• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penguasaan Penyusunan Perangkat Pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3. Penguasaan Penyusunan Perangkat Pembelajaran

a.

Membuat Rancangan Pembelajaran Sesuai dengan SK dan KD

Dalam membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), salahsatu yang menjadi pertimbangan atau patokan guru tentunya Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran tidak bisa terlepas dengan rencana pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya, pun ketika dalam merancang kegiatan pembelajaran juga tidak bisa terlepas dari Standar Kompetensi dan Kopetensi Dasar. Hasil dari dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti ketika mengamati RPP (Rencana Pelaksaanaan Pembelajaran) yang telah guru susun, sudah ada kesesuaian antara RPP yang dibuat dengan SK dan KD yang dijadikan pedoman atau rujukan dalam pembuatan RPP. Ada

71

kesinambungan antara RPP dengan SK dan KD yang dipilih, jadi bisa disimpulkan bahwa guru dalam membuat RPP telah sesuai dengan kaidah dan aturan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Kepala Sekolah yang mengatakan.

”Iya. Sudah membuat silabus dan RPP, ada pelatihan bersama juga. Tentunya setiap pembelajaran membutuhkan RPP agar lebih terstruktur kegiatan pembelajarannya. Kalau kesesuain dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ya tentu sudah disesuaikan dalam membuat RPP. Karena akan susah ya kalau belum ada rancangan pembelajaran, jadi guru Insya Allah selalu menyiapkan terlebih dahulu berupa RPP.” (Senin, 30 Januari 2017).

Namun beberapa guru belum menggunakan RPP dalam proses pembelajaran, Namun untuk kelas IV semester dua, guru belum menggunakan RPP dalam pembelajaran. Hal ini terjadi karena guru masih dalam proses penyesuaian terhadap kurikulum yang baru dan juga belum ada buku panduan yang bisa dijadikan acuan dalam menyusun RPP. Sehingga dalam melaksanakan pembelajaran, guru berpedoman terhadap SK dan KD. Hal ini juga diperkuat oleh pendapat Kepala Sekolah yang mengatakan:

”Materi kelas satu dan kelas empat kan kurikulum 2013 ya, jadi masih butuh penyesuaian dengan kurikulum yang baru. Tahun 2014 baru diulang kembali, sedangkan anak harus diajak kreatif, dan kendalanya belum ada buku, jadi guru harus download dulu buku panduan di internet, dan masih perlu bimbingan juga untuk guru melaksanakan pembelajaran yang berbasis K-13.” (Senin, 6 Februari 2017).

Untuk kelas enam sudah tidak menggunakan RPP, hal ini karena untuk materi kelas enam sudah selesai sejak awal semester dua, sehingga pada semester dua difokuskan dalam pelatihan soal-soal menghadapi Ujian Nasional. Hal ini juga diutarakan oleh guru kelas enam, yaitu Ibu Ttk.

“Iya, tapi untuk kelas enam, karena proses pembelajaran harus sudah selesai materinya/ kejar target maka setelah selesai materi kan hanya latihan

72

soal terus menerus untuk melatih anak menghadapi Ujian Nasional sehingga tidak menggunakan RPP”. (Senin, 6 Februari 2017).

Namun secara keseluruhan sudah ada sinkronisasi antara RPP yang dibuat oleh guru dengan SK dan KD yang dijadikan acuan dalam pembuatan rancangan pembelajaran. Di bawah ini adalah salahsatu Rencana

Gambar 6 : salahsatu RPP yang dibuat oleh guru

b. Pemilihan dan Pengembangan Media Pembelajaran yang Sesuai.

Dalam pemilihan media pembelajaran banyak faktor yang dijadikan acuan guru dalam penggunaan dan mengembangkan media pembelajaran. Penggunaan media dalam pembelajaran adalah hal yang penting, namun dalam pembelajaran tidak akan menggunakan media secara terus menerus, karena dengan selalu

73

menggunakan media padahal materi atau topik materi mudah dan memang tidak diperlukan media akan membuang waktu dan boros. Ada beberapa pertimbangan dalam memilih media. Hal ini juga dijelaskan oleh beberapa guru kelas yang menjadi bahan pertimbangan para guru dalam memilih media pembelajaran, yang diantaranya:

Ibu Ttk : “Sesuaikan dengan materi dan tentunya juga mempertimbangkan lingkungan. Jika materi perlu ada media, dan juga memungkinkan untuk membuat media semaksimal mungkin menggunakan media”. (Senin, 6 februari 2017).

Bpk Sprd : “Yang menjadi pertimbangan adalah hal em.... yang pertama anak yang kedua lingkungan, kemudian materi yang disajikan.” (Sabtu, 4 Februari 2017).

Ibu Smrt : ”Ya kesesuaian materi dengan tujuan yang ingin dicapai, kemudian efektif tidak alat peraga yang saya gunakan kemudian faktor kesesuaian dengan umur. Ada yang globe sudah dikenalkan di kelas 1, padahal kan kalau globe, siang malam saja ini kalau pergantiannya siswa itu bisa tapi kalo untuk menunjukkan bumi itu nanti bilang iki kalo nang ngisor gimana Bu? nanti orangnya ndronjong?. Jadi kesesuain umur itu, eh kok kesesuaina umur penerapannya sesuai harus tahap perkembangan siswa. Kalau di buku itu globe sudah diperkenalkan tapi kalau saya belum, tapi kalau pergantian siang dan malam ada. Jadi ya sesuai dengan usia anak dan ketepatan dengan tujuan.” (Senin, 30 Januari 2017).

Dari beberapa pemaparan oleh guru kelas dalam penggunaan media, ada beberapa hal yang perlu untuk digaris bawahi dalam penggunaan media.

1) Kesesuaian dengan materi. Apabila terdapat materi yang membutuhkan media, maka guru berusaha untuk menggunakan media dalam proses pembelajaran. Semua hal ini tentunya merujuk kepada seberapa efektif penggunaan media jika dikaitkan dengan materi. Penggunaan media yang tidak sesuai dengan materi akan merugikan di berbagai aspek misalnya keefektifan waktu, biaya, dan juga tenaga yang dikeluarkan guru. Dan bisa

74

saja terjadi ketika guru memaksakan untuk menggunakan media padahal tidak sesuai dengan materi siswa tidak paham. Jadi kesesuaian sangatlah penting. 2) Faktor lingkungan dan anak. Lingkungan juga menjadi bahan pertimbangan

dalam memilih media, karena ada beberapa materi yang berhubungan dengan alam sehingga dalam penggunaan media dapat dilakukan dengan memanfaatkan lingkungan. Selain itu faktor anak lebih spesifiknya terkait umur anak, media yang digunakan seyogyanya juga disesuaikan dengan kemampuan anak atau tahap perkembangan anak.

3) Keefektifan. Keefektifan penggunaan media sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Media yang efektif akan sangat membantu baik guru maupun siswa sendiri. Maka keefektifan menjadi hal yang sangat perlu dipertimbangkan.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, guru sudah menggunakan media dalam pembelajaran dengan sesuai, materi-materi yang diajarkan oleh guru merupakan materi-materi yang membutuhkan media dalam pelaksanaannya. Guru terlihat terampil dalam penggunaan media dan siswa terlihat antusias ketika guru menggunakan media pembelajaran.

Menurut hasil wawancara dengan siswa, dapat diketahui bahwa guru sudah menggunakan media pembelajaran ketika mengajar, walaupun instensitasnya berbeda-beda dalam setiap kelas.

Sry: “Ya..pakai gambar, video.”( Senin, 30 Januari 2017). Ptr: “Iya, sering.” (Rabu, 8 Februari 2017).

Gz: “Iya, gambar, foto.” (Kamis, 9 Februari 2017). Hnf: “Iya, kadang-kadang.” (1 Februari 2017).

75

Sedangkan menurut kepala sekolah berpendapat bahwa penggunaan media lebih intens ketika kelas lima dan kelas enam.

”Untuk kelas lima dan enam, terutama untuk mata pelajaran IPA ya sering. Karena memang dibutuhkan media yang nyata untuk mempermudah anak dalam menangkap materi. Harapannya dengan menggunakan media jadi lebih mudah. Namun yang lainnya belum optimal.”( Senin, 6 Februari 2017).

Dokumen terkait