• Tidak ada hasil yang ditemukan

Survei implementasi program penguatan pendidikan karakter se-Kecamatan Mantrijeron Kota Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Survei implementasi program penguatan pendidikan karakter se-Kecamatan Mantrijeron Kota Yogyakarta"

Copied!
236
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN MANTRIJERON KOTA YOGYAKARTA. SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Natalia Fanny Destwina Astuti NIM 161134112. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN MANTRIJERON KOTA YOGYAKARTA. SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Natalia Fanny Destwina Astuti NIM 161134112. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN Dengan mengucap syukur, Peneliti persembahkan karya tulis ini kepada: 1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria atas berkatnya melalui curahan Roh Kudus dan rahmat ketekunan yang selalu Engkau berikan. 2. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Aloysisus Gonzaga Surono dan Ibu Helena Supadmi yang selalu mendoakan, memberikan kasih dan dukungan dalam segala hal. 3. Kakak ku tercinta Ignatius Romy Zelpa Anggoro dan saudara kembarku Natalia Renny Destwina Setyawati yang selalu memberikan dukungan disegala kondisi. 4. Dosen pembimbingku Ibu Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. dan Drs. Paulus Wahana, M. Hum. yang selalu membimbingku. 5. Sahabat teman seperjuanganku Tia, Warih, dan Andre yang selalu memberikan semangat, motivasi, dan bantuan. 6. Teman-teman PGSD C angkatan 16 yang selalu mendukung dan memberi hiburan ketika jenuh mengerjakan skripsi.. iv.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO “Yakin dan percaya kepada diri sendiri, jangan pernah putus asa, dan lakukan yang terbaik”. (Natalia Fanny D.A) “Jagat ora mung sagodhong kelor, kareben nggremet waton slamet”. (Falsafah Jawa) “Kegagalan hanya terjadi apabila kita menyerah”. (Lessing) “Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari suatu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat”. (Winston Chuchill) “Sebelum menulis, belajarlah berpikir dahulu”. (Boileau). v.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 20 April 2020 Peneliti. (Natalia Fanny D.A). vi.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama. : Natalia Fanny Destwina Astuti. Nomor Mahasiswa. : 161134112. Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN MANTRIJERON KOTA YOGYAKARTA beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 20 April 2020 Yang menyatakan. Natalia Fanny D.A. vii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN MANTRIJERON KOTA YOGYAKARTA Natalia Fanny Destwina Astuti Universitas Sanata Dharma 2020 Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebijakan pemerintah dengan dicanangkannya program Penguatan Pendidikan Karakter. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana dan bagaimana upaya implementasi Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat di sekolah dasar se-Kecamatan Mantrijeron Kota Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode survei. Populasi dalam penelitian ini yaitu sebanyak 71 guru. Perhitungan sampel mengacu pada tabel penentuan sampel minimal menurut Krejcie and Morgan dengan taraf kepercayaan 95% dan kesalahan 5%. Sampel diambil dengan menggunakan cara simple random sampling dan diperoleh data sampel sebanyak 59 guru. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner pertanyaan tertutup dan wawancara terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden di sekolah dasar seKecamatan Mantrijeron sudah mengimplementasikan program PPK dengan memperhatikan 4 aspek utama. Pertama, 82% responden sudah mengimplementasikan sosialisasi PPK. Upaya yang dilakukan melalui sosialisasi kepala sekolah dan KKG. Kedua, 88% responden sudah mengimplementasikan PPK berbasis kelas. Upaya yang dilakukan melalui literasi, menyanyikan lagu nasional, model pembelajaran, layanan BK. Ketiga, sebanyak 93% responden sudah mengimplementasikan PPK berbasis budaya sekolah. Upaya yang dilakukan melalui tradisi, branding, program literasi, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Keempat, 93% responden sudah mengimplementasikan PPK berbasis masyarakat. Upaya yang dilakukan melalui kerjasama dengan orangtua, lembaga kesenian dan budaya, kerjasama dengan lembaga penyedia sumbersumber belajar, masyarakat pegiat pendidikan, komunitas keagamaan, komunitas seniman dan budayawan lokal, lembaga bisnis dan perusahaan, lembaga penyiaran media, dan perguruan tinggi.. Kata kunci: Implementasi, Penguatan Pendidikan Karakter. viii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT A CHARACTER EDUCATION PROGRAM IMPLEMENTATION SURVEY IN ELEMENTARY SCHOOLS IN MANTRIJERON SUBDISTRICT YOGYAKARTA Natalia Fanny Destwina Astuti Sanata Dharma University 2020 The background of the research is the government policy about Character Education program. The aim of the research is to find out how and how far Character Education program of class, culture, school, and society in the elementary schools in Matrijeron Subdistrict, Yogyakarta is implemented. This research is a descriptive – quantitative with survey method. The population of the research was 71 teachers. The sample calculation is based on the stipulation of minimal sample table by Krejcie and Morgan with 95% credibility and 5% errors. The sample was determined by using simple random sampling technique. From the sampling technique, there were 59 teachers got as the sample. The data gathering techniques used were closed-ended questions and structured interview. The result of this study indicate that the respondents on public elementary schools in Mantrijeron district that have been implemented the PPK by paying attention to 4 main aspect. First, 82% of the respondents have implemented PPK or Character Education Program through KKG and headmasters. Second, 88% of the respondents have implemented class-based PPK through literacy, singing national anthem, learning models, and guidance and counselling service. Third, 93% of the respondents have implemented school culture-based PPK through tradition, branding, literacy program, cocurricular, and extracurricular. Fourth, 93% of the respondents have implemented society-based PPK through cooperation with parents, art and culture foundations, cooperation with learning sources providers, education enthusiasts, religious communities, artists and local cultural practitioners, businesses and companies, broadcast media institutions, and universities. Keywords: Implementation, Character Building. ix.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti haturkan dan panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya yang tak terhingga sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar. Skripsi ini ditulis guna memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S.Pd.) di Universitas Sanata Dharma. Peneliti menyadari bahwa tanpa ada bantuan, bimbingan, arahan, dan dukungan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat disusun, maka dari itu dalam kesempatan kali ini peneliti menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan izin penelitian. 2. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma. 3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma. 4. Bapak dan Ibu validator instrumen penelitian di Sekolah Dasar Swasta seKota Yogyakarta. 5. Kepala Sekolah dan guru SD Negeri kelas I sampai dengan VI seKecamatan Mantrijeron, yang telah memberikan izin dan berpartisipasi dalam penelitian ini. 6. Odo Hadinata, selaku tim pengembang program PPK kemendikbud yang sudah membantu dan memberi masukan pada instrumen penelitian ini.. x.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7. Kedua orangtua saya Bapak Aloysius Gonzaga Surono dan Ibu Helena Supadmi serta saudara trah Hirjo Wiyono yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan banyak dukungan baik materi maupun doa, kasih sayang, semangat, perhatian, dan dorongan dalam penelitian ini. 8. Brigitta Erlita Tri Anggadewi, S.Psi., M.Psi. selaku Dosen Pembimbing Akademik (DPA) dan dosen-dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) yang telah membimbing dan mengajarkan banyak matakuliah yang sangat membantu dalam menyusun skripsi ini. 9. Rekan-rekan satu bimbingan skripsi yang menjadi teman diskusi dan berbagai informasi dalam menyelesaikan penelitian ini. 10. Teman-teman terbaikku Desy, Ria, Putri, Evi, Maria, Reta, Echa yang selalu mendukung dengan kritik dan saran, memberikan perhatian dan doa dalam penyusunan skripsi ini. 11. Teman-teman satu angkatan Prodi PGSD angkatan 2016 yang telah memberikan pengalaman di masa perkuliahan. 12. Seluruh teman-teman Mitra Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang selalu berbagi informasi dan pengalamannya dalam menyusun skripsi. 13. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Yogyakarta, 20 April 2020 Peneliti. Natalia Fanny D.A. xi.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................... i. HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii. HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv. HALAMAN MOTTO ................................................................................. v. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... vi. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................. vii. ABSTRAK ................................................................................................... viii. ABSTRACT .................................................................................................. ix. KATA PENGANTAR ................................................................................ x. DAFTAR ISI ............................................................................................... xii. DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv. DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvii. DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xix. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1. B. Rumusan Masalah .................................................................................. 7. C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 8. D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 8. E. Definisi Operasional .............................................................................. 9. BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... A. Kajian Pustaka ....................................................................................... 12. 1. Pengertian Karakter ........................................................................... 12. 2. Pengertian Pendidikan Karakter ........................................................ 15. 3. Program Penguatan Pendidikan Karakter .......................................... 16. a. Latar Belakang Program Penguatan Pendidikan Karakter ............ 17. b. Pengertian Program Penguatan Pendidikan Karakter ................... 18. c. Tujuan Penguatan Pendidikan Karakter ........................................ 19. xii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. d. Nilai-nilai Utama Penguatan Pendidikan Karakter ....................... 20. e. Prinsip-prinsip Pengembangan dan Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter .................................................................... 22. f. Basis Penguatan Pendidikan Karakter ........................................... 25. 1. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas .................... 25. 2. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah ... 30. 3. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat .......... 35. B. Penelitian yang Relevan ...................................................................... 40. C. Kerangka Berpikir ............................................................................... 47. D. Hipotesis Penelitian ............................................................................ 48. BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ A. Jenis Penelitian .................................................................................... 49. B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................. 50. C. Populasi dan Sampel ........................................................................... 52. 1. Populasi ........................................................................................... 52. 2. Sampel ............................................................................................. 53. D. Variabel Penelitian .............................................................................. 56. 1. Variabel Bebas ................................................................................ 57. 2. Variabel Terikat .............................................................................. 57. E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 57. 1. Kuesioner ........................................................................................ 57. 2. Wawancara ...................................................................................... 58. 3. Studi Dokumenter ........................................................................... 58. F. Instrumen Penelitian ............................................................................ 60. 1. Kuesioner Pertanyaan Tertutup ....................................................... 60. 2. Wawancara ...................................................................................... 62. G. Teknik Pengujian Instrumen ............................................................... 64. 1. Validitas Isi ..................................................................................... 64. 2. Validitas Muka ................................................................................ 68. H. Teknik Analisis Data ........................................................................... 71. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... A. Hasil Penelitian .................................................................................. xiii. 74.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian .................................................... 74. 2. Deskripsi Responden Penelitian ...................................................... 76. 3. Deskripsi Data Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas, Budaya Sekolah, dan Masyarakat di Sekolah Dasar se-Kecamatan Mantrijeron Kota Yogyakarta ...................... 76 a. Sosialisasi .................................................................................. 79. b. Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas. 81. c. Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis. 96. Budaya Sekolah ........................................................................ d. Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis. 112. Masyarakat ................................................................................ B. Pembahasan ......................................................................................... 122. BAB V PENUTUP ..................................................................................... A. Kesimpulan ......................................................................................... 138. B. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 140. C. Saran .................................................................................................... 140. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 142. LAMPIRAN ................................................................................................ 145. DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... 217. xiv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1. Daftar Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Mantrijeron Kota Yogyakarta ...................................................................... 51. Tabel 3.2. Populasi Penelitian ................................................................... 52. Tabel 3.3. Penentuan Sampel Minimal Menurut Krejcie dan Morgan...... 53. Tabel 3.4. Sampel Penelitian dan Populasi Tiap Sekolah ......................... 55. Tabel 3.5. Kisi-kisi Pertanyaan Tertutup Instrumen Penelitian ................ 61. Tabel 3.6. Tabel Skor Pertanyaan Instrumen Penelitian ........................... 62. Tabel 3.7. Pedoman Wawancara ............................................................... 63. Tabel 3.8. Konversi Nilai Skala Lima ....................................................... 65. Tabel 3.9. Konversi Nilai Skala Lima ....................................................... 67. Tabel 3.10 Rekapitulasi Validitas Instrumen ............................................. 67. Tabel 3.11 Hasil Validitas Muka ............................................................... 68. Tabel 4.1. Daftar SD yang Diteliti ............................................................ 74. Tabel 4.2. Kuesioner Pertanyaan Tertutup ................................................ 77. Tabel 4.3. Rekap Data Persentase Sosialisasi Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar se-Kecamatan Mantrijeron Kota Yogyakarta ............................................................................... Tabel 4.4. 79. Rekap data Persentase Penguatan Pendidikan Karakter Basis Kelas di Sekolah Dasar se-Kecamatan Mantrijeron Kota Yogyakarta................................................................................ 82. Tabel 4.5. Rekap Butir Soal Pada Aspek Kurikulum ............................... 84. Tabel 4.6. Rekap Butir Soal Pada Aspek Pembiasaan di Kelas ................ 86. Tabel 4.7. Rekap Data Butir Soal Pada Aspek Manajemen Kelas ........... 89. Tabel 4.8. Rekap Data Butir Soal Pada Aspek Model/metode Pembelajaran ............................................................................ Tabel 4.9. 91. Rekap Data Butir Soal Pada Aspek Layanan Bimbingan Konseling ................................................................................. 94. Tabel 4.10 Rekap Data Persentase Penguatan Pendidikan Karakter Basis Budaya. Sekolah. di. Sekolah. Dasar. se-Kecamatan. Mantrijeron Kota Yogyakarta ................................................. xv. 96.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 4.11 Rekap Data Butir Soal Pada Aspek Branding Sekolah ........... 98. Tabel 4.12 Rekap Data Butir Soal Pada Aspek Pembiasaan di Sekolah ... 101. Tabel 4.13 Rekap Data Butir Soal Pada Aspek Peraturan Sekolah ........... 106. Tabel 4.14 Rekap Data Butir Soal Pada Aspek Kegiatan Kokurikuler ..... 109. Tabel 4.15 Rekap Data Butir Soal Pada Aspek Kegiatan Ekstrakurikuler. 111. Tabel 4.16 Rekap Data Persentase Penguatan Pendidikan Karakter Basis Masyarakat di Sekolah Dasar se-Kecamatan Mantrijeron Kota Yogyakarta ...................................................................... 113. Tabel 4.17 Rekapitulasi Rata-rata Basis Penguatan Pendidikan Karakter. 121. Tabel 4.18 Perolehan Persentase Basis Penguatan Pendidikan Karakter .. 123. xvi.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR. Halaman Gambar 2.1. Manajemen Kelas .................................................................. 30. Gambar 2.2. Budaya Sekolah Melalui Kegiatan Membatik ....................... 34. Gambar 2.3. Kegiatan Kunjungan ke Candi Borobudur ............................ 39. Gambar 2.4. Bagan Literature Map Penelitian yang Relevan ................... 45. Gambar 4.1. Persentase. Rata-rata. Sosialisasi. Program. Penguatan. Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar se-Kecamatan Mantrijeron Kota Yogyakarta ............................................... Gambar 4.2. Grafik Persentase Rata-rata Butir Soal Pada Aspek Kurikulum .............................................................................. Gambar 4.3. 100. Persentase Rata-rata Butir Soal Pada Aspek Pembiasaan di Sekolah .................................................................................. Gambar 4.9. 