BAB IV ANALISA DATA
4.1.2 Pengujian dengan Gelas Ukur Diisolasi
Pada pengujian ini kita akan melihat pengaruh kotak isolasi styrofoam
pada gelas ukur terhadap alat penguji kapasitas adsorpsi. Data-data yang
diperhatikan sama seperti pada pengujian I (gelas ukur tidak diisolasi), yaitu
tekanan, temperatur, dan kapasitas adsorpsi-desorpsi dari adsorben karbon aktif.
Berikut ini akan dipaparkan data pemvakuman alat penguji kapasitas
adsorpsi.
A. Data Pemvakuman Alat Penguji Kapasitas Adsorpsi
1.
Metanol
Perlakuan pengujian sama dengan pengujian pertama (gelas ukur tanpa
diisolasi) yaitu pemanasan dengan lampu halogen dimulai pada pukul 10.00 WIB
sampai dengan pukul 17.00 WIB. Kemudian pada pukul 17.00 WIB dilakukan
pemvakuman alat pengujian kapasitas adsorpsi dengan menggunakan pompa
vakum.
Di bawah ini ditampilkan grafik temperatur pada adsorber (4 titik
(thermocouple) pada saat pemvakuman.
Gambar 4.29 Grafik Temperatur vs Waktu Pemvakuman Alat Penguji Adsorpsi
(metanol)
Data-data temperatur pada adsorber saat pemvakuman adalah seperti
berikut ini.
Temperatur awal percobaan pada adsorber adalah 28,21
oC. Temperatur
maksimum adsorber yang dapat dicapai ketika pemanasan adalah 197,08
oC yaitu
berada titik 8 thermocouple
(pada pukul 15.45 WIB). Temperatur rata-rata
adsorber bagian atas pada proses pemvakuman/pemanasan adalah 187,75
oC.
Temperatur pada titik channel 07 (adsorber bagian bawah) adalah 95,69
oC.
2. Etanol
Pengujian etanol sama perlakuaannya seperti pada saat pengujian metanol.
Adsorber dipanaskan dari pukul 10.00 WIB sampai dengan 17.00 WIB.
Gambar 4.30 Grafik Temperatur vs Waktu Pemvakuman (etanol)
Adapun hasil pengujiaan pemvakuman adalah seperti berikut ini.
Temperatur di awal percobaan adalah 27,01
oC. Setelah dilakukan pemanasan
temperatur maksimum adsorber yang dapat dicapai adalah 195,17
oC pada
thermocouple 8 (pada pukul 13.10 WIB). Temperatur rata-rata adsorber bagian
atas pada proses pemanasan T
sadalah 187,85
oC. Temperatur pada titik channel 07
(adsorber bagian bawah) T
badalah 85,61
oC.
3.
Amonia
Alat uji kapasitas adsorpsi mulai dipanaskan pada pukul 10.00 WIB
sampai dengan pukul 17.00 WIB. Kemudian pada pukul 17.00 WIB dilakukan
pemvakuman alat uji kapasitas adsorpsi. Perhatikan gambar grafik di bawah ini.
Temperatur awal adsorber sebelum dilakukan pemanasan adalah 28,10
oC.
Setelah dilakukan pemanasan oleh lampu halogen temperatur maksimum yang
dapat dicapai pada adsorber adalah 199,81
oC (pada titik thermocouple 8) pukul
16.57 WIB. Temperatur rata-rata adsorber atas pada saat pemanasan T
sadalah
184,91
oC. Temperatur pada titik channel 7 (adsorber bagian bawah) T
badalah
87,87
oC.
B. Data Pengujian Adsorpsi
1.
Metanol
Adsorpsi dimulai pada pukul 17.00 WIB setelah selesai proses pemanasan
dan pemvakuman. Es dengan massa 5 kg dimasukkan ke dalam ke kotak
styrofoam gelas ukur. Pemasukan es ini dilakukan untuk melihat berapa banyak
refrigeran yang dapat diserap dengan baik oleh karbon aktif dengan kondisi luaran
gelas ukur adalah es. Kerena fungsi gelas ukur ini akan digantikan menjadi
evaporator pada mesin pendingin siklus adsorpsi tenaga surya.
a. Adsorber
Berikut ini ditampilkan tabel data tekanan dan temperatur rata-rata tiap
jam pada proses adsorpsi metanol.
