• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Data

2. Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini terdapat tiga hipotesis yang akan diuji. Pengujian hipotesis pertama sampai dengan ketiga menggunakan rumus korelasi regresi

Chow. Berikut ini disajikan hasil-hasil pengujian hipotesis: a. Pengujian Hipotesis I

1) Rumusan Hipotesis

Ho : Tidak ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap hubungan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Ha : Ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap hubungan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

2) Pengujian Hipotesis I

Berdasarkan hasil pengujian, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut (lampiran VI, halaman 111):

) ( 065 , 0 957 , 4 988 , 2 668 , 184 X1 X2 X1X2 Y =− + + −

58

58 Keterangan:

Y = minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi X1 = variabel prestasi belajar

X2 = variabel minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi X1X2 = nilai interaksi antara variabel prestasi belajar dengan varibel

minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi

Hasil pengujian regresi di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi (β3) dari interaksi variabel prestasi belajar dengan variabel minat melanjutkan ke perguruan tinggi adalah -0,065. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel tersebut tidak memperkuat derajat hubungan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Nilai signifikansi koefisien regresi (β3) dari interaksi variabel prestasi belajar dengan variabel lingkungan keluarga terhadap variabel minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi menunjukkan lebih tinggi dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini (ρ = 0,107 > α = 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan antara prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi ditinjau dari lingkungan keluarga adalah tidak signifikan. Artinya, tidak ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap hubungan antara prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

b. Pengujian Hipotesis II 1) Rumusan Hipotesis

Ho : Tidak ada pengaruh lingkungan sekolah terhadap hubungan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi

59

59

Ha : Ada pengaruh lingkungan sekolah terhadap hubungan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi

2) Pengujian Hipotesis II

Berdasarkan hasil pengujian, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut (lampiran VI, halaman 112):

) ( 014 , 0 775 , 0 287 , 0 067 , 54 X1 X2 X1X2 Y = − − + Keterangan:

Y = minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi X1 = variabel prestasi belajar

X2 = variabel minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi X1X2 = nilai interaksi antara variabel prestasi belajar dengan varibel

minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi

Hasil pengujian regresi di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi (β3) dari interaksi variabel prestasi belajar dengan variabel minat melanjutkan ke perguruan tinggi adalah 0,014. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel tersebut memperkuat derajat hubungan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Nilai signifikansi koefisien regresi (β3) dari interaksi variabel prestasi belajar dengan variabel lingkungan sekolah terhadap variabel minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi menunjukkan lebih tinggi dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini (ρ = 0,683 > α = 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan antara prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi ditinjau dari lingkungan sekolah adalah tidak signifikan. Artinya, tidak ada

60

60

pengaruh lingkungan sekolah terhadap hubungan antara prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

c. Pengujian Hipotesis III 1) Rumusan Hipotesis

Ho : Tidak ada pengaruh lingkungan masyarakat terhadap hubungan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Ha : Ada pengaruh lingkungan masyarakat terhadap hubungan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

2) Pengujian Hipotesis III

Berdasarkan hasil pengujian, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut (lampiran VI, halaman 113):

) ( 049 , 0 782 , 3 019 , 2 618 , 111 X1 X2 X1X2 Y =− + + − Keterangan:

Y = minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi X1 = variabel prestasi belajar

X2 = variabel minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi X1X2 = nilai interaksi antara variabel prestasi belajar dengan varibel

minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi

Hasil pengujian regresi di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi (β3) dari interaksi variabel prestasi belajar dengan variabel minat melanjutkan ke perguruan tinggi adalah -0,049. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel tersebut tidak memperkuat derajat hubungan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Nilai signifikansi koefisien

61

61

regresi (β3) dari interaksi variabel prestasi belajar dengan variabel lingkungan masyarakat terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi menunjukkan lebih tinggi dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini (ρ = 0,177 > α = 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan antara prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi ditinjau dari lingkungan masyarakat adalah tidak signifikan. Artinya, tidak ada pengaruh lingkungan masyarakat terhadap hubungan antara prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

C. Pembahasan

1. Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Hubungan Prestasi Belajar dengan Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap hubungan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hasil ini didukung oleh perhitungan koefisien regresi (β3) sebesar -0,065 dan hasil perhitungan statistik yang menunjukkan bahwa nilai probabilitas koefisien regresi (ρ) = 0,107 lebih besar dari α = 0,05.