95. Persentase Rata-rata Butir Soal Pada Aspek Branding Sekolah .................................................................................. Gambar 4.8. 93. Persentase Rata-rata Butir Soal Pada Aspek Layanan Bimbingan Konseling ............................................................ Gambar 4.7. 90. Persentase Rata-rata Butir Soal Pada Aspek Metode Pembelajaran ......................................................................... Gambar 4.6. 88. Persentase Rata-rata Butir Soal Pada Aspek Manajemen Kelas ...................................................................................... Gambar 4.5. 85. Persentase Rata-rata Butir Soal Pada Aspek Pembiasaan di Kelas ...................................................................................... Gambar 4.4. 81. 105. Persentase Rata-rata Butir Soal Pada Aspek Peraturan Sekolah .................................................................................. 108. Gambar 4.10. Persentase Butir Soal Pada Aspek Kegiatan Kokurikuler ..... 110. Gambar 4.11. Persentase Butir Soal Pada Aspek Kegiatan Ekstrakurikuler. 112. Gambar 4.12. Persentase Rata-rata Butir Soal Pada Aspek Kerjasama Satuan Pendidikan dengan Berbagai Pihak ........................... Gambar 4.13. 120. Persentase Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas ....................................................... xvii. 125.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Gambar 4.14. Persentase Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah ....................................... Gambar 4.15. 128. Persentase Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat ............................................... xviii. 137.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1.1. Surat Izin Melaksanakan Penelitian dari Keguruan. Ilmu. Fakultas. Pendidikan Universitas Sanata. Dharma......................................................................... Lampiran 1.2. Surat Rekomendasi Penelitian dari Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta .......................................................... Lampiran 1.3. 149. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Selatan .................. Lampiran 1.5. 148. Surat Penelitian dari Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Selatan........................................................................... Lampiran 1.4. 147. 150. Surat Permohonan Melakukan Validasi Instrumen Penelitian ...................................................................... 151. Lampiran 2.1. Identitas Biodata Responden ........................................ 153. Lampiran 2.2. Instrumen Penelitian .................................................... 154. Lampiran 3.1. Daftar SD Negeri di Kecamatan Mantrijeron .............. 161. Lampiran 3.2. Koding Data Sekolah ................................................... 162. Lampiran 3.3. Rekap Data Instrumen Pertanyaan Tertutup ................ 164. Lampiran 3.4. Rekap Data Hasil Wawancara ...................................... 171. Lampiran 4.1. Hasil Validasi SD Budya Wacana ............................... 179. Lampiran 4.2. Hasil Validasi SD Bhineka Tunggal Ika ...................... 182. Lampiran 4.3. Hasil Validasi SD Pangudi Luhur ................................ 185. Lampiran 4.4. Hasil Validasi SD Kalam Kudus .................................. 188. Lampiran 4.5. Hasil Validasi SD Bopkri Gondolayu .......................... 191. Lampiran 4.6. Hasil Validasi SD Kanisius Kintelan ........................... 194. Lampiran 4.7. Hasil Validasi SD Kanisius Notoyudan ....................... 197. Lampiran 4.8. Hasil Validasi SD Kanisius Wirobrajan ....................... 200. Lampiran 4.9. Hasil Validasi SD Muhammadiyah Kleco I ................ 203. Lampiran 4.10. Hasil Validasi SD Muhammadiyah Kleco II ............... 206. Lampiran 4.11. Hasil Validasi SD Muhammadiyah Kleco III .............. 209. Lampiran 4.12. Hasil Validasi SD Piri Nitikan ..................................... 212. Lampiran 4.13. Hasil Validasi SD Johanes Bosco Baciro .................... 215. xix.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN Bab I memberikan gambaran kepada pembaca mengenai landasan penelitian ini. Pada bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa erat sekali dipengaruhi oleh kualitas pendidikan yang ada di negara tersebut. UNESCO (dalam Ahmadi, 2014:48) menegaskan bahwa pendidikan menjadi agen utama transformasi ke arah pembangunan yang berkelanjutan. Pada hakikatnya, pendidikan adalah kegiatan mendidik manusia menjadi insan yang berkembang secara utuh meliputi olah pikir, olah rasa, olah jiwa, dan olah raga melalui proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan dilaksanakan dalam suasana keterbukaan, kebebasan dan menyenangkan. Pengembangan pendidikan tidak hanya mengembangkan pengetahuan keterampilan saja yang dibutuhkan di dunia kerja, tetapi juga memfasilitasi peserta didik untuk semakin memahami dirinya sebagai manusia sosial, memiliki akal budi, kehendak bebas, dan hati nurani (Samho, 2013: 14), sehingga pendidikan menjadi wadah yang bisa mencerdaskan kehidupan bangsa. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini masih tergolong rendah. Rendahnya mutu pendidikan di tanah air saat ini cenderung kurang didalami faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Masalah pendidikan tersebut hanya. 1.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. diangkat ke permukaan tetapi tidak diidentifikasi secara mendalam sehingga mutu pendidikan akan terus mengalami penurunan. Pendidikan saat ini hanya menekankan pada pengetahuan dan masih kurang dalam memperhatikan aspek pembentukan karakter pribadi, pendidikan nilai, dan kepekaan serta tanggung jawab sosial. Akibat dari hal tersebut menjadikan banyak orang yang berpengetahuan tetapi tidak kaya karakter, buta nurani, tidak peduli terhadap lingkungan sekitar (Prayitno, 2009: 1). Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia dalam pembentukkan karakter terbukti melalui beberapa kasus yang termuat dalam berita. Kasus perundungan yang termuat dalam detik.com Detik News pada hari Jumat, 21 Februari 2020. Seorang siswa kelas 1 SD menjadi korban perundungan oleh kakak kelasnya yang sudah kelas 6. Akibat perbuatan itu, korban harus dirawat ke rumah sakit karena ada luka berat di tubuh korban akibat dipukuli kakak kelasnya sendiri. Selain itu juga ada berita peundungan yang termuat dalam suara.com pada Kamis, 12 Maret 2020. Diduga korban yang sedang mengenyam pendidikan SD kelas 6 menjadi korban perundungan dan kekerasan dari 6 teman sekelasnya dikarenakan tidak mau memberikan contekan. Hal tersebut membuat korban menjadi depresi dan harus dibawa ke rumah sakit. Pendidikan karakter merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengajarkan kepada peserta didik tentang nilai-nilai dasar kemanusiaan, yang antara lain meliputi kejujuran, kebaikan, kemurahan hati, keberanian, kebebasan, kesetaraan, dan penghargaan kepada orang lain. Tujuan dari pendidikan karakter sendiri adalah mengajarkan kepada anak-anak untuk.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. menjadi pribadi yang bertanggung jawab secara moral. Pendidikan karakter dalam dunia pendidikan bukan termasuk suatu hal yang baru. Sejak zaman dahulu Indonesia sebenarnya sudah menerapkan pendidikan karakter tetapi belum terlaksana secara optimal, seperti melalui pembiasaan-pembiasaan berperilaku sopan santun baik di sekolah maupun di rumah, pembiasaan menaati segala peraturan yang berlaku di sekolah atau di rumah, serta usaha menanamkan pembiasaan-pembiasaan lain yang ditanamkan oleh pihak sekolah guna membentuk suatu perilaku yang baik. Namun kondisi seperti itu masih sangat jauh dari harapan pemerintah. Hal tersebut membuat pemerintah terdorong. untuk. lebih. memusatkan. pendidikan. karakter. dalam. penyelenggaraan pendidikan nasional Indonesia. Demi kepentingan masa depan bangsa Indonesia, perlu dilakukan pemusatan pendidikan karakter dalam penyelenggaraan pendidikan nasional Indonesia. Kesadaran sekaligus usaha pemusatan pendidikan karakter di jantung pendidikan nasional semakin kuat ketika pada tahun 2010. Pemerintah melaksanakan kebijakan Gerakan Nasional Pendidikan Karakter berlandaskan Rencana Aksi Nasional (RAN) yang termuat dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 87 Tahun 2017 pasal 2 huruf a membangun dan membekali peserta didik sebagai generasi emas Indonesia tahun 2045 dengan berlandaskan Pancasila serta pendidikan karakter yang baik untuk menghadapi dinamika masa depan. Kebijakan tersebut menghasilkan adanya Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Gerakan PPK dapat diartikan sebagai gerakan Revolusi Mental sekaligus bagian integral dari Nawacita. Nawacita merupakan sembilan program prioritas Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Kalla yang disampaikan pada saat pemilihan presiden pada tahun 2014. Di salah satu butirnya menyebutkan bahwa Presiden Jokowi akan melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional (Soleman dan Noer, 2017: 1964). Hal tersebut membuktikan bahwa Presiden Joko Widodo menyadari akan pentingnya dari Pendidikan Karakter di Indonesia. Pendidikan karakter merupakan salah satu bentuk dari pendidikan yang membantu peserta didik untuk mengetahui hakekat karakter dan cara membentuk karakter sehingga memiliki kepribadian yang baik (Mangunhardjana, 2016: 22). Penataan kembali atau transformasi pendidikan nasional tersebut dapat dimulai dengan menempatkan kembali karakter sebagai ruh atau dimensi terdalam pendidikan nasional berdampingan dengan intelektualitas yang tercermin dalam kompetensi, maka dibentuklah Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) pada tahun 2010 dengan tiga pendekatan utama yaitu berbasis kelas, berbasis budaya sekolah dan berbasis masyarakat (Hendarman, dkk, 2017: 4). Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa pendidikan karakter menjadi sebuah pembelajaran yang wajib diinternalisasikan sejak dini di semua jenjang pendidikan termasuk dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Pembentukan pendidikan karakter selain dibebankan pada sekolah atau perguruan tinggi, keluarga dan masyarakat seharusnya juga punya tugas dan tanggung jawab yang sama dalam penguatan pendidikan karakter (Kurniawan, 2013: 12). Permendikbud Nomor 20 pasal 1 tahun 2018 tentang penguatan pendidikan karakter pada satuan pendidikan formal menyebutkan bahwa Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah gerakan pendidikan di bawah.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerjasama antar satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Dalam Permendikbud Nomor 20 pasal 2 tahun 2018, pendidikan formal yang diselenggarakan perlu mengoptimalkan fungsi kemitraan Tri Pusat Pendidikan yang meliputi sekolah, keluarga, dan masyarakat. Maka dari itu, pendidikan karakter harus terarah dan terencana, baik di lingkungan keluarga, sekolah, dan di lingkungan masyarakat (Kurniawan, 2013:13). Struktur kegiatan PPK merupakan pilihan berbagai macam kegiatan bagi pembentuk karakter peserta didik yang menyeimbangkan keempat dimensi pengolahan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara yaitu dimensi jasmani, dimensi akal, dimensi rohani, dan dimensi sosial. Perpres No. 87 Tahun 2017 mengatur tentang adanya penguatan pendidikan karakter. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di Satuan Pendidikan mencakup tiga basis yaitu berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat. PPK berbasis kelas merupakan sebuah proses program yang menyisipkan muatan karakter pada setiap pembelajaran di kelas misalnya melalui integrasi pada kurikulum, manajemen kelas, metode pembelajaran, dan sebagainya. PPK berbasis budaya sekolah merupakan kegiatan untuk pembiasaan dan pembentukan budaya yang mempresentasikan nilai-nilai utama pendidikan karakter yang menjadi prioritas satuan pendidikan. Pembiasaan ini diintegrasikan dalam keseluruhan kegiatan di sekolah yang tercermin dari suasana dan lingkungan sekolah yang kondusif (Kurniawan, 2013: 103-104). PPK berbasis masyarakat merupakan sebuah.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. kegiatan yang mengajak dan melibatkan masyarakat sekitar untuk ikut megembangkan serta berkolaborasi dalam pendidikan (Hendarman, dkk, 2017: 27-35). PPK berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat akan menjadi fokus dalam penelitian ini. Satuan pendidikan diharapkan merancang dan mengimplementasikan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat untuk mencapai tujuan dari program PPK. Kebijakan pemerintah terkait program PPK tentu saja perlu disosialisasikan dan diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan formal. Kekuatan karakter yang dibentuk dalam lingkungan kelas, sekolah dan masyarakat akan semakin baik jika saling berkolaborasi untuk mencapai 5 kristalisasi nilai karakter yang diatur dalam Permendikbud No 20 Tahun 2018 yaitu religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas. Program PPK sangat penting untuk peserta didik dikarenakan dengan adanya program PPK, peserta didik mampu beradaptasi dengan baik di lingkungan sekolah dan di lingkungan masyarakat, menghargai perbedaan antara sesama teman di sekolah, mencintai kejujuran dan percaya diri saat adanya tes evaluasi, dan melatih peserta didik memiliki daya juang, kreativitas, keberanian serta menjadi pembelajar sepanjang hayat. Pendidikan karakter harus melibatkan berbagai pihak, baik di dalam kelas, lingkungan sekolah, dan masyarakat. Hal ini merupakan langkah utama yang harus dilakukan ialah menyambung kembali hubungan dan jaringan pendidikan yang nyaris putus diantara ketiga lingkungan pendidikan tersebut. Pembentukan sifat dan karakter tidak akan pernah berhasil selama diantara ketiga lingkungan.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. pendidikan tidak ada keharmonisan dan kesinambungan. Melihat kenyataan ini, membentuk karakter siswa yang berkualitas diperlukan pengaruh yang kuat dari lingkungan sekolah (bisa dimulai pada lingkup kelas) dan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, peneliti akan melakukan penelitian tentang tiga basis penguatan pendidikan karakter. Peneliti ingin melihat sejauh mana implementasi dan keterlibatan tiga basis tersebut digunakan sebagai pembentuk karakter peserta didik sejak dini. Peneliti akan menggunakan metode penelitian survei. Metode tersebut dipilih oleh peneliti karena jumlah sampel yang banyak sehingga tidak memungkinkan apabila peneliti dalam waktu yang relatif singkat mengadakan studi kasus dan wawancara disetiap satuan pendidikan. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi penelitian di Sekolah Dasar Negeri se- Kecamatan Mantrijeron. Peneliti mengambil lokasi di Kecamatan Mantrijeron dikarenakan terletak di Kota Yogyakarta dan memiliki kekhasan mengangkat budaya Yogyakarta ke dalam lingkungan sekolah serta belum ada penelitian mengenai implementasi penguatan pendidikan karakter berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat di Kecamatan Mantrijeron. Oleh sebab itu peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Survei Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar se-Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta.” B. Rumusan Masalah Latar belakang masalah dan batasan penelitian yang dikemukakan melandasi rumusan masalah dalam penelitian ini. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. 1. Sejauh mana program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat di sekolah dasar se-Kecamatan Mantrijeron Kota Yogyakarta sudah diimplementasikan? 2. Bagaimana upaya implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat di sekolah dasar seKecamatan Mantrijeron Kota Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui sejauh mana implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat di sekolah dasar se-Kecamatan Mantrijeron Kota Yogyakarta. 2. Mendeskripsikan upaya implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat di sekolah dasar se-Kecamatan Mantrijeron Kota Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian program penguatan pendidikan karakter berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat di sekolah dasar adalah sebagai berikut: 1. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat membantu sekolah dalam upaya membangun karakter peserta didik terutama di lingkungan sekolah, sehingga peserta didik memiliki karakter sesuai dengan yang dicita-citakan oleh sekolah. 2. Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat membantu guru dalam menyusun rencana pembelajaran yang mengimplementasikan penanaman program Penguatan.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. Pendidikan Karakter peserta didik. Hasil penelitian juga dapat menjadi sumber-sumber pengetahuan mengenai penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di sekolah dasar se-Kecamatan Mantrijeron Kota Yogyakarta. 3. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat berguna untuk menambah pengalaman dan informasi mengenai program Penguatan Pendidikan Karakter. Peneliti juga dapat mengetahui sejauh mana dan bentuk penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di sekolah dasar se-Kecamatan Mantrijeron Kota Yogyakarta. E. Definisi Operasional Definisi operasional berisi tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Definisi operasioanl yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Karakter Karakter merupakan keadaan atau kecenderungan khas manusia untuk berperilaku baik yang diperoleh melalui bimbingan dan pengarahan yang benar. 2. Pendidikan Karakter Pendidikan karakter merupakan suatu tindakan yang dilakukan manusia untuk memperoleh pengetahuan tentang nilai-nilai moral, komitmen terhadap nilai-nilai moral, dan mewujudkan nilai-nilai moral dengan tindakan nyata..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. 3. Program Penguatan Pendidikan Karakter Penguatan Pendidikan Karakter merupakan gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter melalui proses pembentukan, transformasi, transmisi, dan pengembangan potensi peserta didik dengan cara harmonisasi olah hati (etik dan spiritual), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi dan numerasi), dan olah raga (kinestetik) sesuai falsafah hidup Pancasila. Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter dilakukan melalui basis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat. 4.. Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas Pendidikan karakter berbasis kelas merupakan proses pembentukan karakter di dalam lingkungan kelas. Pembentukan karakter di dalam lingkungan kelas dapat dilakukan dengan mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK ke dalam proses pembelajaran dalam setiap mata pelajaran.. 5. Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah Pendidikan karakter berbasis budaya sekolah merupakan kegiatan yang mendukung praksis PPK ke dalam lingkup budaya sekolah. PPK berbasis budaya sekolah hanya berfokus pada pembiasaan dan pembentukan budaya yang mempresentasikan nilai-nilai utama PPK. 6. Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat merupakan kolaborasi atau kerja sama antar komunitas dan satuan pendidikan diluar sekolah untuk membantu program penguatan pendidikan karakter..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. 7. Sekolah Dasar Sekolah Dasar merupakan jenjang paling dasar pendidikan formal yang ditempuh dalam waktu 6 tahun dari kelas I sampai dengan kelas VI. 8. Kecamatan Mantrijeron Kecamatan Mantrijeron merupakan sebuah kecamatan yang ada di Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia yang berbatasan dengan Kecamatan Kraton di sebelah Utara, Kecamatan Umbulharjo di sebelah Timur, Kecamatan Tegalrejo di sebelah Barat, dan Kecamatan Jetis..