Tabel 4.4 Data Pengukuran Tekanan dan Temperatur Rata-Rata pada Proses
Adsorpsi (metanol)
No
Pukul
Tekanan (Bar)
Temperatur Rata-rata (
oC)
1
17.00
-0,5333
102, 31
2
18.00
-0,6
40,94
3
19.00
-0,6599
35,21
4
20.00
-0,6666
33,19
5
21.00
-0,6833
32,06
6
22.00
-0,6966
31,45
7
23.00
-0,6999
30,70
8
24.00
-0,6999
30,40
9
01.00
-0,7033
29,97
10
02.00
-0,7033
29,52
11
03.00
-0,7033
29,13
12
04.00
-0,7066
28,84
13
05.00
-0,7066
28,61
14
06.00
-0,7099
28,3
15
07.00
-0,7099
28,05
16
08.00
-0,7066
28,46
17
09.00
-0.7066
28,99
18
10.00
-0.7033
29,56
Berikut ini ditampilkan grafik tekanan vs waktu (tiap jam) pada pengujian
metanol.
Gambar 4.32 Grafik Tekanan vs Waktu Adsorpsi Metanol
Tekanan awal pada proses ini adalah -0,5333 Bar, yaitu pada pukul 17.00
WIB. Tekanan ini diperoleh setelah dilakukan proses pemvakuman dengan
mengunakan pompa vakum. Semakin menurunnya temperatur adsorber alat uji
kapasitas adsorpsi, maka tekanan juga akan menurun. Seperti yang diperlihatkan
pada gambar di atas. Data-data tekanan yang lengkap tiap jamnya dapat dilihat
pada tabel di atas.
Gambar grafik temperatur dan waktu pada adsorber ketika adsorpsi
berlangsung dapat ditampilkan seperti gambar berikut.
-0,75
-0,7
-0,65
-0,6
-0,55
-0,5
17:00 18:00 19:00 20:00 21:00 22:00 23:00 0:00 1:00 2:00 3:00 4:00 5:00 6:00 7:00 8:00 9:00 10:00Gambar 4.33 Grafik Temperatur vs Waktu Adsorpsi pada Adsorber (metanol)
Temperatur awal adsorber (pukul 17.00 WIB) adalah 102,31
oC.
Temperatur pada adsorber akan semakin menurun karena terjadi konveksi natural
baik dari udara luar maupun dengan refrigeran yang ada di dalam gelas ukur.
Temperatur terendah pada adsorber adalah 28,05
oC yaitu pada pukul 07.00 WIB.
b. Gelas Ukur
Berikut grafik temperatur pada gelas ukur yang telah diisolasi dengan
styrofoam.
Gambar 4.34 Grafik Temperatur vs Waktu Adsorpsi Metanol pada Gelas
Ukur
Temperatur rata-rata pada gelas ukur pada proses adsorpsi T
Gadalah
Pada proses adsorpsi ini, volume refrigeran metanol yang mampu diserap
oleh karbon aktif 1 kg adalah sebanyak 275 mL.
2. Etanol
a. Adsorber
Data-data tekanan dan temperatur rata-rata setiap jam pada proses adsorpsi
etanol dapat ditunjukkan seperti tabel berikut ini.
Tabel 4.5 Data Pengukuran Tekanan dan Temperatur Rata-Rata Adsorpsi Etanol
No
Pukul
Tekanan (Bar)
Temperatur rata-rata (
oC)
1
17.00
-0,5333
153,04
2
18.00
-0,6266
41,77
3
19.00
-0,6666
35,29
4
20.00
-0,6799
33,31
5
21.00
-0,6933
31,09
6
22.00
-0,6966
30,36
7
23.00
-0,6966
29,85
8
24.00
-0,6966
29,31
9
01.00
-0,6999
28,60
10
02.00
-0,6999
28,52
11
03.00
-0,6999
28,26
12
04.00
-0,6999
28,11
13
05.00
-0,7033
27,97
14
06.00
-0,7066
27,54
15
07.00
-0,7066
27,31
16
08.00
-0,7099
26,50
17
09.00
-0,7099
26,61
18
10.00
-0,7066
27,57
Gambar 4.35 Grafik Tekanan vs Waktu (etanol)
Tekanan awal pada proses ini adalah -0,5333 Bar, yaitu pada pukul 17.00
WIB. Tekanan diperoleh setelah dilakukan pemvakuman dengan pompa vakum.
Jika kita perhatikan grafik dan tabel di atas tekanan pada alat uji kapasitas
adsorpsi akan menurun seiring dengan menurunnya temperaturnya. Tekanan pada
keesokan harinya (pukul 10.00 WIB) turun menjadi -0,7066 Bar.
Berikut ini ditampilkan gambar grafik temperatur vs waktu adsorpsi etanol
pada adsorber.
Gambar 4.36 Grafik Temperatur vs Waktu Adsorpsi Etanol pada Adsorber
-0,75
-0,7
-0,65
-0,6
-0,55
-0,5
17:00 18:00 19:00 20:00 21:00 22:00 23:00 0:00 1:00 2:00 3:00 4:00 5:00 6:00 7:00 8:00 9:00 10:00Temperatur rata-rata awal pada proses adsorpsi adalah 153,04
oC. Karena
terjadi konveksi alamiah pada adsorber, maka temperatur akan semakin menurun.
Temperatur terendah yang dapat dicapai oleh adsorber terjadi pada pukul 08.00
WIB yaitu sebesar 26,50
oC.
b. Gelas Ukur
Di bawah ditampilkan grafik temperatur vs waktu adsorpsi etanol pada
gelas ukur.
Gambar 4.37 Grafik Temperatur vs Waktu Adsorpsi Etanol pada Gelas Ukur
Temperatur rata-rata gelas ukur adalah 10,40
oC. Temperatur ini konstan
karena gelas ukur disolasi menggunakan styrofoam. Sehingga gelas ukur tidak
dipengaruhi oleh udara luar. Volume etanol yang mampu diserap oleh 1 kg karbon
aktif pada proses adsorpsi adalah sebesar 250 mL.
3.
Amonia
Proses adsorpsi amonia dimulai pada pukul 17.00 WIB sampai keesokan
harinya pada pukul 10.00 WIB. Data temperatur dan tekanan yang diperoleh
adalah sebagai berikut ini.
a. Adsorber
Tekanan awal pada proses adsorpsi ini adalah -0,5333 Bar. Data-data
tekanan dan temperatur rata-rata setiap jamnya pada proses adsorpsi amonia dapat
dilihat seperti tabel berikut ini.
Tabel 4.6 Data Pengukuran Tekanan dan Temperatur Rata-Rata Adsorpsi Amonia
No
Pukul
Tekanan (Bar)
Temperatur rata-rata (
oC)
1
17.00
-0,5333
140,70
2
18.00
-0,6533
42,96
3
19.00
-0,6799
36,04
4
20.00
-0,6866
33,55
5
21.00
-0,6899
32,46
6
22.00
-0,7066
31,89
7
23.00
-0,7066
31,66
8
24.00
-0,7099
31,31
9
01.00
-0,7099
30,95
10
02.00
-0,7099
30,60
11
03.00
-0,7133
30,12
12
04.00
-0,7133
29,71
13
05.00
-0,7133
29,42
14
06.00
-0,7166
28,53
15
07.00
-0,7166
28,58
16
08.00
-0,7099
27,62
17
09.00
-0,7099
27,68
18
10.00
-0,7133
27,64
Berikut ini ditampilkan grafik tekanan vs waktu tiap jam pada pengujian
amonia.
Gambar 4.38 Grafik Tekanan vs Waktu Adsorpsi Amonia
-0,75
-0,7
-0,65
-0,6
-0,55
-0,5
17:00 18:00 19:00 20:00 21:00 22:00 23:00 0:00 1:00 2:00 3:00 4:00 5:00 6:00 7:00 8:00 9:00 10:00Di bawah ini ditampilkan gambar grafik temperatur vs waktu adsorpsi
amonia pada adsorber.
Gambar 4.39 Grafik Temperatur vs Waktu Adsorpsi Amonia pada Adsorber
Temperatur rata-rata awal pukul 17.00 WIB pada proses adsorpsi
140,70
oC. Temperatur pada adsorber akan semakin menurun karena perpindahan
panas secara konveksi natural. Temperatur rata-rata terendah adsorber adalah
27,62
oC pada pukul 08.00 WIB.
b. Gelas Ukur
Di bawah ditampilkan gambar grafik temperatur vs waktu adsorpsi amonia
pada gelas ukur.
Temperatur rata-rata pada gelas ukur adalah 9,60
oC. Volume refrigeran
amonia yang dapat diserap oleh 1 kg adsorben karbon aktif adalah 200 mL.
C. Data Pengujian Desorpsi
Setelah proses adsorpsi maka selanjutnya adsorben karbon aktif yang
mengandung refrigeran (adsorbat) dipanaskan menggunakan lampu halogen 1000
W pada alat penguji kapasitas adsorpsi. Refrigeran yang terserap adsorben karbon
aktif akan keluar dan masuk ke dalam gelas ukur. Volume refrigeran yang masuk
ke dalam gelas ukur akan dicatat sebagai kapasitas desorpsi. Berikut ditampilkan
data-data desorpsi pada masing-masing refrigeran.
1.
Metanol
a. Adsorber
Di bawah ini ditampilkan gambar grafik temperatur vs waktu desorpsi
metanol pada adsorber.
Gambar 4.41 Grafik Temperatur dan Waktu Desorpsi Metanol pada Adsorber
Temperatur maksimum yang dapat dicapai pada adsorber ketika dilakukan
pemanasan adalah 188,6
oC. Temperatur rata-rata yang diperoleh pada adsorber
pada proses desorpsi adalah 175,86
oC.
b. Gelas Ukur
Data-data temperatur yang diperoleh pada gelas ukur pada saat desorpsi
metanol dapat ditampilkan pada grafik berikut ini.
Gambar 4.42 Grafik Temperatur vs Waktu Desorpsi Metanol pada Gelas Ukur
Temperatur pada gelas ukur berangsur-angsur meningkat seperti terlihat
pada gambar di atas. Karena gelas ukur diisolasi dengan baik dengan styrofoam,
sehingga tidak ada panas yang masuk atau keluar dari lingkungan ke gelas ukur.
Temperatur maksimum yang dicapai oleh gelas ukur adalah 24,36
oC.
Pada gelas ukur dapat dilihat jumlah volume metanol yang kembali pada
proses desorpsi. Volume metanol yang kembali setelah dilakukan pemanas dari
pukul 10.00 WIB sampai dengan jam 17.00 WIB ke gelas ukur adalah sebanyak
275 mL.
Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa 1 kg karbon aktif
mampu menyerap/mengadsorpsi metanol sebanyak 275 mL dengan gelas ukur
diisolasi. Semua metanol kembali ke gelas ukur pada proses desorpsi yaitu 275
mL.
Jadi perbandingan antara massa karbon aktif dengan volume metanol yang
dapat diserap (adsorpsi) dan dilepaskan (desorpsi) adalah 1 kg karbon aktif
banding 275 mL metanol.
2.
Etanol
a. Adsorber
Berikut ini ditampilkan secara berturut-turut gambar grafik temperatur vs
waktu desorpsi etanol dan gambar grafik termperatur rata-rata desorpsi etanol.
Gambar 4.43 Grafik Temperatur dan Waktu Desorpsi pada Adsorber (etanol)
Temperatur maksimum yang dapat dicapai adsorber ketika proses desorpsi
etanol adalah 194,64
oC. Rata-rata temperatur yang dapat dicapai pada adsorber
setelah dilakukan pemanasan adalah 176,10
oC.
b. Gelas Ukur
Data-data temperatur yang diperoleh pada gelas ukur pada saat desorpsi
dapat ditampilkan seperti gambar grafik berikut ini.
Gambar 4.44 Grafik Temperatur vs Waktu Desorpsi pada Gelas Ukur (etanol)
Temperatur rata-rata di awal yaitu pada pukul 10.00 WIB adalah 10,40
oC.
Temperatur pada gelas ukur terlihat semakin meningkat karena terjadi
perpindahan panas dari refrigeran yang bertemperatur tinggi ke gelas ukur yang
bertemperatur lebih rendah. Temperatur tertinggi yang dapat dicapai oleh gelas
ukur pada proses desorpsi adalah 26,26
oC.
Pada gelas ukur dapat dilihat jumlah volume etanol yang kembali setelah
proses desorpsi. Volume etanol yang kembali setelah dilakukan pemanas dari jam
10.00 WIB sampai dengan jam 17.00 WIB ke dalam gelas ukur adalah sebanyak
250 mL.
Dalam 1 kg karbon aktif mampu menyerap/mengadsorpsi etanol sebanyak
250 mL. Etanol yang terdesorpsi adalah sebanyak 250 mL. Perbandingan yang
ideal antara adsorben karbon aktif dan etanol yang diperoleh adalah 1 kg karbon
aktif “banding” 250 mL Etanol.
3.
Amonia
a. Adsorber
Di bawah ini ditampilkan secara berturut-turut grafik temperatur vs waktu
desorpsi amonia dan gambar grafik temperatur rata-rata vs waktu desopsi amonia
pada adsorber.
Gambar 4.45 Grafik Temperatur dan Waktu Desorpsi Amonia pada Adsorber
Temperatur maksimum yang dapat dicapai pada adsorber setelah
dilakukan pemanasan adalah 195,35
oC. Rata-rata temperatur desorpsi yang dapat
dicapai pada adsorber adalah 179,95
oC.
b. Gelas Ukur
Proses desorpsi dimulai pada 10.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB
Data-data temperatur yang diperoleh pada gelas ukur pada saat desorpsi dapat
ditampilkan sebagai berikut ini.
Gambar 4.46 Grafik Temperatur vs Waktu Desorpsi Amonia pada Gelas Ukur
Temperatur gelas ukur pada pukul 10.00 WIB adalah 9,60
oC. Ketika
lampu halogen pada alat uji kapasitas dihidupkan, maka temperatur pada adsorber
akan semakin meningkat sehingga adsorbat yang dikandung adsorben karbon aktif
keluar. Adsorbat bertemperatur tinggi ini akan masuk ke dalam gelas
bertemperatur lebih rendah. Pada saat itu juga terjadi perpindahan panas dari
refrigeran bertemperatur tinggi ke gelas ukur bertemperatur rendah. Temperatur
maksimum yang dapat dicapai oleh gelas ukur adalah 23,4
oC.
Volume amonia yang kembali setelah dilakukan pemanas dari jam 10.00
WIB sampai dengan jam 17.00 WIB ke dalam gelas ukur adalah sebanyak 200
mL.
Hal ini berarti semua amonia yang telah teradsorpsi karbon aktif kembali
ke dalam gelas ukur pada saat proses desorpsi. Dalam 1 kg karbon aktif mampu
menyerap/mengadsorpsi amonia sebanyak 200 mL. Perbandingan yang ideal
antara adsorben karbon aktif dan amonia dapat dituliskan: 1 kg karbon aktif
“banding” 200 mL Amonia.
Dalam dokumen
Pembuatan Alat Penguji Kapasitas Adsorpsi Pada Mesin Pendingin Adsorpsi Dengan Menggunakan Adsorben Karbon Aktif
(Halaman 84-100)