Deskripsi minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi menunjukkan bahwa sebagian besar siswa dikategorikan memiliki minat yang sangat baik (51 siswa atau 56,66%). Menurut Syah (1995:151), minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan

62

62

yang besar terhadap sesuatu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa mempunyai keinginan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, mempunyai perasaan tertarik untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, dan mempunyai perasaan suka untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Deskripsi prestasi belajar menunjukkan bahwa sebagian besar siswa dikategorikan memiliki prestasi belajar yang baik (77 siswa atau 85,56%). Menurut Winkel (1989:100), prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes, mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Hal tersebut tercermin dari nilai rata-rata rapor dari semester 1 kelas X sampai dengan semester 1 kelas XII. Prestasi belajar sangat mempengaruhi minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, sehingga prestasi belajar yang baik dapat meningkatkan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Deskripsi lingkungan keluarga menunjukkan bahwa sebagian besar siswa dikategorikan sangat baik (49 siswa atau 54,44%). Petterson dan Loeber (1984) seperti dikutip oleh Syah (1995:138) mengatakan bahwa lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa ialah orang tua dan keluarga itu sendiri. Hal ini tercermin dari cara mendidik, suasana keluarga, pengertian orang tua, keadaan sosial ekonomi orang tua, dan latar belakang kebudayaan keluarga.

63

63

Lingkungan keluarga yang baik akan membuat siswa dapat belajar dengan kondusif di rumah sehingga prestasi belajar yang dicapai akan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang berasal dari lingkungan keluarga yang kurang baik. Semakin tinggi prestasi siswa, maka semakin tinggi pula minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Sebaliknya, jika lingkungan keluarga semakin tidak baik maka hubungan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi akan lemah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan keluarga berpengaruh negatif terhadap hubungan antara prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Artinya, lingkungan keluarga yang baik berdampak melemahkan hubungan antara prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hal demikian kemungkinan disebabkan oleh keadaan sosial ekonomi orang tua, seperti latar belakang pendidikan. Pendidikan orang tua dengan tamatan SD sampai dengan SMA memungkinkan adanya anggapan dalam diri siswa bahwa ketika mereka sudah menyelesaikan studi di jenjang SMA, mereka merasa sudah mempunyai pendidikan yang lebih tinggi atau sama dengan orang tua. Dengan kondisi inilah siswa beranggapan bahwa mereka dapat langsung bekerja setelah menyelesaikan studi jenjang SMA, tanpa harus melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

64

64

2. Pengaruh Lingkungan Sekolah terhadap Hubungan Prestasi Belajar dengan Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada pengaruh lingkungan sekolah terhadap hubungan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hasil ini didukung oleh perhitungan koefisien regresi (β3) sebesar 0,014 dan hasil perhitungan statistik yang menunjukkan bahwa nilai probabilitas koefisien regresi (ρ) = 0,683 lebih besar dari α = 0,05.

Deskripsi minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi menunjukkan bahwa sebagian besar siswa dikategorikan memiliki minat yang sangat baik (51 siswa atau 56,66%). Menurut Syah (1995:151), minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa mempunyai keinginan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, mempunyai perasaan tertarik untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, dan mempunyai perasaan suka untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Deskripsi prestasi belajar menunjukkan bahwa sebagian besar siswa dikategorikan memiliki prestasi belajar yang baik (77 siswa atau 85,56%). Menurut Winkel (1989:100), prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes, mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Hal tersebut tercermin dari nilai

rata-65

65

rata rapor dari semester 1 kelas X sampai dengan semester 1 kelas XII. Prestasi belajar sangat mempengaruhi minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, sehingga prestasi belajar yang baik dapat meningkatkan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Deskripsi lingkungan sekolah menunjukkan bahwa sebagian besar siswa dikategorikan baik (47 siswa atau 52,22%). Berdasarkan kesadaran tentang peranan proses belajar mengajar dalam kehidupan anak didik, masyarakat telah mendirikan suatu institut yang mendampingi belajar sedemikian rupa, sehingga menghasilkan corak perkembangan yang diharapkan. Institut ini disebut sekolah (Winkel, 1989:ix). Hal ini tercermin dari media pendidikan, keadaan gedung, interaksi antara guru dengan murid, cara penyajian materi, hubungan antara murid, standar pelajaran di atas ukuran, kurikulum, waktu sekolah, pelaksanaan disiplin, metode belajar, dan tugas rumah.

