• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengujian Asumsi Klasik

B. Analisis Hasil Penelitian Terhadap Penawaran Jagung

2. Pengujian Asumsi Klasik

a. Multikolinearitas

Multikolinearitas terjadi apabila nilai Matrik Pearson Correlation lebih dari 0,8 maka dapat disimpulkan bahwa diantara variabel-variabel bebas yang diteliti terjadi multikolinearitas Berdasarkan nilai Matrik Pearson Correlation pada lampiran 2 dapat diketahui bahwa korelasi antar variabel bebas tidak ada yang bernilai lebih besar dari 0,8. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas diantara variabel bebas yang mempengaruhi penawaran jagung di Kabupaten Grobogan.

commit to user b. Autokorelasi

Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi digunakan statistik d-Durbin Watson dan dari hasil analisis pada lampiran 2 diperoleh nilai d sebesar 1,716. Karena nilai d yang diperoleh terletak pada 1,65<DW<2,35 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.

c. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan diagram scatterplot. Dari hasil analisis diketahui bahwa titik-titik yang ada dalam diagram menyebar dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal tersebut dapat diartikan bahwa kesalahan pengganggu mempunyai varians yang sama atau terjadi homoskedastisitas.

3. Elastisitas Penawaran

Elastisitas penawaran mengukur tanggapan jumlah yang ditawarkan terhadap perubahan salah satu dari berbagai variabel yang mempengaruhinya (Lipsey, 1995:92). Selain harga, dalam penelitian ini juga ingin diketahui pengaruh elastisitas penawaran terhadap variabel yang mempengaruhinya secara signifikan.

Dalam penelitian ini elatisitas yang dikaji yaitu berupa elatisitas jangka pendek dan elaististas jangka panjang. Hal ini berhubungan erat dengan pengaturan kembali dalam penyaluran sumber-sumber ekonomi yang dikuasai oleh petani. Dalam jangka pendek petani tidak dapat menambah kapasitas produksi. Petani hanya dapat menaikkan produksi dengan kapasitas yang tersedia dengan menggunakan faktor-faktor yang dimiliki secara lebih intensif. Tetapi dalam jangka panjang petani dapat menambah produksi dan jumlah komoditi yang ditawarkan dengan melakukan penyesuaian faktor-faktor produksi yang digunakan terhadap usahataninya.

commit to user

Elastisitas jangka pendek diperoleh dengan mengalikan nilai koefisien regresi variabel bebas dengan hasil bagi antara nilai rata-rata variabel bebas terhadap variabel tidak bebasnya. Dalam jangka panjang dapat dilakukan penyesuaian sebagai akibat perubahan variabel-variabel yang digunakan sehingga untuk mengetahui elastisitas jangka panjang digunakan koefisien penyesuaian unutk mengetahui nilai elastisitasnya. Nilai elastisitas jangka panjang merupakan nilai elastisitas jangka pendek setelah dibagi dengan 1 – b2 Qt-1 (koefisien penyesuaian parsial untuk

produksi jagung) sebesar 0,889. Nilai elastisitas variabel-variabel yang berpengaruh terhadap penawaran jagung di Kabupaten Grobogan dapat dilihat pada Tabel 5.10. dengan kriteria nilai untuk elastisitas jangka pendek maupun jangka panjang yaitu E < 1 menunjukkan inelastis, yang berarti setiap perubahan variabel bebas X sebesar 1 persen akan mengakibatkan perubahan jumlah penawaran jagung kurang dari 1 persen dan E > 1 menunjukkan elastis, yang berarti setiap perubahan variabel bebas X sebesar 1 persen akan mengakibatkan perubahan jumlah penawaran jagung lebih dari 1 persen.

Tabel 5.10. Elastisitas Penawaran Jagung Dalam Jangka Pendek dan Jangka Panjang di Kabupaten Grobogan

Variabel Elastisitas

Jangka Pendek

Elastisitas Jangka Panjang Harga Jagung Pada Tahun

Sebelumnya

0,944 1,062

Luas Areal Panen Jagung Pada Tahun Tanam

1,185 1,333

Rata-rata Jumlah Curah Hujan Pada Tahun Tanam

-0,473 -0,532

Sumber : Dianalisis dari Lampiran 3

Berdasarkan Tabel 5.10 menunjukan elastisitas penawaran terhadap variabel harga jagung pada tahun sebelumnya bernilai positif. Nilai elastisitas positif berarti dalam jangka pendek maupun jangka panjang kenaikan harga jagung pada tahun sebelumnya akan menaikan penawaran jagung. Nilai elastisitas jangka pendek untuk variabel harga jagung pada tahun sebelumnya bersifat inelastis sedangkan jangka

commit to user

panjang bersifat elastis. Hal tersebut menunjukan bahwa dalam jangka pendek persentase perubahan jumlah penawaran lebih kecil daripada persentase perubahan harga jagung pada tahun sebelumnya sehingga dapat diartikan bahwa perubahan harga pada tahun sebelumnya sebesar 1 % akan menyebabkan terjadinya peningkatan penawaran jagung sebesar 0,944 %. Dalam jangka panjang menunjukkan persentase perubahan jumlah penawaran lebih besar daripada persentase perubahan harga jagung pada tahun sebelumnya sehingga dapat diartikan bahwa perubahan harga pada tahun sebelumnya sebesar 1 % akan menyebabkan terjadinya peningkatan penawaran jagung sebesar 1,062 %. Berdasarkan teori Cobweb hal ini juga menunjukkan adanya pergeseran perubahan jumlah penawaran jagung menuju ke arah keseimbangan sebagai pengaruh perubahan harga pada tahun sebelumnya dimana nilai elastisitas jangka pendek lebih bersifat inelastis sedangkan jangka panjang bersifat elastis.

