• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUASAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU KELAS SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SANDEN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGUASAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU KELAS SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SANDEN."

Copied!
343
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGUASAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU KELAS SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SANDEN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Reni Listyana NIM 13108241059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v MOTTO

Teaching is the greatest of human task. Civilization is race between education and catastrophe.

( H. G Wells)

The Effective teacher is one who is able to bring about intended learning outcomes.

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir Skripsi ini dengan mengharap ridha Allah SWT, peneliti persembahkan

untuk:

1. Kedua orang tua.

(7)

vii

PENGUASAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU KELAS SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SANDEN

Oleh Reni Listyana NIM 13108241059

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan penguasaan kompetensi profesional guru kelas di SD N 2 Sanden

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Subyek penelitian yaitu guru kelas di SD N 2 Sanden. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yang terdiri dari tiga tahap yaitu reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber data dan teknik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar guru telah menguasai tujuh aspek kompetensi profesional. Hal ini ditunjukkan oleh: (1) Semua guru telah menguasai mengenai landasan kependidikan karena guru telah mengimplementasikan tujuan pendidikan nasional dan kegiatan pembelajaran telah berorientasi pada siswa. (2) Semua guru sudah menguasai terkait konsep dan bahan pelajaran dan melakukan kegiatan pembelajaran mengacu kepada RPP yang telah dibuat. (3) Semua guru telah menguasai dalam pembuatan perangkat pembelajaran seperti dalam penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sudah mengacu dan sesuai dengan SK serta KD serta guru mampu mengembangkan dan menggunakan media pembelajaran yang sesuai. (4) Semua guru telah menggunakan metode pembelajaran bervariatif, melakukan evaluasi akhir, dan guru juga mengetahui kebutuhan anak didik dengan kegiatan pembelajaran. (5) Sebagian besar guru telah memanfaatkan teknologi pembelajaran yaitu berupa penggunaan laptop atau LCD. (6) Semua guru telah melaksanakan tugas non-akademik seperti tugas administrasi sekolah dan melaksanakan tugas bimbingan dan konseling. (7) Terdapat satu guru yang melakukan penelitian ilmiah untuk meningkatkan profesionalitas.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rosulluah SAW. Penulis menghaturkan syukur atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Penguasaan Kompetensi Profesional Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri 2 Sanden” dapat terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa penyusunan

skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan menuntut ilmu di UNY.

2. Dekan Falkultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar yang telah mendukung kelancaran penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Dr. Anwar Senen, M. Pd sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Suyud M.Pd selaku penguji utama dan Bapak Agung Hastomo M.Pd sebagai sekretaris penguji, yang telah memberikan masukan kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.

(9)

ix

7. Seluruh bapak dan ibu guru, karyawan, dan siswa SD N 2 Sanden yang membimbing dan membantu dalam penelitian skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih atas doa, kasih sayang, dukungan, dan banyak hal yang telah diberikan.

9. Teman-teman tercinta kelas D PGSD UNY 2013 yang selalu memberi dukungan.

10.Kakak-kakak tingkat yang telah memberikan dukungan.

11.Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan penelitian ini.

Semoga segala bantuan, dukungan, dan pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis diterima dan mendapat balasan pahala terbaik dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Yogyakarta, 10 April 2017

(10)

x

DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ...i

PERSETUJUAN ...ii

PERNYATAAN ...iii

PENGESAHAN ...iv

MOTTO ...v

PERSEMBAHAN ...vi

ABSTRAK ...vii

KATA PENGANTAR ...viii

DAFTAR ISI ...x

DAFTAR GAMBAR ...xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Identifikasi Masalah ...8

C. Fokus Masalah ...9

D. Rumusan Masalah ...9

E. Tujuan Penelitian ...9

F. Manfaat Penelitian ...9

BAB II KAJIAN TEORI A. Guru ...12

1. Hakikat Guru ...12

2. Tugas dan Tanggungjawab Guru ...13

B. Professionalitas Guru ...14

C. Kompetensi Guru ...17

1. Fungsi Kompetensi Guru ...19

(11)

xi

3. Karakterisitik Kompetensi Guru ...23

4. Kompetensi Guru Model P3G ...25

D. Macam-Macam Kompetensi Guru ...31

1. Kompetensi Pedagogik ...32

2. Kompetensi Kepribadian ...35

3. Kompetensi Sosial ...37

4. Kompetensi Profesional ...37

E. Kerangka Berpikir ...50

F. Penelitian yang Relevan ...51

G. Pertanyaan Penelitian ...52

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ...54

B. Setting Penelitian ...55

C. Objek Penelitian ...56

D. Sumber Data ...56

E. Instrumen Penelitian ...57

F. Teknik Pengumpulan Data ...58

G. Teknik Analisi Data. ...59

H. Keabsahan Data...61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...63

1. Penguasaan Landasan Kependidikan ...63

a. Pengimplementasian Tujuan Pendidikan Nasional ...63

b. Melakukan Pembelajaran yang Berorientasi pada Siswa ...66

2. Penguasaan Konsep dan Bahan Pelajaran ...67

(12)

xii

b. Melakukan Kegiatan Pembelajaran yang Mengacu

pada Rancangan Pembelajaran ... 69

3. Penguasaan Penyusunan Perangkat Pembelajaran ... 70

a. Membuat Rancangan Pembelajaran Sesuai dengan SK dan KD... 70

b. Pemilihan dan Pengembangan Media Pembelajaran yang Sesuai ... 72

4. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran ... 75

a. Penggunaan Metode Pembelajaran Bervariatif Saat Kegiatan Pembelajaran Berlangsung... 75

b. Pengelolaan Kelas Ketika Pembelajaran Berlangsung ... 78

c. Melakukan Evaluasi Akhir ... 80

d. Mengetahui Kebutuhan Anak Didik yang Berkaitan dengan Kegiatan Pembelajaran ... 81

5. Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran ... 83

a. Penggunaan Teknologi dalam Pembelajaran ... 83

6. Kemampuan dalam Melaksanakan Tugas Non-Akademik ... 84

a. Pelaksanaan Tugas Administarsi Sekolah ... 84

b. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling ... 85

7. Kemampuan Melakukan Penelitian untuk Meningkatkan Profesionalitas ... 87

a. Melakukan Penelitian Ilmiah atau Membuat Jurnal Ilmiah untuk Menunjang Kemampuan Profesional... 87

B. Pembahasan 1. Penguasaan Landasan Kependidikan ... 89

2. Penguasaan Konsep dan Bahan Pelajaran ... 90

3. Penguasaan Penyusunan Perangkat Pembelajaran ... 94

4. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran ... 95

5. Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran ... 99

6. Kemampuan dalam Melaksanakan Tugas Non-Akademik ... 105

7. Kemampuan Melakukan Penelitian untuk Meningkatkan Profesionalitas ... 100

(13)

xiii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan ... 102

2. Saran ... 104

DAFTAR PUSTAKA ... 105

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

hal

Gambar 1. Model Struktur Perangkat Komponen Unsur Kompetensi ...22

Gambar 2. Kerangka Pikir Kompetensi Guru ...51

Gambar 3. Komponen Analisis Data (Miles dan Huberman) ...60

Gambar 4. Triangulasi Teknik Pengumpulan Data ...62

Gambar 5. Siswa sedang berdiskusi terkait pelajaran ...67

Gambar 6. Salahsatu RPP yang dibuat guru ...72

Gambar 7. Bentuk Buku Tabungan Siswa ...84

Gambar 8. Catatan Konseling SD N 2 Sanden ...87

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1. Pedoman Observasi Kelas ...108

Lampiran 2. Lembar Wawancara Guru Kelas...111

Lampiran 3. Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ...113

Lampiran 4. Pedoman Wawancara Siswa ...115

Lampiran 5. Hasil Observasi Pembelajaran di Kelas ...116

Lampiran 6. Hasil Wawancara Guru Kelas...142

Lampiran 7. Hasil Wawancara Kepala Sekolah ...183

Lampiran 8. Hasil Wawancara Siswa ...190

Lampiran 9. Reduksi, Penyajian Data, dan Kesimpulan Hasil Observasi Kelas ...217

Lampiran 10. Reduksi, Penyajian Data, dan Kesimpulan Wawancara Guru ...229

Lampiran 11. Reduksi, Penyajian Data, dan Kesimpulan Wawancara Kepala Sekolah...272

Lampiran 12. Reduksi, Penyajian Data, dan Kesimpulan Wawancara Siswa ....283

Lampiran 13. Dokumentasi Kegiatan Siswa ...296

Lampiran 14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...301

Lampiran 15. Data prestasi siswa SD N 2 Sanden ...311

Lampiran 16. Jadwal Kegiatan Penelitian ...315

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Tentunya dalam hal ini guru membutuhkan tanggung jawab untuk menunjang profesi tersebut. Selain itu guru berperan besar dalam mengajarkan peserta didik untuk tumbuh dewasa yang sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat. Guru mempunyai tugas yang sangat beragam baik di lingkup sekolahan maupun di lingkup luar sekolahan, maka dari itu tanggung jawab seorang guru tidak hanya sekedar terbatas pada bagaimana cara mengajarkan dan membelajarkan anak namun juga meliputi tanggung jawab untuk menanamkan nilai-nilai yang berguna untuk kehidupan masa datang.

