan dan Implementasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, Hlm. 5.

(41) Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan pelayanan sebagai hal, cara, atau hasil pekerjaan melayani.31 Istilah publik berasal dari Bahasa Inggris ”public” yang berarti umum, masyarakat, negara. Publik seringkali didefinisikan sebagai masyarakat dan segala persoalan atau problematika yang ada di seputar masyarakat. State atau Government adalah lembaga yang memiliki kompetensi untuk melayani publik.32 Inu dan kawan-kawan mendefinisikan “publik adalah sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan berpikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai-nilai norma yang merasa memiliki”.33 Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63 tahun 2003, publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundangundangan. Oleh karena itu, pelayanan publik diartikan sebagai setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah manusia yang memiliki kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik. 31. J.S.Badudu, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 2001, Hlm. 781-782 32 Peni Suparto, Paradigma dan Implementasi Pelayanan Publik, Liga Alam, Yogyakarta, 2008, Hlm. 14 33 Lijan Poltak Sinambela, loc cit..

(42) Selain itu, pelayanan publik dapat diartikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dengan demikian, pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara. Pada hakikatnya negara dalam hal ini pemerintah (birokrat) haruslah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Kebutuhan dalam hal ini bukanlah kebutuhan secara individual akan tetapi berbagai kebutuhan yang sesungguhnya diharapkan oleh masyarakat, misalnya kebutuhan akan kesehatan, pendidikan, dan lain-lain.. 2. Penyelenggara Pelayanan Publik Berdasarkan organisasi yang menyelenggarakannya, pelayanan publik atau pelayanan umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi privat, adalah semua penyediaan barang atau jasa publik yang diselenggarakan oleh swasta, seperti misalnya rumah sakit swasta, PTS, perusahaan pengangkutan milik swasta. b. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi publik. Yang dapat dibedakan lagi menjadi :.

(43) 1) Yang bersifat primer adalah semua penyediaan barang/jasa publik yang diselenggarakan oleh pemerintah yang di dalamnya pemerintah merupakan satu-satunya penyelenggara dan pengguna/klien mau tidak mau harus memanfaatkannya. Misalnya adalah pelayanan di kantor imigrasi, pelayanan penjara dan pelayanan perizinan. 2) Yang bersifat sekunder, adalah segala bentuk penyediaan barang/jasa publik yang diselenggarakan oleh pemerintah, tetapi yang di dalamnya pengguna/klien tidak harus mempergunakannya karena adanya beberapa penyelenggara pelayanan.. 3. Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik Pemerintah mengeluarkan Kebijakan No. 81 Tahun 1993, tentang Pedoman Pelaksana Pelayanan Umum (Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara), yang menegaskan bahwa pelayanan yang berkualitas hendaknya sesuai dengan sendi-sendi sebagai berikut : a. Kesederhanaan, dalam arti bahwa prosedur/tata cara pelayanan diselenggarakan secara mudah, lancar, cepat dan tidak berbelit-belit. b. Kejelasan dan kepastian, menyangkut: 1) Prosedur/tata cara pelayanan umum; 2) Persyaratan. pelayanan. umum,. baik. teknis. maupun. administratif; 3) Unit kerja atau pejabat yang bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan umum;.

(44) 4) Rincian. biaya/tarif. pelayanan. umum. dan. tata. cara. pembayarannya; 5) Jadwal waktu penyelesaian pelayanan umum; 6) Hak dan kewajiban baik dari pemberi maupun penerima pelayanan. umum. berdasarkan. bukti-bukti. penerimaan. permohonan/kelengkapannya, sebagai alat untuk memastikan pemrosesan pelayanan umum; 7) Pejabat yang menerima keluhan pelanggan (masyarakat). c. Keamanan, dalam arti bahwa proses serta hasil pelayanan umum dapat memberikan keamanan dan kenyamanan serta dapat memberikan kepastian hukum. d. Keterbukaan, dalam arti bahwa prosedur/tata cara, persyaratan, satuan kerja/pejabat penanggung jawab pemberi pelayanan umum, waktu penyelesaian dan rincian biaya/tarif dan hal-hal lain yang berkaitan dengan proses pelayanan umum wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat. e. Efisien, meliputi; 1) Persyaratan pelayanan umum hanya dibatasi pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap memperhatikan keterpaduan antara persyaratan dengan produk pelayanan umum yang diberikan; 2) Dicegah. adanya. pengulangan. pemenuhan. kelengkapan. persyaratan, dalam hal proses pelayanan mempersyaratkan.

