BAB IV ANALISA DATA
4.1.1 Pengujian dengan Gelas ukur Tidak Diisolasi
Pada pengujian ini, gelas ukur dipengaruhi oleh lingkungan luar. Hal ini
akan berpengaruh terhadap kapasitas, temperatur dan tekanan pada alat uji. Data-
data atau hasil pengujian dengan gelas ukur tidak diisolasi dapat dijabarkan
sebagai berikut ini.
A.
Data Pemvakuman Alat Penguji Kapasitas Adsorpsi
1.
Metanol
Pengujian pertama adalah refrigeran metanol. Adsorber mulai dipanaskan
mulai pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB dengan mengunakan
lampu pemanas alat uji kapasitas adsorpsi. Kemudian pada pukul 17.00 WIB
dilakukan pemvakuman alat pengujian kapasitas adsorpsi dengan menggunakan
pompa vakum. Pemvakuman dilakukan untuk mengeluarkan partikel-partikel
pengotor dan uap air. Perhatikan gambar grafik di bawah ini.
Gambar 4.2 Grafik Temperatur vs Waktu Pemvakuman Alat Penguji
Adsorpsi (metanol)
Data-data temperatur pada adsorber dan gelas ukur saat pemvakuman
adalah seperti berikut ini.
Temperatur awal percobaan pada adsorber adalah 26,56
oC. Temperatur
maksimum adsorber yang dapat dicapai ketika pemanasan adalah 240,38
oC yaitu
berada titik 8 thermocouple (pada pukul 16.44 WIB).
Perhatikan gambar grafik rata-rata temperatur adsorber di bawah ini.
Temperatur rata-rata adsorber bagian atas pada proses pemvakuman
adalah 192,03
oC. Temperatur pada titik channel 7 (adsorber bawah) T
badalah
82,28
oC.
2. Etanol
Pengujian selanjutnya adalah pengujian terhadap etanol. Perlakuaan
pengujian etanol sama seperti pada pengujian metanol. Waktu pemanasan
adsorber berlangsung dari pukul 10.00 WIB sampai dengan 17.00 WIB. Di bawah
ini ditampilkan grafik temperatur adsorber pada saat pemanasan.
Gambar 4.4 Grafik Temperatur vs Waktu Pemvakuman (etanol)
Adapun hasil pengujian pemvakuman dapat dijelaskan sebagai berikut ini.
Temperatur awal percobaan adalah 28,10
oC. Setelah dilakukan pemanasan
temperatur maksimum adsorber yang dapat dicapai adalah 236,69
oC pada
thermocouple 8 (pada pukul 16.55 WIB).
Di bawah ini ditampilkan gambar grafik temperatur rata-rata adsorber pada
saat pengujian etanol.
Gambar 4.5 Grafik rata-rata Temperatur vs Waktu pemvakuman Adsorber
(etanol)
Temperatur rata-rata adsorber bagian atas pada proses pemanasan adalah
190,03
oC. Berikut ini ditampilkan gambar grafik temperatur rata-rata adsorber
bagian atas. Temperatur pada titik channel 07 (bagian bawah adsorber) T
badalah
94,40
oC.
3.
Amonia
Pengujian ketiga adalah pengujian amonia. Seperti halnya pengujian
metanol dan etanol, adsorber dipanaskan mulai pukul 10.00 WIB sampai dengan
pukul 17.00 WIB. Kemudian pada pukul 17.00 WIB dilakukan pemvakuman alat
uji kapasitas adsorpsi dengan menggunakan pompa vakum.
Pemvakuman dilakukan untuk mengeluarkan partikel-partikel pengotor
dan uap air yang berada pada karbon aktif sehingga adsorben dapat kembali aktif
untuk mengadsorpsi refrigeran.
Gambar 4.6 Grafik Temperatur vs Waktu Pemvakum (amonia)
Perhatikan gambar grafik di atas yaitu grafik adsorber ketika pemanasan
dengan lampu halogen 1000 W. Temperatur awal adsorber sebelum dilakukan
pemanasan adalah 27,49
oC. Setelah dilakukan pemanasan temperatur maksimum
yang dapat dicapai pada adsorber adalah 205,29
oC (pada titik thermocouple 8)
pada pukul 15.10 WIB. Temperatur pada titik channel 7 (bawah adsorber) T
badalah 109,73
oC. Berikut ini ditunjukkan gambar grafik temperatur rata-rata
adsorber bagian atas.
Gambar 4.7 Grafik Temperatur Rata-Rata vs Waktu pada Adsorber (amonia)
Temperatur rata-rata adsorber bagian atas pada saat pemanasan adalah
181,92
oC.
