• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.3 Analisis Hasil Pengujian Data 1 Analisis Statistik Deskriptif

4.3.2 Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakakh hasil

estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala

heteroskedisitas, gejala multikolinieritas, dan gejala autokorelasi. Model regresi

akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi

persyaratan BLUE (Best Linier unbiased estimator) yakni tidak terdapat heterokedasitas, tidak terdapat multikolinieritas, dan tidak terdapat autokorelasi.

4.3.2.1Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variaibel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,

2012:160). Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak

dapat dilakukan dengan analisis grafik dan analisis statistik. Analisis grafik

dilakukan dengan melihat grafik histogram dan grafik normal probability plot. Hasil output SPSS untuk uji normalitas dengan analisis grafik disajikan pada

gambar 4.1 dan 4.2 dibawah ini.

Sumber: Hasil Penelitian,2015 (Data Diolah)

Gambar 4.1 Grafik Histogram

Sumber: Hasil Penelitian,2015 (Data Diolah)

Gambar 4.2 Normal Probability Plot

Hasil output SPSS diatas menunjukkan grafik histogram memiliki pola

distribusi normal dengan penyebaran secara merata baik ke kiri maupun kekanan.

Grafik normal profitability plot menunjukkan titik-titik mengikuti garis diagonal dan penyebarannya mendekat dengan garis diagonal. Hasil analisis grafik

menunjukkan data terdistribusi secara normal.

Uji normallitas dengan grafik terkadang dapat menyesatkan karena secara

visual dapat kelihatan normal namun secara statistik sebaliknya. Oleh karena itu

disamping analisis grafik penelitian ini juga menggunakan analisis dalam uji

normalitas. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

Kolmogorov-Smirnov dengan hipotesis pengujian adalah sebagai berikut:

H0: data penelitian terdistribusi normal

Hasil output SPSS uji Kolmogorov-Smornov untuk menguji normalitas data

disajikan pada tabel 4.14 dibawah ini.

Table 4.14

Uji Kolmogorov – Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 48

Normal Parametersa,b Mean .00 Std. Deviation 6.191

Most Extreme Differences

Absolute .100

Positive .100

Negative -.069

Kolmogorov-Smirnov Z .696

Asymp. Sig. (2-tailed) .719

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Penelitian,2015 (Data Diolah)

Hipotesis nol diterima (data penelitian terdistribusi normal) apabila nilai

signifikansi Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari tingkat signifikansi 5% atau

0.05 (K-S > 0.05), sebaliknya apabila nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov

lebih kecil dari tingkat signifikansi 0.05 (K-S <0.05) maka hipotesis nol ditolak

yang berarti data penelitian tidak terdistribusi secara normal.

Hasil output SPSS uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel 4.14 diatas

menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0.696 dan signifikansi pada

0.719. Nilai signifikansi Kolmogorov- Smirnov pada 0.719 >0.05 hal ini berarti

4.3.2.2Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas dan model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas (Ghozali, 2012:105).

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tolerance value dan variance inflation factor (VIF). Criteria umum yang dipakai untuk mendeteksi adanya multikolinieritas adalah jika tolerance value < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas dan jika tolerance value >0,10 atau sama dengan nilai VIF<10 maka tidak terjadi multikolinieritas. Hasil output SPSS uji

multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut ini.

Tabel 4.15 Uji Multikolinieritas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistiks

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 15.881 2.107 7.537 .000

total_asset -7.273E-008 .000 -.468 -3.660 .001 .889 1.125

Debt_to_equity 8.421 2.254 .507 3.737 .001 .792 1.263

dividend_payout .008 .032 .033 .255 .800 .852 1.173

a. Dependent Variabel: price_earning

Sumber: Hasil Penelitian,2015 (Data Diolah)

Hasil output SPSS uji multikolinieritas pada tabel 4.15 diatas menunjukkan

bahwa nilai tolerance untuk semua variabel dalam tiap-tiap model regresi lebih besar dari 0,10 dan variance inflation factor (VIF) untuk semua variabel dalam tiap-tiap model regresi lebih kecil dari 10. Hasil penelitian ini mengidentifikasi

bahwa dalam model-model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak

4.3.2.3Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain (Ghozali, 2012:139). Heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan melihat

garfik scatterplots antara nilai prediksi variabel terkait (dependen) yaitu Price Earning Ratio. Hasil output SPSS uji heteroskedastisitas dalam bentuk grafik scatterplots dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut ini.

