• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unit Pengolahan Air Limbah

Dalam dokumen KAJIAN PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMA (Halaman 56-65)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Proses Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Ibu dan Anak Pura Raharja 38

4.1.4 Unit Pengolahan Air Limbah

Unit pengolahan air limbah yang ada di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pura Raharja, terdiri atas :

1. Sumur pengumpul (Pit)

Saluran air limbah dari sumber air limbah, dialirkan ke unit ekualisasi penampung awal limbah (proses anaerob, homogenisasi & pretreatment). Saluran limbah yag digunakan adalah sistem gravitasi dan system pompa. Untuk system gravitasi menggunakan pipa PVC tipe AW, dengan ukuran 2”- 4”, dan unutk sistem pompa menggunakan pipa PVC tipe AW, dengan ukuran 1,5” - 2” dan pompa submersible dengan sistem operasional otomatis. Untuk mengontrol kebuntuan saluran menggunakan control point, yang dipasang di titik rawan buntu, dengan cara membuka tutup control point. Saluran limbah di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pura Raharja dari semua sumber langsung masuk ke Sumur Pengumpul tau pit.

Sumur pengumpul atau lebih dikenal dengan istilah pit berfungsi untuk menampung air limbah dari ruang-ruang yang terdekat dengan pit. Bak pengumpul yang berdiameter 2 meter dan kedalaman 3 meter. Pada bangunan pengumpul terdapat 1 pompa. Pompa tersebut bekerja selama 24 jam untuk mengalirkan air limbah menuju pengolahan selanjutnya. Bak pengumpul

menampung semua air limbah yang berasal dari bak penampung atau bak pengumpul pada Gambar 4.2

Gambar 4.2 Sumur Pengumpul (Pit) (Dokumntasi Pribadi, 2017). 2. Bak Ekualisasi (Anaerobic Equalization)

Bak ekualisasi merupakan bak penampung air limbah yang dipompa oleh

pit. Unit ini berfungsi untuk menghomogenkan air limbah yang berasal dari berbagaisumber di rumah sakit agar tidak terjadi peningkatan beban air limbah secara mendadak (shock loading) dan fluktuasi debit (over flow) air limbah pada proses unit selanjutnya. Bak ekualisasi akan menstabilkan kandungan air limbah yang masuk dan dalam bak ekualisasi terjadi prosespengendapan awal (Djaja dan Maniksulistya, 2006).

Bak ekualisasi di Rumah Sakit Pura Raharja memiliki satu pompa

submersible yang berfungsi menyalurkan air limbah dari bak ekualisasi ke proses selanjutnya. Bak ekualisasi di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pura Raharja memiliki proses anaerob. Air limbah dialirkan ke bak ekualisasi anaerobik melalui pipa jaringan saluran air limbah. Bak ekulaisasi anaerobik berfungsi untuk penampung awal limbah, homogenisasi atau pretreatment air limbah dari berbagai macam

karakteristik berbagai jenis sumber air limbah cair infeksius dan non infeksius. Fungsi lain bak ekulaisasi anaerobik, yaitu proses penguraian polutan air limbah oleh bakteri anaerob, yaitu bakteri yang tidak memerlukan tambahan suplay oksigen, dengan adanya proses anaerob di bak ekualisasi efisiensi proses di biofilter sehingga proses aerob lebih stabil. Bak ekualisasi anaerobik terdiri dari beberapa stage/skat/ruang, yang berfungsi sedimentasi, untuk menghandel kotoran padat (pasir, lumpur tanah) dan kotoran melayang (plastic, kain, kayu) yang tidak bisa terurai oleh bakteri anaerob maupun aerob. Dalam bak ekualisasi anaerob terdapt ruang/stage tempat pompa submersible atau pompa celup yang berfungsi untuk memompa air limbah ke unit biofilter, pompa beroperasional otomatis, yaitu dengan system level indikator/ketinggian air dengan indikator pelampung. Bak ekualisasi ditunjukkan pada Gambar 4.3

Gambar 4.3 Bak Ekualisasi Anaerob (Dokumentasi Pribadi, 2017) 3. Reaktor Biofilter

Proses Biofilter di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pura Raharja menggunakan proses aerob, yaitu proses penguraian polutan dalam air limbah oleh bakteri aerob, bakteri yang dalam prosesnya memerlukan tambahan

supplay oksigen dan media sebagai sarana pertumbuhan bakteri pengurai (reduksi BOD, COD, ammonia, phosphate suspended solid (SS), detergent dan polutan lain yang ada dalam air limbah). Biofilter terdiri dari dua unit, yang terdiri dari empat stage/kompertamen untuk menyempurnakan proses dan untuk menambah efisiensi tahapan proses penguraian polutan dalam air limbah. Dalam biofilter, air limbah mengalir dari bawah ke atas melalui sistem pemipaan distributor yang terletak di dasar reaktor biofilter, system pemipaan distributor di desain khusus, sesuai dengan kondisi dan karakterstik air limbah dan kapasitas air limbah.

Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke bak kontaktor anaerob dengan arah aliran dari atas ke dan bawah ke atas. Di dalam bak kontaktor anaerob tersebut diisi dengan media dari bahan plastik atau kerikil/batu split. Jumlah bak kontaktor anaerob ini bisa dibuat lebih dari satu sesuai dengan kualitas dan jumlah air baku yang akan diolah. Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau fakultatif aerobik Setelah beberapa hari operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikro-organisme. Mikroorganisme inilah yang akan menguraikan zat organik yang belum sempat terurai pada bak pengendap.

Air limpasan dari bak kontaktor anaerob dialirkan ke bak kontaktor aerob. Di dalam bak kontaktor aerob ini diisi dengan media dari bahan kerikil, plastik (polyethylene), batu apung atau bahan serat, sambil diaerasi atau dihembus dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada permukaan media. Dalam biofilter juga terdapat sistem perpipaan (sparger

system) yang di desain sesuai dengan kondisi karakteristik air limbah dan kapasitas air limbah, untuk mendistribusikan aliran air supplay/oksigen agar kontak oksigen. Air dan bakteri yang melekat di media dan bakteri yang membentuk flok diantara media sampai merata. Polutan air limbah diuraikan oleh bakteri yang melekat pada media dan bakteri yang membentuk flok diantara media dan rongga pada media. Media yang digunakan untuk mengembangkan bakteri aerob di Rumah Sakit Pura Raharja, yaitu plastik berbentuk pyramid yang ditunjukkan pada Gambar 4.4

Gambar 4.4 Media Plastik Piramid (Dokumentasi Pribadi, 2017) Sisa treatment sludge yang terkumpul di bagian dasar yang terkumpul di bagian dasar biofilter di sirkulasi ke anaerobic processor, yang berfungsi juga sebagai tempat penampungan dan penguraian sludge sisa treatment, kecuali sludge dalam bentuk padat (pasir, atau lumpur tanah) harus dikuras

apabila jumlahnya sudah terlalu banyak (kurantg lebih 10 – 15 tahun). Dalam biofilter terdapat satu unit pompa. satu pompa merupakan pompa blower

dengan daya 5 HP (Horse Power) yang digunakan untuk mensuplai oksigen dalam bak Pasir atau lumpur tanah biasanya berasal dari alas kaki sandal, sepatu pegawai ataupun pengunjung ketika ke kamar mandi /wc. Dalam biofilter terjadi proses reduksi BOD, COD, ammonia, fosfat dan polutan lain yang ada dalam air limbah, sehingga hasil olahan memenuhi syarat buang sesuai peraturan baku mutu yang dipersyaratkan oleh pemerintah. Tiap biofilter sistem pipa defomaing untuk mereduksi bau dan busa yang timbul pada saat awal pengoperasian mesin IPAL. Reaktor Biofilter ditunjukkan pada Gambar 4.5

Gambar 4.5 Reaktor Biofilter (Dokumentasi Pribadi, 2017).

4. Fix Bed Cascade Bioreactor

Fixed Bed Cascade Bioreactor menggunakan metode proses pengolahan biologis. Proses Fixed Bed Cascade Bioreactor ialah melalui media yang berkelok-kelok yang berfungsi sebagai tempat pertumbuhan bakteri aerob

yang tumbuh melekat pada media dan membentuk lapisan biofilm. Kemudian, udara dimasukkan ke dalam bioreaktor melalui aerasi sehingga menimbulkan gelembung-gelembung udara yang dihasilkan dari mesin kompressor. Aerator dan bentuk media yang akan mengatur aliran air limbah yang masuk ke dalam

Fixed Bed Cascade Bioreactor sehingga kontak antara air limbah dengan lapisan biofilm terjadi berulang-ulang. Selama kontak, air limbah akan mengalami degradasi zat organik (Reinhardt and Gordon, 1995). Gambar 4.6 merupakan gambar potongan A-A Fixed Bed CascadeBioreactor.

Gambar 4.6 Potongan A-A Fixed Bed Cascade Bioreactor

Dalam Fixed Bed Cascade Bioreactor, air limbah akan diolah secara biologis dan aerob (tambahan oksigen atau aerasi) dengan blower untuk menciptakan suasana aerobik sehingga zat organik yang terkandung dalam air limbah akan didegradasi oleh bakteri pengurai. Ciri mikroorganisme yang terdapat dalam bioreaktor masih hidup, yaitu lumpur yang dihasilkan berwarna cokelat. Apabila mikroorganisme yang terdapat dalam bioreaktor mati, maka hal pertama yang terjadi, yaitu adanya floating pada permukaan air limbah,

setelah beberapa hari kemudian timbul bau tidak sedap. Fixed Bed Cascade Bioreactor mempunyai dua bak.

Dalam Fixed Bed Cascade Bioreactor terdapat satu unit pompa. Satu pompa merupakan pompa blower dengan daya 2 HP (Horse Power) yang digunakan untuk mensuplai oksigen dalam bak. Setelah air limbah melewati unit ini, air limbah yang dihasilkan menjadi lebih jernih. Selanjutnya, air limbah secara gravitasi akan mengalir menuju ke bak indikator dan holding tank (bak klorinasi). Fixed Bed Cascade Bioreactor ditunjukkan pada Gambar 4.7

Gambar 4.7 Fixed Bed Cascade Bioreactor (Dokumentasi Pribadi, 2017). 5. Kolam Indikator

Air limbah dari tahapan proses biofilter mengalir grafitasi ke bak indikator atau kolam indikator. Bak indikator/kolam ikan untuk memudahkan deteksi mutu air limbah juga sebagai jaminan bahwa air limbah yang sudah

diolah layak buang. Kolam indikator digunakan sebagai bak kontrol untuk pengamatan hasil pengolahan air limbah.

Dalam kolam indikator ini terdapat ikan mas atau ikan komet sebagai bioindikator untuk mengetahui apakah hasil olahan air limbah berkualitas baik atau buruk. Kolam indikator ditunjukkan pada Gambar 4.8

Gambar 4.8 Kolam Indikator (Dokumentasi Pribadi, 2017). 6. Bak Klorinasi

Bak klorinasi adalah bak pengolahan yang terakhir sebelum melalui outlet. Pada bangunan klorinasi dilakukan penambahan kaporit yang berfungsi untuk proses desinfeksi. Bak klorinasi memiliki fungsi, yaitu untuk menetralisir bakteri/kuman, pada pipa effluent diinjeksikan kaporit cair. Berikut ini, operasional bak klorinasi di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pura Raharja.

1. Dosis kaporit diatur dengan dosing pump, dengan perbandingan 100 gram kaporit berbanding 150 ltr air bersih

2. Kaporit yang dipakai berbentuk powder

4. Cara pelarutan kaporit : masukan kaporit powder kedalam ember kemudian tambah air bersih, diamkan beberapa lama, agar kaporit powder larut dengan air, masukan air kaporit hasil pelarutan ke feeder/tempat kaporit dan buang sisa ampas atau endapan kaporit.

Air dari bak indikator atau kolam ikan, setelah di klorinasi air hasil treatment

IPAL sudah layak buang, sesuai peraturan pemerintah yang berlaku. Kolam klorinasi ditunjukkan pada Gambar 4.9

Gambar 4.9 Bak Klorinasi (Dokumentasi Pribadi, 2017).

4.2 Kualitas dan Kuantitas Air Limbah Pada Outlet IPAL Rumah Sakit

Dalam dokumen KAJIAN PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMA (Halaman 56-65)

Dokumen terkait