Nilai elastisitas jangka panjang menunjukkan nilai yang lebih tinggi daripada jangka pendek, hal ini dikarenakan diperlukan waktu untuk penyesuaian berproduksi sebagai akibat adanya rangsangan harga. Bukan saja karena faktor ekonomis seperti tersedianya biaya produksi tetapi juga disebabkan karena adanya penyesuaian perubahan faktor ekologi dan biologi tanaman dari semula yang diusahakan tidak intensif menjadi lebih intensif atau dari yang semula dusahakan dalam skala sempit, kemudian diubah menjadi skala luas sehingga penyesuaian tersebut tidak bisa dilakukan secara cepat dalam jangka pendek tetapi perlu adanya waktu untuk penyesuaian.

Jika harga pada saat musim panen tinggi tidak dapat segera diikuti dengan perubahan jumlah penawaran jagung jika musim panen belum tiba sehingga dalam jangka pendek petani tidak dapat melakukan pengaturan faktor-faktor produksinya. Dalam jangka panjang, petani dapat melakukan penyesuaian faktor-faktor produksi yang dimilikinya. Namun harga jagung yang terjadi merupakan harga yang diciptakan oleh pasar sehingga

commit to user

petani tidak dapat mengendalikan harga berapapun produksi jagung yang dihasilkan.

Elastisitas penawaran terhadap variabel luas areal panen pada tahun tanam bernilai positif dan bersifat elastis sebesar 1,185 dan 1,333. Bersifat elastis menunjukan bahwa persentase perubahan jumlah penawaran lebih besar daripada persentase perubahan luas areal panen pada tahun tanam. Nilai elastisitas positif berarti dalam jangka pendek maupun jangka panjang kenaikan luas areal panen pada tahun tanam akan menaikan penawaran jagung di Kabupaten Grobogan. Dapat diartikan bahwa perubahan luas areal panen pada tahun tanam sebesar 1% akan menyebabkan terjadinya peningkatan penawaran jagung sebesar 1,185 % dalam jangka pendek, dan sebesar 1,333 % dalam jangka panjang.

Salah satu upaya para petani untuk meningkatkan jumlah produksi yaitu dengan cara meningkatkan luas areal panen jagung dengan jalan melakukan peningkatan dalam pembudidayaan jagung yaitu dengan cara penggunaan benih unggul, penggunaan macam pupuk yang sesuai, tepat dosis, waktu pemberian dan cara pemberian yang tepat, pembersihan gulma, dan pemberantasan hama dan penyakit. Dengan meningkatkan luas areal panen maka diharapkan dapat meningkatkan pula jumlah produksi jagung yang dihasilkan sehingga jumlah penawaran jagung juga akan mengalami peningkatan. Begitu pula sebaliknya, apabila petani mengurangi luas areal panen maka produksi jagung juga akan berkurang sehingga akan berpengaruh terhadap menurunnya penawaran jagung di Kabupaten Grobogan.

Nilai elastisitas penawaran jangka pendek dan jangka panjang untuk variabel curah hujan pada tahun t sebesar -0,473 dan -0,532. Nilai ini sifat inelastis. Ini dapat diartikan bahwa perubahan curah hujan pada tahun tanam sebesar 1 % akan menyebabkan terjadinya penurunan penawaran jagung sebesar 0,473 % dalam jangka pendek dan 0,532 % pada jangka panjang. Curah hujan yang tidak merata pada masa

commit to user

pertumbuhan tanaman jagung akan mengakibatkan turunnya produksi jagung saat masa tanam. Selain itu faktor drainase juga mempengaruhi penyerapan air hujan dalam tanah.

Jenis tanah di Kabupaten Grobogan 70% berejenis Grumosol. Grumusol kelabu tua merupakan tanah yang agak netral berwarna kelabu sampai hitam, produktivitasnya rendah sampai sedang dan biasanya untuk pertanian atau perkebunan sehingga cocok untuk dimanfaatkan sebagai lahan budidaya komoditi pertanian namun tanah yang tergolong tanah berat ini perlu diperhatikan keseimbangan antara drainase serta aerasi sebab tanah berat sulit untuk meloloskan air sehingga mudah tergenang (Aak, 2007:54).

Drainase yang buruk menyebabkan sulitnya penyerapan air dalam tanah yang menyebabkan air hujan dapat menggenangi lahan jagung pada saat curah hujan tinggi. Sehingga keadaan ini berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman jagung sehingga kuantitas dan kualitasnya menurun. Curah hujan merupakan faktor alam yang tidak dapat dikendalikan oleh petani, oleh sebab itu bersifat inelatis.

commit to user

Dokumen terkait