Sumber: Hasil Penelitian,2015 (Data Diolah)

Gambar 4.3 Grafik Scatterplot

Hasil output grafik scatterplot pada gambar 4.3 diatas menunjukkan titik-

titik data menyebar di atas dan dibawah. Titik-titik data tidak mengumpul hanya

diatas atau dibawah angka 0 saja. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi

berganda terbebas dari asumsi klasik heteroskedastisitas dan layak digunakan

Terdapat beberpa uji statistik yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada

tidaknya heteroskedastisitas yaitu uji park, uji glejser dan uji white. Uji statistik

untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedasitas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah uji gleser. Model regresi bebas dari heteroskedastisitas

apabila probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% atau 0,05.

Hasil uji SPSS statistik glejser ditunjukan pada tabel 4.16 dibawah ini.

Tabel 4.16

Uji Glejser Transformasi Logaritma Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta (Constant) 4.145 1.237 3.350 .002 total_asset -1.286E-008 .000 -.164 -1.102 .276 Debt_to_equity -1.551 1.323 -.185 -1.172 .248 dividend_payout .036 .019 .292 1.922 .061

a. Dependent Variabel: absout

Sumber: Hasil Penelitian,2015 (Data Diolah)

Hasil output SPSS uji glejser pada tabel 4.16 diatas menunjukkan bahwa

variabel Total assets, Debt to equity, Dividend Payout memiliki tingkat signifikansi masing-masing 0.276, 0.248, 0.061 lebih besar dari tingkat

kepercayaan 5% atau 0.05 sehingga dapat disimpulkan model regresi penelitian

4.3.2.4Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model

regresi linier terdapat korelasi antara pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2012:110). Model regresi yang baik

adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Autukorelasi dapat dideteksi

dengan melakukan uji Durbin-Watson (DW test). Uji Durbin-Watson dilakukan

dengan membuat hipotesis:

H0: tidak ada autokorelasi

Ha: ada autokorelasi

Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilihat pada tabel

4.17 dibawah ini. Criteria pengambilan keputusan ada tidaknya autokorellasi yang

digunakan dalam peneltian ini adalah du < d < 4 –du.

Tabel 4.17

Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif

Tolak 0 < d < dl

Tidak ada autokorelasi positif

No decision dl ≤ d ≤ du

Tidak ada korelasi negative

Tolak 4 – dl < d <4

Tidak ada korelasi negative

No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl Tidak ada autokorelasi

positif atau negative

Tidak ditolak du < d < 4 – du

Sumber: Ghozali 2012:111

Tabel 4.18 Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .600a .360 .316 6.398 2.268

a. Predictors: (Constant), dividend_payout, total_asset, debt_to_equity b. Dependent Variabel: price_earning

Sumber: Hasil Penelitian,2015 (Data Diolah)

Hasil output SPSS pada tabel 4.18 diatas menunjukkan nilai Durbin-Watson

sebesar 2.268. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi nilai DW tersebut

akan dibandingkan dengan nilaitabelDW dengan menggunakan nilai signifikansi

5%, jumlah sampel 48 dan jumlah variabel independen 3. PadatabelDW didapat

nilai batas atas (du) 1.6708 dan batas atas (dl) 1.4064. Nilai DW hitung 1.6708 <

2.268 < 4 -1.6708 atau 1.6708 < 2.268 < 2.3292 berarti tidak terdapat

autokorelasi.

Dokumen terkait