(17)

2

(2009: 6) yang menyatakan bahwa guru sebagai pendidik adalah tokoh yang paling banyak bergaul dan berinteraksi dengan para murid dibandingkan dengan personel lainnya di sekolah. Guru bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, melakukan penelitian dan pengkajian, dan membuka komunikasi dengan masyarakat. Selain itu guru mempunyai peran yang sentral dalam mengemban tugasnya, karena mereka harus mempunyai kemampuan atau kecakapan dalam menunjang tugasnya. Kemampuan itu diantaranya yaitu kemampuan dalam mendidik dan membimbing peserta didik, kemampuan untuk memimpin, kemampuan untuk melakukan konseling untuk peserta didik, kemampuan dalam berbaur pada masyarakat, serta mengemban ilmu untuk meningkatkan kapasitasnya seperti melakukan penelitian. Tentunya dalam melakukan hal di atas bukan merupakan hal yang sederhana, karena guru mempunyai tanggungjawab baik di sekolah maupun di masyarakat. Tanggung jawab moral juga melekat pada diri seorang guru.

Status guru ini tentunya mempunyai implikasi terhadap peran dan fungsi guru yang sudah melekat satu kesatuan menjadi tanggungjawabnya. Menurut Suparlan (2006:29) guru memiliki satu kesatuan peran dan fungsi yang tidak terpisahkan, antara kemampuan mendidik, membimbing, mengajar, dan melatih. Keempat kemampuan tersebut merupakan kemampuan integratif.

(18)

3

tersebut dijabarkan lebih rincinya yaitu melalui UU Nomor 14 Tahun 2005 pasal 10 yang menyebutkan bahwa kompetensi guru terdiri dari kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Guru diharapkan mempunyai keempat kompetensi tersebut, karena keempat kompetensi tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak bisa berdiri sendiri. Ketika guru meninggalkan atau tidak melaksanakan salahsatu kompetensi yang harus dikuasai guru, maka proses pendidikan tidak bisa berjalan secara optimal.

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi: 1) pemahaman wawasan dan landasan kependidikan; 2) pemahaman terhadap peserta didik; 3) pengembangan kurikulum atau silabus; 4) perancangan pembelajaran; 5) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; 6) pemanfaatan teknologi pembelajaran; 8) evaluasi hasil belajar; 8) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Untuk kompetensi kepribadian sekurang-kurangnya mencakup kepribadian yang: 1) mantap; 2) stabil; 3) dewasa; 4) arif dan bijaksana; 5) berwibawa; 6) berakhlak mulia; 8) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; 8) secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri; 9) mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

(19)

4

komunikasi dan informasi secara fungsional; 3) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/ wali peserta didik, dan; 4) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar. Sedangkan untuk kompetensi profesional, kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.

Hal di atas mempunyai kaitan erat dengan Sistem Pendidikan Nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan bagi dirinya, masyarakat, dan bangsa.

Mencermati definisi pendidikan di atas menurut Undang-Undang bahwa proses pendidikan mempunyai tujuan agar anak memiliki kualifikasi menjadi generasi penerus yang selain cerdas baik intelektualnya, akhlaknya, dan kepribadiannya. Pendidikan ditujukan agar siswa mempunyai keaktifan dalam proses pembelajaran. Tentunya hal tersebut tidak lepas dengan peran guru sebagai pendidik.

(20)

5

mencerdasakan kehidupan bangsa. Dan untuk mencapai tujuan pendidikan salahsatunya ditempuh dengan jalan bangku sekolah.

Berbicara mengenai sekolah, tentunya tidak akan terlepas oleh kualiats guru, oleh karena itu banyak upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas guru mengingat guru merupakan salahsatu garda terdepan pendidikan. Salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi hal tersebut diantaranya melakukan proses seleksi LPTK yang perlu diperketat. Selain itu menurut berita yang dikutip pada koran Kompas pada tanggal 16 Oktober 2016 menyatakan bahwa revitalisasi pendidikan guru dilakukan sejak tahap seleksi karena hal tersebut terkait dengan kemajuan bangsa. Hal tersebut merupakan salah satu pokok deklarasi Jakarta, hasil Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia (Konsapsi) VIII. Upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang dimulai dari guru ini diharapkan mampu memajukan pendidikan yang ada di Indoensia baik masa sekarang maupun masa yang akan datang. Yang salahsatunya yaitu meningkatnya kompetensi guru yang ada di Indonesia.

(21)

6

juara 1 lomba olimpiade MIPA bidang IPA se Kabupaten Bantul, juara lomba untuk pidato, atletik, sinopsis, hafalan Al’Quran serta beberapa prestasi lainnya baik di bidang akademik maupun non akademik. Hal di atas tidak akan terlepas oleh kemampuan guru dalam mendidik siswa.

Kompetensi guru sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran bagi anak didik. Salahsatu kompetensi yang menunjang proses pembelajaran adalah kompetensi profesional. Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Selanjutnya, menurut Wina Sanjaya (2013: 288) salahsatu indikator kompetensi profesional guru adalah menguasai berbagai metode strategi pembelajaran, kemampuan menyusun program pembelajaran, dan juga kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media pembelajaran. Guru yang mampu melaksankan hal di atas mempunyai kaitan yang sangat erat dengan prestasi siswa yang didapat. Antara prestasi dengan kemampuan guru dalam mendidik merupakan satu kesatuan yang saling berpengaruh terhadap hasil dari proses pembelajaran yang selama ini berlangsung. Guru di SD N 2 Sanden mempunyai penguasaan terhadap kompetensi tersebut dan telah melaksanakan sehingga banyak prestasi akademik dan non akademik yang diperoleh pserta didik.

(22)

7

tulis terkait materi pembelajaran PKn. Setelah guru selesai menulis, siswa diminta untuk menulis di buku tulis masing-masing, kemudian seluruh siswa secara bersama-sama membaca apa yang telah dituliskan oleh guru. Ketika semua siswa telah membaca bersama, guru menjelaskan materi tersebut. Guru mengajar tidak berpatokan pada RPP, namun pada buku pelajaran. Hal tersebut juga senada dengan SD 1 GDH, pengamatan dilaksanakan pada hari Sabtu, 6 November 2016, dimana guru dalam menjelaskan materi dominan menggunakan metode ceramah, dan sesekali diselingi dengan tanya jawab pada siswa serta guru terlalu berpatokan kepada buka pegangan.

(23)

8

di SD N 2 Sanden. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti “Penguasaan Kompetensi Profesional Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri 2 Sanden”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka didapatkan identifikasi permasalahan sebagai berikut:

1. Sekolah Dasar Negeri 2 Sanden memiliki nilai Ujian Nasional tertinggi se Kecamatan Sanden pada tahun 2016. Faktor yang menjadikan SD N 2 Sanden memiliki nilai Ujian Nasional tertinggi se-Kecamatan Sanden tahun 2016 yaitu kemampuan guru dalam menyampaikan pelajaran, penggunaan variasi metode pembelajaran, serta penggunaan media pembelajaran yang tepat.