(45) kelengkapan persyaratan dari satuan kerja/instansi pemerintah lain yang terkait. f. Ekonomis, dalam arti pengenaan biaya pelayanan umum harus ditetapkan secara wajar dengan memperhatikan: 1) Nilai barang atau jasa pelayanan umum dengan tidak menuntut biaya yang tinggi diluar kewajaran; 2) Kondisi dan kemampuan pelanggan (masyarakat) untuk membayar secara umum; 3) Ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. g. Keadilan yang merata dalam arti cakupan atau jangkauan pelayanan umum harus diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan diperlakukan secara adil. h. Ketepatan waktu, dalam arti pelaksanaan pelayanan umum dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Kompetensi. pelayanan. prima. yang. diberikan. oleh. aparatur. pemerintahan kepada masyarakat, selain dapat dilihat dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 Tahun 1993, juga dipertegas dalam Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1995 tentang Peningkatan Kualitas Aparatur Pemerintah Kepada Masyarakat. Dalam menetapkan pelayanan perlu diperhatikan pula sendi-sendi keprimaan dalam menetapkan standar pelayanan, dengan harus menetapkan.

(46) sasaran yang tepat. Sasaran di sini dapat disingkat menjadi “SMART”. Inti dari pelayanan yang “SMART” adalah 34 1) Spesific (spesifik); 2) Measurable (dapat diukur); 3) Achievable (dapat dicapai); 4) Relevant (relevan/sesuai kepentingan); 5) Timed (jelas penentuan batas waktunya);. 4. Konsep Dasar Pelayanan Publik Konsep dasar memuaskan pelanggan, minimal mengacu pada: 35 a. Keistimewaan yang terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan langsung. maupun. keistimewaan atraktif yang dapat. memenuhi keinginan pelanggan dan dapat memberikan kepuasan dalam penggunaan produk itu. b. Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau kerusakan. Acuan dari kualitas menunjukan bahwa kualitas selalu berfokus pada kepentingan/kepuasan pelanggan (Customer Focused Quality), sehingga dengan demikian produk-produk didesain, diproduksi, serta diberikan untuk memenuhi keinginan pelanggan.. 34. Riawan Tjandra, opcit, Hlm. 32 Yunianto Tri Atmojo, 2007, Konsep Dasar Dalam Memuaskan Pelanggan “Pelayanan Publik” (online), http://triatmojo.wordpress.com// (25 Agustus 2009). 35.

(47) 5. Kualitas Pelayanan Publik Tujuan pelayanan publik adalah untuk memuaskan dan atau sesuai dengan keinginan masyarakat pada umumnya. Untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan prima, kualitas sendiri adalah kesesuaian antara harapan dengan keinginan dan kenyataan. Parameter pelayanan yang berkualitas tercermin dari:36 a. Transparansi, yakni pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti; b. Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; c. Kondisional dan Fleksibel, yakni pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas; d. Partisipasif, yaitu pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat. dalam. penyelenggaraan. pelayanan. publik. dengan. memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat; e. Kesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat dari aspek apa pun khususnya suku, ras, agama, golongan, status sosial, dan lain-lain;. 36. Lijan Poltak Sinambela, opcit, Hlm. 6.

(48) f. Keseimbangan. hak. dan. kewajiban,. yaitu. pelayanan. yang. mempertimbangankan aspek keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan publik. Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda dan bervariasi mulai dari yang konvensional hingga yang lebih strategis. Difinisi konvenasional dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari suatu produk, seperti:37 a. Kinerja (performance); b. Keandalan (reliability); c. Mudah dalam penggunaan (easy of use); d. Estetika (esthetic) dan sebagainya. Adapun dalam definisi strategis dinyatakan bahwa kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers).38 Selanjutnya. Fitzsimmons. berpendapat. terdapat. lima. indikator. pelayanan publik, yaitu:39 a. Reliability, yang ditandai pemberian pelayanan yang tepat dan benar; b. Tangibles, yang ditandai dengan penyediaan yang memadai sumber daya manusia dan sumber daya lainnya; c. Responsiveness, yang ditandai dengan keinginan melayani konsumen dengan cepat;. 37. Ibid, Hlm. 7 Ibid, Hlm. 8 39 Riawan Tjandra, opcit, Hlm. 19-20 38.

