• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas

Koesoema (2018a: 9) mengatakan pendidikan karakter berbasis kelas adalah locus education utama di mana proses pembentukan karakter terjadi di dalam lingkungan pendidikan. Seluruh reformasi dalam bidang pendidikan, secanggih apapun programnya, tidak akan efektif bila tidak menyentuh pokok persolan pendidikan itu sendiri, yaitu keseluruhan proses pengajaran yang terjadi di dalam kelas. Pengajaran di kelas yang efektif membawa pengaruh besar dalam diri peserta didik.

Koesoema (2018a: 9) mengatakan fokus pendidikan karakter berbasis kelas adalah interaksi dalam proses pembelajaran.

Dalam pembelajaran di kelas terdapat keseluruhan interaksi antara guru dan peserta didik dan antar peserta didik, dinamika pembelajaran, pendalaman isi materi pembelajaran, pilihan metode pengajaran, cara-cara evaluasi, dan penilaian yang terjadi selama proses pembelajaran.

Pendidikan karakter berbasis kelas merupakan proses pembentukan karakter di dalam lingkungan kelas. Pembentukan karakter di dalam lingkungan kelas dapat dilakukan dengan mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK ke dalam proses pembelajaran dalam setiap mata pelajaran (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 27). Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas dilaksanakan melalui kegiatan pengintegrasian nilai-nilai utama karakter dalam kurikulum, pembiasaan di kelas, manajemen kelas, metode pembelajaran, dan layanan bimbingan konseling.

Pengintegrasian PPK dalam kurikulum mengandung arti bahwa pendidik mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK ke dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang mengintegrasikan nilai-nilai utama karakter dimaksudkan untuk menumbuhkan dan menguatkan pengetahuan, menanamkan kesadaran, dan mempraktikkan nilai-nilai utama PPK. Dalam Permendikbud No. 17 Tahun 2017, kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pendidik

dapat memanfaatkan secara optimal materi yang sudah tersedia di dalam kurikulum secara kontekstual dengan penguatan nilai-nilai utama PPK.

Pengintegrasian nilai-nilai utama PPK dalam basis kelas juga dapat dilakukan melalui pembiasaan di kelas. Pembiasaan kelas adalah proses membiasakan peserta didik untuk melakukan hal-hal tertentu sehingga menjadi kebiasaan yang mendarah daging ketika berada di kelas yang untuk melakukannya tidak perlu pengarahan lagi (Bambang, 2018: 55). Pembiasaan di kelas merupakan hal yang penting ketika seorang guru mengajarkan tentang karakter kepada peserta didik. Pembiasaan di kelas dapat dilakukan ketika proses pembelajaran, peserta didik diminta untuk tidak berbicara sendiri dan mendengarkan guru yang sedang menjelaskan materi. Dari kegiatan ini ada penguatan karakter menghargai orang lain baik guru, orang tua, dan teman.

Pengintegrasian nilai-nilai utama PPK dalam basis kelas juga dapat dilakukan melalui manajemen kelas. Manajemen kelas adalah proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan kegiatan pembelajaran guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien (Gunawan, 2018: 7). Manajemen kelas dapat dilakukan untuk mengimplementasikan nilai-nilai utama PPK misalnya mengatur tempat duduk, adanya peraturan kelas, jadwal piket kelas, dll.

Pengintegrasian nilai-nilai utama PPK dalam basis kelas juga dapat dilakukan melalui model pembelajaran yang tepat. Guru harus pandai memilih agar model/metode pembelajaran yang digunakan secara tidak langsung menanamkan pembentukan karakter peserta didik. Model/metode pembelajaran yang dipilih harus dapat membantu guru dalam memberikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan peserta didik (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 29). Model/metode pembelajaran yang dipakai misalnya model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Model/metode pembelajaran tersebut dipakai guru untuk menanamkan nilai karakter kemandirian dalam menyelesaikan permasalahan, serta kerjasama dengan teman sekelompok untuk mendiskusikan permasalahan yang dihadapi.

Pengintegrasian nilai-nilai utama PPK dalam basis kelas juga dapat dilakukan melalui layanan bimbingan konseling. Layanan bimbingan dan konseling merupakan layanan yang diperuntukan untuk semua individu (baik yang mempunyai masalah maupun tidak) dengan tujuan untuk memahami dirinya serta mengembangkan potensi yang ada dan pada akhirnya dapat mengaktualisasikan dirinya secara utuh (Maliki, 2016: 87). Berdasarkan pengertian tersebut terlihat bahwa bimbingan konseling memiliki tujuan yang tidak hanya sebatas membantu peserta didik yang bermasalah melainkan membantu peserta didik dalam pengembangan ragam potensi. Penguatan Pendidikan

Karakter layanan bimbingan dan konseling dapat diselenggarakan melalui layanan-layanan yaitu layanan dasar, layanan responsif, layanan perencanaan individual dan peminatan, dan dukungan sistem.

Pengintegrasian melalui layanan bimbingan konseling juga dapat dilakukan melalui mata pelajaran khusus. Sekolah dapat mengajarkan nilai-nilai PPK dalam mata pelajaran yang sudah ada (terintegrasi dalam kurikulum). Namun, sekolah juga dapat mengajarkan nilai-nilai PPK melalui mata pelajaran khusus yang berfokus pada tema nilai-nilai tertentu. Tema-tema yang diambil disesuaikan dengan visi dan misi sekolah (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 32).

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter berbasis kelas merupakan sebuah proses pembentukan atau penguatan nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran yang terjadi di lingkungan sekolah. Salah satu contoh penerapan nilai-nilai PPK basis kelas yaitu pengelolaan kelas atau manajemen kelas yang meliputi pengaturan fisik berupa sarana dan prasarana di dalam kelas. Pengaturan lingkungan fisik berupa sarana prasarana yang dimiliki kelas yaitu pengaturan penggunaan bahan maupun alat yang digunakan saat pembelajaran, adanya kesepakatan kelas seperti halnya mengatur posisi tempat duduk saat pembelajaran berlangsung. Cara pengelolaan tersebut akan membuat kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan baik,

suasana yang kondusif yang mempengaruhi proses pembelajaran. Seperti contoh gambar 2.1 di bawah ini yang menggambarkan pengimplementasian program PPK berbasis kelas.

Gambar 2.1 Manajemen Kelas

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 2.1 di atas merupakan salah satu contoh pengelolaan kelas yang baik dimana suasana kelasnya kondusif, rapi, penataan hasil karya yang teratur, terdapat kata-kata motivasi untuk rajin belajar, dan posisi tempat duduk yang dibuat berkelompok untuk memudahkan dalam kegiatan kerjasama tetapi kursi tetap diarahkan menghadap papan tulis.

Dokumen terkait