2. Banyak prestasi yang pernah diraih salah satunya juara 1 lomba aritmatika tingkat nasional pada tahun 2015 dan juara 1 lomba olimpiade MIPA bidang IPA se Kabupaten Bantul. Fraktor yang memengaruhi prestasi yang diraih siswa SD N 2 Sanden adalah guru mampu mengajar siswa-siswi dengan baik selain ditunjang oleh kemampuan siswa dalam memahami materi.

(24)

9

4. Guru menggunakan media dalam menerangkan pembelajaran.

5. Guru berpedoman pada RPP dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. 6. Guru telah melaksanakan kompetensi profesional. Hal yang menyatakan

bahwa guru telah melaksanakan kompetensi profesional salahsatunya yaitu guru telah menguasai materi pembelajaran secara luas dan medalam, penggunaan media pembelajaran, dan pembuatan RPP sebelum pelaksanaan pembelajaran.

C. Fokus Masalah

Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas, peneliti memfokuskan permasalahan penelitian pada Penguasaan Kompetensi Profesional Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri 2 Sanden.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana penguasaan kompetensi profesional guru kelas di sekolah dasar negeri 2 Sanden?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui penguasaan kompetensi profesional guru kelas di SD N 2 Sanden.

F. Manfaat Penelitian

(25)

10

1. Secara teoritis penelitian ini memberikan manfaat diantaranya adalah memberikan sumbangan informasi mengenai kompetensi guru, khususnya kompetensi profesional, sehingga dapat dijadikan sebagai referensi bagi kelangsungan dan perkembangan dunia pendidikan dari segi guru, sehingga mampu memajukkan kualitas pendidikan di Indonesia.

2. Secara praktis penelitian ini memberikan manfaat diantaranyayaitu bagi guru, bagi sekolah, dan juga bagi peneliti.

a. Bagi guru

Sebagai bahan refleksi diri untuk lebih meningkatkan kompetensi profesionalannya, sehingga ketika guru melaksanakan kegiatan pembelajaran mampu mengemas pembelajaran secara menarik sehingga proses pembelajaran berjalan lebih optimal serta dapat meningkatkan kapasitas guru agar lebih profesional.

b. Bagi Sekolah

Memperoleh informasi mengenai kompetensi profesional guru kelas di SD N 2 Sanden, sehingga dapat menjadi data bagi pihak sekolah untuk mengetahui seberapa jauh kompetensi profesional guru dan sebagai upaya untuk meningkatkan keprofesionalan guru.

c. Bagi Peneliti

(26)

11

(27)

12 BAB II KAJIAN TEORI A. Guru

1. Hakikat Guru

Menurut Surat Edaran [SE] Mendikbud dan Kepala BAKN Nomor 58686/MPK/1989 menjelaskan bahwa guru ialah pegawai negeri sipil (PNS) yang diberi tugas, wewenang, dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan di sekolah, termasuk hak yang melekat pada dalam jabatan.

Sedangkan menurut pasal 39 [2] UU Nomor 20 Tahun 2003 pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksankan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Menurut Suparlan (2006: 10) guru adalah seseorang yang memiliki tugas sebagai fasilitator agar siswa dapat belajar dan atau mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya secara optimal melalui lembaga sekolah, baik yang didirikan oleh sekolah negeri ataupun swasta. Menurut Syaiful Sagala (2009:21) guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggungjawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual maupun klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

(28)

13

mengevaluasi hasil pembelajaran. Selain itu sejak ditetapkannya oleh presiden RI ke-6 yaitu Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 2 Desember 2004 dalam peringatan Hari Guru Nasional XII yang mencanangkan guru sebagai profesi. Maka secara kontinyu keprofesionalan guru harus selalu ditingkatkan dalam rangka menunjang pendidikan yang ada di Indonesia.

2. Tugas dan Tanggungjawab Guru

Guru merupakan suatu profesi yang keberadaannya harus dituntut secara profesional dalam menjalankan kewajibannya sebagai tenaga pendidik. Peran dari guru tidak hanya sekedar memberikan materi pelajaran untuk siswanya atau menanamkan nilai afektif maupun psikomotorik, namun jauh dari itu guru juga sebagai pihak administrasi dan perencana dimana para guru juga harus mengelola terkait administrasi siswa seperti menganalisis data siswa, dan juga merencanakan pembelajaran itu sendiri berdasarkan kurikulum pembelajaran yang sudah ditetapkan, menjalin komunikasi dengan interaktif dengan masyarakat, dan melakukan bimbingan bagi anak didik yang membutuhkan. Hal ini selaras dengan pendapat yang dikemukakakan oleh Syaiful Sagala (2009: 18) bahwa di samping tugas mengajar, ada juga beberapa persoalan atau tugas prinsip yang semua guru harus mengetahui dan menguasainya sebagai bagian dari tugas seorang guru yang profesional, yakni: tugas administrasi kurikulum dan pengembangannya, pengelolaan peserta didik, personel, sarana dan prasarana, keuangan, layanan khusus, dan hubungan sekolah-masyarakat.

(29)

14

tempat sehingga dapat menjadi tauladhan bagi siswanya. Guru yang profesional akan senantiasa belajar dan mengembangkan apa yang telah dipunyai sehingga dapat diturunkan atau dicontohkan untuk siswanya kelak dan sekaligus agent of change untuk siswanya. Guru berperan sebagai orangtua kedua yang kedudukannya berada di sekolahan, yang bertugas meneruskan pengajaran yang tidak sanggup dilakukan oleh orang tua dirumah serta membina sikap siswa, oleh karena itu guru perlu menguasai perkembangan psikologis siswa.

B. Profesionalitas Guru

Profesionalisme sudah menjadi tuntutan di dunia. Profesionalisme diharapkan dapat menjadi bagian dari kepribadian guru sehingga ia dapat mengembangkan diri sendiri secara otonom (Barnawati dan M. Arifin 2014:9). Dengan menginternalnya sikap yang profesional di setiap diri guru, maka akan berdampak pada apa yang dilakukan guru terutama dalam melakukan pengajaran di sekolah. Untuk menjadi guru yang profesional, seorang guru harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dan dikembangkan melalui pendidikan tertentu (Baharuddin: 2014:196). Guru merupakan salah satu pekerjaan yang memerlukan profesionalitas dalam menjalankan fungsi dan peran tersebut. Sebagai suatu profesi maka harus memenuhi kriteria profesional (hasil lokakarya pembinaan kurikulum Pendidikan Guru UPI Bandung(dalam Oemar Hamalik 2006:36-38) adalah sebagai berikut.

1. Fisik

(30)

15

b. tidak mempunyai cacat tubuh yang bisa menimbulkan ejekan/ cemoohan atau rasa kasihan dari anak.

2. Mental/ kepribadian

a. berkepribadian/ berjiwa pancasila; b. mampu menghayati GBHN;

c. mencintai bangsa dan sesama manusia dan rasa kasih sayang kepada anak didik;

d. berbudi pekerti yang luhur;

e. berjiwa kreatif, dapat memanfaatkan rasa pendidikan yang ada secara maksimal;

f. mampu menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa;

g. mampu mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab yang besar akan tugasnya;

h. mampu mengembangkan kecerdasan yang tinggi; i. bersifat terbuka, peka, dan efektif;

j. menunjukkan rasa cinta pada profesinya; k. ketaatan akan disiplin;

l. memiliki sense of humor. 3. Keilmiahan/ pengetahuan

a. memahami ilmu yang dapat melandasi pembentukan pribadi;

(31)

16

c. memahami, menguasai, serta mencintai ilmu pengetahuan yang akan diajarkan;

d. memiliki pengetahuan yang cukup tentang bidang-bidang yang lain; e. senang membaca buku-buku ilmiah;

f. mampu memecahkan persoalan secara sistematis, terutama yang berhubungan dengan bidang studi;

g. memahami prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar. 4. Keterampilan

a. mampu berperan sebagai organisator proses belajar mengajar;

b. mampu menyusun bahan pelajaran atas dasar pendekatan struktural, interdisipliner, fungsional, behavior, dan teknologi;

c. mampu menyusun garis besar program pengajaran (GBPP);

d. mampu memecahkan dan melaksanakan teknik-teknik mengajar yang baik dan mencapai tujuan pendidikan;

e. mampu merencanakan dan melaksanakan evaluasi pendidikan;

(32)

17

optimal, dan hal ini berimplikasi terhadap tercapainya tujuan pendidikan secara optimal pula.