4.
Musicool
Pengujian selanjutnya adalah pengujian musicool yaitu salah satu
refrigeran hidrokarbon yang ramah lingkungan. Tetapi pada pengujian musicool
tidak berhasil diuji pada alat uji kapasitas adsorpsi. Karena musicool memiliki
titik didih yang cukup rendah. Pada tekanan atmosfir, titik didih Musicool R-134
mencapai -32,90
oC. Akibatnya alat tidak dapat divakumkan dengan
pompa vakum ketika Musicool dimasukan ke dalam alat uji. Perhatikan gambar
berikut ini.
Gambar 4.8 Awal Sebelum Pengisian Musicool ke dalam Gelas Ukur
Gambar di atas adalah keadaan alat uji kapasitas adsorpsi sebelum
refrigeran MC-134 dimasukkan ke dalam alat uji kapasitas adsorpsi. Terlihat
bahwa adsorber masih berbentuk kotak dan sisi-sisinya masih rata.
Berikut merupakan gambar proses memasukkan musicool ke dalam gelas
ukur.
Gambar 4.9 Proses Pengisian Musicool ke dalam Alat Penguji
Setelah dilakukan pengisian musicool katup antara gelas ukur dan adsorber
dibuka, yang terjadi adalah alat uji mengembung akibat dari tekanan dari
musicool yang tinggi. Perhatikan perbedaan gambar adsorber berikut ini
(ditunjukkan garis merah) sebelum dan sesudah pengisian refrigeran MC-R134.
(a) Sebelum pengisian musicool
(b) Sesudah pengisian musicool.
Gambar 4.10 Setelah Pengisian Musicool ke Alat Uji
B.
Data Pengujian Adsorpsi
1.
Metanol
Adsorpsi dimulai pada pukul 17.00 WIB setelah selesai proses pemanasan
dan pemvakuman alat uji kapasitas adsorpsi. Pemanasan dihentikan diikuti
memasukkan refrigeran ke gelas ukur dan katup antara gelas ukur dan adsorber
dibuka sehingga terjadi proses adsorpsi. Proses adsorpsi dibiarkan sampai kesokan
harinya pada pukul 10.00 WIB.
Adapun data-data pada adsorber dan gelas ukur seperti temperatur,
tekanan, volume refrigeran yang terserap (adsorpsi) oleh 1 kg adsorben karbon
aktif adalah sebagai berikut ini.
a. Adsorber
Berikut ini ditampilkan tabel data-data tekanan dan temperatur rata-rata
setiap jam pada proses adsorpsi metanol.
Tabel 4.1 Data Pengukuran Tekanan dan Temperatur Rata-Rata pada Proses
Adsorpsi (metanol)
No Pukul
Tekanan (Bar)
Temperatur Rata-rata (
oC)
1
17.00
-0,5333
201,07
2
18.00
-0,7466
43,75
3
19.00
-0,7866
36,22
4
20.00
-0,8033
32,78
5
21.00
-0,8166
29,53
Mengembung
Naik 3
6
22.00
-0,8266
27,91
7
23.00
-0,8299
27,67
8
24.00
-0,8366
26,53
9
01.00
-0,8399
26,26
10
02.00
-0,8399
26,24
11
03.00
-0,8433
26,15
12
04.00
-0,8466
25,92
13
05.00
-0,8466
25,84
14
06.00
-0,8466
25,83
15
07.00
-0,8499
25,75
16
08.00
-0,8466
25,95
17
09.00
-0,8366
26,56
18
10.00
-0,8299
27,68
Berikut ini ditampilkan grafik tekanan vs waktu (tiap jam) pada pengujian
metanol.
Gambar 4.11 Grafik Tekanan vs Waktu Adsorpsi Metanol
Tekanan awal pada proses adsorpsi ini adalah -0,5333 Bar. Tekanan ini
diperoleh setelah dilakukan pemvakuman dengan mengunakan pompa vakum.
Tekanan pada keesokan harinya menurun menjadi -0,8299 Bar pada pukul 10.00
WIB. Penurunan tekanan ini disebabkan oleh penurunan temperatur alat uji
kapasitas adsorpsi.
-0,75
-0,7
-0,65
-0,6
-0,55
-0,5
17:00 18:00 19:00 20:00 21:00 22:00 23:00 0:00 1:00 2:00 3:00 4:00 5:00 6:00 7:00 8:00 9:00 10:00Gambar grafik temperatur dan waktu pada adsorber ketika adsorpsi
berlangsung dapat ditampilkan seperti gambar berikut.