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas tiga bagian pendahuluan dari penelitian ini, yaitu teori yang mendukung, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan hipotesis penelitian. Bagian-bagian tersebut akan dijabarkan sebagai berikut. A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Karakter Karakter adalah sifat khas manusia meliputi kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan Philips (dalam Syarbini 2008: 4). Karakter dianggap sebagai ciri, atau karakteristik, atau gaya, atau sifat khas dari kepribadian seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil, juga bawaan sejak lahir (Koesoema, 2007: 16). Kurniawan (2013: 60) mengemukakan bahwa istilah karakter memiliki dua pengertian. Pertama, ia menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah laku. Apabila seseorang berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus, tentulah orang tersebut memanifestasikan perilaku buruk. Sebaliknya, apabila seseorang berperilaku jujur, suka menolong, tentulah orang tersebut memanifestasikan karakter mulia. Kedua, istilah karakter erat kaitannya dengan personality. Seseorang harus bisa disebut orang yang berkarakter apabila tingkah lakunya sesuai dengan kaidah moral. Lickona (2012: 81-82) mengatakan bahwa karakter merupakan salah satu dari lingkup pendidikan yang memiliki nilai operatif yaitu nilai dalam.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. tindakan. Manusia berproses dalam karakternya, seiring suatu nilai menjadi suatu kebaikan, suatu disposisi batin yang dapat diandalkan untuk menanggapi situasi dengan cara yang menurut moral itu baik. Karakter tersebut memiliki tiga bagian yang saling berhubungan: pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral. Karakter yang baik terdiri dari mengetahui hal yang baik, menginginkan hal yang baik, dan melakukan hal yang baik yang meliputi kebiasaan dalam cara berpikir, kebiasaan dalam hati dan kebiasaan dalam tindakan. Pendapat para ahli di atas mengungkapkan bahwa karakter mencangkup kepribadian moral, dan nilai. Untuk memahami pengertian karakter, kita perlu melihat hubungan karakter dengan kepribadian, moral dan nilai. a. Hubungan Karakter dan Kepribadian Suprihadi (1982: 6) mengatakan bahwa kepribadian merupakan sekumpulan sikap-sikap yang dimiliki setiap orang sebagai latar belakang terhadap tindakan sosial yang dilakukannya terhadap lingkungan sekitar. Lindzy (1993: 26) mengatakan bahwa kepribadian merupakan istilah untuk menunjukkan hal-hal khusus tentang individu dan yang membedakannya dari orang lain. Pendapat tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa kepribadian merupakan. identitas. seseorang. melalui. perilaku-perilaku. yang. dimilikinya. Karakter dan kepribadian merupakan isitilah yang memiliki kesamaan yaitu sama-sama bermakna sebagai identitas seseorang yang dinilai orang lain melalui sikap dan perilaku yang dimilikinya. Kepribadian lebih menekankan sekumpulan sikap-sikap.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. yang membentuk, sedangkan karakter lebih menekankan pada sifat khas dari setiap orang yang terbentuk oleh sekumpulan sikap-sikap tersebut. b. Hubungan karakter dengan moral Suprihadi (1982: 5) mengatakan bahwa moral adalah sesuatu hal yang membahas mengenai perilaku yang benar atau salah. Oleh sebab itu tidak mengherankan apabila seringkali mendengar perkataan orang tentang orang lain sebagai bermoral atau tidak bermoral baik, ada pula yang menyebut orang lain sebagai rusak moralnya. Hal itu mengasumsikan penilaian terhadap tingkah laku yang nampak, memberi nilai atas kelakuan atau tindak-tanduk setiap orang. Kaelan (2001: 180) mengatakan bahwa moral merupakan suatu ajaran atau wejangan, patokan atau kumpulan peraturan baik lisan maupun tertulis tentang bagaimana harus hidup dan bertindak agar menjadi manusia yang baik. Pendapat tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa moral merupakan kumpulan peraturan mengenai perilaku yang baik dan yang buruk. Moral memiliki arti yang berbeda dengan karakter. Karakter merupakan pola pikir, sikap atau tindakan yang melekat pada diri seseorang, sedangkan moral merupakan berbagai macam hal yang secara umum diterima oleh masyarakat; menunjukkan mana yang baik dan mana yang tidak baik bagi kehidupan, sehingga karakter yang perlu diwujudkan adalah karakter yang bermoral baik, yang secara umum diterima masyarakat..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. c. Hubungan karakter dengan nilai Suprihadi (1982: 11) mengatakan bahwa nilai adalah gambaran mengenai suatu hal yang diinginkan, berharga, pantas, dan dapat mempengaruhi perilaku sosial setiap individu yang mempunyai nilai tersebut. Menurut Kartawisatra (dalam Rukiyanto 2013: 16) nilai merupakan bagian dari potensi manusia yang berada dalam dunia rohani, tidak berwujud namun sangat kuat pengaruhnya dalam setiap perbuatan dan penampilan seseorang. Nilai akan menjadikan pribadi seseorang berkualitas apabila diwujudkan, sehingga pribadi seseorang akan memiliki karakter yang lebih baik. Pendapat tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa nilai merupakan keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya. Karakter sesorang terbentuk oleh nilai-nilai yang biasa diwujudkan dalam hidupnya. Nilai akan muncul berdasarkan karakter seseorang, dimana karakter seseorang akan mempengaruhi nilai dari pandangan orang lain terhadap seseorang tersebut, sehingga nilai-nilai tersebut dapat dilakukan. 2. Pengertian Pendidikan Karakter Zubaedi (2011: 25) mengatakan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yang intinya merupakan program pengajaran yang bertujuan mengembangkan watak dan tabiat peserta didik dengan cara menghayati nilai-nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral dalam hidupnya yang berupa kejujuran, dapat dipercaya, disiplin, dan kerja sama yang menekankan ranah afektif (perasaan/sikap) tanpa meninggalkan.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. ranah kognitif (berpikir rasional), dan ranah skill (keterampilan, terampil mengolah data, mengemukakan pendapat, dan kerjasama). Berkowitz (dalam Kurniawan, 2013: 2-3) mengatakan bahwa pendidikan karakter adalah gerakan nasional dalam menciptakan sekolah untuk mengembangkan peserta didik dalam memiliki etika, tanggung jawab, dan kepedulian dengan menerapkan dan mengajarkan karakter-karakter yang baik melalui penekanan pada nilai-nilai universal. Pendidikan karakter adalah usaha yang disengaja, proaktif dilakukan oleh sekolah dan pemerintah untuk menanamkan nilai-nilai inti, etis seperti kepedulian, kejujuran, keadilan, tanggung jawab, dan penghargaan terhadap diri dan orang lain, sehingga diharapkan terbentuk kepribadian yang memiliki karakter sesuai dengan nilai-nilai yang ditanamkan. Maksudin (2013: 83) mengatakan bahwa pendidikan karakter bukan sekedar mengenalkan nilai-nilai kepada siswa (logos), akan tetapi pendidikan karakter juga harus mampu menginternalisasikan nilai-nilai agar tertanam dan berfungsi sebagai muatan hati nurani sehingga mampu membangkitkan penghayatan tentang nilai-nilai (etos) dan bahkan sampai pada pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari (patos). Nilai-nilai yang telah menjadi muatan hati nurani inilah yang pada waktunya akan berfungsi sebagai penyaring dan penangkal manakala terjadi pertemuan antar nilai yang saling berbenturan. Pendidikan karakter perlu diimbangi dengan serius untuk mengimplementasikannya dalam ranah pendidikan karakter. Pendapat para ahli di atas mengungkapkan bahwa pendidikan karakter merupakan suatu tindakan yang dilakukan manusia untuk memperoleh.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. pengetahuan tentang nilai-nilai moral, komitmen terhadap nilai-nilai moral, dan mewujudkan nilai-nilai moral dengan tindakan nyata. 3. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) a. Latar Belakang Program Penguatan Pendidikan Karakter Penguatan Pendidikan Karakter merupakan sebuah gerakan yang dibentuk oleh pemerintah untuk revolusi karakter. Penguatan Pendidikan Karakter terinspirasi oleh salah satu tokoh yaitu Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa pendidikan merupakan. salah. satu. upaya. yang. dapat. dilakukan. untuk. mengembangkan karakter dan pikiran (Samani dan Hariyanto, 2012: 33). Pendidikan karakter menurut Ki Hajar Dewantara dilakukan dengan konsep pendidikan ing ngarsa sung tuladha (jika di depan memberikan teladan), ing madya mangun karsa (jika di tengah-tengah atau sedang bersama-sama menyumbangkan gagasan, maknanya di samping guru memberikan ide, siswanya mengembangkan ide atau gagasan dari guru), dan tut wuri handayani (jika berada di belakang menjaga agar tujuan pendidikan tercapai dan peserta didik diberi motivasi untuk mencapai tujuan pendidikan) sebenarnya sarat akan nilai-nilai karakter (Samani dan Hariyanto, 2012: 33). Gerakan nasional pendidikan karakter pada tahun 2010 semakin diteruskan. atau. dilakukan. secara. sungguh-sungguh. dengan. dicanangkannya kebijakan Gerakan Nasional Pendidikan Karakter berlandaskan Rencana Aksi Nasional (RAN). Hal tersebut perlu dilanjutkan, dioptimalkan, diperdalam dan bahkan diperluas sehingga.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. diperlukan penguatan pendidikan karakter bangsa. Oleh sebab itu Gerakan PPK perlu dilaksanakan karena gerakan PPK dimaknai sebagai pengejawantahan Gerakan Revolusi Mental sekaligus bagian integral Nawacita (TIM PPK Kemendikbud, 2017: 5). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Penguatan Pendidikan Karakter merupakan sebuah gerakan yang dibentuk oleh pemerintah untuk revolusi karakter karena program Penguatan Pendidikan Karakter dimaknai sebagai pengejawantahan Gerakan Revolusi Mental sekaligus bagian integral Nawacita. b. Pengertian Program Penguatan Pendidikan Karakter Penguatan Pendidikan Karakter merupakan gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter melalui proses pembentukan, transformasi, transmisi, dan pengembangan potensi peserta didik dengan cara harmonisasi olah hati (etik dan spiritual), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi dan numerasi), dan olah raga (kinestetik) sesuai falsafah hidup Pancasila. Maka dari itu perlu dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 17). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Penguatan. Pendidikan. Karakter. adalah. sebuah. program. dari. pemerintah yang berasal dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) untuk mengembangkan dan memperkuat karakter peserta didik yang disesuaikan dengan nilai-nilai utama Penguatan Pendidikan.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. Karakter yaitu nilai religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas. c. Tujuan Penguatan Pendidikan Karakter Penguatan Pendidikan Karakter memiliki tujuan sebagai berikut (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 16) : 1) Mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan makna dan nilai karakter sebagai jiwa atau generator utama penyelenggaraan pendidikan. 2) Membangun dan membekali Generasi emas Indonesia 2045 menghadapi. dinamika. perubahan. di. masa. depan. dengan. keterampilan abad 21. 3) Mengembalikan pendidikan karakter sebagai ruh dan fondasi pendidikan melalui harmonisasi olah hati (etik dan spiritual), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi dan numerasi), dan olah raga (kinestetik). 4) Merevitalisasi dan memperkuat kapasitas ekosistem pendidikan (kepala sekolah, giri, siswa, pengawas, dan komite sekolah) untuk mendukung perluasan implementasi pendidikan karakter. 5) Membangun jejaring pelibatan masyarakat (publik) sebagai sumber-sumber belajar di dalam dan di luar sekolah. 6) Melestarikan kebudayaan dan jati diri bangsa Indonesia dalam mendukung Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, tujuan Penguatan Pendidikan Karakter adalah membantu peserta didik.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. untuk memperkuat karakter yang berbudi luhur guna menyiapkan peserta didik menghadapi tantangan dimasa depan dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia yang berlandaskan Pancasila. d. Nilai-nilai Utama Penguatan Pendidikan Karakter Berdasarkan Permendikbud No.20 tahun 2018, ada lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk jejaring nilai yang perlu dikembangkan sebagai prioritas gerakan PPK. Kelima nilai utama karakter bangsa yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1) Religiusitas Nilai. karakter. religiusitas. mencerminkan. keberimanan. terhadap Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung sikap toleran. Nilai karakter religiusitas ini meliputi tiga dimensi relasi sekaligus yaitu hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan individu dengan alam semesta (lingkungan). Subnilai religiusitas antara lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, dan melindungi yang kecil dan tersisih. 2) Nasionalisme Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Subnilai nasionalisme antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku, dan agama. 3) Kemandirian Nilai karakter kemandirian merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita. Subnilai kemandirian antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat. 4) Gotong Royong Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai. semangat. kerja. sama. dan. bahu. membahu. menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan / pertolongan pada orang-orang yang. membutuhkan.. Subnilai. gotong. royong. antara. lain. menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong-menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan..