C. Kompetensi Guru

Kompetensi merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan bagi seorang pendidik. Menilik dari hal di atas, terdapat beberapa pendapat terkait kompetensi itu sendiri, antara lain:

1. UU No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 Ayat 10, disebutkan “Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku

yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.”

2. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kompetensi berarti kewenangan atau kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal. Pengertian dasar kompetensi yakni kemampuan atau kecakapan.

3. Uzer Usma (2006:14) kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak.

4. Akhmad Sudrajad (2011:116) kompetensi merupakan gambaran tentang apa yang seyogyanya dapat dilakukan (be able to do) seseorang dalam suatu pekerjaan berupa kegiatan, perilaku dan hasil yang seyogyanya dapat ditampilkan atau ditunjukkan.

(33)

18

mengemban tugas kependidikan. Dan dapat diketahui bahwa kemampuan yang dimaksud bukan hanya kemampuan dalam mengajar anak didik namun juga kemampuan dalam mengelola pembelajaran di kelas serta mampu melakukan tanggungjawab di luar lingkup kelas sebagai bentuk tugas guru yang terkait sikap dan keterampilan.

Kompetensi sangat diperlukan karena dengan adanya kompetensi ini guru mampu mendidik siswanya dan mencapai tujuan pendidikan nasional. Kompetensi guru dan dosen tentunya berbeda. Kompetensi guru terfokus pada kemampuan mendidik sedangkan kemampuan dosen terfokus pada kemampuan mendidik, meneliti, dan mengabdi kepada masyarakat. Kompetensi guru penting dalam rangka pembinaan guru.

Dalam proses pembelajaran, kompetensi guru sangat berpengaruh agar cita-cita pendidikan terlaksana dengan efektif dan terarah. Guru yang belum memadai kompetensinya perlu dilakukan pengkajian lebih dalam agar para guru mempunyai kompetensi dalam mengajar. Kompetensi ini tentunya tidak hanya sekedar kompetensi pedagogik ataupun profesional, namun kompetensi kepribadian dan sosial juga harus dikembangkan oleh semua guru, karena guru tidak cukup hanya berbekal kemampuan secara akademik. Kemampuan-kemampuan sosial dan kepribadian juga harus menjadi pijakan yang kuat untuk guru.

(34)

19

mengemban tanggung jawab baik dalam bidang akademik dan non akademik. Satu kesatuan kompetensi yang menjadi landasan guru dalam mengemban tanggung jawab harus dilaksankan oleh pendidik/ guru. Kompetensi akan berkaitan erat dengan bagaimana guru mengelola kelas saat pembelajaran, bagaimana guru menggunakan prosedur-prosedur dalam proses pembelajaran sehingga akan tercapai output yang bagus dan juga seberapa jauh para guru mengaplikasikan kompetensi sosial dan kepribadian di lingkungan tempat tinggal maupun di masyarakat.

Menurut pendapat Munandar dalam Hamzah B Uno (2010: 61) menginformasikan bahwa ada dua faktor yang memengaruhi terbentuknya kompetensi yakni: faktor bawaan seperti bakat dan faktor latihan seperti hasil belajar. Namun, faktor latihan tentunya memiliki pengaruh yang besar dibanding dengan faktor bawaan jika faktor bawaan tersebut tidak dikembangkan.

1. Fungsi Kompetensi Guru

Guru yang sudah menguasai kompetensinya, dalam arti mantap maka perlu lebih dikembangkan lagi dan lebih dibina. Maka dari itu kompetensi guru sangat penting dan diperlukan agar tercipta suatu pendidikan yang berkualitas. Beberapa hal di bawah ini akan dijabarkan terkait pentingnya kompetensi (Hamalik,2006:35-36).

a. Kompetensi guru sebagai alat seleksi penerimaan guru

(35)

20

dimiliki bukan atas ikut campur kepentingan tertentu. Maka dari itu, kompetensi seorang calon guru harus ditentukan sebagai dasar penerimaan guru. Kompetensi apa yang harus dimiliki setiap calon guru perlu ditentukan dari awal. Sehingga harapannya nantinya kualitas dalam mendidik anak didik akan optimal karena sudah ditunjang dengan kompetensi guru yang memadai.

b. Kompetensi guru penting dalam rangka pembinaan guru

Adanya Ujian Kompetensi Guru (UKG) merupakan salahsatu cara untuk mengetahui seberapa besar kompetensi yang dimiliki guru terutama dalam kompetensi pedagogik dan profesional. Sedangkan untuk kompetensi yang lainnya dapat diamati melalui perilaku sehari-hari. Dengan hasil di atas maka dapat diketahui guru yang masih kurang memadai dan guru yang telah memiliki kompetensi penuh. Hal tersebut sebagai pedoman bagi pihak sekolah untuk meningkatkan kompetensi guru dalam bentuk pembinaan terhadap guru. Pembinaan ini bisa dilakukan dengan berbagai cara misalnya penataran ataupun sharing sesama guru. Tujuan dari pembinaan guru ini agar guru yang memiliki kompetensi di bawah atau kurang dari standar yang ditetapkan dapat sama ataupun menyeimbangi guru dengan kompetensi yang telah cukup/ memadai.

c. Kompetensi guru penting dalam rangka penyusunan kurikulum

(36)

21

memengaruhi bagaimana kurikulum dibuat sehingga tujuan dari pendidikan sendiri tidak akan menyimpang dan akan tersampaikan dengan maksimal oleh guru karena guru telah menguasai kompetensi yang ada.

d. Kompetensi guru penting dalam hubungan dengan kegiatan dan hasil belajar siswa

Proses pembelajaran akan berjalan secara optimal manakala guru memiliki kualifikasi seperti yang telah dipersyaratkan. Kreativitas guru dalam mengelola pembelajaran sangat memengaruhi output pengajaran. Anak didik mampu menguasai materi serta mempunyai kepribadian yang sejalan dengan norma yang berlaku sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru yang bersangkutan. Hasil belajar siswa yang optimal salahsatunya didukung oleh kurikulum, kondisi fisik ruang belajar, sarana dan prasarana, namun semua hal di atas tidak akan berjalan secara optimal ketika guru tidak dapat mengelola pembelajaran. Maka dari itu, hasil belajar yang dicapai siswa mempunyai kaitan erat dengan bagaimana guru mampu untuk mengelola pembelajaran.

2. Unsur Kompetensi Guru

Kompetensi yang dimiliki guru mengandung unsur- unsur kompetensi. Menurut Udin Syaefudin Sa’ud (2010: 46) unsur dari kompetensi itu lebih

(37)

22

Lebih jelasnya pernyataan pada bagan di atas akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Performance component yaitu unsur kemampuan penampilan kinerja yang nampak sesuai dengan bidang keprofesionalannya.

b. Subject component yaitu unsur kemampuan penguasaan bahan/ subtansi pengetahuan yang relevan dengan bidang keprofesionalannya sebagai prasyarat bagi penampilan komponen kinerjanya.

c. Professional component yaitu unsur kemampuan penguasaan subtansi pengetahuan dan keterampilan teknis sesuai dengan bidang keprofesionalannya sebagai prasyarat bagi penampilan kerjanya.

d. Process component yaitu unsur kemampuan penguasaan proses-proses mental (intelektual) mencakup proses berpikir (logis, kritis, rasional, kreatif) dalam pemecahan masalah, pembuatan keputusan, dan sebagainya.

A

C E

B D

F

(38)

23

e. Adjust component yaitu unsur kemampuan penyerasian dan penyesuaian diri berdasarkan karakteristik pribadi perilaku dengan tugas penampilan kerjanya. f. Attitude component yaitu unsur komponen sikap, nilai, kepribadian pelaku

sebagai prasyarat yang fundamental bagi keseluruhan perangkat komponen kompetensi lainnya.

Dari pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa terdapat enam unsur dari kompetensi, dimana attitude component merupakan unsur yang paling penting atau fundamental karena merupakan syarat bagi keseluruhan lima komponen yang lainnya yang sebagai landasan pokok komponen-komponen yang ada di atasnya yang meliputi Performance componen, Subject component, Professional componen, Process componentdanAdjust component.

