• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.6 Pengolahan Limbah Cair PT. Charoen Pokphand Indonesia

Indonesia Food Divison menggunakan beberapa bak/tangki dengan beberapa tahapan. Alat dan bahan yang digunakan untuk membantu proses pengolahan limbah cair yang dilakukan pada unit pengolahan limbah cair adalah penyaringan, koagulan, pengendapan, dan pengapungan. Bak-bak yang terdapat pada IPAL PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divison dapat dikelompokkan menjadi 6 (enam) bak/tangki.

Air limbah PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divison bersumber dari proses produksi yang dilakukan. Proses produksi yang menghasilkan air limbah adalah proses produksi industri produk daging ayam yang terdiri dari pemingsanan,

scalding/ perendaman ayam dalam air panas, pencabutan bulu, pengeluaran jeroan dan pencucian karkas. Proses produksi sosis dan nugget meliputi Meat preparation, Raw Material, cooking, chopping, emulsifying. Pada proses Meat preparation dan

Raw Material, dihasilkan air limbah yang banyak menghasilkan lemak, urat, tulang dan jaringan pengikat pada ayam. Pada cooking, dan chopping dihasilkan air limbah yang mengandung padatan-padatan yaitu tepung dan minyak. Selain itu pada proses

cooking, dan chopping juga ditemukan limbah padat yakni bungkus tepung. Selanjutnya air limbah juga berasal dari proses emulsifying.

Pengolahan limbah cair di PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divison dilakukan secara sederhana. Dimana pengolahan tersebut berdasarkan pada perbedaan berat jenis antara minyak dan lemak. Memisahkan saluran pembuangan limbah cair dengan saluran limpasan air hujan.

PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divison mempunyai petugas khusus pengolahan limbah cair yang terdiri dari 4 (empat) orang, yang terbagi 2 (dua) shift pagi dan siang, setiap 1 (satu) shift terdiri dari 2 (dua) orang.

Penggunaan air pada industri PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divison berasal dari aliran Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi. PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divison akan melaksanakan reuse / recycle air limbah diantaranya untuk kepentingan penyiraman tanaman penghijauan di musim kemarau.

Selain itu akan dibuat sumur resapan dan Lubang Resapan Boipori (LRB) dibeberapa lokasi. Berikut skema neraca penggunaan air pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divison sampai kepada saluran Kawasan Industri Medan dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Berdasarkan gambar di atas bahwa PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divison menggunakan sumber air yang berasal dari PDAM. Dari sumber air tersebut dipergunakan untuk kegiatan yaitu pembuatan es yang dipakai sebesar 150 m³/hari, proses produksi sebesar 1600 m³/hari, dan kebutuhan karyawan misalnya WC/kamar mandi. Pada proses produksi di dapat limbah cair sebesar 1.550 m³/hari yang terdiri dari lemak dan minyak selanjutnya di tampung pada kolam IPAL. Dari kolam IPAL tersebut dibagi menjadi ke beberapa saluran diantaranya 30 % masuk ke saluran

Gambar 4.4. Penggunaan Air PT.Charoen Pokphand Indonesia Food Division Kebutuhan Karyawan IPAL 1.550 m³/hari Kolam IPAL Gardening Flush Toilet Cuci Mobil Saluran Kawasan Sumber Air PDAM Pembuatan Es (150 m³ / hari) Proses Produksi (1.600 m³ / hari)

kawasan industri medan (KIM) dan 70 % digunakan kembali untuk cuci mobil, flush toilet dan gardening dengan tujuan yang sama tanpa melalui proses tambahan.

PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divison hanya menggunakan satu sistem pengolahan limbah cair yakni pengolahan primer (Primary Treatment).

1. Pengolahan Primer (Primary Treatment)

Tahapan-tahapan pengolahan limbah cair di PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divison dilakukan melalui beberapa tahapan, antara lain penampungan dengan menggunakan 6 (enam) tangki/bak penampungan dari hasil proses produksi sisa-sisa dari lemak ayam, tepung, dan minyak. Proses ini dilakukan pengolahan untuk selanjutnya di salurkan ke kawasan industri medan (KIM) yang mengacu pada peraturan Per.Men LH No.14/2008, Pengolahan limbah cair PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divison tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 4.5. Skema pengolahan limbah cair PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divison

Saluran Pipa Proses Produksi Kolam Penyaringan Kolam Pemisahan minyak dan lemak Penyaringan Lanjutan Kolam Pengendapan Kolam Proses Netralisasi Saluran Kawasan Industri Medan

Berdasarkan skema diatas pengolahan limbah cair PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divison bertujuan untuk mengefektifkan kinerja pengolahan limbah cair PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divison melakukan beberapa proses pengolahan limbah cair yaitu:

1. Proses Penyaringan (screening)

Proses ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menfilterisasi (menyaring) bahan-bahan tersuspensi yang berukuran besar yang mengendap maupun terapung di dalam pengolahan bak pertama.

2. Proses penyaringan lanjutan

Proses ini merupakan proses lanjutan dari bak penampungan pertama untuk memastikan bahan-bahan tersuspensi yang berukuran besar atau terapung tidak tercampur lagi dari proses penyaringan pertama.

3. Proses pemisahan

Proses ini merupakan penyisihan atau pemisahan bahan-bahan tersuspensi seperti pemisahan minyak dan lemak yang dilakukan yakni dengan menggunakan PAC

(Poly Alum Chloride). 4. Proses Koagulasi

Proses koagulasi yang dilakukan pada bak ini merupakan lanjutan dari proses PAC (Poly Alum Chloride) pada proses pengolahan sebelumnya. Kandungan padatan pada air limbah setelah bereaksi dengan PAC sebagai zat koagulan, pada bak ini akan menggumpal. Gumpalan-gumpalan atau flok-flok menjadi lebih besar dan lebih berat dari flok-flok yang terdapat pada bak sebelumnya. Pada bak

ini dilakukan proses netralisasi yaitu proses menetralkan pH air limbah. Netralisasi ini juga menggunakan PAC (Poly Alum Chloride) ke dalam air limbah.

5. Proses Pengendapan (sedimentasi)

Air limbah dialirkan dari bak pengolahan yang satu ke bak pengolahan yang lain dengan menggunakan saluran yaitu pipa besi. Air limbah dialirkan secara berkesinambungan dengan memakai prinsip pengaliran dari bawah ke atas agar kecepatan air limbah yang mengalir mencapai kecepatan yang sesuai untuk dilakukan pengendapan. Proses pengendapan pengolahan limbah cair diangkut setiap hari oleh petugas Kawasan Industri Medan (KIM) Mabar.

6. Proses Netralisasi

Dengan menggunakan PAC (Poly Alum Chloride) pada proses netralisasi dimaksudkan untuk menetralisir pH air limbah sehingga dapat mencapai kadar yang optimum. Tetapi PAC sebagai koagulan pH air hasil pengolahan tidak mengalami penurunan pH yang cukup tajam, dikarenakan pengolahan limbah Setelah melalui tahapan netralisasi, air limbah sudah dianggap bersih dan selanjutnya disalurkan langsung ke KIM (Kawasan Industri Medan) dan dilanjutkan pengolahan limbah selanjutnya.

2. Pengolahan Sekunder (secondary treatment)

PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divison tidak melakukan proses pengolahan sekunder begitu juga dengan pengolahan tersier karena PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divison hanya melakukan pengolahan primer karena

pengolahan selanjutnya dialirkan ke kawasan industri medan (KIM). PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divison memasang alat ukur debit atau laju air limbah cair dan dilakukan pencatatan debit aliran limbah cair dan disalurkan ke KIM Mabar.

4.7. Hasil Analisis Kualitas Air Limbah PT. Charoen Pokphand Indonesia Food

Dokumen terkait