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. 5) Integritas Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral). Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggung jawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas). e. Prinsip-prinsip Pengembangan dan Implementasi PPK Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dikembangkan dan dilaksanakan dengan menggunakan prinsi-prinsip sebagai berikut (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 10): 1) Nilai-nilai Moral Universal Gerakan PPK diharapkan dapat berfokus pada penguatan nilai-nilai moral universal yang prinsip-prinsipnya dapat didukung oleh segenap individu dari berbagai macam latar belakang agama, keyakinan, sosial, dan budaya. 2) Holistik Gerakan PPK diharapkan dapat dilaksanakan secara holistik, dalam arti pengembangan fisik (olah raga), intelektual (olah pikir), etika dan spiritual (olah hati) dilakukan secara utuh menyeluruh dan serentak, baik melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler, berbasis pada.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. pengembangan budaya sekolah maupun melalui kolaborasi dengan komunitas-komunitas di luar lingkungan pendidikan. 3) Terintegrasi Gerakan PPK sebagai poros pelaksanaan pendidikan nasional terutama pendidikan dasar dan menengah dikembangkan dan dilaksanakan dengan memadukan, menghubungkan, dan mengutuhkan berbagai elemen pendidikan, bukan merupakan program tempelan dan tambahan dalam proses pelaksanaan pendidikan. 4) Partisipatif Gerakan PPK dilakukan dengan mengikutsertakan dan melibatkan publik seluas-luasnya sebagai pemangku kepentingan pendidikan sebagai pelaksana Gerakan PPK. Kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, komite sekolah, dan pihak-pihak lain yang terkait dapat menyepakati prioritas nilai-nilai utama karakter dan kekhasan sekolah yang diperjuangkan dalam Gerakan PPK, menyepakati bentuk dan strategi pelaksanaan Gerakan PPK, bahkan pembiayaan Gerakan PPK. 5) Kearifan Lokal Gerakan PPK bertumpu dan responsif pada kearifan lokal nusantara yang demikian beragam dan majemuk agar kontekstual dan membumi. Gerakan PPK harus bisa mengembangkan dan memperkuat kearifan lokal nusantara agar dapat berkembang dan.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. berdaulat sehingga dapat memberi identitas dan jati diri peserta didik sebagai bangsa Indonesia. 6) Kecakapan Abad XXI Gerakan PPK mengembangkan kecakapan-kecakapan yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk hidup pada abad XXI, antara lain kecakapan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kecakapan berkomunikasi (communication skill), termasuk penugasan bahasa internasional, dan kerja sama dalam pembelajaran (collaborative learning). 7) Adil dan inklusif Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan berdasarkan prinsip keadilan, non-diskriminasi, non-sektarian, menghargai kebinekaan dan perbedaan (inklusif), dan menjunjung harkat dan martabat manusia. 8) Selaras dengan Perkembangan Peserta Didik Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan selaras dengan perkembangan peserta didik baik perkembangan biologis, psikologis,. maupun. sosial,. agar. tingkat. kecocokan. dan. keberterimaannya tinggi dan maksimal. Dalam hubungan ini kebutuhan-kebutuhan. perkembangan. peserta. didik. perlu. memperoleh perhatian intensif. 9) Terukur Gerakan. PPK. dikembangkan. dan. dilaksanakan. berlandaskan prinsip keterukuran agar dapat diamati dan diketahui.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. proses dan hasilnya secara objektif. Dalam hubungan ini komunitas sekolah mendeskripsikan nilai-nilai utama karakter yang menjadi prioritas pengembangan di sekolah dalam sebuah sikap dan perilaku yang dapat diamati dan diukur secara objektif, mengembangkan program-program penguatan nilai-nilai karakter bangsa yang mungkin dilaksanakan dan dicapai oleh sekolah, dan mengerahkan sumber daya yang dapat disediakan oleh sekolah dan pemangku kepentingan pendidikan. f. Basis Penguatan Pendidikan Karakter Penguatan Pendidikan Karakter dapat dilaksanakan dengan berbasis struktur kurikulum yang sudah ada dan mantap dimiliki oleh sekolah, yaitu pendidikan karakter berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat. 1) Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas Koesoema (2018a: 9) mengatakan pendidikan karakter berbasis kelas adalah locus education utama di mana proses pembentukan karakter terjadi di dalam lingkungan pendidikan. Seluruh reformasi dalam bidang pendidikan, secanggih apapun programnya, tidak akan efektif bila tidak menyentuh pokok persolan pendidikan itu sendiri, yaitu keseluruhan proses pengajaran yang terjadi di dalam kelas. Pengajaran di kelas yang efektif membawa pengaruh besar dalam diri peserta didik. Koesoema (2018a: 9) mengatakan fokus pendidikan karakter berbasis kelas adalah interaksi dalam proses pembelajaran..