3. Karakteristik Kompetensi Guru

Guru merupakan salahsatu profesi sehingga dalam pelaksanaannya membutuhkan suatu profesionalitas. Hal inilah yang harus diemban oleh seorang guru sepanjang karirnya dalam menajdi guru. Dalam hal ini, guru yang profesional merupakan guru yang mampu untuk menjalankan kompetensi-kompetensi yang dituntut untuk menjadi guru yang profesional dan dapat menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya dalam proses pembelajaran. Berikut ini akan dijabarkan mengenai guru yang dinilai kompeten secara profesional menurut (Oemar Hamalik 2006:38).

(39)

24

Guru yang memiliki kompetensi secara profesional mampu untuk memikul apa yang telah menjadi tugasnya dan mempunyai komitmen untuk menyelesaikannnya dan juga guru yang mempunyai kesadaran akan kewajibannya dan hal tersebut tertuang dalam bentuk tanggungjawab.

b. Guru tersebut mampu melaksankan peranan-peranannya secara berhasil. Guru yang memiliki kompetensi secara profesional selain memiliki rasa tanggungjawab yang tinggi mereka juga mampu untuk melaksanakan perannya dengan baik. Peran yang dimaksud adalah peran guru sebagai pendidik siswa. Penguasaan ilmu pengetahuan sangat menunjang guru dalam keberhasilan perannya selain ditunjang dari faktor kepribadian guru. Guru sebagai anggota masyarakat, dalam aspek ini, guru harus memiliki kepribadian yang mantap, tidak bersifat angkuh dan otoriter dalam melakukan hubungan sosial dengan masyarakat. Perannya sebagai anggota masyarakat sangat memengaruhi nantinya dalam pelaksanaan pengajaran karena aspek sosial dan kepribadiannya akan timbul saat mengajar. Selain guru juga mempunyai peran sebagai pelaksana administrasi ringan. Maka dari itu guru harus mempunyai keterampilan untuk melaksankan administrasi keuangan, keterampilan mengetik dan keterampilan lainnya yang berhubungan dengan adminitrasi ringan yang ada di sekolah.

c. Guru tersebut harus mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan (tujuan instruksional) sekolah.

(40)

25

mendidik siswa dengan baik sehingga tujuan dari pendidikan akan terlaksana dengan maksimal. Untuk mewujudkan hal ini, maka guru tidak hanya sekedar mengembangkan keterampilan dalam mengajar, namun jauh dari itu guru juga harus mampu mengembangkan sikap seperti guru sebagai konselor, guru sebagai pembimbing, guru sebagai motivator dan guru sebagai supervisor. Semua hal di atas merupakan kewajiban yang harus dilakukan guru.

d. Guru tersebut mampu melaksankan perannya dalam proses mengajar dan belajar dalam kelas.

Guru adalah kunci dalam pembelajaran sekaligus sebagai kunci keberhasilan siswa. Guru yang mampu memaksimalkan proses pembelajaran melalui berbagai model dan metode akan menciptakan suatu keberhasilan bagi peserta didik dan juga mampu menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan. Selain itu guru juga harus mampu untuk menciptakan suatu lingkungan kelas yang kondusif dalam proses pembelajaran. Jadi dalam melaksanakan perannya dalam proses mengajar dan belajar, guru tidak hanya dituntut untuk menguasai bahan ajar atau mampu mengkolaborasikan berbagai metode pembelajaran, namun juga harus mampu menciptakan kondisi kelas yang stabil untuk diadakannya berbagai proses pembelajaran. Kondisi kelas yang stabil/ kondusif sangat memengaruhi proses pengajaran yang berlangsung.

4. Kompetensi Guru Model P3G

(41)

26

a. Menguasai bahan, yakni menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah, menguasai bahan pengayaan/ penunjang bidang studi.

b. Mengelola program belajar mengajar yakni merumuskan tujuan instruksional, mengenal dan bisa pakai metode mengajar, memilih materi dan prosedur instruksional yang tepat, melaksanakan program belajar dan mengajar, mengenal kemampuan anak didik, menyesuaikan rencana dengan situasi kelas, merencanakan dan melaksanakan pengajaran remidial, serta mengevaluasi hasil belajar.

c. Mengelola kelas yakni mengatur tata ruang kelas dalam rangka CBSA, dan menciptakan iklim belajar mengejar yang efektif.

d. Menggunakan media yakni memilih dan menggunakan media, membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana, menggunakan dan mengelola laboratorium, mengembangkan laboratorium, serta menggunkan perpustakaan dalam proses belajar mengajar.

e. Menguasai landasan-landasan kependidikan. f. Merencanakan program pengajaran.

g. Mengelola interaksi belajar mengajar.

h. Menguasai macam-macam metode mengajar.

i. Menilai kemampuan prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.

j. Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah. k. Mengenal penyelenggaraan administrasi sekolah.

l. Mampu memahami dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan yang sederhana guna kemajuan pengajaran.

Menurut Suparlan (2005:93-94) Standar Kompetensi Guru dipilah menjadi tugas komponen yang saling berkaitan, yakni: (1) pengelolaan pembelajaran, (2) pengembangan profesi, (3) penguasaan akademik. Tiap-tiap komponen di atas dijabarkan lebih rinci lagi. Komponen pertama terdiri dari empat kompetensi, komponen kedua memiliki satu kompetensi, komponen ketiga terdiri dari dua kompetensi. Sehingga ketiga komponen diatas seluruhnya berjumlah tujuh kompetensi dasar, yaitu.

(42)

27

b. Pelaksanaan interaksi belajar mengajar. Dalam proses pembelajaran penting bagi guru untuk melakukan interaksi dengan siswa. Interaksi ini agar siswa terlibat lebih jauh dalam proses pembelajaran. Interaksi belajar mengajar ini juga memungkinkan siswa berinteraksi dengan sesama siswa, sehingga muncul pola hubungan interaksi yaitu guru dengan siswa ataupun siswa dengan siswa.

c. Penilaian prestasi belajar peserta didik. Prestasi ini tidak hanya prestasi akademik namun juga non akademik. Penilaian prestasi ini penting dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dan juga bakat yang dimiliki anak didik. d. Pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik. Guru harus melakukan tindak lanjut terkait prestasi belajar siswa. Analisis hasil prestasi belajar siswa harus dilakukan oleh setiap guru. Sehingga guru akan mendapatkan data yang valid terkait peningkatan maupun penurunan prestasi belajar anak didik.

e. Pengembangan profesi. Guru harus senantiasa meningkatkan kapasitasnya dalam memberikan layanan pendidikan untuk siswanya. Sehingga pengembangan profesi perlu dilakukan oleh setiap guru.

f. Pemahaman wawasan kependidikan. Sebagai seorang guru yang profesional dituntut untuk mengetahui dan memahami wawasan kependidikan misalnya terkait isu-isu kependidikan.

(43)

28

Kompetensi harus dikuasai guru untuk menunjang keprofesionalannya dalam mendidik anak didik. Kompetensi itu menurut Richard D Kellough dalam Sudarwan Danim (2010:57-58) adalah:

a. Guru harus menguasai pengetahuan tentang materi pelajaran yang diajarkannya. Seorang guru profesional harus mempunyai pengetahuan yang luas terhadap materi yang akan diajarkan untuk anak didiknya. Guru yang mempunyai pengetahuan yang minim terutama dalam penguasaan materi akan berdampak pada terbatasnya informasi yang akan diterima oleh anak didik sehingga dampaknya anak juga akan kurang menguasai materi pembelajaran. Maka dari itu sangat penting untuk guru selalu meningkatkan kapasitasnya dalam mengembangkan materi pembelajaran.

b. Guru merupakan anggota aktif organisasi profesi guru, membaca jurnal profesional, melakukan dialog dengan sesama guru, mengembangkan kemahiran metodologi, membina siswa dan materi pembelajaran. Banyak cara untuk meningkatkan kompetensi serta keprofesionalan guru, hal-hal diatas sangat menunjang terkait kompetensi guru. Semakin banyak guru melakukan kegiatan seperti membaca jurnal, sharing antar guru sampai melakukan penelitian tindakan kelass (PTK), maka akan semakin besar penguasaan guru terkait tugas dan tanggungjawab yang diembannya.