Gambar 4.12 Grafik Temperatur vs Waktu Adsorpsi pada Adsorber (metanol)
Temperatur rata-rata terendah yang dapat dicapai pada adsorber terjadi
pada pukul 07.00 WIB yaitu 25,75
oC.
b. Gelas Ukur
Di bawah ini ditampilkan gambar grafik temperatur vs waktu adsorpsi
metanol pada gelas ukur mulai pukul 17.00 WIB sampai dengan keesokan harinya
pada pukul 10.00 WIB.
Temperatur terendah pada gelas ukur pada saat adsorpsi metanol adalah
25,75
oC. Temperatur terendah ini terjadi pada pukul 04.40 WIB. Pada proses
adsorpsi ini, volume refrigeran metanol yang mampu diserap (adsorpsi) oleh
karbon aktif 1 kg adalah sebesar 300 mL.
2. Etanol
a. Adsorber
Data-data tekanan dan temperatur rata-rata setiap jam pada proses adsorpsi
etanol dapat ditunjukkan seperti tabel berikut ini.
Tabel 4.2 Data Pengukuran Tekanan dan Temperatur Rata-Rata Adsorpsi Etanol
No Pukul Tekanan (Bar)
Temperatur rata-rata (
oC)
1
17.00
-0,5333
191,46
2
18.00
-0,7333
46,41
3
19.00
-0,7733
36,18
4
20.00
-0,7899
32,50
5
21.00
-0,8033
30,76
6
22.00
-0,8066
29,96
7
23.00
-0,8099
29,29
8
24.00
-0,8133
28,83
9
01.00
-0,8166
28,36
10 02.00
-0,8166
27,99
11 03.00
-0,8199
27,71
12 04.00
-0,8233
27,55
13 05.00
-0,8233
27,26
14 06.00
-0,8266
27,01
15 07.00
-0,8266
26,83
16 08.00
-0,8299
26,80
17 09.00
-0,8266
27,09
18 10.00
-0,8233
27,37
Gambar 4.14 Grafik Tekanan vs Waktu (etanol)
Tekanan awal pada proses ini adalah -0,5333 Bar. Tekanan ini menurun
seiring dengan menurunnya temperatur adsorber alat uji kapasitas adsorpsi dan
mencapai tekanan -0,8233 Bar pada pukul 10.00 WIB keesokan harinya.
Berikut ini ditampilkan gambar grafik temperatur vs waktu adsorpsi etanol
pada adsorber.
Gambar 4.15 Grafik Temperatur vs Waktu Adsorpsi Etanol pada Adsorber
Temperatur rata-rata terendah yang dapat dicapai oleh adsorber terjadi
o
-0,75
-0,7
-0,65
-0,6
-0,55
-0,5
17:00 18:00 19:00 20:00 21:00 22:00 23:00 0:00 1:00 2:00 3:00 4:00 5:00 6:00 7:00 8:00 9:00 10:00b. Gelas Ukur
Di bawah ditampilkan grafik temperatur vs waktu adsorpsi etanol pada
gelas ukur.
Gambar 4.16 Grafik Temperatur vs Waktu Adsorpsi Etanol pada Gelas Ukur
Temperatur terendah pada gelas ukur yang tercatat agilent adalah 26,8
oC
yaitu terjadi pada pukul 06.31 WIB. Volume etanol yang mampu diserap oleh 1
kg karbon aktif pada proses adsorpsi adalah sebesar 275 mL.
3.
Amonia
Adsorpsi amonia dimulai pada pukul 17.00 WIB sampai kesokan harinya
pada pukul 10.00 WIB. Data-data yang diperoleh adalah sebagai berikut ini.
a. Adsorber
Data-data tekanan dan temperatur rata-rata setiap jamnya pada proses
adsorpsi amonia dapat dilihat seperti tabel berikut ini.
Tabel 4.3 Data Pengukuran Tekanan dan Temperatur Rata-Rata Adsorpsi Amonia
No
Pukul Tekanan (Bar)
Temperatur rata-rata (
oC)
1
17.00
-0,5333
181,91
2
18.00
-0,6266
42,74
3
19.00
-0,6666
35,48
4
20.00
-0,6799
33,31
5
21.00
-0,6933
30,24
6
22.00
-0,6966
29,47
7
23.00
-0,6999
29,05
8
24.00
-0,7033
28,69
9
01.00
-0,7033
28,48
10
02.00
-0,7066
28,23
11
03.00
-0,7099
28,06
12
04.00
-0,7133
27,69
13
05.00
-0,7133
27,48
14
06.00
-0,7166
27,13
15
07.00
-0,7199
26,99
16
08.00
-0,7233
26,69
17
09.00
-0,7199
27,01
18
10.00
-0,7033
28,56
Berikut ini ditampilkan gambar grafik tekanan vs waktu tiap jam pada
pengujian amonia.
Gambar 4.17 Grafik Tekanan vs Waktu Adsorpsi Amonia
Tekanan awal pada proses adsorpsi ini adalah -0,5333 Bar sama dengan
percobaan sebelumnya (metanol dan etanol). Tekanan semakin menurun seiring
dengan menurunnya temperatur adsorber. Tekanan alat uji kapasitas adsorpsi
menurun menjadi tekanan -0.7033 Bar pada pukul 10.00 WIB keesokan harinya.
Di bawah ini ditampilkan gambar grafik temperatur vs waktu adsorpsi
amonia pada adsorber.
-0,75
-0,7
-0,65
-0,6
-0,55
-0,5
17:00 18:00 19:00 20:00 21:00 22:00 23:00 0:00 1:00 2:00 3:00 4:00 5:00 6:00 7:00 8:00 9:00 10:00Gambar 4.18 Grafik Temperatur vs Waktu Adsorpsi Amonia pada Adsorber
Temperatur rata-rata terendah terjadi pada pukul 08.00 WIB yaitu sebesar
26,69
oC.
b. Gelas Ukur
Di bawah ditampilkan gambar grafik temperatur vs waktu adsorpsi amonia
pada gelas ukur.
Gambar 4.19 Grafik Temperatur vs Waktu Adsorpsi Amonia pada Gelas Ukur
Temperatur terendah pada gelas ukur adalah 26,38
oC yaitu terjadi pada
pukul 09.10 WIB. Volume refrigeran amonia yang dapat diserap oleh 1 kg
adsorben karbon aktif adalah 210 mL.
C. Data Pengujian Desorpsi
Setelah proses adsorpsi maka selanjutnya adsorben karbon aktif yang
mengandung refrigeran dipanaskan menggunakan lampu halogen alat penguji
kapasitas adsorpsi. Sehingga refrigeran yang terserap dalam adsorben karbon aktif
keluar dan masuk ke dalam gelas ukur. Pada gelas ukur telah ditempelkan skala
volume sehingga terlihat besar volume refrigeran yang kembali ke dalam gelas
ukur. Berikut ini ditampilkan data-data desorpsi pada masing-masing refrigeran.
1.
Metanol
a. Adsorber
Di bawah ini ditampilkan gambar grafik temperatur vs waktu desorpsi
metanol pada adsorber.
Gambar 4.20 Grafik Temperatur dan Waktu Desorpsi Metanol pada Adsorber
Temperatur maksimum yang dapat dicapai pada adsorber ketika dilakukan
pemanasan adalah 240,02
oC.
Pada gambar di bawah ini ditunjukkan grafik temperatur rata-rata desorpsi
pada adsorber.
Gambar 4.21 Grafik Temperatur Rata-Rata Desorpsi Metanol pada Adsorber
Temperatur rata-rata yang diperoleh pada adsorber pada proses desorpsi
adalah 190,88
oC.
b. Gelas Ukur
Data-data temperatur yang diperoleh pada gelas ukur pada saat desorpsi
metanol dapat ditampilkan pada grafik berikut ini.
Gambar 4.22 Grafik Temperatur vs Waktu Desorpsi Metanol pada Gelas Ukur
Temperatur pada gelas ukur terlihat di atas semakin naik dari pukul 10.00
WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB. Ini disebabkan refrigeran keluar dari
adsorben pada temperatur tinggi masuk ke dalam gelas ukur sehingga terjadi
perpindahan panas dari refrigeran ke gelas ukur. Sedangkan pada pukul 15.00
WIB terjadi penurunan temperatur yang signifikan pada gelas ukur karena
refrigeran yang bertemperatur tinggi yang keluar dari adsorben sudah turun
seluruhnya ke dalam gelas ukur. Temperatur tertinggi yang dapat dicapai gelas
ukur pada saat desorpsi adalah 31,28
oC.
Pada gelas ukur dapat dilihat jumlah volume metanol yang kembali pada
proses desorpsi. Volume metanol yang kembali setelah dilakukan pemanasan dari
pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB ke dalam gelas ukur adalah
sebanyak 300 mL. Hal ini berarti bahwa semua metanol yang diserap pada proses
adsorpsi kembali semuanya ke dalam gelas ukur pada proses desorpsi.
Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa 1 kg karbon aktif
mampu menyerap/mengadsorpsi metanol sebanyak 300 mL. Semua metanol
kembali ke gelas ukur pada proses desorpsi. Jadi perbandingan yang ideal antara
massa karbon aktif dengan volume metanol yang dapat diadsorpsi dan didesorpsi
adalah
1 kg karbon aktif “banding” 300 mL metanol
2.
Etanol
a. Adsorber
Berikut ini ditampilkan secara berturut-turut gambar grafik temperatur vs
waktu desorpsi etanol dan gambar grafik termperatur rata-rata desorpsi etanol.
Temperatur maksimum yang dapat dicapai pada adsorber ketika proses
desorpsi etanol adalah 241,11
oC.
Gambar 4.24 Grafik Temperatur Rata-Rata Desorpsi Etanol pada Adsorber
Temperatur rata-rata yang dapat dicapai pada adsorber setelah dilakukan
pemanasan adalah 189,50
oC.
b. Gelas Ukur
Data-data temperatur yang diperoleh pada gelas ukur pada saat desorpsi
dapat ditampilkan seperti gambar grafik berikut ini.
Gambar 4.25 Grafik Temperatur vs Waktu Desorpsi pada Gelas Ukur (etanol)
Pada pukul 11.00 WIB sampai pukul 12.00 WIB terjadi peningkatan suhu
yang sangat tinggi. Ini disebabkan etanol yang bersuhu tinggi masuk ke gelas ukur
dalam jumlah yang banyak. Pada pukul 12.30 WIB terjadi penurunan temperatur
pada gelas ukur karena jumlah etanol yang bersuhu tinggi semakin berkurang
masuk ke dalam gelas ukur. Etanol terdesorpsi seluruhnya dari adsorber pada
pukul 14.00 WIB. Temperatur maksimum yang dicapai pada gelas ukur adalah
34,94
oC.
Pada gelas ukur dapat dilihat jumlah volume etanol yang kembali setelah
proses desorpsi. Volume etanol yang kembali setelah dilakukan pemanas dari jam
10.00 WIB sampai dengan jam 17.00 WIB ke dalam gelas ukur adalah sebanyak
275 mL. Hal ini berarti berarti semua etanol yang teradsorpsi di dalam adsorben
karbon aktif kembali ke dalam gelas ukur pada proses desorpsi.
Dalam 1 kg karbon aktif mampu mengadsorpsi dan mendesorpsi etanol
sebanyak 275 mL. Perbandingan yang diperoleh adalah:
1 kg karbon aktif “banding” 275 mL Etanol
3.
Amonia
a. Adsorber
Di bawah ini ditampilkan secara berturut-turut grafik temperatur vs waktu
desorpsi amonia dan gambar grafik temperatur rata-rata vs waktu desorpsi amonia
pada adsorber.
Gambar 4.26 Grafik Temperatur dan Waktu Desorpsi Amonia pada Adsorber
Temperatur maksimum yang dapat dicapai pada adsorber setelah
dilakukan pemanasan adalah 233,56
oC.
Gambar 4.27 Grafik Temperatur Rata-Rata Desorpsi Amonia pada Adsorber
Temperatur rata-rata adsorber pada proses desorpsi adalah 179,34
oC.
b. Gelas Ukur
Proses desorpsi dimulai pada 10.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB
Temperatur yang diperoleh pada gelas ukur pada proses desorpsi dapat
ditampilkan seperti gambar berikut ini.
Gambar 4.28 Grafik Temperatur vs Waktu Desorpsi Amonia pada Gelas Ukur
Grafik di atas terlihat pada pukul 11.00 WIB sampai dengan pukul 13.00
WIB terjadi peningkatan temperatur pada gelas ukur. Hal ini disebabkan amonia
dengan temperatur tinggi keluar dari adsorben masuk ke dalam gelas ukur.
Sehingga terjadi perpindahan panas dari amonia bersuhu tinggi ke gelas ukur
bersuhu lebih rendah.
Volume amonia yang kembali setelah dilakukan pemanas dari pukul 10.00
WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB ke dalam gelas ukur adalah sebanyak 210
mL.
Hal ini berarti semua amonia yang telah teradsorpsi karbon aktif kembali
ke dalam gelas ukur pada saat proses desorpsi. Dalam 1 kg karbon aktif mampu
menyerap/mengadsorpsi dan mendesorpsi amonia sebanyak 210 mL.
Perbandingan ideal yang diperoleh adalah 1 kg karbon aktif “banding” 210 mL
Amonia
Dalam dokumen
Pembuatan Alat Penguji Kapasitas Adsorpsi Pada Mesin Pendingin Adsorpsi Dengan Menggunakan Adsorben Karbon Aktif
(Halaman 64-84)