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. Dalam pembelajaran di kelas terdapat keseluruhan interaksi antara guru dan peserta didik dan antar peserta didik, dinamika pembelajaran, pendalaman isi materi pembelajaran, pilihan metode pengajaran, cara-cara evaluasi, dan penilaian yang terjadi selama proses pembelajaran. Pendidikan karakter berbasis kelas merupakan proses pembentukan karakter di dalam lingkungan kelas. Pembentukan karakter di dalam lingkungan kelas dapat dilakukan dengan mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK ke dalam proses pembelajaran. dalam. setiap. mata. pelajaran. (Tim. PPK. Kemendikbud, 2017: 27). Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas dilaksanakan melalui kegiatan pengintegrasian nilai-nilai utama karakter dalam kurikulum, pembiasaan di kelas, manajemen kelas, metode pembelajaran, dan layanan bimbingan konseling. Pengintegrasian PPK dalam kurikulum mengandung arti bahwa pendidik mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK ke dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang mengintegrasikan nilainilai utama karakter dimaksudkan untuk menumbuhkan dan menguatkan. pengetahuan,. menanamkan. kesadaran,. dan. mempraktikkan nilai-nilai utama PPK. Dalam Permendikbud No. 17 Tahun 2017, kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan. sebagai. pedoman. penyelenggaraan. kegiatan. pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pendidik.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. dapat memanfaatkan secara optimal materi yang sudah tersedia di dalam kurikulum secara kontekstual dengan penguatan nilai-nilai utama PPK. Pengintegrasian nilai-nilai utama PPK dalam basis kelas juga dapat dilakukan melalui pembiasaan di kelas. Pembiasaan kelas adalah proses membiasakan peserta didik untuk melakukan hal-hal tertentu sehingga menjadi kebiasaan yang mendarah daging ketika berada di kelas yang untuk melakukannya tidak perlu pengarahan lagi (Bambang, 2018: 55). Pembiasaan di kelas merupakan hal yang penting ketika seorang guru mengajarkan tentang karakter kepada peserta didik. Pembiasaan di kelas dapat dilakukan ketika proses pembelajaran, peserta didik diminta untuk tidak berbicara sendiri dan mendengarkan guru yang sedang menjelaskan materi. Dari kegiatan ini ada penguatan karakter menghargai orang lain baik guru, orang tua, dan teman. Pengintegrasian nilai-nilai utama PPK dalam basis kelas juga dapat dilakukan melalui manajemen kelas. Manajemen kelas adalah proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan kegiatan pembelajaran guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien (Gunawan, 2018: 7). Manajemen kelas dapat dilakukan untuk mengimplementasikan nilai-nilai utama PPK misalnya mengatur tempat duduk, adanya peraturan kelas, jadwal piket kelas, dll..