(44)

29

pelajari hari itu. Selain tujuan dalam pembelajaran guru harus memahami harapan yang akan dicapai dalam pembelajaran dan juga prosedur yang ada di dalam kelas. Guru harus mempunyai dan tahu prosedur atau pedoman yang harus dilakukan di dalam kelas, karena dengan adanya prosedur-prosedur pembelajaran akan berjalan secara efektif.

d. Guru adalah “perantara pendidik” yang tidak perlu tahu segala-galanya, tapi paling tidak tahu bagaimana dan dimana dapat memperoleh pengetahuan. Untuk era sekarang, banyak sekali sumber belajar yang dapat digunakan siswa dalam menunjang dalam proses pembelajaran baik sumber belajar cetak maupun elektronik. Sehingga guru bukan lagi menjadi sumber pengetahuan yang utama, namun guru mempunyai tangungjawab untuk memfasilitasi kegiatan belajar anak didik.

e. Guru melaksanakan perilaku sesuai model yang diinginkan di depan siswa. Guru merupakan model untuk siswanya baik di ruang lingkup kelas maupun di luar kelas. Guru harus mampu menempatkan dirinya sebagai model yang menjadi teladhan untuk anak didiknya. Pantulan dari diri seorang guru harus dapat menjadi inspirasi untuk anak didik. Maka dari itu guru tetap menjadi bagian yang diinginkan siswa sebagai model namun tetap menjaga kewibawaan, tutur kata, dan sikap yang baik. Sehingga citra guru tetap baik di kalangan anak didiknya.

(45)

30

tanggung jawabnya namun juga siap untuk mengambil risiko dari sikap terbuka itu.

g. Guru tidak berprasangka gender, membedakan jenis kelamin, etnis, agama, penderita cacat, dan status sosial.

h. Guru mengorganisasi kelas dan merencanakan pembelajaran secara cermat. Pembelajaran yang dilakukan secara runtut dan terstruktur diharapkan mampu mengorganisir proses pembelajaran sehingga lebih efektif.

i. Guru merupakan komunikator-komunikator yang efektif. Guru mempunyai tanggung jawab baik dalam ruang lingkup akademik maupun non-akademik. Guru harus dapat berkomunikasi dengan siswa, dengan wali/ orangtua anak didik, dan juga masyarakat.

j. Guru harus berfungsi secara efektif sebagai pengambil keputusan. Keputusan yang dilakukan oleh guru harus efektif karena akan menyangkut dalam apa yang dilakukan kedepannya terutama dalam kaitannya dengan proses pembelajaran.

k. Guru harus secara konstan meningkatkan kemampuan, misalnya dalam strategi mengajar.

l. Guru secara nyata menaruh perhatian pada kesehatan dan keselamatan siswa. m. Guru harus optimis terhadap kondisi belajar siswa dan menyiapkan situasi

belajar yang positif dan konstruktif.

(46)

31

o. Guru harus terampil dan adil dalam menilai proses dan hasil belajar siswa. p. Guru harus memperlihatkan perhatian terus-menerus dalam tanggungjawab

profesional dalam tiap kesempatan.

q. Guru harus terampil bekerja dengan orang tua atau wali, sesama guru, administrator, dan memelihara hubungan baik sesuai etika profesional.

r. Guru memperlihatkan minat dan perhatian luas tentang berbagai hal.

s. Guru sebaiknya mempunyai humor yang sehat. Penting bagi guru untuk mempunyai selera humor agar kondisi kelas dapat mencair.

t. Guru harus mampu mengenali secara cepat siswa yang memerlukan perhatian khusus.

u. Guru harus berusaha melakukan usaha khusus untuk memperlihatkan bagaimana materi pelajaran berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Guru harus mampu mengkonstektualkan pelajaran sehingga dalam menangkap materi akan lebih mudah karena berhubungan langsung dengan kehidupan anak didik.

v. Guru hendakya dapat dipercaya, baik dalam membuat perjanjian maupun kesepakatan. Kepercayaan dan kekonsistenan guru inilah yang harus terus ada di dalam kepribadian seorang guru. Karena guru yang mempunyai sikap konsisten akan memengaruhi pandangan masyarakat terhadap guru.

D. Macam-Macam Kompetensi Guru

(47)

32

dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kemudian dalam pasal 8 dinyatakan bahwa guru wajib memiliki kualifiaksi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Hal ini diperjelas dalam BAB IV mengenai kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi dalam pasal 10 yang menjelaskan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi-kompetensi tersebut akan lebih rinci dikupas dalam pembahasan berikutnya.

1. Kompetensi pedagogik

Menurut Dwi Siswoyo (2013:118) kompetensi pedagogik mencakup selain pemahaman dan pengembangan potensi peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, serta sistem evaluasi pembelajaran, juga harus menguasai “ilmu pendidikan”. Kompetensi ini diukur dengan performance test atau episodes terstruktur dalam PPL (Praktek Pengalaman Lapangan) dan case base test yang dilakukan secara tertulis. Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya terdiri dari:

a. Pemahaman wawasan landasan kependidikan.

(48)

33

kependidikan maka guru akan mempunyai pondasi dan arah dalam mendidik anak didik nantinya.

b. Pemahaman terhadap peserta didik.

Penguasaan kompetensi pedagogik juga terkait pemahaman guru terhadap peserta didik. Guru harus mengetahui mengenai kondisi tiap anak didik. Hal ini sangat penting karena dengan mengetahui dan memahami peserta didik sejak awal akan membantu guru untuk mengajarkan anak terkait materi pembelajaran dan juga akan lebih mudah menganalisis bakat, kemampuan, dan kebutuhan anak didik. Pemahaman terhadap anak didik juga akan menciptakan kedekatan secara psikologis antara guru dengan siswa. Sehingga guru dalam mengajarkan materi serta membimbing akan lebih mudah.

c. Pengembangan kurikulum/ silabus

Guru dikatakan mempunyai kompetensi pedagogik yang mumpuni manakala mampu mengembangkan kurikulum. Guru dituntut untuk mempunyai kreativitas untuk mengembangkan kurikulum/ silabus yang berlaku namun juga tetap mempertimbangkan kondisi siswa, tingkat perkembangan siswa serta faktor lingkungan yang ada.

d. Perencanaan pembelajaran

(49)

34

mempertimbangkan kondisi peserta didik, faktor lingkungan yang mendukung, serta sarana dan prasarana yang tersedia.

e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

Pembelajaran harus berorientasi terhadap peningkatan kemampuan siswa dan juga harus dapat membantu siswa untuk menginternalkan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, maka dari itu pembelajaran yang mendidik sangatlah penting.

Jika selama ini pendidikan di Indonesia masih berpusat kepada guru (teacher center), dimana siswa dianggap berpengetahuan kosong ketika masuk kelas maka paradigma di atas harus segera diubah agar kualitas pendidikan di Indonesia meningkat. Karena sebenarnya siswa sudah mempelajari banyak hal di luar kelas maupun sekolahan, dan ketika siswa masuk kelas mereka telah mempunyai pengetahuan sendiri-sendiri. Sehingga tugas guru adalah membimbing anak didik untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri melalui berbagai kegiatan yang dapat membantu baik siswa maupun guru untuk berpikir kritis salahsatunya melalui kegiatan diskusi, tanya-jawab dll.

f. Pemanfaatan teknologi pembelajaran

Teknologi pembelajaran sangat menunjang dalam proses pembelajaran. Guru harus mampu memanfaatkan teknologi pembelajaran yang tersedia dalam sekolah. Maka dari itu penting bagi guru untuk selalu meningkatkan kapasitasnya dalam memanfaatkan teknologi pembelajaran.

(50)

35

Evaluasi hasil belajar ini untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman anak terhadap materi yang pernah diajarkan oleh guru. Guru harus melakukan evaluasi pembelajaran untuk bahan refleksi yang nantinya dapat menjadi patokan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran agar lebih optimal.

h. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya

Potensi yang ada pada setiap diri siswa hendaknya harus dieksplor dan terus diasah sesui dengan bakatnya. Guru harus mampu menganalisis potensi yang dimiliki tiap siswa sehingga bisa membimbing dalam meningkatkan kemampuan atau potensi yang dimiliki. Pengasahan potensi siswa ini dapat dilakukan oleh guru dengan berbagai cara, salahsatunya disediakan kegiatan berupa ekskul untuk terus meningkatkan kemampuan siswa.