(49) d. Assurance, yang ditandai tingkat perhatian terhadap etika dan moral dalam pemberian pelayanan; e. Empati, yang ditandai dengan tingkat kemauan untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen.. Ada 5 (lima) hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian pelayanan umum yang dilakukan pemerintah, yaitu 40 a. Function, kinerja primer yang dituntut; b. Confirmance, kepuasan yang didasarkan pada pemenuhan persyaratan yang telah ditetapkan; c. Reliability, kepercayaan terhadap jasa dalam kaitannya dengan waktu; d. Serviceability, kemampuan untuk melakukan perbaikan apabila terjadi kekeliruan; e. Assurance, yang mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, risiko atau keragu-raguan.. D. KAJIAN. UMUM. TENTANG. TEKNOLOGI. INFORMASI. DAN. KOMUNIKASI (TIK) Teknologi Informasi dalam wacana administrasi publik ditempatkan sebagai variabel utama dalam mendukung terlaksananya administrasi publik yang efisien, efektif, dan berkeadilan.. 40. Ibid, Hlm. 45.

(50) Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu untuk manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan Teknologi Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Karena itu, Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media.41 Sedangkan Menurut Eric Deeson, 42 Information Technology (IT) the handling of information by electric and electronic (and microelectronic) means. Here handling includes transfer. Processing, storage and access, IT special concern being the use of hardware and software for these tasks for the benefit of individual people and society as a whole (kebutuhan manusia didalam mengambil dan memindahkan, mengolah dan memproses informasi dalam konteks social yang menguntungkan diri sendiri dan masyarakat secara keseluruhan).. Sehingga Teknologi Informasi dapat dipahami sebagai beberapa kumpulan sistim informasi yang digunakan untuk mengelola data dan informasi untuk diterima, didistribusikan dan disimpan.. 41. Budi Setyono, 2009, Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi (online), http://pgri1amlapura.co.cc//, (18 November 2009). 42 Anatta Sannai, 2008, Teknologi Informasi dan Komunikasi: Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) (online), http://duniatik.blogspot.com//. (18 November 2009).

(51) Beberapa aplikasi penggunaan Teknologi Informasi dalam kebijakan publik: 43 a. Governmnet portal site 1) Pembuatan informasi tentang kepemerintahan yang dapat diakses oleh masyarakat; 2) Pertukaran video informasi; 3) Aplikasi untuk keperluan penduduk yang menggunakan sistem online; 4) Sistem informasi untuk angkutan umum; 5) Electronic government yang memuat informasi dan potensi dari sebuah daerah atau kawasan; 6) Shopping mall. b. Kesehatan 1) Electronic medical report yang dapat dibagi antar sesama rumah sakit; 2) Real time camera check up; 3) Informasi tentang dokter jaga, apotik dan rumah sakit; 4) Bagian pertolongan untuk lansia dan orang cacat (pysical handicapped). c. Pendidikan 1) Informasi tentang sekolah dan beasiswa; 2) Informasi tentang Public Library; 43 Lembaga Administrasi Negara, Teknologi Informasi dalam Kepemerintahan (Bahan Ajar DIKLATPIM tingkat III), Jakarta, Lembaga Administrasi NegaraRepublik Indonesia, 2001, Hlm. 37-38.

(52) 3) Informasi tentang diklat; 4) Informasi tentang dosen dan kompetensinya; 5) Informasi tentang play group dan juga child care.. Berbicara mengenai teknologi informasi dan komunikasi maka berkaitan dengan internet, intranet dan website, yang juga digunakan sebagai alat dalam membantu dalam pelaksanaan e-government. 1. Internet Secara harfiah, internet (kependekan dari interconnected-networking) ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Internet merupakan hubungan antar berbagai jenis komputer dan jaringan di dunia yang berbeda sistem operasi maupun aplikasinya di mana hubungan tersebut memanfaatkan kemajuan media komunikasi (telepon dan satelit) yang menggunakan protokol standar dalam berkomunikasi yaitu protokol TCP/IP yang berisikan informasi dan sebagai sarana komunikasi data yang berupa suara, gambar, video dan juga teks. 44 Internet dapat digunakan sebagai media komunikasi interaktif oleh berbagai pihak dalam bentuk: e-mail, dukungan pelanggan dengan “www”, video conference dan juga dapat digunakan sebagai pertukaran data dan informasi dalam sistem administrasi pemerintahan (e-goverment).. 44. Eneng Nurul, 2009, Pengertian Internet dan Intranet (online), http://enengnurul.wordpress.com//, (18 November 2009)..

(53) 2. Intranet Intranet adalah konsep LAN yang mengadopsi teknologi Internet, atau bisa dikatakan Intranet adalah LAN yang menggunakan standar komunikasi dan segala fasilitas Internet, diibaratkan berinternet dalam lingkungan lokal. umumnya juga terkoneksi ke Internet sehingga memungkinkan pertukaran informasi dan data dengan jaringan Intranet lainnya (Internetworking) melalui backbone Internet.45 Intranet berfungsi mengkomunikasikan komputer satu dengan yang lain, persis seperti internet tatapi layanannya terbatas, tidak seluas dan seberagam di internet.. 3. Website Web adalah sistem pengiriman dokumen tersebar yang berjalan di internet. Selain itu, Website atau situs juga dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringanjaringan halaman. Bersifat statis apabila isi informasi website tetap, jarang berubah, dan isi informasinya searah hanya dari pemilik website. Bersifat dinamis apabila isi informasi website selalu berubah-ubah, dan isi informasinya interaktif dua arah berasal dari pemilik serta pengguna website.46. 45. Ibid Dian Purwanti, 2009, Pengertian Website (online), http://deeyan.blogspot.com//, (18 November 2009) 46.

(54) Setiap pemerintah daerah dalam membuat aplikasi situs web pemerintah daerah, saat ini mulai menggunakan Open Source Software (OSS). Open Source Software (OSS) didefinisikan sebagai perangkat lunak yang dikembangkan secara bersama-sama tanpa koordinasi resmi, menggunakan kode program (source code) yang tersedia secara bebas, serta didefinisikan menggunakan media internet. Manfaat. pengimplementasian. konsep. e-Government. dengan. menggunakan Open Source Software adalah a. Perangkat lunak berbasis OSS berharga relatif murah dan bahkan gratis. b. Dengan penyertaan “source code” dalam sebuah program akan memberikan kesempatan yang lebih besar akan “eksplorasi sebuah perangkat lunak”. c. Perangkat lunak berbasis OSS seperti linux dikenal mampu memanfaatkan perangkat keras yang sudah dianggap tua. d. Multiplatform, OSS mampu bekerja dengan platform sistem yang berbedabeda. e. Memenuhi kualifikasi untuk kalangan bisnis.. E. IMPLEMENTASI Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, implementasi diartikan sebagai pelaksanaan/penerapan. Kegiatan implementasi bukan suatu pekerjaan sederhana dan mudah, tapi lebih kompleks. Penerapan/pelaksanaan merupakan.

(55) kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari kedalam situasi kongkret atau nyata. Majone. dan. Wildavsky. mengemukakan. implementasi. sebagai. penilaian, Browne dan Wildavsky juga mengemukakan bahwa implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan. Pengertian lain dikemukakan oleh Schubert bahwa implementasi merupakan rekayasa. Sedangkan menurut, Pressman dan Wildavsky, implementasi adalah proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya. Menurut Susilo “implementasi merupakan suatu penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai, dan sikap”. Dalam Oxford Advance Learner Dictionary dikemukakan bahwa implementasi adalah “put something into effect” (penerapan sesuatu yang memberikan efek atau dampak).47 Pengertian-pengertian ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada aktifitas, adanya aksi, tindakan atau mekanisme suatu sistim. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekedar aktivitas tetapi juga kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguhsungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.. 47. Imam mawardi, 2009, Implementasi Kurikulum: Sebuah Prinsip Dasar (online), http://mawardiumm.blogspot.com//, (21 Oktober 2009).

(56) BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Pendekatan Dalam kegiatan ini, penulis menggunakan metode pendekatan “yuridis sosiologis”. Yang dimaksud metode pendekatan yuridis sosiologis, yaitu metode pendekatan yang lebih menekankan pada aspek-aspek hukum yang berada dalam ruang lingkup informasi teknologi khususnya informasi teknologi yang digunakan dalam suatu pemerintahan seperti halnya yang tercantum dalam Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government serta mengkaitkan dengan kenyataan yang terjadi di masyarakat mengenai pelaksanaan kebijakan informasi teknologi dalam pelayanan publik di Pemerintah Kabupaten Jembrana, Bali.. B. Lokasi Penelitian Peneliti melakukan penelitian ini di Pemerintah Kabupaten Jembrana, Bali khususnya di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi dikarenakan di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi ini semua data elektronik di Pemerintahan Kabupaten Jembrana, Bali diolah. Pemerintahan Kabupaten Jembrana dipilih karena Pemerintahan Kabupaten Jembrana dapat dikatakan sebagai buku pintarnya Otonomi Daerah di Indonesia dikarenakan dengan jumlah pendapatan asli daerah yang minim tetapi mampu mengeluarkan.

(57) inovasi-inovasi dalam pemerintahan salah satunya adalah pelaksanaan eGovernment ini, dan dapat dikatakan pelaksanaan serta penerapan eGovernment di Pemerintahan Kabupaten Jembrana telah berhasil.. C. Jenis dan Sumber Data 1. Data Penelitian Data Penelitian dari penelitian ini adalah Implementasi Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 dalam Pelaksanaan Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi di Pemerintah Kabupaten Jembrana serta kendala-kendala yang terjadi dalam Pelaksanaan Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi dan solusinya. 2. Jenis dan Sumber Data a. Data Primer, adalah data yang diperoleh secara langsung di lapangan yang diperoleh dari hasil wawancara dengan responden penelitian. Responden penelitian adalah sejumlah pejabat yang berwenang memberikan informasi serta data yang terkait dengan permasalahan penulis, yaitu: 1) Kepala Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi 2) Kepala Seksi Pengolahan Data Elektronik 3) Staf Divisi Penerapan Seksi Pengolahan Data elektronik 4) Kepala Sekolah SMUN 2 Negara 5) Direktur BAPEL JAMSOSDA.

(58) Serta melalui observasi untuk mengumpulkan dan mencatat data atau dokumen dari tempat penelitian. b. Data Sekunder, adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dengan menggunakan serta menganalisa buku-buku ilmiah (literature) dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan, yaitu: 1) Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. 2) Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Startegi Nasional Pengembangan e-Government. 3) Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2001 tentang Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia.. D. Metode Pengumpulan Data 1. Data Primer, melalui: Metode Wawancara, Adalah cara yang dipergunakan seseorang, untuk tujuan suatu tugas tertentu, mencoba mendapat keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang responden dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang itu. 48 Penulis mencari informasi yang terkait dengan materi penelitian melalui wawancara baik secara langsung maupun tidak langsung dengan para responden guna untuk mencari informasi mengenai 48. 129. Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarta, 1976, Hlm..

(59) pelaksanaan pelayanan publik berbasis teknologi informasi dan komunikasi. 2. Data Sekunder, metode pengumpulan data dilakukan dengan melakukan; a. Studi Dokumentasi artinya meneliti dengan cara memeriksa, mencatat, melihat, mengumpulkan dan menganalisa dokumen dari lembaga-lembaga resmi negara, majalah yang berhubungan dengan tujuan penelitian yang tidak lepas dari peraturan perundangundangan yang terkait. b. Studi Kepustakaan artinya serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, yaitu membaca dan mencatat buku-buku serta literatur yang berhubungan dengan tujuan penelitian.49. E. Teknik Analisa Data Analisa data merupakan tahap yang paling menentukan dalam proses penelitian karena menyangkut kuatnya analisa yang kemudian akan dijadikan dasar dalam mendeskripsikan peristiwa, situasi/konsepsi sebagai suatu data pada objek yang diteliti. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data, 49. 3. Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2008, Hlm..

Gambar

Gambar 1 Peta Lokasi Kabupaten Jembrana  Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut   Utara  :  Kabupaten  Buleleng
Gambar 2 Topografi Wilayah Kabupaten Jembrana
Gambar 3 Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Jembrana  Dalam peta tersebut, terlihat jelas bahwa secara Administratif  Kabupaten Jembrana terbagi menjadi 5 kecamatan dan 51 desa/kelurahan
Gambar 7 Struktur Jaringan pada dinas/instansi
+3

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Bagainana antara cara berlaku jujur terhadap diri sendiri. Sama seperti yang kami ungkapkan sebelumnya. Berikut cara bersikap jujur. 1) Lakukanlah sejak masih

Narasumber : Masalah waktu Tobasa bisa memakan waktu panjang yaitu sampai jam 10 malam selesai acara adatnya kalau di Yogyakarta sekitar jam 6 malam sudah

pembelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD berbantuan media film Situs Astana Gede Kawali. Materi pada penelitian ini adalah

Selanjutnya berdasar- kan nilai ELR yang sangat tinggi, menunjukkan besarnya jumlah nelayan skala kecil dengan intensitas penggunaan alat tangkap yang cukup tinggi dan dampak

Sedangkan dua partisipan lainnya yaitu, VB dan STB tidak memberikan dukungan informatif dengan alasan tidak menyelesaikan pendidikan dibangku sekolah sehingga merasa

Kesimpulan dari perencanaan mesin pencacah sampah organik yang dilakukan yaitu didapatkan hasil: (1) Metode pencacah mesin ini adalah pencacah tunggal dengan 2 buah pisau

Hasil rata-rata kadar Brix pada perlakuan berbagai macam varietas akibat pengaruh efektifitas pemupukan pada berbagai umur pengamatan disajikan pada Tabel 6, dimana hasil

Kolagen dan jaringan ikat berwarna biru; otot berwarna orange kemerahan (tergantung fiksasi); eritrosit, nukleus, dan serat glia berwarna merah... Uji Contrast Orthogonal Output