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. Pengintegrasian nilai-nilai utama PPK dalam basis kelas juga dapat dilakukan melalui model pembelajaran yang tepat. Guru harus pandai memilih agar model/metode pembelajaran yang digunakan secara tidak langsung menanamkan pembentukan karakter peserta didik. Model/metode pembelajaran yang dipilih harus dapat membantu guru dalam memberikan pengetahuan dan keterampilan. yang. dibutuhkan. peserta. didik. (Tim. PPK. Kemendikbud, 2017: 29). Model/metode pembelajaran yang dipakai misalnya model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Model/metode pembelajaran tersebut dipakai guru untuk menanamkan nilai karakter kemandirian dalam menyelesaikan permasalahan, serta kerjasama dengan teman sekelompok untuk mendiskusikan permasalahan yang dihadapi. Pengintegrasian nilai-nilai utama PPK dalam basis kelas juga dapat dilakukan melalui layanan bimbingan konseling. Layanan bimbingan dan konseling merupakan layanan yang diperuntukan untuk semua individu (baik yang mempunyai masalah maupun tidak) dengan tujuan untuk memahami dirinya serta mengembangkan potensi yang ada dan pada akhirnya dapat mengaktualisasikan dirinya secara utuh (Maliki, 2016: 87). Berdasarkan pengertian tersebut terlihat bahwa bimbingan konseling memiliki tujuan yang tidak hanya sebatas membantu peserta didik yang bermasalah melainkan membantu peserta didik dalam pengembangan ragam potensi. Penguatan Pendidikan.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. Karakter layanan bimbingan dan konseling dapat diselenggarakan melalui layanan-layanan yaitu layanan dasar, layanan responsif, layanan perencanaan individual dan peminatan, dan dukungan sistem. Pengintegrasian melalui layanan bimbingan konseling juga dapat dilakukan melalui mata pelajaran khusus. Sekolah dapat mengajarkan nilai-nilai PPK dalam mata pelajaran yang sudah ada (terintegrasi dalam kurikulum). Namun, sekolah juga dapat mengajarkan nilai-nilai PPK melalui mata pelajaran khusus yang berfokus pada tema nilai-nilai tertentu. Tema-tema yang diambil disesuaikan dengan visi dan misi sekolah (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 32). Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter berbasis kelas merupakan sebuah proses pembentukan atau penguatan nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran yang terjadi di lingkungan sekolah. Salah satu contoh penerapan nilai-nilai PPK basis kelas yaitu pengelolaan kelas atau manajemen kelas yang meliputi pengaturan fisik berupa sarana dan prasarana di dalam kelas. Pengaturan lingkungan fisik berupa sarana prasarana yang dimiliki kelas yaitu pengaturan penggunaan bahan maupun alat yang digunakan saat pembelajaran, adanya kesepakatan kelas seperti halnya mengatur posisi tempat duduk saat pembelajaran berlangsung. Cara pengelolaan tersebut akan membuat kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan baik,.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. suasana yang kondusif yang mempengaruhi proses pembelajaran. Seperti contoh gambar 2.1 di bawah ini yang menggambarkan pengimplementasian program PPK berbasis kelas. Gambar 2.1 Manajemen Kelas. Sumber: Dokumentasi Pribadi. Gambar 2.1 di atas merupakan salah satu contoh pengelolaan kelas yang baik dimana suasana kelasnya kondusif, rapi, penataan hasil karya yang teratur, terdapat kata-kata motivasi untuk rajin belajar, dan posisi tempat duduk yang dibuat berkelompok untuk memudahkan dalam kegiatan kerjasama tetapi kursi tetap diarahkan menghadap papan tulis. 2) Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah Koesoema (2018b: 28) mengatakan bahwa pendidikan karakter berbasis budaya sekolah disebut sebagai perluasan dan pengembangan dari pendidikan berbasis kelas karena ruang lingkup dan bentuk interaksinya lebih luas, menyeluruh, dan melibatkan pelaku-pelaku lain di luar guru dan peserta didik, di mana seluruh konteks jalinan rasional ini semuanya tetap terarah pada. satu. tujuan. yang sama. yaitu. peningkatan. kualitas. pembelajaran di lingkungan pendidikan. Pendidikan karakter.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. berbasis budaya sekolah lebih membahas corak interaksi dan relasi antarindividu dalam lingkungan pendidikan melalui pengembangan norma-norma, tradisi, aturan dan regulasi yang terjadi dalam lingkungan pendidikan. Pendidikan karakter berbasis budaya sekolah merupakan kegiatan yang mendukung praksis PPK ke dalam lingkup budaya sekolah. PPK berbasis budaya sekolah hanya berfokus pada pembiasaan dan pembentukan budaya yang mempresentasikan nilai-nilai utama PPK (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 35). Penguatan. Pendidikan. Karakter. berbasis. budaya. sekolah. dilaksanakan melalui kegiatan pengintegrasian dalam branding sekolah, pembiasaan di sekolah, peraturan sekolah, kegiatan kokurikuler, dan kegiatan ekstrakurikuler. Pengintegrasian PPK dalam branding sekolah mengandung arti bahwa salah satu cara seseorang membedakan satu sekolah dengan sekolah lainnya adalah pesan yang masuk atau terekam di memori seseorang, ketika mendengar nama sebuah sekolah disebut dalam peraturan sekolah yang masal (Asa, 2019: 34). Branding sekolah dapat disesuaikan dengan keunikan atau kekhasan yang dimiliki sekolah misalnya suatu sekolah terkenal dengan sekolah budaya. Sekolah budaya diperoleh karena kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut memang berkaitan dengan menjaga nilai budaya. Pengintegrasian nilai-nilai utama PPK dalam basis budaya sekolah juga dapat dilakukan melalui pembiasaan di sekolah..