2. Kompetensi kepribadian

Kompetensi kepribadian menuntut seorang pendidik mempunyai kepribadian yang baik, diantaranya amanah, dapat dipercaya, jujur, dan bertanggungjawab (Daryanto 2013: 19). Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015. Kompetensi kepribadian ini sekurang-kurangnya meliputi:

a. mantab; b. stabil; c. dewasa;

(51)

36

g. menjadi teladhan bagi peserta didik dan masyarakat; h. secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri; dan; i. mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

Guru yang memiliki kompetensi kepribadian yang baik adalah guru yang memenuhi kesembilan kriteria yang disebutkan di atas. Sebagai seorang guru, mereka merupakan sosok panutan dan teladhan baik bagi anak didik maupun masyarakat luar. Kepribadian guru akan terpancar melalui sikap sehari-hari. Kepribadian merupakan suatu sikap yang dimilki setiap orang yang tentunya berbeda setiap individu. Kepribadian inilah yang menjadi cerminan dari sikap diri seseorang. Hal ini selaras dengan pendapat Raka Joni dalam Akhmad Sudrajad (2011:116) yang menyatakan bahwa kompetensi personal yaitu seseorang yang memiliki kepribadian yang mantab dan patut diteladani. Dengan demikian, seorang guru akan mampu menjadi seorang pemimpin yang menjalankan peran: ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.

Banyak sekali faktor yang memengaruhi kepribadian seorang guru salahsatunya faktor lingkungan. Sebagai seorang guru yang digugu dan ditiru untuk anak didik guru harus mampu menjadi model untuk anak didik.

3. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi kompetensi untuk:

a. berkomunikasi lisan, tulisan, dan/atau isyarat;

(52)

37

c. bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/ wali peserta didik;

d. bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

Seorang guru juga harus mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik dan juga mempunyai kemampuan sosial yang bagus baik dalam lingkup sekolahan maupun di luar lingkup sekolah (masyarakat). Kemampuan sosial ini lebih menekankan kepada kemampuan menjalin hubungan dengan baik lingkungan sekolah dan masyarakat. Guru juga harus mampu mengoptimalkan sarana teknologi komunikasi dan informasi seefektif mungkin dalam rangka mengoptimalkan peran untuk menjalin hubungan sosial agar tercipta bentuk komunikasi secara efektif.

4. Kompetensi profesional

Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Penguasaan materi pelajaran merupakan keharusan guru. Walaupun guru bukan merupakan satu-satunya sumber bagi siswa untuk belajar, namun kemampuan guru dalam penguasaan materi secara mendalam berpengaruh terhadap bagaimana guru menyampaikan materi kepada anak didik. Ketika guru tidak dapat menguasai pelajaran yang akan diajarkan maka dapat dipastikan bahwa proses pembelajaran tidak akan berjalan secara efektif, sebaliknya ketika guru mampu menguasai materi secara mendalam maka guru dapat membimbing siswa dalam proses pembelajaran tersebut.

(53)

38

diajarkannya, memilih dan menggunakan berbagai metode mengajar di dalam proses belajar mengajar yang diselenggarakannya. Keefektifan dalam mengajar juga dipengaruhi bagaimana guru mampu memaksimalkan kegiatan pembelajaran melalui metode yang digunakan. Metode yang digunakan guru harus mampu mencover potensi yang ada di diri siswa.

Menurut Suharsimi Arikunto (Isman, 2012) kompetensi profesional artinya guru memiliki pengetahuan yang luas serta mendalam tentang subject matter (mata pelajaran) yang diampu dan akan diajarkan, serta penguasaan metodologis dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoritik, mampu memilih metode yang tepat, serta mampu menggunakannya dalam proses belajar mengajar.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi:

a. konsep, struktur, dan metode keilmuan/ teknologi/ seni yang menaungi/ koheren dengan materi ajar;

b. materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; c. hubungan konsep antar mata pelajaran terkait;

d. penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari;

e. kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.

(54)

39

teknologi yang mempunyai kaitan dengan bahan ajar yang akan diajarkan di SD. Kecakapan dalam mengaitkan setiap unsur pelajaran dengan konsep, struktur, metode/ teknologi adalah dasar guru untuk menciptakan suatu pembelajaran yang akan berjalan lebih variasi.

Konsep pembelajaran yang akan diajarkan oleh siswa sebelumnya sudah dikuasai guru secara mendalam dan guru juga mengetahui serta menguasai hubungan konsep pembelajaran dengan mata pelajaran terkait. Penguasaan konsep ini akan mempermudah guru ketika mengajarkan materi untuk siswa. Guru juga harus mampu untuk menanamkan kosnpe-konsep yang sudah diajarkan ke siswa untuk diimplemetasikan/ diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu dalam pembelajaran yang dilakukan sangat dianjurkan oleh guru untuk mengkonstektualkan pembelajaran dan membuat pembelajaran dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa, agar guru mudah menginternalkan konsep keilmuan ke dalam kehidupan siswa.

Namun dalam membelajarkan siswa, guru harus tetap mempertahankan nilai-nilai dan budaya nasional yang ada. Guru tidak boleh larut untuk membiarkan siswanya menyukai dunia luar sehingga melupakan norma dan nilai yang ada di masyarakat. Maka dari itu ketika dalam proses belajar dan mengajar guru dapat mengaitkan pembelajaran dengan budaya-budaya nasional melalui contoh atau kegiatan pembelajaran yang dirancang dengan mempehatikan nilai nasional.

(55)

40

tugas-tugas keguruan. Tingkat keprofesionalan guru dapat dilihat dari beberapa indikator terkait keprofesionalitasan. Beberapa kemampuan yang berhubungan dengan kompetensi ini di antaranya.

a. Kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan, misalnya paham akan tujuan pendidikan yang harus dicapai baik tujuan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan pembelajaran. Tujuan dari pendidikan merupakan hal yang paling mendasar yang harus diketahui guru, sehingga ketika guru mengajar siswa, guru mempunyai landasan dalam mengajar yang tentunya harus sesuai dengan tujuan pendidikan baik yang bersifat nasional, institusional hingga tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini akan mempermudah guru dalam membuat rancangan pembelajaran.

b. Pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan. Guru diharapkan tahu perkembangan psikologi tiap siswa (tahap perkembangan kognitif siswa) sehingga ketika guru memahami tahapan perkembangan siswa akan mempermudah guru dalam mengaplikasikan metode pembelajaran. Selain tahap perkembangan, guru juga diharapkan tahu mengenai teori belajar, serta kebutuhan tiap siswa. Setiap siswa mempunyai kekhasan sendiri dalam menguasai materi, guru harus mampu mengakomodasi gaya belajar tiap siswa.

(56)

41

yang diajarkannya. Karena keberhasilan suatu pembelajaran sangat ditunjang oleh seberapa besar pengetahuan guru terhadap materi yang diajarkannya disamping metode yang digunakan.

d. Kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi pembelajaran. Guru harus tetap senantiasa melakukan pengkajian dan penelitian untuk mendapatkan metode apa yang paling cocok diterapkan untuk peserta didik. Strategi dan metode pembelajaran yang diterapkan sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran dan juga output pembelajaran. Guru juga harus mampu memberikan variasi terhadap pembelajaran agar anak didik tidak bosan.

e. Kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar. Media merupakan sarana yang sangat menunjang dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan secara maksimal dapat mempermudah anak didik untuk menangkap pembelajaran. Selain itu guru juga harus mampu memanfaat berbagai sumber pembelajaran yang tersedia baik cetak maupun non cetak.

f. Kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran. Evaluasi digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa dalam penguasaan materi. Maka sangat penting bagi guru untuk melakukan evaluasi baik lisan maupun tertulis.

(57)

42

menjadikan pedoman guru dalam menyampaikan materi pembelajaran untuk siswa.

h. Kemampuan dalam melaksanakan unsur-unsur penunjang misalnya paham akan administrasi sekolah, bimbingan, dan penyuluhan.

i. Kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk meningkatkan kinerja. Guru harus selalu mengembangkan ilmu terutama dalam hal kependidikan untuk menunjang keprofesionalannya. Maka dari itu melakukan penelitian seperti PTK dan berpikir secara ilmiah merupakan salahsatu cara untuk selalu mengembangkan ilmu sekaligus menyumbang ilmu di bidang pendidikan.