Lingkungan sekolah yang memiliki sarana dan prasarana yang memadai akan mendukung siswa dapat belajar dengan optimal, sehingga dicapai prestasi belajar yang baik pula. Prestasi belajar yang tinggi di tingkat SMA memungkinkan siswa memiliki minat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Sebaliknya, prestasi belajar yang rendah memungkinkan siswa tidak memiliki minat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa dikategorikan memiliki lingkungan sekolah yang baik, maka hal tersebut

66

66

berdampak menguatkan hubungan antara prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hal ini disebabkan karena sekolah memiliki sarana dan prasarana yang memadai, sehingga akan mendukung siswa dapat belajar dengan optimal dan prestasi belajar yang dicapai baik pula. Prestasi belajar yang tinggi tersebut memungkinkan siswa memiliki minat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

3. Pengaruh Lingkungan Masyarakat terhadap Hubungan Prestasi Belajar dengan Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada pengaruh lingkungan masyarakat terhadap hubungan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hasil ini didukung oleh perhitungan koefisien regresi (β3) sebesar -0,049 dan hasil perhitungan statistik yang menunjukkan bahwa nilai probabilitas koefisien regresi (ρ) = 0,177 lebih besar dari α = 0,05.

Deskripsi minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi menunjukkan bahwa sebagian besar siswa dikategorikan memiliki minat yang sangat baik (51 siswa atau 56,66%). Menurut Syah (1995:151), minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa mempunyai keinginan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, mempunyai perasaan tertarik untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, dan mempunyai perasaan suka untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

67

67

Deskripsi prestasi belajar menunjukkan bahwa sebagian besar siswa dikategorikan memiliki prestasi belajar yang baik (77 siswa atau 85,56%). Menurut Winkel (1989:100), prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes, mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Hal tersebut tercermin dari nilai rata-rata rapor dari semester 1 kelas X sampai dengan semester 1 kelas XII. Prestasi belajar sangat mempengaruhi minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, sehingga prestasi belajar yang baik dapat meningkatkan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Deskripsi lingkungan masyarakat menunjukkan bahwa sebagian besar siswa dikategorikan baik (42 siswa atau 46,67%). Lingkungan masyarakat adalah lingkungan dimana siswa menjalin hubungan atau berinteraksi dengan anggota masyarakat lain. Hal ini tercermin dari mass media, teman bergaul, kegiatan dalam masyarakat dan cara hidup lingkungan.

Dalam menjalin hubungan dengan anggota masyarakat, anak perlu juga dijaga jangan sampai mendapat teman bergaul yang kurang baik. Jika tidak hati-hati dalam bergaul di lingkungan tersebut, anak dapat melupakan tugasnya sebagai pelajar. Hal ini akan berdampak pada prestasi belajar yang rendah. Sebaliknya siswa yang hidup di lingkungan masyarakat yang anak-anaknya baik dan rajin dapat memotivasi siswa untuk belajar. Siswa yang mempunyai motivasi untuk belajar akan

68

68

memperoleh prestasi yang tinggi. Prestasi yang tinggi tersebut mendorong siswa untuk mempunyai minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan masyarakat berpengaruh negatif terhadap hubungan antara prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Artinya, lingkungan masyarakat yang baik berdampak melemahkan hubungan antara prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hal demikian kemungkinan disebabkan oleh pergaulan siswa dengan teman sebayanya di lingkungan masyarakat. Cukup dengan menyelesaikan studi jenjang SMA, sebagian besar teman sebayanya dapat memperoleh pekerjaan tanpa melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Kondisi inilah yang memungkinkan adanya anggapan dalam diri siswa bahwa mereka dapat langsung bekerja setelah menyelesaikan studi jenjang SMA, tanpa harus melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

69

Dokumen terkait