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. Pembiasaan di sekolah adalah proses membiasakan peserta didik untuk melakukan hal-hal tertentu sehingga menjadi kebiasaan yang mendarah. daging. ketika. berada. di. sekolah. yang. untuk. melakukannya tidak perlu pengarahan lagi (Bambang, 2018: 55). Pembiasaan di sekolah merupakan hal yang penting ketika seorang guru mengajarkan tentang karakter kepada peserta didik. Pembiasaan di sekolah bisa dilakukan ketika awal dan akhir kegiatan sekolah seperti apel pagi tepat waktu, menggunakan 3S (Senyum, Sapa, Salam), dll. Pengintegrasian nilai-nilai utama PPK dalam basis budaya sekolah juga dapat dilakukan melalui peraturan sekolah. Peraturan sekolah adalah ketentuan-ketentuan yang harus ditaati di sekolah (Wisnu, 2018: 24). Peraturan sekolah dapat diintegrasikan dengan nilai-nilai PPK misalnya peraturan tentang kedisiplinan. Peraturan kedisiplinan ini mengatur tentang sakit, izin, dan alpa, penerapan kebijakan kriteria ketuntasan minimal (KKM), dan peraturan terkait kegiatan mencontek. Peraturan sekolah harus bisa disusun dengan baik agar tujuan sekolah terhadap karakter peserta didik dapat tercapai. Upaya tersebut dapat dilakukan ketika membuat peraturan sekolah dapat melibatkan semua komponen sekolah yang terkait. Pengintegrasian nilai-nilai utama PPK dalam basis budaya sekolah juga dapat dilakukan melalui kegiatan kokurikuler. Kegiatan kokurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. penguatan, pendalaman, dan pengayaan kegiatan intrakurikuler (Permendikbud No 20 th 2018 pasal 1 ayat 4). Kegiatan kokurikuler merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk lebih memperdalam dan menghayati materi pelajaran yang telah dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler di dalam kelas. Kegiatan kokurikuler biasanya dilaksanakan diluar jadwal intrakurikuler dengan maksud agar peserta didik lebih memahami dan memperdalam materi yang ada di intrakurikuler biasanya kegiatan kokurikuler berupa penugasan, pekerjaan rumah, dll. Pengintegrasian nilai-nilai utama PPK dalam basis budaya sekolah juga dapat dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Menurut Peraturan Presiden (Perpres) No. 87 th 2018 pasal 1 ayat 9, ekstrakurikuler adalah kegiatan pengembangan dalam rangka perluasan. potensi,. bakat,. minat,. kemampuan,. kepribadian,. kerjasama dan kemandirian peserta didik secara optimal. Kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan sebagai kegiatan yang diarahkan untuk memperluas pengetahuan peserta didik, mengembangkan sikap dan menerapkan lebih lanjut pengetahuan yang telah dipelajari siswa dalam mata pelajaran. Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dengan memperhatikan minat dan bakat peserta didik misalnya bola basket, voli, pencak silat, dll. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter berbasis budaya sekolah merupakan proses pembentukan karakter siswa melalui pembiasaan dan budaya.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. sekolah dengan melibatkan seluruh sistem, struktur, dan pelaku pendidikan di sekolah. Salah satu contoh implementasi penguatan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah yaitu ekstrakurikuler membatik. Pelaksanaan dan waktu ekstrakurikuler membatik ditunjukan agar peserta didik memiliki pengetahuan tentang motifmotif batik serta cara pembuatannya. Di bawah ini adalah gambar 2.2 yang dapat menggambarkan mengenai contoh kegiatan pengimplementasi program PPK berbasis budaya sekolah. Gambar 2.2 Budaya Sekolah Melalui Kegiatan Membatik. Sumber: https://www.liputan6.com/lifestyle/read/3657337/fotokeseruanmurid-sd-belajar-membuat-batik?page=1. Gambar. 2.2. di. atas. merupakan. contoh. kegiatan. ekstrakurikuler membatik. Kegiatan di atas berlangsung dengan baik, siswa-siswi terlihat sangat berkonsentrasi ketika harus melukis di atas kain dengan menggunakan canting. Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler mambatik, siswa lebih mudah mengenal secara langsung mengenai motif-motif batik yang ada. Dalam kegiatan membatik, nilai PPK yang ingin diimplementasikan adalah nilai karakter nasionalisme. Nilai karakter nasionalisme akan diimplementasikan ketika peserta didik membatik. Hal tersebut merupakan langkah memperkenalkan kekayaan budaya..

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. Selain itu peserta didik juga diajarkan untuk menjaga kekayaan budaya yang ada di Indonesia yaitu batik. Selain nilai nasionalisme yang diajarkan, kegiatan membatik juga mengajarkan tentang ketekunan berkarya. 3) Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat Koesoema (2018c: 9) mengatakan bahwa pendidikan karakter berbasis masyarakat mengemban misi membangun dialog dan komunikasi transformatif antara sekolah dan masyarakat, sehingga pendidikan karakter di sekolah mampu membantu individu merealisasikan dirinya serta memenuhi tuntutan dan harapan masyarakat, sekaligus menawarkan jalan-jalan baru bagi transformasi sosial yang membawa masyarakat pada kepenuhan kesejahteraan dan kebaikan sosialnya. Penguatan. Pendidikan. Karakter. berbasis. masyarakat. merupakan kolaborasi atau kerja sama antar komunitas dan satuan pendidikan diluar sekolah untuk membantu program penguatan pendidikan karakter misalnya lembaga kesenian dan budaya serta lembaga pemerintahan (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 41). Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat dapat bekerja sama dengan orangtua. Orangtua merupakan salah satu pemangku kepentingan dalam sekolah karena mereka mempercayakan anakanak mereka kepada sekolah supaya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Orangtua pun juga memiliki berbagai macam fungsi edukatif yang lebih dibutuhkan oleh sekolah dalam.

Gambar

Tabel 4.11  Rekap Data Butir Soal Pada Aspek Branding Sekolah ..........  98  Tabel 4.12  Rekap Data Butir Soal Pada Aspek Pembiasaan di Sekolah .
Gambar 4.14  Persentase  Implementasi  Program  Penguatan  Pendidikan  Karakter Berbasis Budaya Sekolah .....................................
Gambar 2.2 Budaya Sekolah Melalui Kegiatan Membatik
Tabel 3.1 Daftar Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Mantrijeron
+7

Referensi

Dokumen terkait

masukan kepada pegawai Disdukcapil Kota Banjarmasin untuk pembangunan dan peningkatan pelayanan dalam pembuatan E- KTP. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan pegawai

Kali pertama komunitas ini di hadiri oleh mahasiswa sastra Inggris UIN Maliki Malang yang sedang mengambil matakuliah “ Advanced Poetry ” pada saat itu bertempat

Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku, Retribusi yang masih terutang berdasarkan Peraturan Daerah yang lain, sepanjang tidak diatur dalam Peraturan Daerah ini

Lingkungan adalah guru ketiga bagi anak. Dari lingkungan anak belajar tentang kebersihan, kerapihan, disiplin, kemandirian, semangat pantang menyerah dan banyak hal

Pengenalan terhadap jenis-jenis saham yang ada adalah sangat penting dalam proses investasi, karena masing-masing saham mempunyai karakteristik yang berbeda dan unik dan hal

Rancangan Aktivitas Perkuliahan (RAP), Satuan Acara Perkuliahan (SAP) dan Materi Ajar Perkuliahan (MAP) Mata Kuliah Bahasa Inggris PGSD FIP Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)

berpengalaman akan berbagi semua untuk menjalankan bisnis ini. Ya, baik posisi bendahara maupun manajer mendapat konsumen akan melaporkan pada bagian sales, begitu juga

Jenis data pada penelitian ini berupa; (a) proses penamaan atau pembuatan brand lembaga zakat, (b) cara yang dilakukan oleh lembaga zakat dalam sosialisasi