Hamzah B Uno menyatakan bahwa kompetensi profesional seorang guru adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya hingga berhasil. Kompetensi profesional mengajar menurut Hamzah B Uno (2010:19) meliputi sebagai berikut.

a. Merencanakan sistem pembelajaran 1) merumuskan tujuan;

2) memilih prioritas materi yang akan diajarkan; 3) memilih dan menggunakan metode;

4) memilih dan menggunakan sumber belajar yang ada; 5) memilih dan menggunakan media pembelajaran; b. Melaksanakan sistem pembelajaran

(58)

43 c. Mengevaluasi sistem pembelajaran 1) memilih dan menyusun jenis evaluasi;

2) melaksanakan kegiatan evaluasi sepanjang proses; 3) mengadministrasikan hasil evaluasi;

d. Mengembangkan sistem pembelajaran 1) mengoptimalisasi potensi peserta didik;

2) meningkatkan wawasan kemampuan diri sendiri; 3) mengembangkan program pembelajaran lebih lanjut.

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi profesonal mengajar meliputi merencanakan sistem pembelajaran, melaksanakan sistem pembelajaran, mengevaluasi sistem pembelajaran, dan mengembangkan sistem pembelajaran. Keempat komponen di atas harus dikuasai dan dilaksanakan oleh guru sebelum, ketika, dan selesai kegiatan pembelajaran agar tujuan instruksional dari pembelajaran sendiri dapat tercapai secara optimal.

Menurut Sediarto dalam Hamzah B Uno (2010:64-65) kompetensi guru profesional menuntut dirinya sebagai seorang guru agar mampu menganalisis, mediagnosis, dan memprognosis situasi pendidikan. Guru yang memiliki kompetensi profesional perlu menguasai antara lain:

a. disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan pelajaran; b. bahan ajar yang diajarkan;

c. pengetahuan tentang karakteristik siswa;

d. pengetahuan tentang filsafat dan tujuan pendidikan;

(59)

44

f. penguasaan terhadap prinsip-prinsip teknologi pembelajaran;

g. pengetahuan terhadap penilaian dan mampu merencanakan, memimpin guna kelancaran proses pendidikan.

Mulai dari bahan ajar apa yang harus dipersipakan oleh guru sampai dengan proses pendidikan yaitu mengenai bagaimana guru mampu mengelola kelas sehingga tercipta suatu pembelajaran yang terlaksana dengan baik merupakan hal yang harus guru kuasai sebagai salah satu indikator guru yang menguasai kompetensi profesional. Kompetensi harus dikuasai betul-betul oleh setiap guru dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Tidak hanya sekedar menguasai materi, metode, teknologi pembelajaran, dan melakukan penilaian, guru juga dituntut untuk mengetahui tentang karakteristik siswa dan juga filsafat dan tujuan pendidikan yang juga merupakan hal yang sangat penting yang harus dikuasai oleh guru, karena tentunya dalam melakukan kegiatan pembelajaran salahsatu penunjang keberhasilan dalam kegiatan belajar adalah mengetahui tiap karakteristik siswa. Ketika guru mampu mengetahui dan memahami karakteristik siswa maka guru dapat mengkoordinasi gaya belajar siswa.

Moh. Uzer Usman (2006:18-19) menggolongkan kompetensi profesional menjadi beberapa bagian yang spesifik. Kompetensi profesional ini harus dimiliki guru, yang meliputi:

a. Menguasai landasan kependidikan

(60)

45

3) mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat dimanfaatkan dalam proses belajar-mengajar.

b. Menguasai bahan pengajaran

1) menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dan menengah; 2) menguasai bahan pengayaan.

c. Menyusun program pengajaran 1) menetapkan tujuan pembelajaran;

2) memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran; 3) memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar; 4) memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai; 5) memilih dan memanfaatkan sumber belajar.

d. Melaksanakan program pengajaran

1) menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat; 2) mengatur ruang belajar;

3) mengelola interaksi belajar mengajar;

e. Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan. 1) menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran;

2) menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.

(61)

46

merupakan profesi sehingga dibutuhkan profesionalitas dalam mengajar. Hal ini akan berdampak pada kualitas pendidikan yang telah dilaksanakan. Sehingga penguasaan guru terhadap keempat indikator kompetensi profesional sangat penting untuk dilakukan guru.

Sedangkan menurut Undang-Undang No 16 Tahun 2007 ada lima kompetensi profesional guru yang harus dimiliki oleh guru yang meliputi:

a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Kemampuan menguasai bahan pelajaran sebagai bagian intergral dari proses belajar mengajar, hendaknya tidak dianggap pelengkap profesi guru (Udin Syaefudin Sa’ud 2010:53).

Selain itu guru juga dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam hal kependidikan. Mengetahui setiap konsep mengenai pembelajaran sangat diperlukan guru ketika memberikan materi kepada anak didik.

b. Mengusasi standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu. Penguasaan terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar sangat penting untuk guru karena akan berkaitan dengan materi serta pengelolaan dalam pembelajaran. Guru dapat mengoptimalkan materi yang akan disampaikan dan mendapatkan banyak informasi terkait hal tersebut manakala guru menguasai dan memahami Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang diterapkan.

(62)

47

d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. Tindakan reflektif berupa evaluasi terhadap diri sendiri terkait bagaimana guru mengelola pembelajaran sangat perlu utuk dilakukan oleh seorang guru untuk lebih meningkatkan kapasitasnya dalam mendidik dan juga sebagai perbaikan guru dalam mengajar.

e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hamzah B. Uno (2010:28) bahwa guru harus terampil dalam melakukan interaksi dengan para peserta didik, dengan mempertimbangkan tujuan dan materi pembelajaran, kondisi peserta didik, suasana belajar, jumlah peserta didik, waktu yang tersedia dan faktor yang menyangkut guru tersebut. Tentunya dalam berkomunikasi ini tidak hanya meliputi lingkup sekolah namun lebih luas dari itu yaitu lingkup masyarakat.

Menurut Cooper dalam Isman (2012) terdapat 4 komponen kompetensi profesional guru, yaitu.

1. Memiiki pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia. Ciri guru yang mempunyai kompetensi profesional yang memadai adalah tahu dan menguasai mengenai teori tentang belajar untuk anak didik serta tingkah laku manusia yaitu anak didik itu sendiri. Pengetahuan guru terkait penguasaan terhadap sifat dan teori belajar akan berpengaruh terhadap cara guru mengajar dan memfasilitasi anak didik dalam belajar di kelas maupun di luar kelas. 2. Memiliki pengetahuan dan menguasai bidang studi yang diampu. Penguasaan

Gambar

Gambar 1: Model Struktur Perangkat Komponen Suatu Unsur Kompetensi
Gambar 2: Kerangka Pikir Kompetensi Guru
Gambar 3: Komponen Analisis Data 1 ( Miles dan Huberman, 1992)
Gambar 4: Triangulasi Teknik Pengumpulan Data (Sugiyono,
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penclitian ini bertujuan untuk melihat: ( I) sejauh mana penguasaan kompetensi pedagogik gwu SO Bharlind School Malan, dan (2) sejauh mana penguasaan

Musriadi (2016: 15-16) menjelaskan secara rinci elemen kompetensi pedagogik meliputi memahami peserta didik, merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan

(Plato).. KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PROFESIONAL DI SEKOLAH DASAR GUGUS YUDHISTIRA KECAMATAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI. Sekolah Pascasarjana Universitas

Oleh karena itu, pemerintah telah mengatur dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen 29 , bahwa yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan

Dalam peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan pasal 28 ayat 2 menyebutkan bahwa kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal

Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Profesional, dan Kompetensi Sosial terhadap Kinerja Guru SMAN 1 Muntok4. SMAN 1 Muntok adalah sekolah yang

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh (Purnamawati & Kustiawan, 2018) yang menyebutkan bahwa dalam mengimplementasikan kompetensi pedagogik guru dalam

Sedangkan dalam penjelasan Pasal 28 atas PP RI No.19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan, bahwa yang dimaksud kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola